Anda di halaman 1dari 35

Tuberculosis

(tb)
KELOMPOK 1
Mar’atus Shadiqah K012211069 D
Linda Junne Toumahuw K012211074 D
Nuramalia K012211081 D
Liskha Ayuningrum K012202028 D
Sally Pobas K012202061 D
Alimudin K012202068 D
Hernianti K012202081 D
Annisa Citra Islami K012211044 F
Musdaliva Tri Riskiani K012202001 F
Almin
Mia Riani K012202019 F
Nur Ulfiani K012202054 F
Nelisa Jily Pasulu K012202004 F
Amaliah Amriani. AS K012202037 F
Ayu Ardhiny Brilyana K012202030 F 2
Khumaira K012211071 G
Novi Aryanti K012202005 G
Mutmainnah K012202010 G
Sri Ainun Muhtia K012202021 G
Lidya Rumaketty K012202026 G
Besse Dahlia K012202034 G
Khansa Luthfiyyah K012202076 G
Eni Adriani Abidin K012202009 H
Andi Sitti Nurmagfirah K012202017 H
Muhammad Arinal K012202023 H
Surgama Yusuf
Putri Zulaeka K012202039 H
Eszha Widnatusifah K012202046 H
Febiyanti Afitia Rohman K012202067 H
Ghea Fricilia Sambe K012202079 H
3
Tuberculosisi
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular
Penyakit tuberkulosis sudah
yang disebabkan oleh bakteri
dicanangkan oleh WHO sebagai Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini
Global Emergency sejak tahun menginfeksi manusia sekitar tiga juta tahun
1992 (PDPI, 2011). Tuberkulosis yang lalu dan terjadi di Afrika Timur. Secara
merupakan pembunuh nomor satu signifikan penyakit ini dianggap sebagai
diantara penyakit menular dan phthisis pulmonalis dan wabah putih yang
penyebab ke-3 kematian setelah mengacu pada penurunan berat badan yang
penyakit jantung dan penyakit signifikan sehingga mengakibatkan wajah
pernapasan akut di Indonesia yang tampak pucat pada panderita sebagai
(PDPI, 2006). dampak penyakit Tuberkulosis (Turgut et
al., 2017).

4
 Secara global kasus baru tuberkulosis mencapai 6,4 juta
jiwa yang setara dengan 64% dari penderita keseluruhan
yakni mencapai 10 juta penderita.
 Tuberkulosis merupakan sepuluh besar penyakit yang
menjadi penyebab kematian diseluruh dunia dengan
prevalensi kematian mencapai 1,3 juta pasien (Kementerian
Kesehatan RI, 2019).
 World Health Organization (2019) dalam Global
Tuberculosis Report 2019 melaporkan bahwa dari total 10
juta penderita diseluruh dunia proporsi penderita laki- laki
mencapai 57%, wanita 32%, anak- anak mencapai 11%
dan 8,6% hidup dengan penyerta HIV.
Data Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Tahun 2019
Estimasi jumlah kasus penyakit tuberculosis Jumlah kasus tertinggi umumnya terjadi pada provinsi
di Indonesia sebanyak 842.000 kasus, dengan jumlah penduduk terbesar yaitu Jawa Barat
diperkirakan sebanyak 32% kasus yang (123.021), Jawa Timur (65.448), dan Jawa Tengah
belum terlapor dan 85% kasus telah (54.640). jika dijumlahkan, kasus diketiga provinsi
berhasil di obati. Tahun 2019, terdapat tersebut hampir mencapai setengah dari jumlah seluruh
543.874 kasus TBC yang ditemukan. kasus tuberkulosis di Indoensia (45%). Meskipun
Meskipun cukup tinggi, namun angka demikian, terdapat 22 provinsi yang angka kasusnya
tersebut mengalami penurunan dibahas 10.000 kasus. Beberapa provinsi dengan
dibandingkan tahun 2018 (22.749 kasus) jumlah kasus terendah adalah Kalimantan Utara
berkat upaya pengendalian penularan kasus (1.781), Kepulauan Bangka Belitiung (2.168) dan
TBC yang telah dilakukan. Maluku Utara (2.203) (Kemenkes, 2019).

6
Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulsel

1 2 3

Kota
Kabupaten Kabupaten
Makassar
Wajo Bone
1.951
606 kasus 458 kasus
kasus

7
tuberculosis
✗ TBC juga merupakan salah satu indikator keberhasilan SDGs yang harus
dicapai oleh Indonesia, yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
menjadi setengahnya di tahun 2030.
✗ WHO memperkirakan penderita penyakit Tuberkolosis di Indonesia mencapai
1.020.00. Namun yang dilaporkan ke Kementrian Kesehatan sekitar 450 ribu
kasus, jadi sisanya masih tidak terlaporkan.
✗ Padahal Kemenkes mengklaim sudah memberikan pelayanan kepada sekitar
730.000 orang penderita atau sekitar 70%. Kemenkes terus berupaya
mengeliminasi TBC pada 2035 bisa diwujudkan. Karena itu pemerintah terus
berupaya meningkatkan penemuan kasus ini sebanyak-banyaknya agar
lansgung mengurangi sumber penularan

8
concept
Rumusan Masalah Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran
1. Bagaimana gambaran penyakit
penyakit tuberkulosis (TBC) secara
tuberkulosis (TBC) secara Global, Global, Nasional dan Regional.
Nasional dan Regional? 2. Untuk mengetahui bagaimana
2. Bagaimana distribusi penyakit distribusi penyakit tuberkulosis
tuberkulosis (TBC) berdasarkan (TBC) berdasarkan orang, tempat
orang, tempat dan waktu? dan waktu
3. Bagaimana karakteristik penyakit 3. Untuk mengetahui bagaimana
tuberkulosis (TBC)? karakteristik penyakit tuberkulosis
4. Bagaimana konsep penyakit TB, (TBC)
4. Untuk mengetahui konsep
Dampak dan Pencegahan hingga
penyakit TB, Dampak dan
penanganannya? Pencegahan hingga Penanganannya.

9
klasifikasi
Menyerang jaringan paru, tidak
termasuk pleura (selaput paru).
Tuberkulosis
Paru

Tuberkulosis
ekstra paru

Menyerang organ tubuh selain jaringan paru, misalnya pleura (selaput paru), selaput
otak, selaput jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran
kencing, alat kelamin dan lain-lain.

10
patogenesis
✗ Patofisiologi Tuberkulosis paru (TB paru) melibatkan inhalasi Mycobacterium
tuberculosis, suatu basil tahan asam (acid-fast bacilli). Setelah inhalasi, ada beberapa
kemungkinan perkembangan penyakit yang akan terjadi, yaitu pembersihan langsung
dari bakteri tuberkulosis, infeksi laten, atau infeksi aktif.
✗ Ketika seorang pengidap TB paru aktif batuk, bersin, menyanyi, atau meludah, orang
ini dapat mengeluarkan titik-titik air liur kecil (droplets) ke udara
bebas.  Droplets yang berisi Mycobacterium tuberculosis ini, apabila terinhalasi orang
lain akan masuk sampai di antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan
tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya mencapai
1000-10.000. Jumlah tersebut akan cukup untuk mengeluarkan respon imun seluler
yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap tes tuberkulin.

11
Sebaran tb dunia tahun 2019

Pada tahun 2019, diperkirakan 10 juta orang jatuh sakit tuberculosis(TB) di seluruh dunia. 5,6 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,2
juta anak-anak. Sebanyak 1,4 juta orang meninggal karena TB pada tahun 2019 (termasuk 208.000 orang dengan HIV). Di
seluruh dunia, TB adalah salah satu dari 10 penyebab kematian teratas dan penyebab utama dari agen infeksi tunggal (di atas
HIV/AIDS). Di Indonesia sendiri kasus TB tertinggi terjadi di wilayah padat penduduk Jawa Barat (123.021), Jawa Timur
(65.448), dan Jawa Tengah (54.640).

12
Triad epidemiologi
Host
Semua umur dapat tertular TB paru, tetapi kelompok berisiko tinggi adalah usia kelompok produktif.
Diperkirakan 95% kasus TB paru dan kematian akibat TB paru disunia terjadi dinegara berkembang
dan berpenghasilan renda

Agent
Tuberclosis disebabkan oleh Mycrobacterium tubercokulosis, sejenis kuman yang berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4 µ dan tebal 0,3-0,6 µ dan digolongkan dalam batil asam (BTA).
Environment
Kondisi lingkungan rumah seperti seperti ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang baik,
kelmbaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni rumah menjadi salah satu faktor yang berperan
dalam penyebaran kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1-2 jam bahkan sampai dengan
beberapa hari hingga bermingu-minggu penularan TB paru dapat terjadi pada kontak dengan
penderita melalui droplet (udara).
13
Riwayat alamiah

•Saat pertama kali orang terpapar dengan kuman tuberkulosis

Infeksi Primer •Masa inkubasi untuk penyakit ini sekitar 6 bulan.


•Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer
adalah sekitar 4-6 minggu

1)Post Primary •Biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau tahun sesudah infeksi
primer

Tubercolosis •kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kapitas atau efusi pleura

14
Penulara
n
Penderita TB paru BTA positif mengeluarkan
kuman-kuman ke udara dalam bentuk droplet
yang sangat kecil pada saat waktu batuk dan
bersin. Droplet yang sangart kecil ini
mengering dengan cepat dan menjadi droplet
yang mengandung kuman tuberkulosis.
Kuman ini dapat bertahan diudara selama
beberapa jam. Droplet yang mengandung
kuman ini dapat terhirup oleh orang lain. Jika
kuman tersebut sudah menetap dalam paru
dari orang yang menghirupnya, maka kuman
mulai membelah diri ( berkembang biak) dan
terjadinya infeksi dari satu orang ke orang
lain. 15
Faktor yang menyebabkan
peningkatan
✗ beban
Masih kurangnya keterlibatan tb paru
lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan
TB baik kegiatan maupun pendanaan
✗ Belum memadainya tatalaksanaan TB sesuai dengan standar baik dalam penemuan
kasus/diagnosis, paduan obat, pemantauan pengobatan, pencatatan dan pelaporan.
✗ Meningkatnya jumlah kasus TB Resistant Obat (TB-RO) yang akan meningkatkan
pembiayaan program TB.
✗ Besarnya masalah kesehatan lain yang bisa berpengaruh terhadapp risiko terjadinya TB
secara signifikan seperti HIV, gizi buruk, diabets mellitus, merokok serta keadaan lain
yang menyebabkan penururunan daya tahan tubuh.
✗ Faktor sosial seperti besarnya angka penangguran, rendahnya tingkat pendidikan dan
pendapatan per kapita, kondisi sanitasi, papan, sandang dan pangan yang tidak
memadai yang berakibat pada tingginya risiko masyarakat terjangkitnya TB. Dan lain
sebagainya.

16
pengobatan
✗ Pemberian antibiotik seperti isoniazid dan
rifampicin dimana pengobatan dapat
berlangsung berbulan-bulan (6 Bulan).
Jika tb (MDR-TB) terdeteksi,
direkomendasi pengobatan dengan paling
tidak empat jenis antibiotik efektif selama
8-24 bulan
✗ Menggunakan program DOTS (Directly
Observed Therapy) atau pengobatan
dengan pengawasan langsung, dimana
seorang pengawas kesehatan mengawasi
penderita meminum obatnya. Tujuanya
adalah untuk mengurangi jumlah penderita
yang tidak meminum obat antibiotiknya
dengan benar. 17
✗Pencegahan

18
Pencegahan primer
a. Tersedia sarana-sarana kedokteran, pemeriksaan penderita, kontak atau suspek gambas , sering
dilaporkan, pemeriksaan dan pengobatan dini bagi penderita, kontak, suspect, perawatan.
b. Petugas kesehatan dengan memberikan penyuluhan tentang penyakit TB yang diantara lain meliputi gejala
bahaya dan akibat yang ditimbulkan.
c. Pencegahan pada penderita dapat dilakukan dengan menutup mulut ssewaktu batuk dan membuang dahak
tidak disembarangan tempat.
d. Pencegahan infeksi: cuci tangan dan praktek menjaga kebersihan rumah harus dipertahankan sebagai
sebagai kegiatan rutin
e. Imunisasi orang-orang kontak
f. Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi kondisi terjadinya infeksi misalnya
kepadatan hunian.
g. Lakukan elimiansi terhadap ternak sapi yang menderita TB bovinum dengan cara menyembelih sapi-sapi
yang tes tuberkulosisnya positif. Susu di pasteurisasi sebelum di konsumsi.
h. Lakukan pencegahan terjadinya silokosis pada pekerja pabrik dan tambang

19
Pencegahan sekunder
a. Pengobatan preventif, diartikan sebagai tindakan keperawatan terhadap
penyakit inaktif dengan pemberian pengobatan INH sebagai pencegahan.
b. Isolasi, pemeriksaan kepada orang-orang yang terinfeksi, pengobatan
khusus TB.
c. Pemeriksaan screening dengann tuberkulosis test pada kelompok berisko
tinggi
d. Pemeriksaan foto rontgen pada orang-orang yang positif dari pemeriksaan
Tubercullin
e. Pengobatan Khusus

20
Pencegahan tersier

a. Tindakan mencegah bahaya penyakit paru kronis karena


menghirup udara yang tercemar debu para pekerja
tambang, pekerja semen dan sebagainya.
b. Rehabilitasi.

21
Dampak tb bagi negara
✗ Sifat dari penyakit TB akan menimbulkan beban ekonomi yang besar
bukan hanya pada Negara tetapi juga bagi rumah tangga.
✗ Hilangnya hari kerja dan penurunan kesejahteraan membuat penderita
dan keluarga , melakukan coping strategy.
✗ Kehilangan produktivitas kerja
✗ Penurunan tingkat kesejahteraan bahkan mengakibatkan pemiskinan
rumah tangga.
Hal ini dikarenakan negara berkembang masih berfokus meningkatkan
sektor industri sehingga berdampak pada berkurangnya lahan hijau
sehingga berdampak pada meningkatnya polusi udara. Polusi udara dapat
menjadi salah satu penyebab meningkatknya kasus TB.
22
✗Pembahasan

23
gambaran penyakit TBC
berdasarkan karakteristik jenis
kelamin
Survei prevalensi TB menyatakan bahwa penderita TB 3 kali lebih
tinggi pada laki-laki dari pada perempuan. Kemungkinan hal ini terjadi
karena laki-laki yang berperan sebagai kepala rumah tangga yang
bertanggungjawab menghidupi keluarganya sehingga memiliki mobilitas
diluar rumah yang tinggi sehingga lebih besar kemungkinan terinfeksi
penyakit, selain ini partisipan kebiasaan merokok yang beresiko merusak
paru-paru pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan yaitu 68,5 persen
dan 3,7 persen. selain itu kebiasaan seperti merokok dan mengkonsumsi
alkohol yang dapat menurunkan sistem pertahanan tubuh sehingga wajar bila
perokok dan peminum alkohol sering disebut sebagai agen dari penyakit
TB Paru
24
gambaran penyakit TBC
berdasarkan karakteristik umur
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kisaran umur 45-
54 dan 55-64 mendominasi kejadian TB paru . Usia produktif merupakan
usia dimana seseorang berada pada tahap menghasilkan sesuatu baik
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun orang lain. Keadaan
dimana lebih banyak usia produktif terinfeksi penyakit TB paru karena
lebih banyak waktu yang dihabiskan di luar rumah sehingga peluang
terpapar penyakit akan lebih tinggi. Sesuai dengan data yang didapatkan
di lapangan bahwa penderita TB paru paling banyak ditemukan pada
responden dengan umur ≤45 tahun. Prevalensi ini juga dipengaruhi oleh
aspek sosial dan ekonomi, dimana semakin tinggi kemampuan sosial
ekonomi semakin rendah prevalensi TBC
25
gambaran penyakit TBC
berdasarkan karakteristik tingkat
pendidikan
Gambaran kesakitan menurut pendidikan menunjukkan, prevalensi semakin
rendah seiring dengan tingginya tingkat pendidikan. Pendidikan erat kaitanya
dengan pengetahuan. Pengetahuan seseorang erat kaitannya dengan
perilaku yang akan diambilnya, karena dengan pengetahuan tersebut
seseorang memiliki alasan dan landasan untuk menentukan suatu pilihan.
Kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita akan
mengakibatkan tidak terkendalinya proses perkembangan penyakit.
Hasil penelitian Marieta dinyatakan bahwa tidak selamanya orang yang
berpengetahuan tinggi terhadap penyakit dapat terhindar dari penyakit
tuberkulosis.

26
gambaran penyakit TBC
berdasarkan karakteristik
pekerjaan
Berdasarkan beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Pekerjaan yang
menderita TB paru, ada yang bekerja sebagai PNS/TNI/POLRI/Pensiunan,
wiraswasta, pedagang, buruh/tani dan ada yang tidak bekerja/IRT. Situasi
pekerjaan seseorang berhubungan dengan tempat, kebutuhan dan
kemampuan yang berhubungan juga dengan tekanan secara fisik, psikologis,
sosial dan ekonomi. Pekerjaan merupakan kegiatan yang dilakukan
seseorang sehari-hari untuk mempertahankan kehidupannya. Lingkungan
pekerjaan yang padat serta berhubungan dengan banyak orang
meningkatkan risiko terjadinya TB paru, namun responden yang tidak
bekerja tidak menurunkan kemungkinan terkena penyakit TB paru

27
Upaya pencegahan dan
pengendalian faktor risiko TBC
1. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat;
2. Membudayakan perilaku etika berbatuk;
3. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkungannya sesuai dengan standar rumah sehat;
4. Peningkatan daya tahan tubuh;
5. Penanganan penyakit penyerta TBC;
6. Penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi TBC di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, dan di luar Fasilitas Pelayanan Kesehatan
28
Pilar dan Komponen
1.
Penanggulangan TBC Paru
Integrasi layanan TBC berpusat pada pasien dan upaya pencegahan
TBC.
a. Diagnosis TBC sedini mungkin, termasuk uji kepekaan OAT bagi semua
dan penapisan TBC secara sistematis bagi kontak dan kelompok
populasi berisiko tinggi.
b. Pengobatan untuk semua pasien TBC, termasuk untuk penderita
resistan obat dengan disertai dukungan yang berpusat pada kebutuhan
pasien (patient-centred support).
c. Kegiatan kolaborasi TB/HIV dan tata laksana komorbid TBC yang lain.
d. Upaya pemberian pengobatan pencegahan pada kelompok rentan
dan berisiko tinggi serta pemberian vaksinasi untuk mencegah TBC.

29
Pilar dan Komponen
Penanggulangan TBC Paru
2. Kebijakan dan sistem pendukung yang berani dan jelas.
a. Komitmen politis yang diwujudkan dalam pemenuhan kebutuhan layanan
dan pencegahan TBC.
b. Keterlibatan aktif masyarakat, organisasi sosial kemasyarakatan dan
pemberi layanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta.
c. Penerapan layanan kesehatan semesta (universal health
coverage) dan kerangka kebijakan lain yang mendukung pengendalian
TBC seperti wajib lapor, registrasi vital, tata kelola dan penggunaan obat
rasional serta pengendalian infeksi.
d. Jaminan sosial, pengentasan kemiskinan dan kegiatan lain untuk
mengurangi dampak determinan sosial terhadap TBC.

30
Pilar dan Komponen
Penanggulangan TBC Paru
3. Intensifikasi riset dan inovasi
a. Penemuan, pengembangan dan penerapan secara cepat alat, metode
intervensi dan strategi baru pengendalian TB.

b. Pengembangan riset untuk optimalisasi pelaksanaan kegiatan dan


merangsang inovasi- inovasi baru untuk mempercepat pengembangan
program pengendalian TB.

31
Kesimpulan
Perkembangan penyakit Tuberculosis (TB) tahun 2019 di wilayah
Asia Tenggara (44%), Afrika (25%), dan Pasifik Barat (18%),
1 dengan presentase usia yang lebih kecil di Mediterania Timur
(8,2%), Amerika (2,9%) dan Eropa (2,5%). Delapan negara
menyumbang dua pertiga dari total global dan Indonesia berada
pada urutan kedua. Sementara itu, estimasi jumlah kasus
penyakit TB di Indonesia sebanyak 842.000 kasus, diperkirakan
sebanyak 32% kasus yang belum terlapor dan 85% kasus telah
berhasil di obati. Jumlah kasus tertinggi yaitu Jawa Barat
(123.021), Jawa Timur (65.448), dan Jawa Tengah (54.640).
Sedangkan jumlah kasus terendah adalah Kalimantan Utara
(1.781), Kepulauan Bangka Belitiung (2.168) dan Maluku Utara
(2.203).

32
Lanjutan..
Berdasarkan karakterikstik, laki-laki lebih banyak menderita TB
paru dibandingkan dengan perempuan, berdasarkan umur
2 menunjukkan bahwa kisaran umur 45-54 dan 55-64
mendominasi kejadian TB paru, berdasarkan pendidikan yang
tertinggi pada tingkat pendidikan tidak tamat SD dan tamat
SMA, sedangkan berdasarkan pekerjaan sebagai buruh/ tani
Kasus TB mendominasi
adalah yang merupakan terhadap
kasus yang cukup
kejadian serius karena
TB paru.
membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan perawatan
3 penyembuhan yang cukup lama. Sifat dari penyakit TB akan
menimbulkan beban ekonomi yang besar bukan hanya pada
Negara tetapi juga bagi rumah tangga. Rumah tangga dengan
penghasilan rendah akan mengalami pengeluaran katastropik,
hilangnya pendapatan rumah tangga karena jatuh sakit,
produktivitas menurun akibat sakit, prestasi akademik
menurun, bahkan kematian dini.
33
Saran
Setiap tahunnya kasus TB terus meningkat sehingga
1 diperlukan pencegahan dan pemutusan rantai
penularan TB. Dimana semua sektor harus ikut
bertanggungjawab untuk mencapai tujuan ini.
Deteksi dini/screening sangat diperlukan dalam
penemuan kasus baru, sehingga apabila
2 penemuan kasus baru lebih awal dan tindakan
pengobatan dapat dilakukan segera sehingga
dapat menurunkan rantai penularan.

3 Perlunya kesadaran masyarakat dalam


peningkatan status gizi, pola hidup sehat,
perbaikan sanitasi dan kebersihan lingkungan.
34
TERIM
A
KASIH
Any questions?

35

Anda mungkin juga menyukai