Anda di halaman 1dari 20

GANGGUAN WAHAM MENETAP

Pembimbing:
dr. H. Rusdi Effendi, SpKJ
Oleh:
Yuliana Wahyuni

Kepanitraan Klinik Ilmu Kedokteran Jiwa


Rumah Sakit Jiwa Islam Klender
Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
Pendahuluan
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya memiliki fungsi
yang baik di dalam keluarganya dan pekerjaannya. Dimana gangguan ini
berbeda dengan skizofrenia yang mungkin memiliki ketidakmampuan
dalam menjalankan fungsinya. Waham yang dimiliki pun berbeda,
dimana pada pasien gangguan waham menetap, wahamnya mungkin
tidak dapat dipercaya, namun dapat terjadi dikehidupan ini.
Angka kejadian gangguan waham menetap hanya berkisar 0,03% dari
seluruh gangguan psikiatrik lainnya. Dimana gangguan ini lebih sering
mengenai perempuan daripada laki-laki, dengan ratio perbandingan
3:1. Selain faktor usia dan jenis kelamin, faktor budaya disangkakan
berhubungan dengan terjadinya gangguan ini. Dimana beberapa
kebudayaan beranggapan bahwa adanya waham merupakan bagian dari
adat istiadat dan budaya di suatu daerah. Angka kematian pada
penyakit ini adalah sekitar 0,05% sampai 0,1%.
Definisi
Gangguan waham menetap didefinisikan sebagai
suatu gangguan psikiatrik yang tidak diketahui
penyebabnya dan memiliki gejala utama adalah waham.
Gangguan waham menetap adalah suatu gangguan
pada alam pikiran yaitu isi pikir, wahamnya biasanya
bersifat sistematis yang biasanya berasal dari pola sentral
dan bila ditentang, orang tersebut akan menunjukkan
gejala waham non bizarre dengan paling sedikit durasi
penyakitnya berlangsung selama 1 bulan yang tidak dapat
digabungkan dengan gangguan psikiatri yang lain.
Epidemiologi
Prevalensi terjadinya gangguan waham menetap di Amerika
Serikat berdasarkan DSM-IV-TR adalah sekitar 0,03%, dimana angka
ini jauh dibawah angka kejadian skizofrenia (1%) dan gangguan
mood (5%). Insidensi tahunan gangguan waham menetap adalah 1
sampai 3 kasus baru per 100.000 populasi, yaitu kira-kira 4% dari
semua perawatan pertama pasien psikiatrik. Usia rata-rata adalah
kira-kira 40 tahun, tetapi rentang usia untuk onsetnya adalah
berkisar antara 18 tahun sampai 90 tahun.
Namun, studi lain yang dilakukan di Spanyol pada tahun 2008
berdasarkan rekam medis di suatu rumah sakit, mendapati 370
pasien yang dirawat, didiagnosa dengan gangguan waham
menetap, dimana ditemukan rata-rata usia pesien-pasien adalah
55 tahun. Wanita lebih sering menderita gangguan waham
menetap dengan rasio 3:1.
Etiologi
Etiologi dari gangguan waham menetap masih belum
diketahui secara pasti. Terdapat beberapa sangkaan
mengenai terjadinya gangguan waham menetap, dimana
gangguan waham menetap lebih sering terjadi pada
seseorang dengan riwayat keluarga menderita penyakit
yang sama atau menderita skizofrenia. Selain itu juga
terdapat teori biologikal yang menghubungkan kejadian
gangguan waham menetap akibat adanya
ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Keadaan
neurologis yang paling sering berhubungan dengan
waham adalah kelainan yang mempengaruhi sistem
limbik dan ganglia basalis.
Patogenesis
Patogenesis waham tidak diketahui secara pasti, namun ada
beberapa teori yang sudah dikembangkan berkaitan dengan waham.
Ada 3 kategori dari Teori Pembentukan Waham :
• Waham yang timbul pada sistem kognitif muncul karena adanya
pola yang berbeda dari motivasi yang ada.
• Waham timbul sebagai akibat dari defek kognitif fundamental
yang mengakibatkan kapasitas pasien untuk membuat
kesimpulan dari bukti-bukti.
• Waham yang timbul dari proses kognitif yang normal
menunjukkan adanya pengalaman persepsi abnormal.
Teori-teori ini penting untuk tidak saling mengistimewakan satu
dengan yang lainnya. Keyakinan gangguan waham yang demikian
merupakan hasil yang berbeda dan melibatkan 1 atau lebih dari
mekanisme psikodinamika.
Manifestasi Klinis
A. Status Mental
• Deskripsi Umum
Pasien biasanya berdandan dengan baik dan berpakian baik, tetapi pasien mungkin
terlihat aneh, pencuriga atau bermusuhan. Hal yang mencolok paling penting dalam
gangguan waham adalah bahwa pemeriksaan status mental menunjukkan bahwa
mereka sangat normal kecuali adanya system waham abnormal yang jelas.
• Mood, Perasaan dan Afek
Mood pasien biasanya konsisten atau sejalan dengan isi waham. Misalnya pasien
dengan waham kejar akan curiga.
• Gangguan Persepsi
Menurut DSM-IV-TR, waham raba atau cium mungkin ditemukan jika hal tersebut
konsisten dengan waham. Beberapa pasien dengan gangguan waham juga mengalami
pengalaman halusinasi lainnya dan hampir seluruhnya berupa auditorik, bukan visual.
• Pikiran
Gangguan isi pikiran berupa waham merupakan gejala utama dari gangguan ini.
Waham biasanya bersifat sistematis dan karakteristiknya adalah dimungkinkan.
B. Sensorium dan Kognisi
• Orientasi dan Daya Ingat
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya tidak memiliki
kelainan dalam orientasi, serta daya ingat dan proses kognitif lainnya
tidak terganggu.
• Pengendalian Impuls
Klinisi harus memeriksa pasien dengan gangguan waham menetap
untuk menentukan ada atau tidak gagasan atau rencana melakukan
material wahamnya dengan bunuh diri, membunuh atau melakukan
tindakan kekerasan. Insidensinya tidak diketahui pada penyakit ini.
• Pertimbangan dan Tilikan
Pasien dengan gangguan waham menetap hampir seluruhnya tudak
memiliki tilikan terhadap konsisi mereka dan hampir seluruhnya dibawa
ke rumah sakit oleh keluarga, perusahaan atau polisi.
• Kejujuran
Pasien dengan gangguan waham menetap biasanya dapat dipercaya
dalam informasinya.
Klasifikasi
Tipe Kejar (Persecutory Type)
Paling sering dijumpai, biasanya seperti disekongkoli, dicurangi, dimata-matai, diikuti, diracuni, difitnah secara
kejam, diusik atau dihalang-halangi dalam menggapai tujuan jangka panjang, akan mudah marah, mudah
tersinggung dan terkadang dapat bersikap agresif bahkan sampai melakukan tindakan pembunuhan. Yang
membedakannya dengan tipe kejar pada skizofrenia adalah waham pada gangguan waham menetap umumnya
tersistematisasi, koheren dan dapat dibenarkan secara logika. Seringkali orang dengan waham kejar menolak
untuk mencari bantuan.

Tipe Erotomania (Erotomanic Type)


Bahwa pasien merasa dicintai mati-matian oleh seseorang, dimana orang yang dibayangkannya biasanya
berasal dari strata status yang lebih tinggi darinya. Onset gejala dapat mendadak dan kemudian menjadi kronis
sehingga seringkali menjadi pusat perhatian utama pada kehidupan seseorang yang terkena. Pasien yang
terkena biasanya adalah wanita (meskipun didalam sampel forensik sebagian besar adalah laki-laki), seringkali
ditemukan hidup menyendiri, menarik diri dari masyarakat, memiliki kontak seksual terbatas dan memiliki level
sosial rendah atau pekerjaan yang sederhana. Angka kejadian gangguan waham tipe ini adalah 1-2%.
Tipe Kebesaran (Grandiose Type)
• Disebut juga megalomania. Biasanya pasien merasa dirinya memiliki wawasan atau
bakat yang luar biasa tetapi tidak diketahui, atau membuat penemuan penting, dimana
pasien telah dibawa ke berbagai badan pemerintahan seperti FBI, atau memiliki
hubungan khusus dengan seseorang yang terkemuka atau isi waham religius, dimana
penderita menjadi pemimpin sekte religius.

Tipe Cemburu (Jealous Type)


• Sering terjadi pada laki-laki daripada wanita. Waham ini jarang dijumpai, hanya sekitar
kurang dari 0,2% dari semua pasien psikiatrik. Onsetnya seringkali mendadak dan
gejalanya akan menghilang hanya setelah perpisahan atau kematian pasangannya.
Waham cemburu dapat menyebabkan penyiksaan verbal dan fisik yang bermakna
terhadap pasangannya dan bahkan dapat menyebabkan pembunuhan.
Tipe Somatik (Somatic Type)
• Dikenal sebagai psikosis hipokondriakal monosimptomatik. Dapat terjadi secara perlahan-
lahan atau tiba-tiba. Kecemasan dan kewaspadaan yang berlebihan adalah karakteristik
dari waham ini. Waham yang paling sering diderita adalah infeksi (misalnya bakteri, virus,
parasit), dismorfofobia (misalnya bentuk yang tidak sesuai pada hidung, payudara),
waham tentang bau badan yang berasal dari kulit, mulut atau vagina, atau waham bahwa
bagian tubuh tertentu seperti usus besar, tidak berfungsi. Dapat terjadi halusinasi taktil
yang behubungan dengan tema waham, misalnya pasien merasa ada merayap dibawah
kulitnya.

Tipe Campuran (Mixed Type)


• Pasien menunjukkan lebih dari satu tipe waham diatas dan tidak ada satu tema waham
yang menonjol.
Unspecified Type

• Pasien menunjukkan tema waham yang tidak memenuhi salah satu waham diatas. Sebagai
contoh misidentifikasi sindroma, seperti sindroma Capgras, yaitu keadaan yang
dikarakteristikan dimana pasien percaya bahwa anggota keluarganya telah di gantikan dengan
seorang penipu ulung.
Diagnosis
Dalam mendiagnosa suatu gangguan waham menetap, dapat
digunakan kriteria berdasarkan DSM-IV-TR, yaitu :
 Waham yang tidak aneh (nonbizzare) selama sekurangnya 1 bulan.
 Kriteria A untuk skizofrenia tidak terpenuhi (pasien tidak
menunjukkan gejala halusinasi yang dominan, bicara
terdisorganisasi, gejala negatif seperti afek datar). Catatan :
halusinasi taktil dan cium mungkin ditemukan pada gangguan
delusional jika berhubungan dengan waham.
 Terlepas dari gangguan waham atau percabangannya, fungsi
keseluruhan tidak tampak terganggu dan perilaku tidak aneh atau
kacau.
 Jika episode mood telah terjadi bersama dengan waham, durasinya
relatif singkat dibandingkan lama periode waham.
 Gangguan bukanlah karena efek fisiologis langsung dari suatu zat
atau suatu kondisi medis umum.
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang paling mendekati gangguan waham
menetap adalah skizofrenia tipe paranoid. Dimana, hal yang
membedakannya dengan gangguan waham menetap adalah kualitas
waham. Menurut PPDGJ III, pedoman diagnostik Skizofrenia tipe
paranoid adalah sebagai berikut :
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
• Sebagai tambahan :
– Halusinasi dan/atau waham harus menonjol : halusinasi auditorik, halusinasi
pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain
perasaan tubuh, waham dikendalikan (delusion of control), dipengaruhi
(delusion of influence) atau “passivity” (delusion of passivity) dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam adalah yang paling khas.
– Gangguan afektif, dorongan kehendak, dan pembicaraan serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol.
Penatalaksanaan
A. Perawatan di Rumah Sakit
Pada umumnya pasien dengan gangguan waham menetap dapat diobati atas dasar
rawat jalan. Tetapi klinisi harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
• diperlukan pemeriksaan medis dan neurologis pada diri pasien untuk menentukan
apakah terdapat kondisi medis nonpsikiatrik yang menyebabkan penyakit ini.
• pasien perlu diperiksa tentang kemampuannya mengendalikan impuls kekerasan yang
mungkin berhubungan dengan waham.
• perilaku tentang waham mungkin secara bermakna telah mempengaruhi
kemampuannya untuk berfungsi didalam keluarga atau pekerjaannya.
B. Farmakoterapi
Beberapa peneliti telah menyatakan bahwa Pimozide mungkin efektif pada gangguan
waham menetap tipe somatik. Terapi kombinasi sering dilakukan, termasuk mengkombinasi obat
antipsikotik dengan antidepresan. Secara keseluruhan, penderita gangguan waham menetap
sangat berespon terhadap pengobatan (antipsikosik) yang diberikan, dimana 50% dilaporkan
sembuh dari gejalanya, 90% menunjukkan adanya perubahan dari klinisnya.

C. Psikoterapi
Memberikan informasi dan edukasi yang benar mengenai penyakit pasien, sehingga
diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan mendukungnya ke arah penyembuhan.
Memberitahukan kepada keluarga untuk tidak memberikan tekanan emosional kepada pasien.
Selain itu, keluarga juga diharapkan mampu mengawasi kepatuhan pasien untuk kontrol minum
obat, dan meminta keluarga untuk lebih mendengarkan dan berkomunikasi dengan pasien.
Tanda terapi yang berhasil mungkin adalah suatu kepuasan penyesuaian sosial.
Prognosis
Gangguan waham menetap diperkirakan merupakan diagnosis yang
cukup stabil. Kurang dari 25% dari semua pasien gangguan waham
menetap menjadi skizofrenia. Kira-kira 50% pasien pulih pada follow up
jangka panjang, 20% lainnya mengalami penurunan gejalanya dan 30%
lainnya tidak mengalami perubahan pada gejalanya.
Kesimpulan
Gangguan waham menetap didefinisikan sebagai suatu gangguan psikiatrik yang tidak diketahui
penyebabnya dan memiliki gejala utama adalah waham. Penyebab terjadinya gangguan waham menetap
masih belum diketahui. Namun, terdapat beberapa pendapat, yaitu faktor genetik dan faktor biologi.
Penderita gangguan waham menetap umumnya memiliki status mental, sensorium dan kognisi yang baik.
Terdapat tujuh tipe gangguan waham menetap, diantaranya adalah tipe kejar, tipe erotomanik, tipe
kebesaran, tipe cemburu, tipe somatik, tipe campuran dan tipe tidak tidak ditentukan. Tipe kejar dan tipe
cemburu merupakan tipe gangguan waham menetap yang paling sering dijumpai, tipe kebesaran tidak
begitu sering, tipe erotomanik dan tipe somatik merupakan tipe yang paling jarang terjadi.
Dalam menentukan diagnosa gangguan waham menetap, dapat dipakai kriteria yang diadaptasi dari
DSM-IV-TR. Diagnosa banding yang paling mendekati gangguan waham menetap adalah skizofrenia tipe
paranoid, dimana yang membedakannya adalah kualitas dari wahamnya.
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada penderita gangguan waham menetap adalah perawatan
rumah sakit, farmakoterapi, psikoterapi, faktor psikodinamik dan terapi keluarga. Gangguan waham
menetap memiliki prognosa yang bisa dikatakan baik, karena kurang dari 50% penderitanya dapat sembuh
dengan follow up jangka panjang.
Daftar Pustaka
• Aziza, M.M. 2016. Gangguan Waham Menetap. Sumatra
Utara : Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati
• Kusumawarhani, Husin, Adikusomo, et al. 2013. Buku Ajar :
Psikiatri Edisi Dua. Jakarta : FKUI
• Maslim, Rusli. 2013. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa
Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta : PT.Nuh Raya
• Sadock, Benjamin J, Virginia A, et al. 2007. Synopsis Of
Psychiatry : Behavioral Science/Clinical Psychiatry 10th
Edition. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins. P.506-
514
• Sadock B, Sadock V.A, Kaplan & Sadock. 2010. Buku Ajar
Psikiatri Klinis, Edisi 2. Jakarta : EGC
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai