Oleh :
04054822022205
Pembimbing :
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Telaah Ilmiah
Oleh:
Muhammad Ifzar Akbari, S.Ked.
04054822022205
Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti
Kepaniteraan Klinik di Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 02 Agustus
– 04 September 2021.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan berkat-Nya referat yang berjudul “Efek Samping Vaksin pada Ibu
Hamil” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Referat ini dibuat untuk memenuhi
salah satu syarat ujian kepaniteraan klinik senior di Departemen Obstetri dan
Ginekologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Hj. Fatimah
Usman, Sp.OG (K) atas bimbingannya sehingga penulisan ini menjadi lebih baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam
penulisan referat ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan untuk penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................……ii
KATA PENGANTAR..................................................................................……iii
DAFTAR ISI................................................................................................……iv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA….......................................................................7
2.1 Definisi dan Epidemiologi........................................................................7
2.2 Etiologi dan Patofisiologi.........................................................................7
2.3 Transmisi Vertikal....................................................................................9
2.4 Vaksinasi dan Efek Samping Vaksin pada Ibu Hamil............................10
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
iv
BAB I
PENDAHULUAN
5
replikasi (Covishield dan Sputnik V). Seorang wanita hamil yang memilih untuk
divaksinasi, dapat divaksinasi kapan saja selama kehamilan. Untuk membantu ibu
hamil membuat keputusan yang tepat untuk divaksinasi, mereka harus diberikan
informasi tentang risiko infeksi COVID-19 pada kehamilan, manfaat vaksinasi,
dan efek samping vaksinasi.3
Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui efek samping
vaksinasi pada ibu hamil sehingga dapat memberikan edukasi yang tepat pada ibu
hamil yang mendapatkan vaksinasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
hari, penularan utama berasal dari orang yang bergejala ke orang yang berada
jarak dekat melalui droplet.7 Penularan virus COVID-19 dapat melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan benda yang digunakan orang terinfeksi.8
SARS-CoV-2 masuk ke epitel sistem pernapasan melalui reseptor
Angiotensin converting enzyme 2 (ACE2) yang dominan berada di alveoli paru,
namun juga ditemukan di organ lain seperti mukosa saluran pencernaan dan
rongga mulut.9 Enzim ACE2 akan mengubah angiotensin II menjadi angiotensin I
yang menyebabkan vasodilatasi, antitrombosis, dan antiinflamasi. Pada kehamilan
terjadi peningkatan reseptor ACE2, sehingga pada ibu hamil berisiko lebih besar
terinfeksi SARS-CoV-2.10 Ikatan virus terhadap ACE2 menurunkan regulasi
perubahan angiotensin II menjadi angiotensin I, sehingga terjadi peningkatan
angiotensin II. Hal ini mengakibatkan vasokonstriksi dan disfungsi endotel.
Kondisi ini menyerupai keadaan preeklampsia. Pada keadaan lebih lanjut dapat
menyebabkan gangguan pembekuan darah, trombosis, stroke, dan emboli
pulmonal.11,12,13
Infeksi SARS-CoV-2 akan meningkatkan sitokin proinflamasi, seperti
interleukin IL-2, IL-7, IL-10, granulocyte-colony stimulating factor, interferon-y-
inducible protein 10, monocyte chemottractant protein 1, macrophage
inflammatory protein 1 alpha, dan tumor necrosis factor alpha.14 Peningkatan
konsentrasi interleukin merupakan efek sitotoksik langsung virus COVID-19 yang
akan menyebabkan badai sitokin.15
Perubahan sistem imun selama kehamilan diperlukan untuk proteksi ibu dan
janin dari infeksi mikrobakterial. Seiring dengan perubahan usia gestasi,
mekanisme respons imun adaptif juga berubah. Pada trimester pertama disebut
stadium proinflamasi untuk menunjang implantasi embrio. Pada trimester kedua
disebut stadium anti-inflamasi; stadium ini sangat dibutuhkan untuk memelihara
pertumbuhan janin dan pada trimester akhir disebut stadium proinflamasi karena
mendekati waktu persalinan.16 Mekanisme ini yang mendasari mengapa kasus
COVID-19 pada kehamilan terbanyak pada trimester akhir.7
8
2.3. Transmisi Vertikal
Sampai saat ini transmisi vertikal intrauterin dari ibu ke bayi masih terus
diteliti. Data menyebutkan bahwa transmisi infeksi COVID-19 secara vertikal
masih mungkin.17 Imunitas maternal dapat melewati sawar darah plasenta yang
dapat menyebabkan terbentuknya imunitas pasif pada janin. Pada kasus yang
dilaporkan oleh Dong, et al, terdapat hasil IgM dan IgG SARS CoV-2 positif pada
bayi baru lahir, namun negatif hasil PCR Swab test. 18 Penelitian lain menunjukkan
ditemukannya ACE-2 reseptor dalam jumlah sedikit pada plasenta yang
memungkinkan infeksi vertikal melalui plasenta.19 Ketika SARS CoV-2 berikatan
dengan ACE-2 reseptor maka transmembrane protease serine 2 enzyme
(TMPRSS2) teraktivasi, sehingga virus dapat melewati sel.20 Hal ini
memungkinkan ditemukannya virus SARS CoV-2 RNA di plasenta atau selaput
ketuban seperti yang dilaporkan oleh Penfield, et al. 21 Sebuah studi kasus dari Iran
menyebutkan hasil SARS CoV- 2 RNA positif pada air ketuban seorang bayi
prematur diikuti hasil swab nasofaring positif 24 jam setelah kelahiran.22
Kirtsman, et al, melaporkan adanya kemungkinan terjadi infeksi kongenital SARS
CoV-2 yang dibuktikan dengan hasil swab positif pada nasofaring bayi, plasenta,
air susu, dan vagina ibu.23 Pada penelitian yang lebih besar, dari 666 bayi baru
lahir dari wanita positif SARS CoV-2, 28 (4%) bayi terinfeksi SARS CoV-2
setelah kelahiran.24
Selain isu transmisi intrauterin, transmisi intrapartum juga menjadi
perhatian. Berdasarkan laporan kasus Caroosa, et al, terdapat hasil swab
nasofaring positif pada bayi yang lahir spontan pervaginam dari ibu dengan hasil
swab feses dan rektal positif. Hal ini menunjukkan bahwa sangat mungkin terjadi
kontaminasi dari feses saat persalinan pervaginam.25 SARS-CoV-2 telah
ditemukan pada tinja pada 1 dari 3 orang yang tidak hamil. 25 Hingga saat ini
masih sedikit kasus swab rektal positif pada ibu hamil. Hasil swab negatif juga
dihubungkan dengan rendahnya jumlah viral load, sehingga rute transmisi ini
perlu dikonfirmasi lagi dengan penelitian lanjutan mengingat data kelahiran
spontan pervaginam pada COVID-19 masih terbatas.26
9
Hal bertentangan ditemukan dalam sebuah review sistematik pemeriksaan
PCR pada plasenta, cairan ketuban, tali pusat, dan cairan ASI dari 24 wanita hamil
dengan COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan tidak ditemukan virus dari
sampel yang ada.27 Dalam sebuah studi meta-analisis yang melibatkan 87 wanita
hamil trimester ke-3 dengan infeksi SARS CoV-2 tidak ditemukan adanya bukti
penularan vertikal, meskipun risiko prematuritas dan gawat janin meningkat.28
Meski demikian terlepas dari ada tidaknya transmisi vertikal, terdapat efek
jangka pendek dan jangka panjang inflamasi pada tahap perkembangan fetus.
Beberapa komplikasi antara lain aborsi, trombotik vaskulopati yang
mengakibatkan penurunan aliran darah uteroplasenta sehingga perfusi ke janin
menurun. Komplikasi lain yang dapat terjadi adalah kematian perinatal, kelahiran
prematur, pertumbuhan janin yang terhambat.29
Studi Shanes, et al, menunjukkan bahwa dari 16 wanita hamil terinfeksi
COVID-19, pada 12 (75%) di antaranya terdapat malperfusi sirkulasi maternal
fetal.30 Studi lain menunjukkan kejadian ketuban pecah dini, solusio plasenta,
persalinan prematur, dan berat badan lahir rendah pada kelompok wanita hamil
dengan COVID-19.31,32
10
tinggi paparan COVID-19 dan wanita hamil dengan penyakit penyerta yang
menempatkan mereka di kelompok berisiko tinggi untuk penyakit COVID-19
yang parah. Oleh karena itu, wanita hamil disarankan untuk mengonsumsi vaksin
COVID-19.33,34
Meskipun sebagian besar (>90 persen) ibu hamil yang terinfeksi sembuh
tanpa perlu rawat inap, penurunan kesehatan yang cepat dapat terjadi pada
beberapa kasus. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil
diantaranya adalah wanita hamil yang bergejala yang menyebabkan mereka
memiliki peningkatan risiko penyakit parah & kematian. Diabandingkan dengan
wanita hamil tanpa COVID-19, mereka yang memiliki gejala COVID-19
memiliki peningkatan risiko kehamilan yang membahayakan, termasuk dirawat di
ICU, kelahiran prematur iatrogenik, gejala seperti pre-eklampsia, operasi caesar
dan kematian.34,35
Sebagian besar (lebih dari 95 persen) bayi baru lahir dari ibu positif
COVID-19 dalam keadaan baik saat kondisinya saat lahir. Namun, Covid-19 pada
kehamilan meningkatkan kemungkinan kelahiran premature dan meningkatkan
kemungkinan rawat inap untuk neonatus dan dalam beberapa kasus bahkan
kematian.35
Faktor risiko terjadinya komplikasi setelah infeksi COVID 19 selama
kehamilan adalah ibu hamil yang memiliki komorbiditas yang sudah ada
sebelumnya, usia ibu lanjut, dan indeks massa tubuh yang tinggi. Wanita hamil
yang berisiko tinggi untuk mengalami keparahan dari COVID-19 adalah :
Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, seperti diabetes
Penerima transplantasi organ
Kondisi pernapasan kronis seperti COPD, asma, kista fibrosis
Penyakit sel sabit homozigot
Menerima terapi imunosupresi (cukup untuk secara signifikan
meningkatkan risiko
infeksi)
Dialisis atau penyakit ginjal kronis lanjut
Penyakit jantung bawaan atau didapat
11
Namun, apabila ibu hamil sudah terkena COVID-19 selama waktu
kehamilan maka harus divaksinasi segera setelah melahirkan. Efek samping dari
vaksin COVID 19 tidak membahayakan ibu hamil ataupun janinnya. Diketahui
bahwa vaksin COVID 19 yang tersedia aman dan vaksinasi melindungi wanita
hamil dari COVID 19. Berdasarkan penelitian saat ini mengatakan bahwa vaksin
COVID -19 tidak menimbulkan risiko bagi orang hamil atau janin.35
Seperti obat apapun, vaksin mungkin memiliki efek samping yang biasanya
ringan. Setelah mendapatkan vaksin. Orang yang melakukan vaksin biasanya
mengalami demam ringan, nyeri di area suntikan, atau merasa tidak enak badan
selama 1-3 hari. Penerima vaksin mungkin setelah vaksinasi COVID 19 akan
mengalami beberapa gejala berikut dalam waktu 20 hari setelah mendapatkan
suntikan yang mungkin membutuhkan perhatian segera, diantaranya:35,36
- Sesak nafas (kesulitan bernafas)
- Sakit dada
- Nyeri pada tungkai/nyeri saat menekan tungkai atau bengkak pada tungkai
(lengan atau betis)
- Perdarahan kecil (petechial) atau memar pada kulit setelah vaksinasi
- Sakit perut terus menerus dengan atau tanpa muntah
- Kejang tanpa adanya riwayat kejang sebelumnya dengan atau tanpa
muntah
- Sakit kepala parah dan persisten dengan atau tanpa muntah (tanpa adanya
riwayat sebelumnya)
- Kelemahan / kelumpuhan anggota badan atau sisi tubuh tertentu
- Muntah terus-menerus tanpa alasan yang jelas
- Penglihatan kabur/nyeri pada mata.
Kontraindikasi khusus yang perlu diketahui untuk ibu hamil adalah pada
populasi umum, sebaiknya wanita hamil harus menghindari vaksinasi apabila
terdapat reaksi anafilaksis atau alergi terhadap dosis vaksin COVID-19
sebelumnya, anafilaksis atau reaksi alergi terhadap vaksin atau terapi suntik, obat-
obatan produk, bahan makanan, dll. Vaksin dikontraindikasikan sementara dalam
kondisi berikut:35,36
12
Infeksi COVID-19 yang didiagnosis – tunda selama 12 minggu dari
infeksi atau 4 hingga 8 minggu dari pemulihan
Infeksi COVID-19 aktif
Infeksi COVID-19 yang diobati dengan antibodi monoklonal anti-COVID-
19 atau plasma pemulihan.
13
BAB III
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
15
patients with COVID-19. 2020 April 10. Thromb Res. 2020;191:145–7.
https://doi.org/10.1016/j.thromres.2020.04.013.
13. Xie Y, Wang X, Yang P, Zhang S. COVID-19 complicated by acute pulmonary
embolism.Radiol Cardiothorac Imag. 2020;2(2):e200067.
14. Mao L, Jin H, Wang M, Hu Y, He Q, Chen S, et al. Neurologic manifestations of
hospitalized patients with coronavirus disease 2019 in Wuhan, China [Internet].
JAMA Neurol. 2020;77(6):683-90.
https://doi.org/10.1001/jamaneurol.2020.1127.
16
Obstet Gynecol 2020;127(11):1324-36.
26. Carosso A, Cosma S, Borella F, Marozio L. Pre-labor anorectal swab for SARS-
CoV-2 in COVID-19 pregnant patients: is it time to think about it? Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol. 2020;249:98–9.
27. Kasraeian M, Zare M, Vafaei H, Asadi N, Faraji A, Bazrafshan K, et al. COVID-
19 pneumonia and pregnancy; A systematic review and meta- analysis. J Matern
Fetal Neonatal Med. 2020;1–8. DOI: 10.1080/14767058.2020.1763952
28. Martins-Filho PR, Santos VS, Santos HP, Jr.To breastfeed or not to breastfeed?
Lack of evidence on the presence of SARS-CoV-2 in breastmilk of pregnant
women with COVID-19. Rev Panam Salud Publica 2020;44:59. doi:
10.26633/RPSP.2020.59
29. Ejog.org. Pre-labor anorectal swab for SARS-CoV-2 in COVID-19 pregnant
patients: is it time to think about it? [Internet]. 2020 [cited 2020 August 31].
Available from https://www.ejog.org/article/S0301-2115(20)30202-5/pdf.
30. Zheng QL, Duan T, Jin LP. Single-cell RNA expression profiling of ACE2 and AXL in
the human maternal–fetal interface. Reprod Dev Med. 2020;4(1):7–10.
31. Shanes ED, Mithal LB, Otero S, Azad HA, Miller ES, Goldstein JA. Placental pathology in
COVID-19. Am J Clin Pathol. 2020;154(1):23–32.
32. Li N, Han L, Peng M, Lv Y, Ouyang Y, Liu K, et al. Maternal and neonatal out-
comes of pregnant women with COVID-19 pneumonia: A case-control study. Clin
Infect Dis. 2020;ciaa352. DOI:10.1093/cid/ciaa352
33. Wei SQ, Bilodeau-Bertrand M, Liu S, Auger N. The impact of COVID-
19 on pregnancy outcomes: a systematic review and meta-analysis.
CMAJ. 2021 Apr 19;193(16):E540-E548. doi: 10.1503/cmaj.202604.
Epub 2021 Mar 19. PMID: 33741725; PMCID: PMC8084555.
34. Outcomes of Neonates Born to Mothers with Coronavirus Disease 2019
(COVID-19) – National Neonatology Forum (NNF) India COVID-19
Registry; early online version, Indian pediatrics
35. SAGE guidance for the development of evidence-based vaccination-
related recommendations. Geneva: World Health Organization; 2017
(https://www.who.int/immunization/sage/Guidelines_development_reco
mmendations.pdf, accessed 4 September 2021). Interim Clinical
Considerations for Use of COVID -19 Vaccines Currently
36. Authorized in the United States; Centers for Disease Control and Prevention
16 May 2021.
17