Anda di halaman 1dari 51

PROCEDURAL SKILL:

INSERSI & EKSTRAKSI


IMPLAN
Pembimbing :
Dr. Hj. Fatimah Usman, Sp.OG(K)-FER

Departemen Obstetrik dan Ginekologi Fakultas Kedokteran


Universitas Sriwijaya
RSUP Dr. Moh. Hoesin Palembang
Definisi
Implant  salah satu jenis alat
kontrasepsi hormonal yang berupa susuk
dan terbuat dari jenis karet silastik yang
berisi hormon, ujung-ujungnya ditutup
dengan silastic adhesive dan pada
pemasanganya dilakukan di lengan atas
Jenis-jenis Implant

Norplant
• Norplant terdiri dari 6 batang silastik
lembut berongga
• panjang 3,4 cm
• berdiameter 2,4 mm
• Berisi dengan 36 mg Levonorgestrel
• daya kerja sekitar 5 tahun.
Jenis-jenis Implant

Implanon
• sebuah batang putih lentur
• panjang kira-kira 40 mm dan
diameter 2 mm
• terisi dengan 68 mg 3-Keto-
desogestrel
• dapat bekerja hingga 3 tahun.
Jenis-jenis Implant

Jadena dan
Indoplant
• 2 batang
• diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
• bekerja hingga 3 tahun.
Mekanisme kerja
• Membuat lendir serviks menjadi kental untuk mencegah penetrasi sperma
• Menghambat ovulasi

Mekanisme lainnya yang dapat menambah efek kontrasepsi antara lain :


• Menekan pertumbuhan endometrium (hipoplasia)
• Mengurangi produksi progesterone alami dari ovarium selama fase pasca
ovulasi (luteal) dalam siklus tersebut dimana terjadi ovulasi.
Keuntungan kontrasepsi
• Daya guna tinggi
• Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)
• Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan
• Tidak memerlukan periksa dalam
• Bebas dari pengaruh estrogen
• Tidak mengganggu kegiatan senggama
• Tidak mengganggu ASI
• Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan
• Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan
Kerugian
• Pada kebanyakan pemakai, dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak/spotting diantara 2 siklus, hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah haid
serta amenorea.
• Timbul keluhan-keluhan seperti: nyeri kepala/cephalgia, nyeri dada, perasaan mual,
pening/pusing, peningkatan/penurunan berat badan, atau bahkan depresi.
• Membutuhkan tindak pembedahan minor.
• Usia reproduksi
• Telah memiliki anak ataupun yang belum Indikasi
• Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
• Pasca persalinan dan tidak menyusui
• Pasca keguguran
• Tidak mengiginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi
• Riwayat kehamilan ektopik
• Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemi bulan sabit
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
• Sering lupa menggunakan pil
KONTRAINDIKASI (relatif)
• Dugaan terhadap adanya kehamilan • Hipertensi
• Sedang mengidap penyakit • Sakit kepala atau migren karena
tromboembolik kelainan vascular
• Sedang mengalami perdarahan • Epilepsi
pervaginam yang belum terdiagnosis • Tuberkulosis
• Benjolan atau kanker payudara • Depresi
• Diabetes Mellitus • Perokok
• Wanita yang tidak dapat
menerima keadaan amenorea
Waktu pemakaian
• Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan
• Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual,
atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
• Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan. Jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode
kontrasepsi lain 7 hari saja
• Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat, bila menyusui penuh klien tidak perlu memakai kontrasepsi
lain
Waktu pemakaian (con’t)
• Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
• Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi dahulu dengan benar
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain
Waktu pemakaian (con’t)
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan
klien ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat dilakukan setiap
saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya
haid berikutnya
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain
untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
• Pasca keguguran implan dapat segera diinsersikan
ÍNDICE

01 02
SEÇÃO SEÇÃO
Você pode descrever o tópico Você pode descrever o tópico
da seção aqui da seção aqui

03 04
SEÇÃO SEÇÃO
Você pode descrever o tópico Você pode descrever o tópico
da seção aqui da seção aqui
INSERSI
IMPLAN
Persiapan Alat dan Bahan
 Meja periksa untuk klien berbaring
 Alat penyangga lengan
 Batang Norplant (6 buah) dalam kantong steril
 Duk steril
 Mangkok tempat meletakkan norplant
 Handscoen steril
 Sabun cuci tangan
 Larutan antiseptik (povidon iodine, lengkap dengan cawan/mangkok)
 Zat anestesi local (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
 Spuit 5 ml
 Trokar #10 dan mandrin
Persiapan Alat dan Bahan
 Skalpel # 11 atau # 15
 Kasa pembalut, bandaid, atau plester
 Kasa steril dan pembalut
 Epinefrin untuk keperluan darurat (renjatan anafilaktik)
 Klem penjepit atau forseps mosquito
 Bak/tempat instrumen
 Tempat sampah kering
 Tempat sampah medis
 Ember berisi larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi instrumen yang selesai digunakan
Persiapan pemasangan
• Meminta klien mencuci dan membilas lengannya
• Membantu klien berbaring di atas meja periksa.
• Mengatur posisi lengan klien yang telah bersih dan meletakkan kain kering dan bersih di
bawah lengannya
• Menentukan tempat insersi.
• Dengan menggunakan pola, menandai posisi pemasangan tiap kapsul
• Memastikan alat steril
• Membuka pembungkus peralatan steril atau DTT tanpa menyentuhnya.
• Membersihkan tangan.
Pemasangan
• Memakai sarung tangan steril/DTT
• Mengusapkan larutan antiseptik dengan gerakan berputar pada tempat insersi, tunggu 2
menit.
• Menyuntikkan anestesi lokal ( lidokain 1%) tepat di bawah kulit pada lokasi pemasangan.
• Menarik jarum dan menempatkan alat suntik pada tempat yang aman untuk mencegah luka
tusuk
• Membuat sayatan sedalam 2mm sampai di bawah kulit
• Menusukkan trokar secara subdermal.
• Sambil mengangkat kulit, mendorong trokar ke dalam sampai tanda batas (1)dekat pangkal
trokar.
• Menarik pendorong (plunger) keluar dan memasukkan kapsul ke dalam trokar
• Memasang kembali pendorong dan mendorong hingga terasa ada hambatan
Pemasangan
• Menahan pendorong dengan satu tangan menggeser trokar keluar dari insisi hingga
menyentuh pegangan pendorong.
• Menarik trokar dan pendorong bersamaan hingga tanda pembatas (2) dekat ujung trokar
(tidak sampai trokar keluar dari kulit).
• Menjauhkan ujung trokar dari kapsul dan menahan kapsul agar tidak berada pada jalur
trokar.
• Mengarahkan trokar sekitar 15 derajat dan memasukkan trokar dengan mendorongnya
sampai tanda batas (1).
• Memasang kapsul sisanya dengan tehnik yang sama.
Pasca Pemasangan
 Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band-aid.
 Beri pembalut tekan untuk mencegah pendarahan dan mengurangi memar.
 Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan dalam larutan klorin
untuk dikontaminasi.
 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas, sarung tangan /
alat suntik sekali pakai)
 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin .
 Cuci tangan dengan sabun dan air, kemudian keringkan dengan kain bersih.
Pemasangan
Reka posisi
Insersi
subdermal
Posisi
subdermal
Reka posisi
Anestesi
lokal
Insisi lokal
Insersi
trokar
Batas insersi
trokar
Menempatkan
kapsul
Menarik trokar &
menempatkan
kapsul
Mengarahkan trokar untuk menempatkan kapsul
kedua
Menempatkan kapsul
kedua
Mencabut
trokar
Menutup luka
insisi
Menempatkan
kapsul
Konseling pasca insersi
• Merawat luka
• Gejala yang harus diwaspadai
• Efek Samping
• Kunjungan Ulang
• Masa Kerja Implan
• Pencabutan/Pasang Ulang
EKSTRAKSI
IMPLAN
Persiapan Alat dan Bahan
 Skalpel  Ember berisi larutan klorin 0,5%
 Klem mosquito dan pean lurus untuk dekontaminasi instrumen yang
 Kasa pembalut, bandaid, atau plester selesai digunakan
 Kasa steril dan pembalut  Larutan antiseptik (povidon iodine,
 Bak/tempat instrumen lengkap dengan cawan/mangkok)
 Tempat sampah kering  Zat anestesi lokal (konsentrasi 1%
 Tempat sampah medis tanpa epinefrin)
 Handscoen steril  Spuit 5 ml
 Sabun cuci tangan
Persiapan
 Konseling pra pencabutan (alasan pencabutan, rencana klien pasca pencabutan)
 Mintalah klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air
yang mengalir. Pastikan tidak terdapat sisa sabun.
 Mintalah klien berbaring dengan lengan yang diletakkan lurus atau sedikit
bengkok dan disangga dengan baik
 Letakkan kain yang bersih dan kering dibawah lengan klien
 Tentukan lokasi kapsul dengan meraba. Untuk menentukan tempat insisi, raba
tanpa sarung tangan ujung kapsul dekat lipatan siku. Bila tidak dapat meraba
kapsul, lihat lokasi pemasangan pada cacatan medik klien. Beri tanda pada posisi
setiap kapsul di lengan dengan menggunakan spidol.
 Siapkan alat-alat dengan selalu menjaga sterilitas.
Persiapan
 Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih
 Pakai sarung tangan steril atau DTT.
 Desinfeksi tempat pencabutan secara sentrifugal dengan kasa iodine.
 Pasang duksteril pada daerah pencabutan, raba sekali lagi seluruh kapsul untuk
menentukan lokasinya.
 Suntikkan obat anenstesi lokal dengan memasukkan jarum dibawah ujung kapsul
yang paling dekat dengan siku, kemudian masukkan sampai kurang lebih
sepertiga panjang kapsul pertama (1 cm ), tarik jarum pelan-pelan sambil
menyuntikkan obat anastesi sebanyak 0,5 ml. Tanpa mencabut jarum geser ujung
jarum ke arah kapsul berikutnya, ulangi proses ini sampai jarum keenam.
Tindakan pencabutan dengan teknik “U”
 Tentukan lokasi insisi pada kulit diantara kapsul 3 dan 4 lebih kurang 5 ml di atas
ujung kapsul dekat siku.
 Lakukan pada lokasi yang telah ditentukan, gunakan scalpel untuk membuat
insisi kecil (4 mm) dengan arah memanjang.
 Masukkan ujung klem pemegang susuk secara hati-hati melalui luka insisi.
 Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar
panjang kapsul.
 Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan
jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu kapsul lebih kurang 5 mm
diatas ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik ke arah insisi dan
jatuhkan klem 1800 ke arah bahu klien.untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
Tindakan pencabutan dengan teknik “U”
 Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya dengan menggunakan
kassa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah dicabut. Bila
tidak bisa dengan kassa, boleh menggunakan sisi tumpul scalpel.
 Gunakan klem lain untuk menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang susuk dan cabut kapsul dengan pelan- pelan dan hati- hati. Setelah
kapsul dicabut, letakkan dalam mangkuk kecil berisi larutan klorin 0,5 % untuk
dekontaminasi. Kapsul dapat dihitung dengan mudah dalam mangkuk kecil untuk
memastikan keenam kapsul sudah dicabut.
 Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah dicabut dengan
teknik yang sama seperti di atas.
Tindakan pasca pencabutan
 Bila klien tidak ingin memakai implan lagi, bersihkan daerah sekitar insisi denga kasa
antiseptik. Gunakan klem mosquito untuk memegang kedua tepi luka insisi selama
lebih kurang 10 – 15 detik untuk mengurangi perdarahan.
 Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan bandaid atau kasa steril dan
plester. Tutup daerah insisi dengan pembalut tekan mengelilingi lengan untuk
homeostasis dan mengurangi perdarahan di bawah kulit.
 Taruh alat suntik ditempat terpisah dan letakkan semua peralatan dalam larutan klorin
untuk dikontaminasi.
 Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (kasa, kapas, sarung
tangan / alat suntik sekali pakai)
 Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam klorin .
 Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.
Ekstraksi
implan
Anestesi lokal
Insisi kulit
Membebaskan
kapsul
Menjepit ujung
kapsul
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai