Anda di halaman 1dari 6

Kriteria Osteoarthritis Rheumatoid Arthritis Gout Arthritis

Nyeri sendi, Nyeri sendi, Nyeri pada sendi,


Keluhan
disertai disertai dengan disertai dengan
Utama dengan kekakuan yang bengkak,
kekakuan dan berkurang dengan kemerahan,
bertambah aktivitas dan panas
nyeri dengan
aktivitas
Sendi Sendi besar Sendi kecil paling Jari kaki, paling sering
terkena tumpuan sering digiti I (Podagra)
berat badan, mis. jari tangan dan multiple
genu,
coxae
Pemeriksaan Krepitasi, nyeri Swan neck finger, Tanda inflamasi dan
Fisik ketika deviasi tofus
digerakkan ulnar,
Pemeriksaan Tidak ada RF (+), anti-CCP Asam Urat darah
Lab antibodies (ACPA) (+) meningkat
Pemeriksaan Spur, Penyempitan Tampak kristal
RO penyempitan rongga sendi monosodium
celah sendi, dan erosi urat
Osteofit periartikuler
Acute 
Tatalaksana NSAID dan DMARDS  MTX
kolkisin,
Fisioterapi NSAID
Post acute 
alupurinol
Muhammad Ifzar Akbari
04054822022205
Koas Rehabilitasi Medik Periode 15 November – 1 Desember 2021

1. Diagnosis Banding Osteoarthritis


2. Diagnosis OA Genu

Nyeri lutut + minimal 3 dari 6 berikut :

• umur> 50 tahun

• stiffness < 30 menit

• krepitasi

• nyeri pada tulang

• pelebaran tulang
• tidak hangat pada perabaan

Nyeri lutut + minimal 1 dari 3 berikut:

• umur> 50 tahun

• stiffness < 30 menit

• krepitasi + osteofit

Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 berikut :

• Umur > 50 tahun

• stiffness < 30 menit

• krepitasi

• nyeri pada tulang

• pelebaran tulang

• tidak hangat pada perabaan

• LED < 40mm/jam

• Rheumatoid factor <1:40

• Cairan sinovial : jernih, viscous, leukosit <2000/mm3

3. Look, Feel, Move Ekstremitas Bawah

Look

Didapatkan deformitas berupa genu varus, atrofi otot tidak ada, tremor tidak ada, perubahan
warna tidak ada

Feel

Terdapat nyeri tekan pada kedua lutut, terutama pada tepi tulang, tidak terapa hangat, teraba
krepitasi, teraba tonjolan tulang.

Move
Gerakan motorik kanan dan kiri terbatas, kekuatan ekstensi lutut dan fleksi lutut 4,
keterbatasan luas gerak sendi.

4. Microwave Diathermy (MWD)

Microwave diathermy (MWD) adalah alat penghantar panas yang dikonversi dari
energi gelombang elektromagnetik. Sesuai kesepakatan internasional, penggunaan
frekuensi MWD adalah 2450 MHz (2,45GHz) yang bisa masuk sedalam 1,7 cm pada
otot serta kulit, dan 11,2 cm pada jaringan lemak serta tulang.
MWD seperti di Amerika banyak digunakkan 915 MHz yang kemampuan
penetrasinya meningkat 3,04 cm pada otot serta kulit dan 17,7 cm pada jaringan
lemak serta tulang, dan dibeberapa tempat di Eropa menetapkan 750 MHz sebagai frekuensi
optimal untuk terapi panas. Temperatur untuk efekterapeutik berkisar pada suhu 41-
45oC. Energi microwave berasal dari suatu alat elektronik yang dikenal sebagai
magnetron. Daya keluaran dari MWD dapat mencapai 250 W walaupun dalam
kenyataannya dibatasi oleh desain antena yang berfungsi sebagai asal tempat radiasi dari
MWD, lalu akan disalurkan ke kapasitor atau inductor yang dihubungkan dengan pasien.
Ada 2 jenis MWD berdasarkan cara kerja aplikatornya, yaitu non contact microwave
applicators dan direct contact microwave applicator yang melepaskan penyimpangan radiasi
yang lebih sedikit daripada non contact microwave applicators dan memproduksi lebih
banyak pola untuk menghangatkan bagian yang lebih dalam pada suatu jaringan. Salah
satu kelebihan dari MWD adalah desainnya yang kuat dan mudah digunakan.
Kelebihan lainnya dari MWD adalah dapat memanaskan jaringan tubuh yang lebih
dalam dari hot packs, dapat memanaskan area tubuh yang lebih luas dibandingkan
ultrasound, 7000 kali lebih efektif jika diberikan pada jaringan yang kaya akan air
dibandingkan SWD, dan lebih akurat dibanding SWD karena cakupan gelombangnya dapat
dipersempit dan diatur dengan cepat. Indikasi dari penggunaan MWD adalah untuk terapi
pada lesi jaringan lunak yang merupakan asal dari daerah traumatis, degeneratif atau
kronik artropati dan beberapa infeksi lokal. Disamping itu, kontraindikasi dari
MWD adalah gangguan sensitivitas kulit terhadap panas, daerah iskemia, trombosis
lokal ataupun keganasan, daerah tubuh yang ada bahan metal (termasuk pacemaker, alat
bantu dengar, dan perhiasan), wanita hamil, dan orang yang baru menerima radioterapi.
Energi microwave diserap oleh jaringan dengan prinsip dari pergerakan medan
elektromagnetik dari molekul air dipolar dan ion didalam larutan air yang menghasilkan
suatu getaran energi dan menjadi panas, lalu energi panas didistribusikan ke
jaringan disekitarnya. Laju dari penyerapan energi dari microwave bisa dihitung
berdasarkan konduktivitas dan konstanta dielektrik. Efek terapeutik dari MWD yang
menonjol adalah efek thermal. Efek thermal dari diathermy pada jaringan diantaranya
adalah memperbaiki mobilitas sendi, menurunkan spasme otot, meredakan nyeri, dan
mempercepat fase resolusi dari inflamasi. Efek panas MWD merubah sifat visikoelastis
kolagen sehingga kecenderungan terjadinya ruptur pada jaringan otot ketika dimobilisasi
berkurang. Efek panas pada MWD juga menghambat aktivitas elemen-elemen pada otot
spindle yang membuat spasme otot sehingga spasme otot menurun. Selain itu, efek
panas pada MWD dapat mempercepat pembuangan senyawa nocigenic seperti bradikinin
dan histamine serta menstimulasi pengeluaran opiat endogen sehingga meredakan nyeri.
Efek panas MWD juga menyebabkan vasodilatasi, memfasilitasi influkszat yang
dibutuhkan untuk proses penyembuhan, dan memfasilitasi efluks dari toksin dan zat
metabolit sehingga mempercepat fase resolusi dari inflamasi. Yang terakhir, efek panas
dapat mengaktivasi zat-zat yang mendegradasi matriks kolagen pada kartilago sehingga
hal ini memperparah keadaan penyakit, namun hal ini terjadi pada suhu diantara 39-
41oC, jika pada suhu yang hampir mencapai 45oC aktivitas zat kolagen aseber kurang dan
protein-protein mengalami denaturasi yang mengakibatkan efek degradasi matriks pun
tidak aktif. Efek terapeutik MWD diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pada
pasien OA genu dengan cara mengurangi gejala yang dirasakan pasien dan memperbaiki
fungsi sendi lutut agar tidak menimbulkan gangguan dalam melaksanakan kegiatan
sehari-hari.

5. Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS)


Jenis stimulasi yang diberikan oleh TENS bertujuan untuk merangsang saraf sensorik,
yang akan mengaktifkan mekanisme penurun rasa nyeri yang spesifik. Terdapat dua
mekanisme penghilang nyeri primer yang dapat diaktivasi, yaitu: Mekanisme Gerbang Nyeri
(Gate Control Theory) dan Sistem Opioid Endogen. Penghilang rasa nyeri melalui
mekanisme gerbang nyeri melibatkan aktivasi (eksitasi) dari serat sensorik A beta (Aβ) akan
menstimulasi pada tingkat yang relatif tinggi, yaitu pada tingkat 80-130 Hz sedangkan pada
frekuensi 2-10 Hz akan mengaktifkan mekanisme opioid, dan memberikan efek penghilang
rasa nyeri dengan menyebabkan pelepasan opiat endogen (ensefalin) di sumsum tulang
belakang yang akan mengurangi aktivasi jalur sensorik yang menyebabkan nyeri. Gate
control terdiri dari sel internuansial dan sel T. Sel internuansial bersifat menginhibisi yang
dinamakan substansia gelantinosa (SG) di spinal cord. Sedangkan sel T bersifat melerai
informasi dari saraf pusat. Keseimbangan asupan sel T ditentukan oleh keseimbangan serabut
saraf berdiameter besar (A alfa dan A beta) dan serabut saraf berdiameter kecil (A delta dan
serabut C). Asupan serabut saraf berdiameter kecil akan mengirimkan impuls untuk
mengaktifkan sel T dalam posisi terbuka dan menyebabkan nyeri. Bersamaan dengan
pengiriman impuls tersebut, impuls juga dapat memicu sel SG yang berdampak menurunkan
asupan sel T baik serabut saraf besar maupun serabut saraf kecil. Asupan serabut saraf besar
akan menutup gerbang nyeri dan memblokir transmisi impuls serabut aferen nosiseptor
sehingga nyeri menurun.

Anda mungkin juga menyukai