Anda di halaman 1dari 45

Pendahuluan

STOP
BABS
STBM
Faktor yang
mempengaruhi :
1. Faktor BABS
Ekonomi
2. Tidak tersedia
septi tank
3. Layanan yang
baik untuk
penyedotan
Tahun 2009 Desa
2013
Tepisari
17 desa JSP = 12.500
terdapat JSSP = 2.008 Dari 896
21.907 KK Numpang = masih ada
149 256 yang
BABS = 7.147 BABS
Pelayanan Sanitasi

Dinas Lembaga

ODF
Rumusan Masalah
Apakah program ODF (Open Defecation
Free) di Desa Tepisari Kecamatan Polokarto
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2016
telah berjalan baik ?
Tujuan
Bertujuan untuk
mengevaluasi program ODF (

Umum Open Defecation Free ) di


Desa Tepisari Kecamatan
Polokarto Kabupaten
Sukoharjo pada tahun 2016

Masyarakat akan sadar PHBS


Lingkungan bersih di desa
Khusus Tepisari
Mencegah perilaku BABS
Manfaat

Menilai keberhasilan program ODF ( Open


Defecation Free ) di Desa Tepisari Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2016

Mengetahui manfaat dari keberhasilan program


ODF ( Open Defecation Free ) di Desa Tepisari
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo pada
tahun 2016

Mengetahui upaya-upaya dalam


mempertahankan pelaksanaan dari program ODF
( Open Defecation Free ) di Desa Tepisari
Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo pada
tahun 2016
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Open Defecation Free (ODF)
Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
O Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan
membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban.
O Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
O Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan
tinja/kotoran manusia.
O Ada peningkatan kualitas jamban yang ada supaya semua
menuju jamban sehat.
O Ada mekanisme monitoring peningkatan kualitas jamban.
O Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang
tempat.
Lanjutan......
O Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat
masyarakat untuk mencapai 100% KK
mempunyai jamban sehat.
O Di sekolah yang terdapat di komunitas tersebut,
telah tersedia sarana jamban dan tempat cuci
tangan (dengan sabun) yang dapat digunakan
murid-murid pada jam sekolah.
O Analisa kekuatan kelembagaan di Kabupaten
menjadi sangat penting untuk menciptakan
kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan
kegiatan yang efektif dan efisien sehingga
tujuan masyarakat ODF dapat tercapai.
Pilar Bebas dari Buang Air Besar
Sembarangan (ODF)
STBM
Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS)

Pengelolaan Makanan dan


Minuman Rumah Tangga

Pengelolaan Sampah Rumah


Tangga

Pengelolaan Limbah Cair


Rumah Tangga
3 komponen pendekatan
Menciptakan Kebutuhan (Demand
Creation)

Ketersediaan Pasokan (Supply


Improvement)

Lingkungan yang Mendukung


(Enabling Environment)
V
E Semua masyarakat telah BAB hanya di
jamban yang sehat dan membuang
R tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang
sehat (termasuk di sekolah).
I Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan
sekitar.
F Ada penerapan sanksi, peraturan atau upa
ya lain oleh masyarakat untuk mencegah
kejadian BAB di sembarang tempat.
I Ada mekanisme monitoring yang dibuat
masyarakat untuk mencapai 100
K persen KK mempunyai jamban sehat.
Ada upaya atau strategi yang jelas dan
A tertulis untuk dapat mencapai Total Sanita
si
S
I
Proses Verifikasi
Memantau perkembangan
perubahan perilaku masyarakat
terkait kebiasaan BAB

Ada komunitas yang menyatakan


dirinya telah mencapai ODF

Memastikan kualitas dan


kesinambungan status ODF dari
komunitas komunitas yang telah ODF
Cara Verifikasi
Menyi kunju catat hasil
apkan ngan pengamat
alat ke an dan
dan rumah wawancar
bahan warga a

pembagian penga edukasi


kelompok matan warga
dan wilayah dan tentang
kerja wawa ODF
ncara
Jenis- jenis jamban
O Jamban cubluk
Jamban cubluk berventilasi
Jamban empang
Manfaat jamban
Menjaga lingkungan bersih, sehat,
dan tidak berbau

Tidak mencemari sumber air yang


ada di sekitamya.

Tidak mengundang datangnya lalat


atau serangga
Kriteria jamban sehat

Tidak
Mudah Dilengkapi
mencemari
dibersihkan dan dinding dan atap
tanah
aman digunakan pelindung
disekitarnya

Lantai kedap air


Penerangan dan dan luas Tersedia air dan
ventilasi cukup ruangan alat pembersih
memadai
BAB III
METODE PENERAPAN
KEGIATAN
WILAYAH CAKUPAN

Luas wilayah total 64,41


km2.
Jumlah Penduduk :
85.152 Jiwa
SARANA KESEHATAN
O Milik Pemerintah
Puskesmas Induk :1
Puskesmas Pembantu :5
Puskesmas Keliling :8
O Milik Swasta
O Dokter Praktek : 11
O Rumah Bersalin :3
O Balai Pengobatan :3
TENAGA KERJA
No. JENIS TENAGA PNS /PTT THL / MAGANG JUMLAH
1 Dokter Umum 6 - 6
2 Dokter Gigi 2 - 2
3 Perawat / Assisten Perawat 16 - 16
4 Perawat gigi 2 - 2
5 Bidan Puskesmas 16 - 16
6 Bidan Desa 17 - 17
7 Sanitarian 3 - 3
8 Gizi 2 - 2
9 Analis Kesehatan 2 - 2
10 Asisten Apoteker 2 - 2
11 Administrasi 11 - 11
12 Tenaga Strategis 2 2 4
13 Radiologi 1 - 1
14 Rekam Medik 2 1 3
15 Cleaning Servis / Penjaga / Cuci / Sopir - 4 4
15 Fisioterapie 1 2 3
16 Pranata Lab 1 - 1
Jumlah 86 9 95
STRUKTUR ORGANISASI
pembag
ian
kelomp pengama edukasi
ok dan tan dan warga
pendata wilayah wawancar tentang
an kerja a ODF

Menyiap kunju catat


kan alat ngan hasil
dan ke penga
bahan ruma matan
dan
h wawa
warg ncara
a
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
600

500
JSP
400 JSSP
Numpang
300 BABS

200

100

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Desa Tepisari tahun 2010.


900

800

700
JSP
600 JSSP

500 Numpang
BABS
400

300

200

100

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Desa Tepisari tahun 2010


Tabel 3. Distribusi Frekuensi Presentase Responden
Tahun 2010 Tahun 2016 Peningkatan
Presentase 71,43 % 99,84 % 28, 41 %
PENENTUAN PRIORITAS
No Daftar masalah I t r Jum

MASALAH p s ri Du sb Pb pc
lah

1
Kurangnya 3 2 2 1 3 3 2 2 2 64
komunikasi dan (III)
koordinasi antara
tenaga kesehatan
baik bidan desa,
petugas puskesmas
dengan aparat desa

2
Kurangnya tenaga 3 3 3 2 2 2 2 2 2 68
sanitarian di (II)
Puskesmas
Polokarto
3 Kurangnya komitmen tenaga 3 3 2 2 2 2 2 2 2 56 (IV)

kesehatan internal dan


eksternal puskesmas untuk
memenuhi target ODF

4 Kurangnya pengetahuan warga 4 4 4 3 4 4 4 4 4 432 (I)

tentang bahaya penyakit yang


disebabkan karena BABS
ANALISIS MASALAH
SDM metode

1.Motivasi petugas puskesmas kurang


2.kerja sama lintas sector kurang - Pelatihankurang
3.Kerja sama kader dan Puskesmas kurang Jumlah
4.Tingkat pengetahuan mastarakat kurang masyarakat
yang BABS tinggi

-sosial ekonomi
rendah 5.Dana transport - sarana pelatihan kader kurang
kader kurang - transportasi suspek kurang
Higine, sanitasi
kurang, kebiasaan Dana sarana
masyarkat yg sulit
di ubah
Lingkungan
ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
1. Komunikasi yang kurang Kerja Mengadakan penyuluhan - penuluhan ataupun
sama yang kurang antara tenaga pertemuan-pertemuan antara tenaga kesehatan,
kesehatan baik bidan desa, kader, maupun langsung dengan masyarakat
petugas puskesmas dan aparat untuk member informasi mengenai bahaya
desa. BABS. .
1) Kurangny Menambah jumlah sanitarian untuk mengurangi
a jumlah BABS
tenanga
sanitaria
n
1) Kurangnya Advokasi kepala Puskesmas untuk membuat komitmen target ODF
komitmen
tenaga
kesehatan
internal dan
eksternal
Puskesmas
untuk memenuhi
target ODF

1) Kurangnya Melakukan penyuluhan tentang bahaya penyakit yang di sebabkan


pengetahuan karena BABS
warga tentang
bahaya penyakit
yang disebabkan
karena BABS
PEMECAHAN MASALAH
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Petugas dari puskesmas Polokarto Perlu biaya yang lebih besar untuk
memiliki motivasi yang tinggi meningkatkan kualitas program
sehingga mampu
mengembangkan metode yang
efektif dan memperdayakan tim
desa
Peluang (O) Strategi SO Strategi WO
Pihak tim kesehatan desa Peluang yang besar terjadi karena Dengan meminimalisir
dan warga desa mendukung kerjasama yang baik antara tim permasalahan internal dapat
dilaksanakannya program desa, puskesmas Polokarto dan mempertahankan peluang
ODF yang sudah berlangsung warga desa. Dengan penjagaan berjalannyaprogram dengan baik,
dan tetap mematuhi program pada hubungan yang baik antara
tersebut. beberapa pihak dapat
memperkuat keberhasilan
program
Ancaman (T) Srategi ST Strategi TW
Sebagian kecil warga Dilakukan pendekatan Dengan memanfaatkan
masih memiliki petugas dari puskesmas sumberdaya yang ada agar
pengetahuan dan Polokarto dan tim program tetap terlaksana dan
motivasi yang rendah kesehatan desa kepada sebagian besar sasaran
Dukungan keluarga yang warga secara langsung. program berhasil dan
kurang dalam Petugas kesehatan terpantau).
pencapaian program ODF mengevaluasi langsung
yang baik. rumah warga guna
memantau penerapan
ODF yang sudah
berlangsung.
No
RENNCANA PEMECAHAN
DaftarPemecahanMasalah Efektivitas Efisiensi Jumla

MASALAH M I V (C) MxI MxIxV


C

1 Meningkatkan komunikasi dan 4 4 2 3 10


kerjasama antara masyarakat, tokoh
masyarakat, aparat desa dengan
petugas puskesmas dan sektor yang
terkait.
2 Memberikan edukasi tentang bahaya 4 4 3 2 24
dan penyakit yang dapat ditimbulkan
dar perilaku BABS.

3 Menambah jumlah tenaga ahli di 4 3 2 3 8


bidang sanitasi untuk meningkatkan
angka pencapaian program.
KETERANGAN
O Kriteria efektivitas :
O M = Magnitude (besarnya masalah yang dapat deselesaikan)
O I = Importancy (pentingnya jalan keluar)
O V = Vulnerability (sensitivitas jalan keluar)
O Kriteria penilaian efektifitas :
O = tidak efektif
O = agak efektif
O = cukup efektif
O = efektif
O = paling efektif
O
O Kriteriaefisiensi :
O C= Efficiency Cost (semakin besar biaya yang diperlukan semakin
tidak efisien)
RENCANA PROGRAM
No Kegiatan PEMECAHAN MASALAH
Tujuan Waktu Tempat Biaya Sumber Biaya Indikator
Keberhasilan

1 Pemicuan Untuk Septembe Balai Desa Rp. APBD/BOK Masyarakat


memberikan r 2017 400.000,0 sudah BAB di
edukasi kepada 0 jamban
masyarakat
tentang bahaya
dan penyakit dari
perilaku BABS
2 Pertemuan Untuk Desember Balai Desa Rp. APBD/BOK Jumlah
MMD menciptakan 2017 300.000,0 jamban
suatu kerjasama 0 sehat di
serta koordinasi Polokarto
antara sanitarian, meningkat
aparat desa dan
tokoh masyarakat
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
O Program yang telah dilakukan untuk mewujudkan
desa ODF yang nantinya menjadi kecamatan ODF di
Puskesmas Polokarto antara lain : Pendataan,
pemicuan dan verifikasi guna mengevaluasi program.
O Pengawasan dan pendampingan program ODF baik
dari segi penggunaan stimulan belum berjalan
dengan baik. Terbukti dari desa yang masih belum
ODF.
O Program ODF yang telah dilakukan di Puskesma
Polokarto sejak tahun 2010 - 2016 menunjukkan
peningkatan 17,54% akses jamban tetapi belum
mencapai target sasaran.
O Program ODF juga terbukti dapat
meningkatkan kesadaran bagi masyarakat
Polokarto bahwa BABS dapat menimbulkan
masalah kesehatan masyarakat.
O Prioritas permasalahan tidak hanya dari
pihak tenaga sanitarian atau aparat desa
dan tokoh masyarakat tetapi ada beberapa
faktor eksternal seperti ekonomi dan sosisal
masyarakat
SARAN
Pihak komunikasi dan kerja sama
dengan aparat desa, tokoh
masyarakat dalam pemantuan dan
pendampingan program ODF

Mencari metode baru dalam memberikan edukasi tentang


bahaya dan penyakit yang dapat di timbulkan dari ODF

Anda mungkin juga menyukai