Anda di halaman 1dari 37

Gangguan Delusional

GANGGUAN PSIKIATRI
DEFINISI :

DENGAN GEJALA
UTAMA YANG MENONJOL
ADALAH WAHAM.
SEBELUMNYA DIKENAL SEBAGAI PARANOIA ATAU
GANGGUAN PARANOID  ISTILAH YANG TIDAK TEPAT.
KARENA ISI WAHAM PADA GANGGUAN WAHAM BUKAN
HANYA WAHAM KEJAR,TETAPI DAPAT JUGA BERISI WAHAM
ERATOMANIA,WAHAM KEBESARAN,WAHAM SOMATIK DAN
LAINNYA.
GANGGUAN WAHAM HARUS DIBEDAKAN DARI GANGGUAN
MOOD DAN SKIZOFRENIA.
Beda gangguan waham dengan
gangguan mood dan skizofrenia
Isi waham afek
Gangguan Gangguan psikiatrik Tidak didapatkan
waham dengan gejala bukti afek dan
waham yang mood yang
menonjol,isi waham meresap
tidak
bizare,Halusinasi
tidak ada
Gangguan mood Waham tidak bizare Gejala yang paling
dan tidak menonjol menonjol adalah
sebagai gangguan pada
gejala.Halusinasi afek dan mood
ada
Skizofrenia Isi Waham kacau Gangguan kadang
,gejala hakusinasi ada.
SEJARAH GANGGUAN DELUSIONAL

Asal kata : dari bahasa mesir yang berarti disamping


pikiran.
 Paranoia pada awalnya digunakan untuk menggambarkan berbagai
macam gambaran gangguan status mental,termasuk Delirium dan
Demensia.
 Pada Th.1818,Johan Christian Heinroch memperkenalkan konsep
dasar Paranoia dalam bidang psikiatri saat ia menggambarkan
gangguan intelektual dengan istilah “Verrucktheit”
 Th.1838,Jeane Etiene Dominique Esquirol memperkenalkan istilah
“Monomania”untuk menandai waham yang tidak disertai dengan
pengungkapan alasan logika atau perilaku umum.
 Karl Ludwig Kahlbaum (1863)
Menggunakan istilah “Paranoia” untuk
menggambarkan keadaan kegilaan parsial
yang mempengaruhi intelektual,tetapi tidak
mempengaruhi fungsi mental lainnya yang
ditandai oleh sistim waham yang persisten
yang tetap relatif statis pada keselruhan
gangguan.
Emil Kraepelin

 Mengenali suatu keadaan yang disebutnya “paranoia”,yang


ditandai adanya sistim waham yang persisten tanpa adanya
halusinasi dan deteorasi kepribadian.
 Paraphenia dibedakan Kraepelin dari paranoia dengan
membedakan adanya halusinasi pada paraphenia.
 Dementia paranoides dibedakan dari paranoia adalah pada
onsetnya yang terjadi dini pada dementia dan terjadinya
deteorasi kepribadian dalam perjalanan penyakitnya
berhubungan dengan Skizofrenia.
Eugen Bleuler

 Mengajukan istilah “Skizofrenia” dan berpendapat


bahwa paranoia yang berbeda dari “Skizofrenia
adalah sangat jarang sehingga tidak perlu
melakukan pembedaan kategori diagnostik.
Sigmund Freud

 Merumuskan tentang gejala perkem bangan


Paranoid adalah suatu keja dian penting dalam
perkembangan konsep,dan membuktikan
hipotesisnya bahwa waham paranoid berkembang
terlepas dari impuls homoseksual yang terrepresi
berdasarkan autobiografi hakim “Daniel Paul
Schreber.
 Tidak menjelaskan tentang tipe paranoia dan
menjelaskan bahwa istilah paraphenia dapat
digunakan untuk menggambarkan skizofrenia.
EPIDEMIOLOGI
 Akurasi data epidemiologi gangguan delusional secara pasti belum
dapat ditentukan karena adanya perubahan istilah/definisi,dan
gangguan delusi onal sendiri jarang dilaporkan,karena penderita
jarang mencari pertolongan pada psikiater.

 Prevalensi gangguan delusional di US ± 0,025% - 0,3%,jadi


gangguan delusional lebih jarang dibandingkan prevalensi
Skizofrenia yang mencapai 1% dan Ganggguan Mood yang mencapai
5%.

 Insiden tahunan Gangguan delusional adalah 1-3 kasus


baru/100.000 populasi,dan ± 4% dirawat pertamakali sebagai
kondisi Psikosis yang tidak disebabkan oleh kondisi medis umum
atau suatu zat.

 Usia onset rata-rata 40 th,dengan rentang usia 18 th – 90 th.

 Wanita > Pria

 Penderita banyak yang sudah menikah,mungkin terdapat korelasi


dengan status sosioekonomi yang rendah.
ETIOLOGI
 Belum diketahui pasti.
 Faktor BIologis
> Berbagai kondisi medis nonpsikiatri dapat menjadi
penyebab timbulnya waham.
> keadaan neurologi yang alng sering menimbulkan waham
adalah keadaan yang mempengaruhi sistim limbik dan
ganglia basalis
> Pasien yang memiliki gangguan neurologi tanpa gangguan
pada kecerdasannya cenderung memiliki waham yang
kompleks,dan sebaliknya pada penderita dengan gangguan
neurologi dan terdapat gangguan kecerdasannya memiliki
waham yang sederhana.
> Gangguan waham,mungkin melibatkan patologi sistim
limbik atau ganglia basalis pada penderita yang memiliki
fungsi kortikal sereberal yang intak.
 Faktor Psikodinamika
 Teori psikodinamika spesifik tentang penyebab
dan evolusi gejala waham adalah pendapat
tentang orang yang hipersensitif dan mekanisme
ego spesifik,formasi reaksi,proyeksi dan
penyangkalan.
 Freud berpendapat bahwa gangguan waham
merupakan suatu proses penyembuhan,bukan
sebagai suatu gejala gangguan.Freud membuat
hipotesa mengenai psikodinamika waham pada
penderita paranoid setelah membaca buku
autobiografi :”Memories of My Nernous
Illness”,suatu autobiografi dari hakim Daniel
Paul Schreber.
 Freud mengungkapkan teori bahwa
Homoseksualitas secara sadar tidak dapat
diterima oleh beberapa pasien
paranoid,sehingga perasaan mencintai
sejenis itu kemudian ditransformasikan
menjadi suatu penyangkalan dan berlanjut
dengan proyeksi bahwa pasien dibenci
sehingga ia dapat merasionalisasikan
kemarahannya pada orang yang membenci
dirinya.Freud juga berpendapat bahwa
homoseksuallitas bawah sadar sebagai
pencetus timbulnya waham cemburu.Akan
tetapi bukti klinis tidak mendukung
pendapat Freud ini.
NORMAN CAMERON
 Menggambarkan 7 situasi yang me mungkinkan
perkembangan gang guan delusional,yaitu :
1. Peningkatan harapan untuk mendapatkan terapi
sadistik.
2. Situasi yang meningkatkan kecurigaan dan ketidak
percayaan.
3. Isolasi sosial.
4. Situasi yang meningkatkan kecemburuan dan iri hati.
5. Situasi yang memperendah harga diri.
6. Siyuasi yang menyebabkan seseorang melihat
kecacatan dirinya pada orang lain.
7. Situasi yang meningkatkan kemungkinan untuk
perenungan dan motivasi.
Bilamana terjadi frustasi akibat kombinasi
keadaan diatas maka terjadi suautu kristalisasi
waham
KRITERIA DIAGNOSTIK

A. Waham yang tidak aneh (melibatkan situasi


yang terjadi dalam kehidupan nyata,seperti
diracuni,dicintai dari jarak jauh,etc) selama
sekurangnya satu bulan.
B. Kriteria A untuk skizofrenia tidak
terpenuhi,catatan : Halusinasi taktil dan
olfaktorius mungkin ditemukan jika
berhubungan dengan tema waham.
C. Terlepas dari pengaruh waham atau
percabangannya,fungsi tidak terganggu
dengan jelas dan perilaku tidak terlihat
kacau atau aneh.
D. Jika episode mood telah terjadi secara
bersama-sama dengan waham,lama
totalnya adalah relatif lebih singkat
dibandingkan dengan lamanya periode
waham.
E. Gangguan bukan oleh akibat langsung
dari suatu zat (misalnya obat yang disalah
gunakan) atau suatu kondisi medis
umum.
Tipe waham :

 Tipe erotomanik : bahwa orang lain biasanya dengan status yang lebih tinggi mencintai
pasien.
 Tipe kebesaran : peningkatan kemampuan,kekuatan,pengetahuan,identitas,atau
hubungan khusus dengan dewa atau orang terkenal.
 Tipe cemburu : Bahwa pasangan seksual pasien tidak jujur.
 Tipe Kejar : Bahwa pasien atau seseorang yang dekat dengan pasien diperlakukan secara
dengki.
 Tipe somatik : Bahwa pasien memiliki suatu cacat fisik atau kondisi medis umum.
 Tipe campuran : karakteristik waham salah satu atau lebih tipe diatas tanpa adanya
penonjolan tema.
 Tipe yang tidak ditentukan seperti pada :
 Sindroma Capgras : waham bahwa orang yang akrab dengan pasien telah digantikan oleh penipu
yang identik.
 Fenomena Frigoli : waham bahwa penyiksa memiliki berbagai macam wajah seperti aktor.
 Sindroma Cotard : waham bahwa pasien telah kehilangan segala-galanya bahkan termasuk organ
tubuhnya.
Gambaran klinis
 Status Mental.
 Deskripsi umum : Pasien biasanya berdandan rapi
tanpa adanya disintegritas pada kepribadian dan
aktivitas harian,tetapi memiliki sikap yang
eksentrik,aneh dan curiga.Pada pemeriksaan status
mental menunjukkan bahwa pasien tampak sangat
normal kecuali jika terdapat sistim waham abnormal
yang sangat jelas.
 Mood,perasaan dan afek :
> Mood konsisten dengan isi waham,seorang
pasien dengan waham kebesaran adalah
euforik,seorang pasien dengan waham kejar
adalah pencuriga,apapun bentuk jenis
wahamnya,pemeriksa dapat merasakan
adanya kualitas depresi ringan
 Gangguan persepsi
menurut definisinya penderita gangguan
waham tidak memiliki halusinasi yang
menonjol atau menetap,menurut DSM IV
halusinasi raba atau cium bila konsisten
dengan isi waham dapat ditemukan
contoh : Waham somatik tentang bau badan.
Halusinasi yang ditemukan biasanya
halusinasi auditorik bukannya visual.
 Pikiran.
Gejala utama = gangguan isi pikir
 Waham sistematis dan karakteristik nya
dapat diterima logika,dan berbeda
dengan isi waham yang aneh atau bizare
yang ditemukan pada penderita
skizofrenia.
 Sistim waham itu sendiri mungkin
kompleks atau sederhana,dan pasien
tidak mengalami gejala gangguan pikir
yang lain.
Contoh :
Waham terinfeksi virus,dicintai ora ng
terkenal,
 Sensorium dan kognisi.
Tidak terdapat gangguan orientasi terkecuali
jika pasien mempunyai waham spesifik
tentang orang,tempat atau waktu.
Daya ingat = tidak terganggu.
 Pengendalian impuls.
Insidensi kekerasan belum diketahui.
Perhatikan adanya gagasan atau rencana
tindak kekerasan pada pasien dengan
gangguan delusional.
 Pertimbangan dan tilikan.
pada gangguan waham tilikan (-).
 Kejujuran.
Pasien gangguan delusional dapat
dipercaya informasinya terkecuali jika hal
tersebut membahayakan sistem
delusinya.
 Tipe gangguan waham.
1. Tipe Erotomanik
2. Tipe Kebesaran ∞ Megalomania
3. Tipe Cemburu
4. Tipe Kejar
5. Tipe Somatik
Diagnosis Banding
 Delirium,demensia dan gangguan yang
berhubungan dengan zat.
1. Delirium dibedakan dari fluktuasi tingkat
kesadaran
2. Demensia dibedakan dari hasil test
neurofisiologis yang menunjukkan
gangguan pada fungsi kognitif
3. Gangguan berhubungan dengan zat,seperti
psikotik akibat alkohol dibedakan dengan
adanya halusinasi yang menonjol.
Gangguan lain.
 DD/ gangguan waham lainnya
1. Berpura-pura dan gangguan buatan,yang
dibedakan berdasarkan adanya penonjolan
tanda dan gejala psikologis.
2. Skizofrenia yang dibedakan berdasarkan dengan
tidak adanya gejala skizofrenik dan kualitas
waham yang tidak kacau.
3. Ganggaun Depresi yang dibedakan dari tidak
adanya tanda dan kualitas depresi yang
menetap.
4. Gangguan somatoform yang dibedakan oleh
derajat kepercayaan somatik yang
dipertahankan,pasien dengan ggn somatik dapat
menerima kemungkinan penyakitnya memang
tidak ada.
 Pada umumnya D/ Ggn waham tidak boleh
ditegakkan bilamana terdapat keraguan suatu
gejala merupakan suatu bentuk waham
Perjalanan penyakit dan
Prognosis
 Gangguan delusional onsetnya biasanya
tiba-tiba,jarang yang perlahan-lahan.
 25% penderita gangguan delusional 
skizofrenia
 < 10 %  Gangguan mood
 ± 50 % pulih pada follow up jangka
panjang.
 20 %  mengalami penurunan gejala
 30 %= tidak mengalami perubahan
gejala.
 Prognosis
Faktor yang mendukung prognosis
kearah baik :
1. Tingkat pekerjaan sosial
2. Penyesuain funsional tinggi
3. Jenis kelamin wanita
4. Onset < 30 th,terjadi tiba-tiba
5. Lama penyakit yang singkat
6. Dan adanya faktor pencetus.
7. Waham kejar,somatik dan erotik lebih
baik prognosisnya dibandingkan waham
kebesaran dan cemburu.
TERAPI
 Perawatan Rumah Sakit.
 Farmakoterapi.
Antipsikotik IM  emergensi,keadaan agitasi berat
 Terapi AP dimulai dari dosis rendah dan dieva luasi selama 6
minggu dengan dosis adekuat,dan bila tidak memberikan
respon ganti dengan obat AP kelas yang lain.
 Pimozide (Orap)  efektif terhadap ggn delusional
somatik.
 Bilamana obat-obat AP tidak memberikan respon,dapat
dicoba untuk memberikan Lithium atau antikonvulsan
(Carbamazepin,As.Valproat),pemberian obat ini patut
dipertimbangkan bilamana dalam keluarga terdapat riwayat
gangguan mood.
 Psikoterapi.
 SEJARAH.
1913,Karl Jasper menggambarkan ciri
penting psikosis reaktif,termasuk adanya
stresor traumatik berat dapat
diidentifikasi,hubungan erat antara stresor
dan perkembangan psikosis,serta
perjalanan episode psikotik yang ringan.
Isi Psikosis seringkali mencerminkan sifat
pengalaman traumatik dan perkembangan
psikosis dihipostesiskan untuk memuaskan
pasien sebagai pelepasan diri dari kondisi
traumatik.
Epidemiologi
 Prevalensi,rasio jenis kelamin dan usia
onset rata-rata belum dapat dipastikan
 Diperkirakan insiden ± 1,4 dari 100.000
 Pada umumnya pada usia muda,kelas
sosioekonomi rendah dan telah ada
gangguan kepribadian sebelumnya
(Gangguan kepribadian histrionik
,narsistik,paranoid,skizotipal,dan am
bang)atau mengalami trauma berat,atau
perubahan kultural yang besar.
ETIOLOGI
 Stresor faktor psikososial yang berat.
 Adanya kerentanan biologis atau psikologis
kearah perkembangan gejala psikotik.
 Dari segi psikodinamika
Gangguan psikosis reaktif adalah akibat
coping mechanism yang tidak adekuat dan
kemungkinan adanya tujuan sekunder.
DIAGNOSIS
 Dasar utama adalah lamanya gejala.
 Gejala psikotik yang berlangsung kurang dari
satu bulan dan sekurangnya satu hari yang
tidak disertai gangguan mood,gangguan
berhubungan dengan zat,atau akibat kondisi
medis umum.
KRITERIA DIAGNOSTIK GANGGUAN
PSIKOTIK SINGKAT DSM-IV
 Diagnostic Criteria for 298.8 Brief Psychotic
Disorder

 A. Presence of one (or more) of the following


symptoms:
 1. delusions
 2. hallucinations
 3. disorganized speech (e.g., frequent derailment or
incoherence)
 4. grossly disorganized or catatonic behavior
 Note: Do not include a symptom if it is a culturally
sanctioned response
 pattern.
 B. Duration of an episode of the disturbance is at
least 1 day but less than 1
 month, with eventual full return to premorbid level
of functioning.
sambungan
 C. The disturbance is not better accounted for by a Mood Disorder
With
 Psychotic Features, Schizoaffective Disorder, or Schizophrenia and
is not due
 to the direct physiological effects of a substance (e.g., a drug of
abuse, a
 medication) or a general medical condition.
 Specify if:
 With Marked Stressor(s) (brief reactive psychosis): if symptoms
occur
 shortly after and apparently in response to events that, singly or
together,
 would be markedly stressful to almost anyone in similar
circumstances in
 the person's culture
 Without Marked Stressor(s): if psychotic symptoms do not occur
shortly
 after, or are not apparently in response to events that, singly or
together,
 would be markedly stressful to almost anyone in similar
circumstances in
 the person's culture
 With Postpartum Onset: if onset within 4 weeks postpartum
Gambaran Klinis
 Terdapat sekurangnya satu gejala psikosis
utama.
 Onset Mendadak,tetapi tidak mema sukkan
semua pola gejala yang di temukan pada
skizofernia.
 Terdapat gangguan pemusatan
perhatian,koonfusi dan gejala afektif.
 Perubahan emosional,pakaian atau perilaku
yang aneh dan gangguan daya ingat untuk
peristiwa yang belum lama terjadi.
 Perlu pemeriksaan organik yang lengkap
untuk menyingkirkan penyebab organik.
Literatur skandinavia dan Eropa

 Pola gejala Psikotik reaktif :


Reaksi paranoid akut,konfusi reaktif,eksitasi
reaktif,dan depresi reaktif.
 Beberapa data menyatakan bahwa di USA
gejala yang menonjol untuk psikosis reaktif
adalah Paranoia.
 Pada Psikiatri Prancis “Boufee Delirante”
adalah sama dengan psikosis reaktif.
Stressor Pencetus
 Trauma peristiwa kehidupan yang besar
yang dapat menyebabkan kemarahan
emosional yang bermakna bagi setiap
orang,eg:
1. Kematian anggota keluarga dekat.
2. Kecelakaan yang berat
3. Bencana
DIAGNOSIS BANDING

 Gangguan buatan
 Gangguan psikotik akibat zat
 Gangguan psikotik karena kondisi medis
umum.
 Malingering
 Gangguan identitas disosiatif,dan
 Episode psikosis dengan gangguan
kepribadian ambang dan skizotipal.
TERAPI
 Perawatan dirumah sakit
 Farmakoterapi:
Antipsikotik antagonis reseptor dopamin
(Haldol) dan benzodiazepin
 Psikoterapi

Anda mungkin juga menyukai