ume residu (pada kasus tidak ada mmHg, denyut nadi 80 x/menit, frekuensi napas 28
data) x/menit, temperature 36,5oC, auskultasi jantung suara
1. Seorang laki-laki berumur 55 tahun datang ke poliklinik jantung S1 melemah. Hasil pemeriksaan EKG seperti
FVC < 80% tidak ada data
dengan keluhan sesak napas sejak 4 bulan yang lalu.
2. Seorang wanita usia 28 tahun datang ke poliklinik dengan berikut ini: Apakah diagnosis yang tepat pada kasus?
Keluhan disertai dengan batuk disertai dahak warna putih.
keluhan demam tinggi sejak 3 hari yang lalu disertai batuk
Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 140/90
warna kuning kehijauan. Pasien selama ini sering
mmHg, frekuensi napas 24 x/menit, frekuensi nadi 98
mengeluh nyeri sendi-sendi sejak 3 bulan lalu, disertai
x/menit, tampak dada emfisematus, hipersonor kedua
demam yang tidak tinggi, timbul bercak pada muka yang
lapangan paru dan wheezing (-). Pemeriksaan spirometry
bertambah merah bila beraktivitas di luar atau terkena
sebelum dan sesudah bronkodilator memberikan hasil
terik matahari. Apakah pathogenesis yang mendasari kasus
seperti di bawah ini. Apakah diagnosis pada kasus ini?
diatas?
a. Defisiensi sel fagosit
°b. Defisiensi komplemen a. NSTEMI
c. Defisiensi sel netrofil batang O
b. STEMI Inferior
d. Defisiensi sel netrofil segmen c. STEMI posterior
e. Defisiensi monosit d. STEMI lateral
e. STEMI anterior
Lalu dari spirometry ditemukan tanda obstruksi: Sumber: Kuliah Prof Eddy, hati2 soal ini bukan SLE namun
dikarenakan defisiensi komplemen C2 & C4
FEV1 < 80%, pada kasus 50%
Rasio FEV1/FVC < 80%: pada kasus 40% 3. Seorang laki-laki berumur 45 tahun datang unit gawat
Reversibilitas dihitung dari pertambahan FEV1: 55-50 = 5% darurat RS dengan keluhan nyeri dada kiri, seperti
terhimpit sejak 6 jam yang lalu. Pasien mempunyai
Untuk tanda restriksi (masalah pengembangan paru) lihat nilai
kebiasaan merokok sejak usia 15 tahun. Pemeriksaan fisik
VC & FVC
didapatkan pasien tampak gelisah, tekanan darah 130/60
4. Seorang perempuan berumur 35 tahun datang ke poliklinik kedua lapangan paru. Apakah diagnosis yang paling 6. Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar ke UGD dengan
dengan keluhan badan lemah, cepat lelah bila melakukan mungkin pada kasus? keluhan tidak sadar sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai
aktifitas, kadang-kadang pusing, mual dan rasa mau a. Pneumonia mata kuning, perut membesar & muntah darah dan
pingsan. Dalam 1 tahun ini pasien mengeluh haid 2 kali b. Gagal jantung kiri buang air besar hitam dalam 1 bulan ini. Pemeriksaan fisik
dalam 1 bulan, lamanya 6-8 hari. Pada pemeriksaan fisik c. Tumor paru kesadaran didapatkan pasien tidak membuka sama sekali
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, frekuensi napas d. Bronkiektasis walaupun diberikan rangsangan, ekstensi siku lengan jika
28 x/menit, denyut nadi 112 x/menit regular, conjungtiva °
e. PPOK eksaserbasi diberi rangsang nyeri dan tidak respon verbal.
pucat, tidak ikterik, hepar dan lien tidak teraba. Pada Bagaimanakah derajat kesadaran pada pasien ini?
laboratorium didapatkan Hb 9,8 g/dL, lekosit 5600/mm3, a. E2M1V2
trombosit 176.000/mm3, MCV 72 fL, MCH 25 pg. Apakah b. E0M1V1
diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini? Oc. E1M2V1
a. Anemia sideroblastik d. E0M2V1
Ob. Anemia defisiensi zat besi e. E2M1V2
c. Anemia sideroblastik
d. Anemia penyakit kronik
e. Talasemia
d. Koreksi bikarbonat
e. Allopurinol dan alkalinisasi urin
:
e. Shock hipoglikemia
disertai darah. Pada pemeriksaan fisik tanda vital dalam d. Disorded d. Asam amino rantai cabang
batas normal. Apakah diagnosis yang paling mungkin?
e. Konfirmasi e. Spironolakton
a. Glomerulonefritis
b. Sistitis akut
oc. Batu di urethra
d. Hydronefrosis
e. Infeksi saluran kemih
Biasanya berasal dari batu ginjal/ureter turun ke buli lalu Laktulosa membantu pasien mengeluarkan ammonia
masuk ke uretra Neomisin bisa digunakan utk mengurangi bakteri usus
Keluhan: miksi tiba2 berhenti, berdarah karena menggesek SUMBER: Pedoman Pencegahan & Pengendalian COVID 19 revisi ke penghasil ammonia
mukosa retensi urin, didahului nyeri pinggang 5 Diet protein kurangi sampai 0,5 g/kgBB/hari terutama
Apabila batu dari ureter maka biasanya mengeluh nyeri diberi yg kaya asam amino rantai cabang
pinggang sebelum mengeluh sulit miksi 31. Seorang laki-laki berusia 59 tahun dibawa ke IGD karena 32. Seorang perempuan berusia 39 tahun datang berobat ke
30. Ny. R, 65 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan sesak napas terlihat tidur seharian. Pemeriksaan fisik didapatkan poliklinik dengan keluhan nyeri ulu hati sejak 1 tahun
hebat sejak 3 hari SMRS, disertai demam suhu 38oC dan kesadaran apatis-somnolen, splenomegaly, ascites, terakhir yang hilang timbul, disertai mual. Akhir-akhir ini
batuk. Ny. R memenuhi riwayat DM tidak terkontrol. Ny. R flapping tremor, dan palmar aritema. Pemeriksaan dirasakan keluhan tersebut semakin memberat. Keluhan
baru kembali 1 minggu yang lalu dari Surabaya. 12 jam di penunjang menunjukkan Hb 8 g/dL, leukosit 3500 /uL, disertai nyeri dada, berdebar-debar, sulit bernafas seperti
RS pasien meninggal, sedangkan belum dilakukan swab trombosit 75.000/uL, SGOT 70 U/L, SGPT 65 U/L, ureum dicekik, pusing, sakit kepala, dan perasaan akan pingsan.
65 mg/dL, kreatinin 1,3 mg/dL, natrium 130 mEq/L, pada Pasien juga mengeluh sulit tidur dan nafsu makan
menurun. Pasien sudah sering datang ke UGD karena b. Penurunan kadar hormone tiroid 35. Seorang laki-laki umur 17 tahun di rawat di rumah sakit,
keluhannya tersebut. Bila diberi obat keluhan berkurang, 0
c. Peningkatan sensitivitas terhadap katekolamin dilaporkan tiba-tiba oleh orang tuanya karena pasien sesak
tetapi bila sedang kelelahan keluhan timbul kembali. d. Penurunan kadar hormone tiroid dan kadar TSH napas dan penurunan kesadaran setelah makan obat
Dikeluarga tidak ada yang sakit serupa. Satu tahun yang e. Peningkatan kadar TSHs serum ciprofloksasin 1 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik
lalu, kakak lelaki pasien meninggal dunia karena sakit didapatkan sensorium coma, tekanan darah 60/palpasi,
jantung. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital dalam SUMBER PAPDI JILID III hal 1998 frekuensi napas 40 x/mnt; frekuensi nadi 120 x/mnt,
batas normal dan pemeriksaan lain dalam batas normal. EFEK SIMPATIK: karena bertambahnya reseptor adrenergic- regular. Saturasi oksigen 60%. Pasien pernah makan obat
Diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut adalah: beta miokard, otot skelet, lemak dan limfosit, efek pasca serupa 7 bulan yang lalu tetapi tidak mengalami gejala
a. Agoraphobia ✗ reseptor dan menurunnya reseptor adrenergic alfa yang sama seperti saat ini. Apakah diagnosis yang tepat
b. Gangguan panic ✗ miokard, maka sensitivitas terhadap katekolamin amat pada kasus di atas?
c. Gangguan anxietas menyeluruh tinggi pada hipertiroidisme. a. Reaksi delayed type hypersensitivity
d. Depresi terselubung ✗ 34. Seorang lelaki berusia 60 tahun datang ke poliklinik dengan b. Reaksi anafilaksis derajat sedang
Oe. Stress pasca trauma keluhan perut membesar. Pasien diketahui memiliki c. Reaksi anafilaktoid derajat sedang
riwayat sirosis hepatis. Pemeriksaan fisik didapatkan sklera d. Reaksi anafilaktoid derajat berat
ikterik dan asites massif. Pemeriksaan penunjang O
e. Reaksi anafilaksis derajat berat
didapatkan kreatinin 2,8 mg/dL; natrium 128 mEq/L,
kalium 3,7 mEq/L, eosinophil urin negative, protein urin
negative, eritrosit 0-1/LPB, leukosit 0-2/LPB. Jumlah urin
sejak dirawat kurang dari 20 ml/jam. Apakah diagnosis
pada kasus?
a. Azotemia prerenal
O
b. Sindroma hepatorenal
c. Nefritis interstisial akut
d. Hemolisis akut dan nefrotoxic
e. Sindroma kompartemen abdominal
1) sensasi rektal
2) Komplians dan akomodasi rectum
3) Kontraksi otot puborektal dan sfingter ani eksterna sesaat
4) Motivasi untuk mempertahankan continent
:
o Pulmonal: ICS II parasternal kiri d. Dua minggu pemberian OAT dilanjutkan
o Mitral: ICS V Midclavicularis kiri pemberian ARV
o Tricuspid: ICS IV parasternal kiri e. Dua minggu pemberian ARV lalu pemberian OAT
SAAT SISTOLIK: katup Aorta & pulmonal terbuka; katup
mitral & trikuspid tertutup
SAAT DIASTOLIK: katup Aorta & pulmonal tertutup; katup
mitral & tricuspid terbuka
PADA KASUS murmur sistolik di ICS II: BERARTI letaknya
di katup aorta, saat sistolik katup aorta terbuka MAKA
46. Seorang wanita usia 30 tahun, hamil 24-28 minggu, datang
KELAINAN adalah STENOSIS AORTA
ke UGD RS dengan keluhan sesak napas dan demam tinggi
sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai batuk, sariawan,
diare, dan penurunan berat badan dalam 3 bulan ini.
Pasien diketahui memiliki suami kedua yang meninggal 3
tahun yang lalu dengan keluhan serupa. Pemeriksaan fisik
45. Seorang wanita usia 20 tahun datang ke UGD RS dengan ditemukan kesadaran gelisah, tekanan darah 90/60
keluhan utama badan lemah, sesak napas kalau mmHg, denyut nadi 128 x/menit, frekuensi napas 28
beraktifitas, nyeri sendi disertai dengan sariawan hilang x/menit, suhu 39oC, tampak plak putih di lidah, ronkhi
timbul sejak 6 bulan yang lalu. Pemeriksaan fisik basah sedang di kedua lapangan paru. Pemeriksaan
didapatkan tanda vital dalam batas normal, malar rash, laboratorium didapatkan 6,3 g/dL, hematocrit 32 vol%,
hematom di kedua ekstremitas. Pemeriksaan laboratorium lekosit 1500/uL, LED 50 mm/jam, hitung jenis
didapatkan Hb 6 g/dL, lekosit 3000/mm3, trombosit 0/1/1/76/8/4. Apakah pathogenesis yang mendasari kasus
50.000/uL, ANA positif, tes Comb direk positif, indirek diatas?
44. Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke UGD RS dengan
negative. Apakah etiologi yang paling mungkin pada kasus? a. Gangguan fusi fagosom dan lisosom makrofag
keluhan demam terus menerus sejak 3 bulan ini. Keluhan
a. Infeksi b. Terbentuk auto-antibodi dalam sirkulasi terhadap
disertai dengan batuk, sariawan pada mulut dan
b. Autoimun gp-41
penurunan berat badan. Pasien diketahui seorang pemakai
c. Leukemia akut c. Terjadi imunodefisiensi tersier
narkoba suntik dan seks bebas. Pemeriksaan fisik
d. Leukemia kronik d. Terjadi imunodefisiensi primer
didapatkan tekanan darah 110/80 mmHg, denyut nadi 98
•
e. Terjadi imunodefisiensi sekunder nyeri timbul kembali. Kadang-kadang pasien terbangun a. OAD dan insulin
dan sulit tidur kembali. Pagi dan siang juga merasa letih, b. Menaikkan dosis OAD
:
apalagi setelah mengurus rumah tangga. Keluhan sering c. Kombinasi 2 OAD
dirasakan bila cuaca dingin, tetapi jarang muncul bila d. Kombinasi 3 OAD
pasien sedang diajak jalan-jalan oleh anaknya. Pasien tidak e. Terapi insulin intensif
memiliki riwayat diabetes mellitus dan tekanan darah
tinggi. Pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan organic
yang bermakna. Masalah somatic yang paling tepat pada
pasien ini adalah:
a. Servical syndrome
•b. Fibromyalgia
c. Tension headache
d. Myofacial syndrome
e. Chronic fatigue syndrome
:
c. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
dengan tangan yang tidak bersih
d. Memakai masker yang menutupi mulut jika harus
keluar rumah atau berinteraksi dengan orang lain
yang tidak diketahui status kesehatannya
e. Sering-sering mandi dan berganti pakaian
Cara penularan
Droplet
Partikel berisi air dengan diameter ≥ 5µm.
Kontak
- Kontak langsung dengan pasien.
65. Seorang wanita umur 55 tahun datang ke UGD RS dengan
- Kontak tidak langsung, akibat tangan menyentuh
keluhan badan lemas, tidak nafsu makan, mual dan muntah
benda/permukaan yang terkontaminasi droplet dan tangan
sejak 2 hari. Pasien diketahui sering mengonsumsi jamu mengusap hidung atau mulut.
penghilang rasa nyeri untuk menghilangkan nyeri sendi Aerosol
lututnya. Sejak seminggu terakhir pasien tidak Penularan lewat partikel ukuran < 5µm, transmisi melalui udara.
mengonsumsi lagi jamu itu. Pemeriksaan fisik didapatkan
tekanan darah 140/90 mmHg, denyut nadi 90 x/menit,
frekuensi napas 18 x/menit, terlihat moon face, tampak 67. Apakah tatalaksana definitive spesifik COVID-19?
striae, GDS low. Apakah hasil laboratorium yang paling a. Azitromisin
mungkin didapatkan sesuai kasus? b. Oseltamivir
a. Sekresi cortisol meningkat, hipernatremi, c. Tidak ada
hiperglikemi, dan hiperkalemi d. Remdesivir
b. Sekresi cortisol menurun, hiponatremi, hipoglikemi e. Fapiviravir
dan hipokalemi
c. Sekresi cortisol meningkat, hipernatremi,
hiperglikemi dan hipokalemi
☐ d. Sekresi cortisol menurun, hiponatremi,
hipoglikemi dan hiperkalemi
68. Apakah memenuhi batasan definisi kasus suspek?
a. Orang dengan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan
Akut) DAN pada 1 bulan terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat perjalanan ke negara yang
melaporkan transmisi local
b. Orang dengan ISPA berat yang dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR positif
c. Orang dengan ISPA berat/ARDS/meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan COVID-19 DAN
belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR
°d. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala 69. Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke UGD RS
memiliki riwayat kontak dengan kasus dengan keluhan sesak berat sejak 3 hari yang lalu. Pasien 70. Seorang laki-laki usia 29 tahun datang ke UGD RS dengan
konfirmasi/probable COVID-19 biasanya menggunakan obat sesak inhaler bila sesak keluhan gusi berdarah sejak 1 minggu ini. Keluhan disertai
e. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang muncul. Keluhan disertai dengan demam dan batuk dahak demam, badan lemah dan bercak merah pada kedua kaki.
membutuhkan perawatan di Rumah Sakit putih kental. Pasien sudah dilakukan nebulisasi 3 kali di Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 120/80
UGD tersebut namun masih sesak. Pemeriksaan fisik mmHg, denyut nadi 92 x/menit, suhu 39,5oC, conjunctiva
didapatkan kesadaran gelisah, tekanan darah 120/80 anemi, hepar dan limfa tak teraba dan ptekhiae kedua
mmHg, frekuensi nadi 124 x/menit, frekuensi napas 38 kaki. Pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 4,5 g/dL,
x/menit, suhu 37,8oC, terdapat retraksi saluran nafas dan lekosit 1200/uL, trombosit 20.000/uL, hitung jenis
wheezing seluruh lapangan paru. Apakah tatalaksana 0/0/3/50/39/8. Apakah pemeriksaan penunjang untuk
selanjutnya yang tepat pada pasien ini? menegakkan diagnosis pada kasus?
a. Diberikan antibiotika intravena a. Fe serum
,b. Dilakukan inhalasi kortikosteroid
,b. Aspirasi sumsum tulang
c. Diberikan aminofilin drip c. Bilirubin
d. Dilakukan inhalasi mukolitik d. Hb elektroforese
e. Diberikan adrenalin intravena e. Total iron binding capacity
e. Kasus konfirmasi derajat berat yang telah
menjalani perawatan selama 10 hari sejak tanggal
onset dengan ditambah minimal 3 hari setelah
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
gangguan pernapasan
1. Selesai isolasi
Kasus probable/konfirmasi yang dapat keluar dari isolasi,
kriteria:
- Tanpa pemeriksaan RT-PCR
Kasus konfirmasi tak bergejala (asimptomatik)
10 hari isolasi mandiri sejak pengambilan spesimen
diagnosis konfirmasi
:
menurun. Keluhan demam ada tidak begitu tinggi, b. RT-PCR SARS-Cov 2
- Dengan pemeriksaan RT-PCR satu kali
keringat berlebihan terutama malam hari dan berat c. Rontgen Thorax Setidaknya tiga (3) hari bebas gejala demam dan gangguan
badan menurun 6 kg dalam 3 bulan terakhir. Pemeriksaan d. Neutrofil-Lymphocyte Ratio (NLR) pernapasan.
fisik didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi e. IgM SARS-Cov 2 rapid test
96 x/menit, regular, frekuensi napas 24 x/menit, suhu
38,1oC, berat badan 50 kg, konjungtiva pucat, hepar teraba
2 jbac, lien S II dan pada extremitas tampak purpura.
Pemeriksaan laboratorium Hb 6,8 g%, lekosit 56.000/mm3,
73. Kapan seorang pasien dinyatakan selesai isolasi?
trombosit 32.000/mm3. Gambaran darah tepi dijumlai sel
a. Kasus konfirmasi dengan gejala yang
limfoblast 25%. Apakah diagnosis yang paling mungkin
mendapatkan hasil follow up RT-PCR 1 kali
pada kasus?
negative dengan ditambah minimal 3 hari setelah
a. Myeloblastik leukemia akut
tidak lagi menunjukkan gejala demam dan
b. Limfositik leukemia akut
gangguan pernapasan
c. Mielositik leukemia kronik
b. Kasus konfirmasi dengan gejala simtomatik ringan
d. Limfositik leukemia kronik 74. Seorang wanita berusia 66 tahun datang ke UGD RS dengan
yang telah menjalani isolasi mandiri 10 hari
☐e. Limfoblastik leukemia akut keluhan sesak napas sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai
c. Kasus konfirmasi COVID-19 yang meninggal
batuk namun sulit mengeluarkan dahaknya. Keluhan batuk
d. Kasus konfirmasi asimptomatik, isolasi mandiri 14
ini sudah dikeluhkan dlaam 4 bulan ini. Pemeriksaan fisik
hari sejak pengambilan specimen diagnosis
didapatkan tekanan darah 130/80 mmHg, frekuensi napas
konfirmasi
38 x/menit, denyut nadi 100 x/menit, pada paru sejak usia 17 tahun. Pasien diketahui pernah mendapatkan
didapatkan ekspirasi memanjang dan wheezing di pengobatan tuberculosis paru 10 tahun yang lalu.
lapangan tengah kedua paru. Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 130/80
didapatkan honeycomb appearance. Apakah diagnosis mmHg, frekuensi napas 38 x/menit, denyut nadi 100
pada kasus? x/menit, pada paru kiri ditemukan gerakan nafas
a. Bronkhitis tertinggal, suara nafas menghilang, perkusi hipersonor,
0b. Bronkiektasis fremitus raba menurun, deviasi trakea ke kanan. Apakah
c. Bronkopneumonia diagnosis pada kasus?
d. Pneumonia a. Atelektasis paru kiri
e. Empyema b. Pneumonia
0c. Pneumothorax kiri a. Pneumothoraks kiri
d. Efusi pleura kiri 0
b. Efusi pleura massif
e. Tumor paru kiri c. Atelektasis paru kanan
d. Tumor paru kanan
e. Pneumonia lobaris
78. 0
A. Wuhan China 2019 December
79. Seorang pasien wanita berumur 40 tahun datang ke
poliklinik RS dengan keluhan nyeri dan kaku pada buku jari
kedua tangan sejak 6 bulan terakhir. Pasien bekerja sebagai
ibu rumah tangga dan tidak memiliki riwayat trauma.
Pasien pernah berobat ke dokter spesialis dan dikatakan
rematik tulang, namun keluhan masih hilang timbul.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, denyut nadi 88 kali per menit, pernapasan 20 kali
per menit, dan temperature tubuh 36,6oC. Pemeriksaan
pada manus dextra et sinistra didapatkan deformitas
berupa boutonniere dan swan neck pada digiti II dan III
dan nyeri tekan positif. Pemeriksaan laboratorium
didapatkan RF negative, anti CCP 50 u/mL, LED 86 mm/jam
mmHg, denyut nadi 112 x/menit, suhu 39oC, sklera ikterik
dan injeksi silier. Kerusakan ginjal yang terjadi pada pasien
disebabkan oleh
a. Reaksi kompleks imun mengendap di membrane
basalis
0b. Akut tubular nekrosis
c. Leptospira melepaskan toksin yang merusak
endotel kapiler
d. Invasi langsung leptospira ke nefron
e. Interstisial nefritis dan infiltrasi sel mononuclear
i
a. Memberikan somatostatin intravena
b. Meningkatkan dosis omeprazole menjadi 3 x 40 mg
c. Melakukan bilas lambung dengan air dingin
d. Memberikan asam traneksamat 3 x1 ampul
e. Melakukan bilas lambung dengan adrenalin