Diajukan Kepada:
dr. Oni Khonsa, Sp.OG (K)
Disusun Oleh :
Nabila Tiara Santoso
1620221187
i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0) hamil 33-34
minggu, janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end
diastolik, Pasca pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x
Disusun Oleh:
Nabila Tiara Santoso
1620221187
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan kasusyang berjudul “Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0)
hamil 33-34 minggu, janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end diastolik,
Pasca pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x”, dan merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik di SMF Kebidanan dan Penyakit
Kandungan Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan Jakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan kasus ini, penulis mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, dr. Oni Khonsa, Sp.OG(K) selaku
dokter pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmunya.
Serta, kepada teman-teman Co-Ass yang telah membantu dalam penyusunan laporan
kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini, masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang berkepentingan, untuk pengembangan ilmu kedokteran pada umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS...................................................................................... 2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 10
PREEKLAMPSIA............................................................................................ 10
EPIDEMIOLOGI............................................................................................. 11
ETIOLOGI ...................................................................................................... 11
PATOFISIOLOGI............................................................................................. 14
PENGOBATAN................................................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian bayi masih menjadi masalah yang harus terus diperhatikan
dan dicegah, mengingat kematian neonatus dan kematian perinatal masih menjadi hal
yang memiliki persentase tinggi di Indonesia. Menurut WHO tahun 2012, angka
kematian bayi umur dibawah 1 tahun mencapai 15 bayi per 1.000 kelahiran hidup,
sedangkan berdasarkan Demographic Health Survey (DHS) tahun 2012, angka
kematian perinatal masih mencapai angka 26 bayi per 1.000 Kelahiran (WHO, 2012).
1
BAB II
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Inisial pasien : Ny. HH
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tiner N No. 9
Tanggal masuk rs : 24 Oktober 2018
II. ANAMNESIS
2.1 Anamnesis
Auto Anamnesis 24 Oktober 2018 Jam 17.30 di IGD Kebidanan RSUP
Persahabatan Jakarta
3
2.8 Riwayat Seksual
Pasien menikah 1x, sudah menikah selama 6 tahun. Pasien mengaku
tidak pernah merasakan nyeri pada saat berhubungan seksual dan juga
tidak pernah mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan
sexual.
STATUS GENERALIS
Kepala : normal tanpa deformitas
Rambut : distribusi baik dan kuat
Wajah : bengkak (-), pucat (-), bekas luka atau operasi (-),
Mata
4
o Reflek cahaya : (+/+)
o Konjungtiva : anemis (-/-)
o Sklera : ikterik (-/-)
Telinga : hiperemis (-/-), cairan (-), nyeri (-)
Mulut : hiperemis (-), uvula ditengah, tonsil T1/T1,
Hidung : hiperemis (-), edema septum (-), deformitas (-),
sekret (-)
Leher : pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
Kulit : sianosis (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
Thorax
o Jantung
Inspeksi : iktus kordis (-)
Palpasi : iktus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), S3-S4 (-), gallop (-)
o Paru
Inspeksi : thorax mengembang baik simetris statis
maupun dinamis, nafas tertinggal (-), bekas
luka (-), hiper atau hipopigmentasi (-)
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), tactile
fremitus simetris
Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
o Payudara
Inspeksi : simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi
areola (+), luka (-), bekas luka (-)
Palpasi : massa (-), sekret (-), pembesaran KGB (-),
nyeri tekan (-), asi (-)
Punggung : deformitas (-), bekas luka (-)
Abdomen
Inspeksi : lesi (-), scar (+) bekas sayatan sc,
Kontur perut cembung, linea
nigra (+), strie gravidarum (+)
Palpasi : nyeri tekan (-),
Perkusi : suara timpani (+)
Auskultasi : bising usus normal
Ekstremitas : bekas luka (-), deformitas (-), edema(-/-),
reflex (+)
Status Obstetrik
o TFU : 23 cm
o Leopold I : teraba bagian bulat, keras, melenting
5
o Leopold II : teraba bagian keras seperti papan di sebelah
kiri ibu
o Leopold III : teraba bagian lunak, kurang bundar, tidak
melenting
o Leopold IV : konvergen
o DJJ : 150x/menit
o Gerak janin : aktif
VT
Tidak dilakukan
Inspekulo
o I : vulva uretra tenang, perdarahan aktif negatif
o Io : porsio licin, OUE tertutup, fluxus negatif, flour negatif
GDS
79
URINALISA
Urin Lengkap
Warna Kuning Muda
Kejernihan Jernih
Sedimen
Leukosit 1-3/LPB
6
Eritrosit 0-1/LPB
Silinder Negatif
Sel Epitel 1+
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
Berat Jenis 1.025
pH 7.0
Albumin 3+ (H)
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Darah/Hb Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 3.4
Nitrit Negatif
Leukosit Esterase Negatif
ELEKTROLIT
Magnesium (Mg) darah 2.0 mg/dL 1.6-2.6
V. RESUME
Pasien G2 mengaku hamil 33 minggu datang ke IGD RSUP
Persahabatan kiriman dari poliklinik dengan abcent end diastolik dan
tekanan darah tinggi. Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi
sejak usia kehamilan 22 minggu. Pasien juga mengeluhkan lemas dan
pusing yang sudah dirasakan 1 minggu belakangan ini. Nyeri perut
kanan atas, sesak, dan gangguan penglihatan disangkal. Keluhan
mulas, keluar air-air, keluar lendir darahpun disangkal, keputihan
selama kehamilan disangkal.
VI. DIAGNOSIS
o Diagnosis kerja
Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0) hamil 33-34 minggu,
janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end diastolik, Pasca
pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x
VII. TATALAKSANA
Non medikamentosa
7
o Observasi DJJ selama 24 jam
Medikamentosa
o MgSO4 4 gram dalam 10 ml aquades (bolus iv perlahan)
o MgSO4 6 gram dalam 500 ml RL (dosis rumatan)
o Nifedipin 4x10 mg
o Metildopa 3x250 mg
Edukasi
Penjelasan tentang kondisi ibu, resiko komplikasi serta penyakit yang
dialami oleh ibu. Pemberikan informasi mengenai keadaan Preterm itu
sendiri dan rencana tatalaksana yang akan diberikan.
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fuctionam : dubia
Ad sanationam : dubia ad malam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
8
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin. Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga
masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, juga oleh
perawatan dalam persalinan yang masih ditangani petugas non-medis dan sistem
rujukan yang belum sempurna. (Angsar, 2016)
Kelainan hipertensi dalam kehamilan, termasuk didalamnya preeklampsia,
merupakan penyulit hingga 10% pada kehamilan di seluruh dunia, dan merupakan
salah satu penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun
perinatal di seluruh dunia. (ACOG, 2013)
II.2 Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari hipertensi pada kehamilan di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Hipertensi Kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
4. Hipertensi Gestasional
9
II.2.3 Preeklampsia
Preeklampsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Proteinuria disini adalah adanya 300 mg protein dalam
urin 24 jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick.
Preeklampsia dibagi menjadi 2 bagian, yakni preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat.
10
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria > 5 gram dalam
24 jam.
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila terdapat satu atau lebih gejala
berikut ini:
Tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.
Tekanan ini didapat pada ibu hamil yang sedang dalam kondisi
istirahat.
Proteinuria > 5 gram dalam 24 jam, atau 4+ dipstick
Oliguria (produksi urin < 500cc/24 jam)
Kenaikan kadar kreatinin plasma
Gangguan visus dan serebral dengan onset baru
Nyeri epigastrium atau nyeri pada abdomen kuadran kanan atas
Edema paru
Trombositopenia (trombosit < 100.000/mikroliter)
Gangguan fungsi hepar
Selain diberikan koreksi cairan seperti di atas, dapat juga diberikan obat anti
kejang seperti Diazepam, Fenitoin, dan MgSO4.
Di Indonesia, pemberian obat antikejang untuk pasien preeklampsia adalah
MgSO4. Adapun cara pemberiannya adalah sebagai berikut:
Loading dose: dosis inisal 4 gram MgSO4 intravena selama 15
menit.
Dosis maintenance: MgSO4 diberikan dalam infus sebanyak 6 gram
dalam larutan Ringer per 6 jam.
11
Pemberian MgSO4 dihentikan bila: ada tanda-tanda intoksikasi, setelah
24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir
Selain diberikan koreksi cairan dan obat anti kejang, penderita preeklampsia
juga diberikan obat antihipertensi seperti:
Nifedipin: 10-20 mg peroral, diulangi setelah 30 menit. Maksimum
120 mg dalam 24 jam.
Sodium nitroprusside: 0,25 µg intravena/kg/menit
II.2.4 Eklampsia
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan koma. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
pada preeklampsia dengan impending eclampsia yaitu preeklampsia berat disertai
gejala-gejala subyektif seperti nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,
nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif dari tekanan darah.
Manajemen dari eklampsia yang pertama adalah stabilisasi fungsi vital, yaitu
dengan memperhatikan dan menyelamatkan Airway, Breathing, Circulation (ABC).
Kemudian setelah itu mengatasi kejang, mengendalikan tekanan darah, dan
melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
Pengobatan medikamentosa dari eklampsia adalah pemberian obat antikejang,
dengan obat pilihan pertamanya yaitu MgSO4.
Sedangkan pengobatan obstetrik dari eklampsia adalah mengakhiri kehamilan, tanpa
memandang usia kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah
mencapai stabilisasi hemodinamika dan metabolisme ibu. Pada perawatan pasca
persalinan pervaginam, monitoring tanda-tanda vital diperlukan.
BAB IV
PEMBAHASAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Angsar, MD. 2016, Hipertensi dalam Kehamilan (dalam Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi 4). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.
13
Lindheimer, et al. 2008, Hypertension in Pregnancy. Journal of the American Society
of Hypertension 2(6) (2008) 484–494.
Powe, et al. 2011, Preeclampsia, a Disease of the Maternal Endothelium: The Role of
Antiangiogenic Factors and Implications for Later Cardiovascular Disease.
10.1161/CIRCULATIONAHA.109.853127. Available at:
http://circ.ahajournals.org
14