DISUSUN OLEH:
SALLY POBAS (K012202061)
FRANSISKA DWI HAPSARI (K012202064)
DEWI ANTIKA SARY (K012202065)
ALIMUDIN (K012202068)
MAR’ATUS SADIQAH (K012211069)
NURLIA (K012211079)
ANDI AINUN NURURRAHMI (K012211085)
B. Pertanyaan Masalah
1. Indikator-indikator apa sajakah yang mempengaruhi kesehatan ekosistem tanah?
2. Bagaimana hasil tabel rekapitulasi jurnal, dan kesimpulan tabel tentang indikator
kesehatan ekosistem tanah?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui indikator-indikator yang mempengaruhi kesehatan ekosistem
tanah.
2. Untuk memberikan alternatif solusi sebagai tindakan pencegahan dalam mengatasi
pengaruh indikator ekosistem terhadap kesehatan ekosistem tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
2. Aspek Kesehatan :
Berdasarkan keseluruhan indikator Ekosistem Kesehatan tanah dan dengan
berbagai faktor yang mempengaruhi, maka aspek dalam kesehatan indikator
ekosistem kesehatan tanah dapat dinilai dengan kualitas tanah yang komprehensif
memerlukan indikator pelengkap struktur ekosistem (komunitas biologis) dan proses
yang akan digunakan dalam kombinasi. Evaluasi langsung dari fungsi ekosistem
tanah, seperti efek kontaminasi yang lemah atau netral mungkin timbul karena
ketersediaan hayati kontaminan yang rendah, dan kemungkinan adaptasi kehidupan,
di lokasi yang secara historis terkontaminasi. Mekanisme ekologis dapat menjelaskan
pencemaran tanah cenderung bertindak sebagai filter lingkungan yang memilah
individu dan spesies menurut sifat-sifat fungsional. Dalam hal ini juga bisa
berhubungan dengan aspek termodinamika dimana, dengan uhu permukaan relatif
yang dicitrakan secara termal mungkin juga memiliki potensi sebagai indikator
perubahan relatif dalam keanekaragaman spesies tumbuhan, hewan dan ekosistem.
Selain itu dalam peran ekosistem kesehatan tanah dapat kita lihat dari
indikator spesies, seperti serangga yang dapat membantu dalam mengukur/ menilai
pencemaran yang terjadi jika terjadi ganguan kesehatan pada tanah dan ekosistem
lainnya, seperti contoh serangga akuatik selama ini paling banyak digunakan untuk
mengetahui kondisi pencemaran air pada suatu daerah. Tidak adanya serangga
Ephemeroptera menandakan lingkungan tersebut telah tercemar, karena serangga ini
tidak dapat hidup pada habitat yang sudah tercemar. Adapun spek lain. Jika dari
senyawa kimia, salah satu kesehatan tanah dan mutu tanah dapat menurun akibat
toksisitas dari fluazinam terhadap jasad renik tanah. Perubahan kesehatan tanah dan
mutu tanah berkenaan dengan toksisitas xenobiotics seperti fluazinam dapat dipantau
melalui level ATP tanah. Level ATP tanah sangat erat kaitannya dengan sel hidup dari
mikroflora maupun mikroorganisme tanah sehingga dapat digunakan sebagai
bioindikator gangguan lingkungan. Faktor yang menentukan kuantitas dan kualitas
kayu atau pohon salah satunya yaitu kesehatan hutan. Status kesehatan hutan
menggunakan indikator ekologis yang terukur merupakan salah satu cara pemantauan
kesehatan hutan.
Pada indikator laju proses indikator, seperti kondisi kesehatan hutan repong
damar masuk dalam kategori sedang yang disebabkan oleh tingginya nilai LBDs pada
masing-masing klaster plot. Semakin tinggi nilai skor maka tingkat kesehatan hutan
akan semakin tinggi pula, sebaliknya jika tingkat kesehatan hutan semakin rendah
artinya nilai skor juga rendah. Tingkat kesehatan hutan Repong Damar dapat
memberikan gambaran bahwa hutan rakyat yang ditanam pola agroforestri memiliki
keunggulan. Di antaranya yaitu daya tahan terhadap serangan hama penyakit yang
kuat dan secara tidak langsung memberikan keuntungan ganda bagi pertumbuhan
pohon sehingga tumbuh lebih baik.
Pada indikator kelas organisme, penurunan kesehatan tanah pada tumbuhan
monokultur yang terkhusus pada kedelai, sehingga diperlukan penerapan praktek-
praktek pertanian yang berkelanjutan. Keberadaan bahan organik dapat berperan
penting dalam indikator kesehatan tanah karena meningkatkan keanekaragaman
hayati melalui ketersediaan nutrisi dan infiltrasi air. Parameter fisik tanah (tekstur,
kapasitas menahan air tersedia, bulk density, stabilitas agregat, rasio dispersi, dan
pembentukan kerak) memiliki peran penting bagi pertumbuhan tanaman yang secara
langsung atau tidak langsung dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah lainnya dan risiko
degradasi lahan-penggurunan di daerah padang rumput. Parameter ini sekaligus
terkandung dalam penurunan risiko erosi, penyimpanan dan penyediaan unsur hara,
perbaikan kesuburan tanah secara keseluruhan dan juga mempengaruhi kapasitas.
Oleh karena itu, diketahui bahwa kandungan bahan organik tanah telah dianggap
sebagai indikator penting untuk kualitas tanah, baik untuk dinamika produktivitas
lahan maupun untuk fungsi lingkungan.
Pada aspek holistik, Lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan
tentang keterkaitan antara tanah, tanaman, air, iklim dan organisme, untuk
mengembangkan teknologi inovatif yang mempromosikan: a) kesehatan dan
ketahanan tanah, b) sinergi antara tanah dan komponen ekosistem lainnya, c)
ketahanan pangan, dan, d) keanekaragaman hayati. Perubahan iklim, peningkatan
ketahanan dan adaptasi biologis tanah dan ekosistem terhadap tren lokal perubahan
iklim merupakan salah satu tantangan utama dalam ilmu tanah dan lingkungan saat
ini. Penilaian ekonomi jasa ekosistem dan upaya restorasi bentang alam diperlukan
untuk kesadaran dan penerimaan yang lebih besar akan pentingnya konservasi sumber
daya alam. Saat ini, hak universal atas tanah tidak secara eksplisit tercermin dalam
hukum hak asasi manusia internasional, dalam stabilitas sosial dan pengurangan
kemiskinan dan ketidaksetaraan, hak penduduk asli atas tanah harus diakui secara
global dan didukung dalam undang-undang lokal, nasional dan internasional.
Mengingat peran sentral tanah dalam tiga konteks utama, yaitu Keanekaragaman
Hayati, Perubahan Iklim dan Penggurunan, integrasi lebih lanjut dan kolaborasi antara
ketiga konvensi ini akan menjadi langkah penting di tingkat apolitis menuju lebih
pelaksanaan konservasi tanah dan perlindungan jasa ekosistem secara efektif dan
efisien untuk kepentingan alam dan kesejahteraan manusia.
A. Kesimpulan
Indikator ekosistem kesehatan tanah, terdiri atas 8 indikator yaitu, Indikator ada/ tidak
adanya spesies, indikator menggunakan rasio antara kelas organisme, indikator
konsentrasi senyawa kimia, indikator konsentrasi seluruh tingkatan tropik, indikatro laju
proses, indikator komposit, indikator holistik dan indiaktor varibael termodinamika.
Seluruh indikator tersebut merupakan satu kesatuan dari ekosistem yang saling
berpengaruh dan berhubungan, indikator- indikatir tersebut dapat untuk mengukur hingga
menilai apakah sebuah ekosistem tersebut terstandariasai dan termasuk dalam kategori
baik serta lestari untuk kebermanfaatan bagi keanekaragan hayati dan ekologi mahkluk
hidup yang ada di dalamnya. Namun harus diperhatikan, ekosistem berbeda-beda dan
kebutuhannya juga bervariasi, sehingga perlu penyesuaian dari masing-masing
penggunaan indikator.
Ekosistem yang tidak sehat perlu mendapatkan penanganan seperti perlindungan dan
pelestarian keanekaragam hayati (biodiversitas), mengurangi pencemaran, emergi dan
transormasi serta rekayasa ekologi.
B. Saran
Pemilihan indikator cukup sulit dan bervariasi dari satu kasus hingga kasus lain, maka
perlu memperluas pengalaman dengan mempelajari berbagai studi kasus dengan
ekosistem yang berbeda, msalah yang berbeda dan gambaran umum indikator yang harus
dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
D_04_Sally Pobas : Juan Albaladejo, Elvira Díaz-Pereira, & Joris de Vente. 2021. Eco-
Holistic Soil Conservation to support Land Degradation Neutrality andthe
Sustainable Development Goals. Catena : Elsevier. Vol 196. doi :
https://doi.org/10.1016/j.catena.2020.104823
D_05_ Fransiska Dwi Hapsari : Siyami Karaca, Orhan Dengiz, İnci Demirağ Turan, Barış
Özkan, Mert Dedeoğlu, Füsun Gülser, Bulut Sargin, Salih Demirkaya, Abdurahman
Ay. 2021. An Assessment of Pasture Soils Quality Based on Multi-indicator
Weighting Approaches in Semi-Arid Ecosystem, Ecological Indikator : Vol 121. doi:
https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2020.107001
D_06_Dewi Antika Sary : Antoine Lecerf, Aur´elie C´ebron, Franck Gilbert, Michael
Danger, H´el`ene Roussel, Florence Maunoury-Danger. 2021. Ecological Indicators
Vol. 125: Using plant litter decomposition as an indicator of ecosystem response to
soil contamination.Science Direct: https://doi.org/10.1016/j.ecolind.2021.107554.
D_07_Alimudin : Hamberg, L. J., Fraser, R. A., Robinson, D. T., Trant, A. J., & Murphy, S.
D. 2020. Surface temperature as an indicator of plant species diversity and
restoration in oak woodland. Ecological Indicators. Vol 113, 106249. doi:
https://doi.org/10.1016/j.catena.2020.104823
D_18_Nurlia : Afifah, dkk. 2019. Fluktuasi Populasi Serangga pada Lahan Persawahan
Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang: Indikator untuk Kesehatan
Lingkungan. Jurnal Ilmu Dasar, Vol.20 No. 1, hal : 1-6.
Kelompok 2: Cici Doria, Rahmat Safe’i, Dian Iswandaru, Hari Kaskoyo. 2021. Analisis
Kesehatan Hutan Repong Damar Berdasarkan Indikator Produktivitas. JHPPK, vol.
5, no. 1: https://doi.org/10.30598/jhppk.2021.5.1.14.