Anda di halaman 1dari 10

1

MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

MPPKI
ISSN 2597– 6052
DOI: https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3
Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
The Indonesian Journal of Health Promotion

Review Articles Open Access


Pemanfaatan Media Sosial dalam Upaya Edukasi Pencegahan HIV/AIDS pada Pelajar
di Indonesia

Use of Social Media in the Effort to Teach HIV/AIDS Prevention to Students in Indonesia
Afifah Syabrina Safli1, Andama Rizky Maulana2, Leny Chania Putri3, Rahmad Fadhil Caesario4, Shabrina
Erika5*
1,2,3,4,5
Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Andalas, Indonesia
*
Korespondensi Penulis: sabrinaerika95@gmail.com

Abstrak
Latar Belakang: Masa remaja (usia pelajar) merupakan periode yang rawan berpotensi menyebabkan penularan HIV/AIDS
apabila tidak mendapatkan pendidikan sejak dini. Sehingga, diperlukan upaya pengedukasian, contohnya melalui pemanfaatan
media sosial.
Tujuan: Penulisan artikel bertujuan untuk mengetahui metode yang efektif pada pemanfaatan media sosial dalam upaya edukasi
pencegahan HIV/AIDS pada pelajar di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Kajian Pustaka Sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisis tren
penelitian yang terkait dengan Pemanfaatan Media Sosial dalam Upaya Edukasi Pencegahan HIV/AIDS pada Pelajar di Indonesia.
Kajian Pustaka Sistematis (KPS) didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, menilai, dan menafsirkan semua bukti penelitian
yang tersedia dengan tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian tertentu. KPS dilakukan dalam tiga tahap:
perencanaan, implementasi, dan pelaporan tinjauan pustaka.
Hasil: Salah satu kelompok yang berisiko terhadap penyebaran penyakit HIV/AIDS di Indonesia adalah remaja (usia
pelajar/siswa). Adapun faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit tersebut, yakni tingkat pendidikan (rendah), lingkungan
tempat tinggal, dan angka kejadian HIV/AIDS di wilayah tersebut. Berdasarkan tinjauan literatur, upaya yang dapat dilakukan
untuk mengedukasi pelajar/siswa sebagai upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS, yaitu melalui media yang mereka sukai seperti
media sosial dengan memanfaatkan fitur pada aplikasi media tersebut, contohnya video digital dan infografis. Selain itu,
pemanfaatan tersebut dapat dilakukan dengan metode, seperti Network Monitoring System (NMS) dan intervensi secara langsung.
Kesimpulan: Hasil tinjauan literatur menunjukkan pemanfaatan media sosial dalam upaya edukasi pencegahan HIV/AIDS tepat
untuk dilakukan pada remaja karena dapat meningkatkan pengetahuan pelajar terkait pencegahan HIV/AIDS.

Kata kunci: HIV/AIDS; remaja; media sosial; Indonesia; pelajar

Abstract
Introduction: Adolescence (student age) is a potentially volatile period in which HIV/AIDS infection is contracted if a student is
deprived of early education. Thus, efforts of compassion were needed, for example through social media use.
Objective: Writing an article aims to know effective methods of using social media in the effort to teach HIV/AIDS prevention to
students in Indonesia.
Methods: The study uses systematic library study methods to identify and analyze the trend of research associated with the use of
social media in the effort to teach HIV/AIDS prevention to students in Indonesia. Systematic library studies are defined as the
process of identifying, assessing, and interpreting all available research evidence for the purpose of providing answers to specific
research questions. KPS do in three stages: planning, implementation, and reporting library review.

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
2
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

Result: One group that is at risk for the spread of HIV/AIDS in Indonesia is youth (students' age). As for the factors that affect the
spread of the disease, the level of education (low), home environment, and the occurrence rate of HIV/AIDS in the region. Based
on literature review, what can be done to educate students/students use prevention for HIV/AIDS diseases, which is through the
media they like social media by capitalizing on such media applications, such as digital videos and infographics. Additionally,
such use could be done by method, such as network monitoring system (NMS) and direct intervention.
Conclusion: Literature review shows social media use in the appropriate HIV/AIDS prevention efforts of youth because it
increases learners' knowledge about HIV/AIDS prevention.

Keywords: HIV/AIDS; teenager; social media; Indonesia; learners; students

PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, yakni dimulai pada usia 11-20
tahun. Pada periode ini merupakan periode yang rawan ketika keputusan untuk mempraktekkan perilaku yang
berpotensi menyebabkan penularan HIV/AIDS dan penyakit menular seksual lainnya sangat mungkin terjadi. Remaja
yang memiliki sikap dan pengetahuan kurang akan memunculkan perilaku seksual tidak wajar mengakibatkan
terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS.(1)
HIV (Human Immunodeficiency Virus) dan AIDS (Acquired Immune Deficiency) termasuk masalah darurat
global. Epidemi HIV/AIDS merupakan masalah di Indonesia karena menjadi negara paling berisiko HIV/AIDS urutan
ke-5 di Asia. HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh,
sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency) adalah kumpulan gejala penyakit yang sifatnya diperoleh dan dapat
mengakibatkan menurunnya kekebalan tubuh.(2) Infeksi HIV cenderung meningkat dan kasus tersebut paling banyak
terjadi pada kelompok usia produktif.
Di Indonesia, angka kejadian orang yang terjangkit HIV pada tahun 2019 mencapai angka 50.282 kasus dan
AIDS sebanyak 7.036 kasus di mana untuk angka kasus HIV dan AIDS ini mengalami peningkatan selama sebelas
tahun terakhir ini.(3) Menurut Laporan Perkembangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual Triwulan III Tahun
2021 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan RI, diketahui bahwa dalam rentang Juli-September 2021 terdapat 6.117
orang ODHA yang ditemukan dari 732.436 orang yang dites HIV dari seluruh provinsi di Indonesia.(4) Kementerian
Kesehatan RI (2017) melaporkan bahwa terdapat jumlah penderita pada kasus HIV/AIDS mencapai rentang usia 15-
19 tahun (3,6%) dan 20-24 tahun (17,1%).(5)
Upaya pencegahan HIV/AIDS pada tingkat remaja sangat penting dilakukan. Berbagai metode pendidikan
sebaya dapat dilakukan, contohnya melalui strategi interaktif seperti kelompok kecil presentasi atau ceramah,
permainan peran, permainan interaktif, dan pemutaran film. Metode lain yang dapat dilakukan adalah melalui media
sosial.(1) Media sosial dapat diakses oleh berbagai kalangan masyarakat, salah satunya adalah remaja yang merupakan
pengguna tertinggi media sosial, yaitu memiliki persentase 75,50%.(6) Media sosial menyediakan keberlimpahan
informasi yang sangat membantu apabila dapat dimanfaatkan dengan baik. Namun, media sosial yang kini makin
menjamur juga akan mengancam remaja selama kemajuan teknologi tersebut masih terus berkembang dan tidak
mampu mengontrol penggunaannya.(7) Media sosial dapat menjadi alat yang efektif untuk pendidikan dan advokasi
mengenai masalah kesehatan masyarakat.(1) Perkembangan eksistensi berbagai fitur media sosial tentunya menuntut
untuk lebih kritis dalam pemilihan pendekatan metode yang dinilai lebih praktis serta efektif dalam upaya pencegahan
penularan infeksi HIV/AIDS.(8)
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
3
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

Berdasarkan permasalahan di atas menunjukkan sangat diperlukannya kegiatan pemberian Komunikasi,


Informasi, dan Edukasi (KIE) tentang HIV/AIDS sebagai salah satu upaya promotif dan preventif kepada masyarakat
luas, khususnya pelajar, di mana rentang usia pelajar masuk ke dalam kategori kelompok umur yang banyak
memberikan sumbangsih terhadap HIV/AIDS. Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah mengetahui metode yang
efektif pada pemanfaatan media sosial dalam upaya edukasi pencegahan HIV/AIDS pada pelajar di Indonesia.

METODE
Penelitian ini menggunakan metode Kajian Pustaka Sistematis untuk dapat mengidentifikasi dan menganalisis
tren penelitian yang terkait dengan Pemanfaatan Media Sosial dalam Upaya Edukasi Pencegahan HIV/AIDS pada
Pelajar di Indonesia. Kajian Pustaka Sistematis (KPS) didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, menilai, dan
menafsirkan semua bukti penelitian yang tersedia dengan tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan penelitian
tertentu. KPS dilakukan dalam tiga tahap: perencanaan, implementasi dan pelaporan tinjauan pustaka. Pada langkah
pertama persyaratan untuk tinjauan sistematis diidentifikasi, kemudian, tinjauan sistematis dilakukan pada pustaka
yang berkaitan dengan topik yang kita bahas. Tahap berikutnya, protokol hasil tinjauan dipersiapkan untuk
mengarahkan pelaksanaan tahap berikutnya dan mengurangi kemungkinan bias peneliti. Tahap selanjutnya adalah
mendefinisikan pertanyaan penelitian, strategi pencarian, dan proses pemilihan studi dengan kriteria inklusi dan
eksklusi. Kemudian kualitas penelitian dinilai, dan tahap terakhir adalah proses ekstraksi dan sintesis data. Protokol
peninjauan dikembangkan, dievaluasi dan ditingkatkan secara iteratif selama tahap implementasi peninjauan dan
pelaporan.
Tahap Perencanaan adalah melakukan klasifikasi untuk menentukan fokus agar mencapai tujuan yang dicapai,
selanjutnya, ulasan untuk referensi yang dipilih dan kemudian akan memunculkan lebih banyak kriteria kerucut dan
pertanyaan penelitian. Pada studi ini, kriteria dan pertanyaan penelitian dirancang menggunakan pendekatan
Population, Intervention, Comparison, Outcomes, and Context (PICOC). Selanjutnya menentukan pertayaan
penelitian yang menjadian acuan riset ini. Tahap pelaksanaan, pada tahap ini ada beberapa kegiatan, yaitu
mengidentifikasi riset, memilih kajian utama, mengevaluasi tahapan studi yang dipilih, mengekstraksi data, dan
mensintesis tahapan data. Proses mengidentifikasi penelitian yang dilakukan adalah mencari putaka yang berhubungan
dengan topik yang telah ditentukan. Pencarian ini dilakukan melalui beberapa database online, yaitu: 1. IEEE Xplore
(ieeexplore.ieee.org) 2. Researchgate (researchgate.net) 3. Springer Link (link.springer.com) Proses seleksi dilakukan
dengan menentukan kriteria sehingga proses dapat dilakukan dengan cepat, Proses selanjutnya adalah mengevaluasi
dan mengekstrak pustaka yang dipilih. Proses ini dilakukan untuk merekam informasi yang dikumpulkan secara
akurat berdasarkan hasil kajian.(9)

HASIL
Keadaan Sasaran/Kondisi Sasaran
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kasus HIV/AIDS yang tinggi di dunia, dimana kelompok
remaja memiliki resiko yang besar terhadap penyebaran kasus tersebut. Dalam penelitian yang dilakukan pada siswa
di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat diperoleh bahwa sebagian besar siswa memiliki perilaku acuh pada isu HIV/AIDS,
sedangkan Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki tingkat HIV/AIDS yang tinggi yang seharusnya para remaja
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
4
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

memiliki tingkat kepedulian yang tinggi pula mengenai isu tersebut. Perilaku acuh siswa tentang isu bahaya
HIV/AIDS karena kurangnya pengetahuan siswa tentang HIV/AIDS.
Keadaan sasaran/ kondisi sasaran yang didapatkan dari membaca literatur yaitu beragam. Keadaaan sasaran/
kondisi sasaran ini tergantung dari beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu tingkat pendidikan masyarakat setempat,
lingkungan tempat tinggal dan angka kejadian HIV/AIDS di wilayah tersebut.(10,11)
Tingkat pendidikan masyarakat setempat berpengaruh, dimana korelasi tingkat pendidikan masyarakat setempat
dengan kondisi sasaran yaitu masyarakat yang merupakan wadah belajar bagi siswa, yang menjadi role model dalam
lingkup sosial setempat, jika memiliki tingkat pendidikan yang rendah maka akan berakibat pada rendahnya tingkat
pengetahuan mereka terkait HIV/AIDS. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya asumsi-asumsi terkait penyakit ini
yang kemungkinan tidak sesuai fakta ilmiah sehingga menjadi perbincangan sampai diketahui oleh siswa yang
merupakan generasi muda yang akan memimpin dalam lingkup masyarakat tersebut. Hal ini akan semakin diperparah
dengan faktor lingkungan tempat tinggal yang masih terkekang dengan nilai-nilai bahwa pendidikan kesehatan
reproduksi merupakan hal yang tabu. Di Indonesia terutama wilayah-wilayah yang masih kental akan adat dan tradisi,
masih menganggap tabu untuk membincangkan masalah ini. Hal ini mengakitbatkan sulitnya mengubah persepsi
masyarakat dan memberikan pengetahuan lebih lanjut. Selain itu, lingkungan tempat tinggal yang memiliki
karakteristik keunggulan berupa tempat wisata dan mempunyai tingkat mobilitas tinggi akan menjadi peluang dalam
penyebaran HIV/AIDS. Angka kejadian HIV/AIDS di wilayah tersebut menjadi salah satu faktor, di dalam penelitian
yang dilakukan Sally Yustinawaati Suryatna dan Eva Martini dimana setiap pasien HIV akan mempunyai resiko untuk
menularkan penyakitnya kepada orang lain.(12) Pasien dengan HIV baru atau lama memiliki potensi yang sama dalam
menularkan penyakitnya kepada orang lain. Oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan siswa yang masih bersekolah
tertular penyakit ini.

Kecenderungan Media yang diminati


Tabel 1.
Kecenderungan Media yang Diminati Berdasarkan Penelitian
No Pengarang dan Judul Tahun Media Hasil
Devi Harmita, dkk
Pemanfaatan media sosial sebagai upaya
Penggunaan Media Sosial Media
1. 2022 pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS
terhadap Pencegahan sosial
memberikan pengaruh yang signifikan.(8)
Penyebaran HIV/AIDS
2. Deci Harmita, dkk 2022 Media Pemanfaatan media sosial sangat efektif dalam
Penggunaan Media Sosial sosial upaya pencegahan penularan infeksi HIV/AIDS
terhadap Pencegahan diantaranya Network Monitoring Sistem (NMS)
Penyebaran HIV/AIDS dan intervensi langsung, dimana keduanya
menghasilkan output berupa meningkatnya
kesadaran dalam pencegahan dan penularan
HIV/AIDS, pengetahuan seksual yang sehat,

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
5
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

meminimalisir stigma terhadap penderita


HIV/AIDS, dan mendapatkan alur tracing target
yang akan diberikan edukasi.(5)
Susi Yulianti, dkk
Penggunaan Media Booklet
Media booklet efektif digunakan untuk
HIV/AIDS terhadap Sikap
3. 2021 Booklet meningkatkan sikap siswa untuk lebih peduli
Siswa Kelas IX Di Mts Al-
terhadap bahaya HIV/AIDS.(13)
Masyhuriyah Tenggarong
Seberang
Platform media sosial Instagram dapat menjadi
strategi penelitian yang efektif dan informasi yang
Ayu Nurdiantika Sari, dkk
diperoleh adalah tingkat pengetahuan masyarakat
Pemanfaatan Media Sosial
Media generasi milenial dan post-milenial mengenai
dalam Sosialisasi Pendidikan
4. 2020 sosial karakteristik dan transmisi penyakit seksual
Kesehatan Reproduksi
(Instagram) HiV/AIDS, peringatan dan kesadaran populasi
Remaja (PKRR) di Era
remaja sebagai respons, dan dibutuhkannya
Pandemik Covid-19
implementasi strategi tambahan untuk eliminasi
penyakit HIV/AIDS di Indonesia.(5)
Wulandari, et al
The Effect of Health Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh
Education through pendidikan kesehatan melalui media booklet
HIV/AIDS Booklet Media on HIV/AIDS terhadap perubahan perilaku remaja
5. Adolescent Behavior for 2020 Booklet dalam pencegahan HIV/AIDS yang ditunjukkan
HIV/AIDS Prevation in dengan peningkatan pengetahuan, sikap dan
Darussalam Health tindakan sebelum dan sesudah pembagian booklet
Preventation Lhokseumawe HIV/ AIDS.(14)
City
Sitti Aisyah, Dkk
Pengaruh Media Sosial
Intervensi melalui media sosial oleh peer educator
untuk Meningkatkan Media
6. 2020 berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dan
Pengetahuan dan Sikap sosial
sikap remaja tentang HIV/AIDS.(1)
Remaja tentang HIV &
AIDS di Kota Parepare
Bayu Laksmana Jati, dkk Metode ceramah dan diskusi dengan menggunakan
Peningkatan Pengetahuan Poster dan media seperti poster dan leaflet diperoleh hasil
7. 2019
Siswa tentang HIV/AIDS di leaflet positif dalam peningkatan pengetahuan bagi siswa.
SMA Kabupaten Bekasi (15)

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
6
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

Mizna Sabilla dan Rr. Arum


Metode penyuluhan dan mengisi kuesioner pre-test
Ariasih
dan post test serta menggunakan media spanduk
Peningkatan Pengetahuan
Spanduk dan poster yang juga dipublikasikan di media sosial
8. Kesehatan Reproduksi 2019
dan poster para pengurus organisasi mitra dan diperoleh hasil
Remaja dan HIV/AIDS pada
peningkatan pengetahuan remaja di Kelurahan
Remaja Kedaung Sawangan
Kedaung setelah penyuluhan.(16)
Depok
Nidatul Khofiyah dan Bilqis Ada pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
Fauzi Islamiah HIV/AIDS terhadap sikap pencegahan HIV/AIDS
Pengaruh Edukasi tentang Media pada remaja dimana para siswa lebih aktif dalam
9. 2018
HIV/AIDS terhadap Sikap cetak mencari informasi dari berbagai media, sehingga
Pencegahan HIV/AIDS pada memiliki wawasan dan pemahaman yang tinggi
Remaja agar terhindar dari resiko terjadinya HIV/AIDS.(17)
Pengaruh Penyuluhan
Metode penyuluhan dan mengisi kuesioner dengan
Kesehatan terhadap Tingkat
memilih salah satu jawaban serta menggunakan
Pengetahuan dan Sikap
10. 2018 Leaflet leaflet dengan diperoleh hasil adanya pengaruh
Tentang Penyakit HIV/AIDS
setelah diadakannya penyuluhan terhadap
di SMP Baznas Provinsi
pengetahuan dan sikap remaja ke arah positif.(18)
Sulawesi Selatan
Gita Febriana, dkk.
Efektifitas Penggunaan
Media Video untuk Media video efektif untuk meningkatkan
Media
11. Meningkatkan Kemampuan 2014 kemampuan mengenal bahaya HIV/AIDS bagi
Video
Mengenal Bahaya tunarungu di SLB Ganting Bukittinggi.(19)
HIV/AIDS Bagi Remaja
Tunarungu
Tamara Taggart, dkk. Media sosial efektif untuk menjembatani
Social Media and HIV: A komunikasi di antara beragam pengguna terkhusus
Media
12. Systematic Review of Uses of 2015 remaja, di berbagai geografis dan konteks sosial,
Sosial
Social Media in HIV dimana dapat digunakan sebagai media untuk
Communication pencegahan dan pengobatan HIV.(20)

Dari hasil tinjauan literatur yang dirangkum dalam tabel di atas, didapatkan bahwa siswa yang tergolong ke
dalam usia remaja lebih menyukai media sosial dalam penggunaan media edukasi terkait HIV/AIDS ini. Selain itu,
pada masa saat ini pemanfaatan media sosial dalam hal penyebaran informasi dan pesan kesehatan sangatlah efektif
ditambah dengan situasi ke belakang dimana Indonesia yang sedang dalam masa pandemi dan remaja saat ini rata-rata
sudah memiliki media sosial yang aktif. Selain itu, jika diadakannya penyuluhan dalam meningkatkan pengetahuan

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
7
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

terkait HIV/AIDS secara langsung, maka dapat digunakan pilihan media cetak seperti tabel di atas sebagai media yang
akan digunakan.

Bentuk Pemanfaatan Media Sosial


Pemanfaatan Media Sosial dalam pencegahan HIV/AIDS pada pelajar banyak ditemukan pada penggunaan
aplikasi media sosial dalam penyebaran informasi pesan kesehatan. Pemanfaatan media sosial dapat dilihat dari
pemanfaatan fitur di aplikasi media sosial itu sendiri, diantaranya:
Video Digital
Video digital menjadi cara yang efektif untuk memberikan pesan kesehatan kepada komunitas.
Berdasarkan penelitian Koike et al., (2018) yang dilakukan pada 218 responden dengan memaparkan film
kontak sosial selama 30 menit menunjukkan hasil efektif mengurangi stigma terhadap orang dengan gangguan
mental. Selain itu terdapat penelitian yang menemukan konsensus strategi yang efektif mengurangi stigma pada
tingkat populasi, yaitu kontak sosial dengan penderita, edukasi pemberian pesan yang berfokus pada
pengobatan dan pencegahan, edukasi tentang inklusi sosial merupakan hak asasi serta edukasi tentang
prevalensi penyakit. Video digital yang bisa dimanfaatkan melalui Instagram yang diminati remaja berupa reels,
feed video, live video dan instastory. Video digital ini dibawakan oleh influencer yang memberikan pengaruh
dan impact bagi followers-nya untuk bisa menerima pesan kesehatan terkait pencegahan HIV/AIDS pada
remaja.(21)
Infografis
Penelitian yang telah dilakukan di Amerika Serikat dengan menganalisis penggunaan #HIV dan
unggahan pada Instagram yang berupa infografis yang berisi intervensi klinis tentang pemeriksaan status infeksi
HIV, pengobatan ARV, serta pesan tentang pemberdayaan sosial didapatkan hasil pengurangan efek terhadap
insiden morbiditas dan mortalitas HIV. Hasil lainnya yaitu memobilisasi orang lain untuk terlibat dalam
intervensi klinis dan mengurangi stigma masyarakat Amerika Serikat.(21) Biasanya materi konten promosi
kesehatan Materi pembelajaran menjelaskan mengenai penyebab, situasi, faktor risiko, dan cara pencegahan
HIV/AIDS.(5)
Pemanfaatan media sosial dalam pencegahan HIV/AIDS pada pelajar banyak ditemukan pada penggunaan
ditemukan dua metode yang diterapkan dalam pemanfaatan pencegahan penyebaran HIV berbasis sosial media
diantaranya memanfaatkan Network Monitoring System (NMS) dan intervensi langsung terhadap kelompok sasaran
perilaku seksual beresiko terhadap penyebaran HIV.(8)
Network Monitoring System (NMS)
Metode Network Monitoring System (NMS), dimana peneliti hanya mempelajari pola berdasarkan
banyaknya kata kunci yang digunakan dalam jaringan internet terhadap edukasi perilaku seksual berisiko. Pada
metode monitoring hasil penelitian bisa dijadikan sebagai bahan pengembangan intervensi berupa teknologi
kesehatan maupun digunakan sebagai bahan evaluasi keberhasilan dari sebuah intervensi.(8)
Di media sosial ditemukan 257 pesan tentang penyalahgunaan zat dan HIV. Dalam hasil penelitian lain
menggunakan metode Network Monitoring System (NMS) penelitian dimana dengan memonitoring sejauh
mana perilaku seks dan ciri-ciri pencegahan HIV dari YBMSM di grup Facebook. Hasilnya kelompok yang
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
8
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

HIV positif cenderung sedikit bergabung ke dalam grup di Facebook karena privasi, sedangkan untuk kelompok
yang melakukan seks beresiko cenderung memiliki grup Facebook secara terbuka dengan anggota yang lebih
banyak.(22)
Intervensi Langsung
Metode intervensi langsung dengan memberikan sebuah program khusus yang dirancang oleh peneliti
berbasis media sosial maupun menggunakan orang ketiga yang dianggap mampu mengajak orang banyak
mengikuti program yang sedang dijalankan. 9 dari 10 hasil tinjauan literatur menggunakan intervensi langsung
dalam pemanfaatan media sosial sebagai preventif penyebaran infeksi HIV. Kesimpulan dari masing-masing
intervensi berupa program maupun penggunaan influencer kesehatan dinilai efektif dalam upaya preventif
penyebaran HIV.(8)

PEMBAHASAN
Keadaan pelajar Indonesia dalam menerima edukasi terkait pencegahan HIV/AIDS dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang paling utama adalah faktor pendidikan. Pemahaman yang ditanamkan oleh orang tua yang
menganggap edukasi kesehatan reproduksi adalah hal tabu masih menjadi tantangan dalam upaya edukasi. Untuk itu,
perlu dilakukan upaya edukasi terkait pencegahan HIV/AIDS. Upaya yang dilakukan tidaklah sebatas paparan secara
langsung dan tatap muka saja. Menilik keadaan pelajar Indonesia yang gemar menggunakan media sosial, maka hal ini
perlu dimanfaatkan dengan baik.
Berdasarkan studi literatur yang dilakukan, sejak tahun 2020 media sosial konsisten menjadi media promosi
kesehatan yang digemari oleh pelajar di Indonesia. Artinya, pelajar lebih senang jika dipaparkan informasi terkait
kesehatan melalui media sosial baik berupa video edukasi kesehatan, poster, infografis dan hal lainnya. Hal ini
merupakan potensi besar yang sangat disayangkan jika tidak dimanfaatkan dengan optimal.
Jika pemanfaatan media sosial dalam upaya edukasi pencegahan HIV/AIDS dilakukan secara optimal, sebaran
informasi seputar HIV/AIDS pada pelajar pun kian meningkat. Meningkatnya sebaran informasi ini akan memperkaya
pemahaman remaja terkait upaya pencegahan HIV/AIDS. Pemahaman pelajar dalam pencegahan HIV/AIDS akan
berujung pada terhindarnya dari penularan penyakit HIV/AIDS. Sehingga prevalensi kasus HIV/AIDS di Indonesia
dapat ditekan dan tidak menimbulkan penderita baru terutama dari kalangan pelajar.

KESIMPULAN DAN SARAN


Hasil tinjauan literatur menunjukkan pemanfaatan media sosial dalam upaya edukasi pencegahan HIV/AIDS
tepat untuk dilakukan pada remaja. Upaya edukasi yang dimaksud dapat berupa video edukasi ataupun infografis yang
diunggah ke beragam kanal sosial media. Hal tersebut akan meningkatkan pengetahuan pelajar terkait pencegahan
HIV/AIDS.
Peneliti menyarankan untuk di penelitian berikutnya agar dapat dikaji jenis media sosial seperti apa yang
digemari oleh remaja. Hal tersebut akan memperlebar sebaran informasi terkait pencegahan HIV/AIDS pada remaja.

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
9
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

DAFTAR PUSTAKA

1. Aisyah S, Syafar M, Amiruddin R. Pengaruh Media Sosial untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap
Remaja Tentang HIV & AIDS di Kota Parepare. J Kesehat Masy Marit [Internet]. 2020;3(1):109–22. Available
from: https://journal.unhas.ac.id/index.php/jkmmunhas/article/view/10299.

2. Aryani A, Widiyono, Anitasari A. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Penyakit HIV/AIDS. JIKI
[Internet]. 2021;14(2):44–50. Available from: https://jurnal.usahidsolo.ac.id/index.php/JIKI/article/view/794.

3. Chiani SH, Hakim F, Ilma NN, Atok YS. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) HIV/AIDS pada Remaja
dalam Upaya Promotif dan Preventif di STKIP Paracendekia NW Sumbawa. J Kewarganegaraan [Internet].
2022;6(2):2507–11. Available from:
https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/3039https://journal.upy.ac.id/index.php/pkn/article/view/
3039.

4. Kesehatan K. Laporan Perkembangan HIV AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan III
Tahun 2021 [Internet]. 2021. Available from:
https://siha.kemkes.go.id/portal/files_upload/Laporan_TW_III_2021.pdf.

5. Sari AN, Samosir YA, Pramono AA. Pemanfaatan Media Sosial dalam Sosialisasi Pendidikan Kesehatan
Reproduksi Remaja (PKRR) di Era Pandemi Covid-19. Pros Forum Ilm Tah IAKMI (Ikatan Ahli Kesehat
Masy Indones [Internet]. 2020; Available from:
https://www.researchgate.net/publication/349302826_PEMANFAATAN_MEDIA_SOSIAL_DALAM_SOSIA
LISASI_PENDIDIKAN_KESEHATAN_REPRODUKSI_REMAJA_PKRR_DI_ERA_PANDEMIK_COVID-
19.

6. Aprilia R, Hendrawati S, Sriati A. Tingkat Kecanduan Media Sosial pada Remaja. J Nurs Care [Internet].
2020;3(1):41–53. Available from: https://jurnal.unpad.ac.id/jnc/article/view/26928.

7. Citraresmana E, Mahmud EZ, Febriani R, Rusyan S. Edukasi Penggunaan Media Sosial bagi Siswa Jenjang
Sekolah Menengah Atas di Cirebon. Dharmakarya J Apl Ipteks untuk Masy [Internet]. 2020;9(3):204–10.
Available from: http://jurnal.unpad.ac.id/dharmakarya/article/view/21187http://jurnal.unpad.ac.id/
dharmakarya/article/view/21187.

8. Harmita D, Ibrahim K, Rahayu U. Penggunaan Media Sosial terhadap Pencegahan Penyebaran HIV/AIDS. J
Keperawatan Silampari [Internet]. 2022;5(2):740–9. Available from: https://doi.org/10.31539/jks.v5i2.3444.

9. Ibrahim A, Arief A, Abdullah S Do. Keamanan untuk Penerapan Layanan Publik pada Sistem Pemerintahan
Berbasis Elektronik (SPBE): Sebuah Kajian Pustaka Sistematis. IJIS-Indonesia J Inf Syst [Internet].
2020;5(2):135–43. Available from: http://ijiswiratama.org/index.php/home/article/view/105.

10. Luhurningtyas FP, Oktianti D, Aprilliana R M. Inovasi Media Edukasi Flashcard “Care For Teen” Sebagai
Upaya Peningkatan Pengetahuan HIV/AIDS pada Siswa SMAN 1 Ungaran. Indones J Community Empower
[Internet]. 2020;2(2). Available from: http://jurnal.unw.ac.id/index.php/IJCE/article/view/761.

11. Nadeak D natalia, Agrina, Misrawati. Efektivitas Promosi Kesehatan Melalui Media Audiovisual Mengenai
HIV/AIDS Terhadap Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang HIV/AIDS. J Online Mhs [Internet]. 2014;1–
8. Available from: https://www.neliti.com/publications/186219/efektifitas-promosi-kesehatan-melalui-media-
audiovisual-mengenai-hivaids-terhada.

12. Suryatna SY. Pengaruh Program Pendidikan Seksual dengan Media Audiovisual terhadap Sexual Awareness
Pasien HIV. J Ilmu Kesehat MAKIA [Internet]. 2022;12(2):140–7. Available from:
https://jurnal.stikesicsada.ac.id/index.php/jmakia/article/view/198.

13. Yuliyanti S, Hendriani D, Chifdillah NA. Penggunaan Media Booklet HIV/AIDS terhadap Sikap Siswa Kelas
IX di MTS Al-Masyhuriyah Tenggarong Seberang. Mahakam Midwifery J [Internet]. 2021;6(1):51–7.
Available from: http://ejournalbidan.poltekkes-kaltim.ac.id/ojs/index.php/midwifery/article/view/168.

14. Wulandari W, Sitorus S, Fitria A. The Effect of Health Education through HIV/AIDS Booklet Media on
Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved
10
MPPKI (November, 2022) Vol. 5. No. 10

Adolescent Behavior for HIV/AIDS Prevation in Darussalam Health Preventation Lhokseumawe City. J La
Medihealtico [Internet]. 2020;1(5):61–70. Available from:
http://www.newinera.com/index.php/JournalLaMedihealtico/article/view/161.

15. Jati BL, Farlikhatun L, Futriani ES. Peningkatan Pengetahuan Siswa tentang HIV/AIDS di SMA Kabupaten
Bekasi. J Pengabdi Masy dalam Keperawatan [Internet]. 2019;2(1):1–7. Available from:
https://onesearch.id/Record/IOS16801.article-561.

16. Sabilla M, Ariasih RA. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja dan HIV AIDS Pada Remaja
Kedaung Sawangan Depok. Pros Semin Nas Pengabdi Masy LPPM UMJ [Internet]. 2019;1–4. Available from:
https://jurnal.umj.ac.id/index.php/semnaskat/article/view/5403.

17. Khofiyah N, Islamiah BF. Pengaruh Edukasi Tentang HIV/AIDS Terhadap Sikap Pencegahan HIV/AIDS Pada
Remaja. J Ris Kebidanan Indones [Internet]. 2018;2(1):16–20. Available from:
http://ejournal-aipkema.or.id/index.php/jrki/article/view/20.

18. Akbar Asfar, Wa Ode Sri Asnaniar. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Sikap
tentang Penyakit HIV/AIDS di SMP BAZNAS Provinsi Sulawesi Selatan. J Islam Nurs [Internet].
2018;3(1):26–31. Available from: https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/join/article/view/5471.

19. Febriana G, Yunus M, Tarmansyah. Efektifitas Penggunaan Media Video untuk Meningkatkan Kemampuan
Mengenal Bahaya HIV/AIDS Bagi Remaja Tunarungu. J Ilm Pendidik Khusus [Internet]. 2014;3(2):96–105.
Available from: http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu/article/view/3255.

20. Taggart T, Grewe ME, Conserve DF, Gliwa C, Isler MR. Social Media and HIV: A Systematic Review of Uses
of Social Media in HIV Communication. J Med Internet Res [Internet]. 2015;17(11):1–13. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4642795/.

21. Aji DP, Seviani KF, Madona A, Aziza AN, Khasanah DJN. Kampanye Pandang Dengar ODHIV: Studi
Eksperimen Upaya Penurunan Stigma HIV Melalui Instagram pada Kaum Muda di Pati [Internet]. Surakarta;
2022. Available from: http://eprints.ums.ac.id/101528/.

22. Wu D, Tang W, Lu H, Zhang TP, Cao B, Ong JJ, et al. Leading by Example: Web-Based Sexual Health
Influencers Among Men Who Have Sex with Men Have Higher HIV and Syphilis Testing Rates in China. J
Med Internet Res [Internet]. 2019;21(1). Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/30664490/.

Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu Copyright © 2022 MPPKI. All rights reserved

Anda mungkin juga menyukai