Anda di halaman 1dari 18

Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0) hamil 33-34

minggu, janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end


diastolik, Pasca pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik


Di SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan Jakarta

Diajukan Kepada:
dr. Oni Khonsa, Sp.OG (K)

Disusun Oleh :
Nabila Tiara Santoso
1620221187

SMF KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UPN “VETERAN” JAKARTA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PERSAHABATAN JAKARTA
PERIODE 10 September – 17 November 2018

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0) hamil 33-34
minggu, janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end
diastolik, Pasca pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian kepaniteraan klinik


Di SMF Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan Jakarta

Disusun Oleh:
Nabila Tiara Santoso
1620221187

Telah Disetujui Oleh Pembimbing :

Pembimbing : dr. Oni Khonsa, Sp.OG(K)


Tanggal : Oktober 2018

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
laporan kasusyang berjudul “Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0)
hamil 33-34 minggu, janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end diastolik,
Pasca pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x”, dan merupakan salah satu
syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan klinik di SMF Kebidanan dan Penyakit
Kandungan Rumah Sakit Umum Paru Persahabatan Jakarta.
Dalam menyelesaikan penyusunan laporan kasus ini, penulis mengucapkan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada, dr. Oni Khonsa, Sp.OG(K) selaku
dokter pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan ilmunya.
Serta, kepada teman-teman Co-Ass yang telah membantu dalam penyusunan laporan
kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan kasus ini, masih terdapat
banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak
yang berkepentingan, untuk pengembangan ilmu kedokteran pada umumnya.

Jakarta, Oktober 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
BAB II LAPORAN KASUS...................................................................................... 2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 10
PREEKLAMPSIA............................................................................................ 10
EPIDEMIOLOGI............................................................................................. 11
ETIOLOGI ...................................................................................................... 11
PATOFISIOLOGI............................................................................................. 14
PENGOBATAN................................................................................................ 16
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................... 22
BAB V KESIMPULAN............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

Angka kematian bayi masih menjadi masalah yang harus terus diperhatikan
dan dicegah, mengingat kematian neonatus dan kematian perinatal masih menjadi hal
yang memiliki persentase tinggi di Indonesia. Menurut WHO tahun 2012, angka
kematian bayi umur dibawah 1 tahun mencapai 15 bayi per 1.000 kelahiran hidup,
sedangkan berdasarkan Demographic Health Survey (DHS) tahun 2012, angka
kematian perinatal masih mencapai angka 26 bayi per 1.000 Kelahiran (WHO, 2012).

1
BAB II
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS
Inisial pasien : Ny. HH
Usia : 32 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Tiner N No. 9
Tanggal masuk rs : 24 Oktober 2018

II. ANAMNESIS
2.1 Anamnesis
Auto Anamnesis 24 Oktober 2018 Jam 17.30 di IGD Kebidanan RSUP
Persahabatan Jakarta

2.2 Keluhan Utama


Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUP Persahabatan dirujuk dari
poliklinik dengan absent end diastolik

2.3 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien kiriman dari poliklinik RSUP Persahabatan dengan abcent end
diastolik dan tekanan darah tinggi. Pasien mengaku hamil 8 bulan.
HPHT 1/3/18, Taksiran persalinan 8/12/2018 usia kehamilan 33-34
minggu. Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi sejak usia
kehamilan 22 minggu. Pasien rutin melakukan ANC setiap bulan
dibidan, karena tekanan darah yang selalu tinggi maka pasien dirujuk
ke RSUP Persahabatan. Pasien juga mengeluhkan lemas dan pusing
yang sudah dirasakan 1 minggu belakangan ini. Nyeri perut kanan atas,
sesak, dan gangguan penglihatan disangkal. Keluhan mulas, keluar air-
air, keluar lendir darahpun disangkal, keputihan selama kehamilan
disangkal.

2.4 Riwayat Penyakit Dahulu


2
2.4.1. Riwayat Penyakit
Kejang pada kehamilan pertama (eklampsia) dirawat di ICU RS
Haji tahun 2012, hipertensi sebelum kehamilan disangkal, DM
disangkal, penyakit jantung disangkal, asma disangkal
2.4.2 Riwayat Perawatan
Pasien mengaku pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
Terakhir 2 minggu yang lalu untuk pematangan paru.
2.4.3 Riwayat Pembedahan
Pasien mengaku pernah melakukan operasi sectio caesaria di
RS Haji pada tahun 2012
2.4.4 Riwayat Pengobatan
Pasien mengaku mengkonsumsi nifedipin 4x10 mg per hari
sejak kehamilan 24 minggu
2.4.5 Riwayat Alergi
Pasiem mengaku tidak ada alergi terhadap obat atau hal-hal
tertentu

2.5 Riwayat Menstruasi


Pasien menstruasi pertama kali saat berusia 12 tahun. Siklus
menstruasi pasien biasanya antara 28–30 hari dengan durasi
menstruasi 3-6 hari. Dalam satu hari menstruasi pasien biasa
mengganti pembalut sedang sebanyak 4 kali. Tidak ada nyeri haid
yang berlebihan.

2.6 Riwayat Persalinan


Gravida I Para I Abortus 0
1. 2012, laki-laki, 650gram, 26 minggu, meninggal
2. Hamil ini

2.7 Riwayat Ginekologi


Pasien mengaku pernah menderita keputihan berwarna jernih dan
tidak berbau dan pasien mengatakan bahwa sudah mengobati
keputihannya.

3
2.8 Riwayat Seksual
Pasien menikah 1x, sudah menikah selama 6 tahun. Pasien mengaku
tidak pernah merasakan nyeri pada saat berhubungan seksual dan juga
tidak pernah mengalami perdarahan setelah melakukan hubungan
sexual.

2.9 Riwayat Kontrasepsi


Pasien belum pernah menggunakan KB.

2.10 Riwayat Keluarga


Pasien mengaku tidak ada yang menderita penyakit hipertensi,
diabetes melitus, asma, penyakit jantung dan alergi pada keluarganya.

2.11 Riwayat Kebiasaan


Pasien mengaku tidak pernah merokok dan tidak pernah minum
minuman beralkohol.

2.12 Riwayat Sosial


Pasien merupakan seorang ibu rumah tanngga. Pasien tinggal di
rumah sendiri bersama seorang suami yang bekerja sebagai karyawan
swasta.

III. PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tinggi Badan : 150 cm
Berat Badan : 94 kg
IMT : 41,7 (obesitas III)
IMT sebelum hamil : 35,5 (obesitas II)

Pemeriksaan tanda-tanda vital


Suhu Tubuh : 36.5oC
Tekanan Darah : 170/110 mmHg
Nadi : 92x/menit, irama regular isi cukup equal
Laju Nafas : 20x/menit, regular

STATUS GENERALIS
 Kepala : normal tanpa deformitas
Rambut : distribusi baik dan kuat
Wajah : bengkak (-), pucat (-), bekas luka atau operasi (-),
 Mata

4
o Reflek cahaya : (+/+)
o Konjungtiva : anemis (-/-)
o Sklera : ikterik (-/-)
 Telinga : hiperemis (-/-), cairan (-), nyeri (-)
 Mulut : hiperemis (-), uvula ditengah, tonsil T1/T1,
 Hidung : hiperemis (-), edema septum (-), deformitas (-),
sekret (-)
 Leher : pembesaran tiroid (-), pembesaran KGB (-)
 Kulit : sianosis (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-)
 Thorax
o Jantung
 Inspeksi : iktus kordis (-)
 Palpasi : iktus kordis teraba
 Perkusi : Batas jantung normal
 Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), S3-S4 (-), gallop (-)
o Paru
 Inspeksi : thorax mengembang baik simetris statis
maupun dinamis, nafas tertinggal (-), bekas
luka (-), hiper atau hipopigmentasi (-)
 Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), tactile
fremitus simetris
 Perkusi : sonor di kedua lapang paru.
 Auskultasi : suara napas vesikuler, rhonki (-/-),
wheezing (-/-)

o Payudara
 Inspeksi : simetris, puting menonjol, hiperpigmentasi
areola (+), luka (-), bekas luka (-)
 Palpasi : massa (-), sekret (-), pembesaran KGB (-),
nyeri tekan (-), asi (-)
 Punggung : deformitas (-), bekas luka (-)
 Abdomen
 Inspeksi : lesi (-), scar (+) bekas sayatan sc,
Kontur perut cembung, linea
nigra (+), strie gravidarum (+)
 Palpasi : nyeri tekan (-),
 Perkusi : suara timpani (+)
 Auskultasi : bising usus normal
 Ekstremitas : bekas luka (-), deformitas (-), edema(-/-),
reflex (+)
 Status Obstetrik
o TFU : 23 cm
o Leopold I : teraba bagian bulat, keras, melenting

5
o Leopold II : teraba bagian keras seperti papan di sebelah
kiri ibu
o Leopold III : teraba bagian lunak, kurang bundar, tidak
melenting
o Leopold IV : konvergen
o DJJ : 150x/menit
o Gerak janin : aktif

 VT
Tidak dilakukan

 Inspekulo
o I : vulva uretra tenang, perdarahan aktif negatif
o Io : porsio licin, OUE tertutup, fluxus negatif, flour negatif

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


I.4 Pemeriksaan Penunjang
a) Laboratorium
25-10-2018
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
DARAH PERIFER
LENGKAP
Hb 13,8 12,0-14,0 g/dL
Ht 38,5 37,0-43,0 %
Eritrosit 4,67 4,00-5,00 juta/uL
Leukosit 151200 H 5000-10000 /uL
Trombosit 323.000 150.000-400.000 /uL
MCV 82,4 82-92 fL
MCH 26,6 27-31 g/dL
MCHC 35,8 32-36 g/dL

HITUNG JENIS 0-1 %


Basofil 0,1 1-3 %
Eosinofil 0,7 L 52,0-76,0 %
Neutrophil 73,9 20-40 %
Limfosit 19,3 2-8 %
Monosit 6,0 11,5-14,5 %
RDW-CV 12,9

GDS
79
URINALISA
Urin Lengkap
Warna Kuning Muda
Kejernihan Jernih
Sedimen
Leukosit 1-3/LPB

6
Eritrosit 0-1/LPB
Silinder Negatif
Sel Epitel 1+
Kristal Negatif
Bakteri Negatif
Berat Jenis 1.025
pH 7.0
Albumin 3+ (H)
Glukosa Negatif
Keton Negatif
Darah/Hb Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen 3.4
Nitrit Negatif
Leukosit Esterase Negatif

ELEKTROLIT
Magnesium (Mg) darah 2.0 mg/dL 1.6-2.6

b) Pemeriksaan USG (24/10/2018)


Plasenta di fundus
BPD 81 / HC 286 mm / AC 25/ FL 56/ TBJ 1500 gram sesuai usia kehamilan
33 minggu. Absent end diastolik, ICA 8,4 cm, SDAU 12, 5

V. RESUME
Pasien G2 mengaku hamil 33 minggu datang ke IGD RSUP
Persahabatan kiriman dari poliklinik dengan abcent end diastolik dan
tekanan darah tinggi. Pasien mengaku memiliki riwayat darah tinggi
sejak usia kehamilan 22 minggu. Pasien juga mengeluhkan lemas dan
pusing yang sudah dirasakan 1 minggu belakangan ini. Nyeri perut
kanan atas, sesak, dan gangguan penglihatan disangkal. Keluhan
mulas, keluar air-air, keluar lendir darahpun disangkal, keputihan
selama kehamilan disangkal.

VI. DIAGNOSIS
o Diagnosis kerja
Pre eklampsia with severe feature pada G2P1 (AH0) hamil 33-34 minggu,
janin tunggal hidup intra uterine, dengan absent end diastolik, Pasca
pematangan paru, Janin Cenderung Kecil, BSC 1x

VII. TATALAKSANA
Non medikamentosa

7
o Observasi DJJ selama 24 jam
Medikamentosa
o MgSO4 4 gram dalam 10 ml aquades (bolus iv perlahan)
o MgSO4 6 gram dalam 500 ml RL (dosis rumatan)
o Nifedipin 4x10 mg
o Metildopa 3x250 mg

Edukasi
Penjelasan tentang kondisi ibu, resiko komplikasi serta penyakit yang
dialami oleh ibu. Pemberikan informasi mengenai keadaan Preterm itu
sendiri dan rencana tatalaksana yang akan diberikan.

VIII. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fuctionam : dubia
Ad sanationam : dubia ad malam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

8
Hipertensi dalam kehamilan merupakan 5-15% penyulit kehamilan dan
merupakan salah satu dari tiga penyebab tertinggi mortalitas dan morbiditas ibu
bersalin. Di Indonesia, mortalitas dan morbiditas hipertensi dalam kehamilan juga
masih cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh etiologi yang tidak jelas, juga oleh
perawatan dalam persalinan yang masih ditangani petugas non-medis dan sistem
rujukan yang belum sempurna. (Angsar, 2016)
Kelainan hipertensi dalam kehamilan, termasuk didalamnya preeklampsia,
merupakan penyulit hingga 10% pada kehamilan di seluruh dunia, dan merupakan
salah satu penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas baik maternal maupun
perinatal di seluruh dunia. (ACOG, 2013)

II.2 Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari hipertensi pada kehamilan di Indonesia adalah sebagai
berikut:
1. Hipertensi Kronik
2. Preeklampsia-eklampsia
3. Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia
4. Hipertensi Gestasional

II.2.1 Hipertensi Kronik


Hipertensi kronik merupakan hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan
20 minggu atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis setelah umur kehamilan 20
minggu dan hipertensi menetap sampai 12 minggu pasca persalinan.

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik dan diastolik ≥ 140/90 mmHg.


Pengukuran tekanan darah sekurang-kurangnya dilakukan 2 kali selang 4 jam pada
pasien yang sedang dalam kondisi istirahat.

II.2.2 Hipertensi Gestasional


Hipertensi gestasional merupakan hipertensi yang timbul pada kehamilan
tanpa disertai proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pasca persalinan
atau kehamilan dengan tanda-tanda preeklampsia tanpa proteinuria.

9
II.2.3 Preeklampsia
Preeklampsia merupakan hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan
disertai dengan proteinuria. Proteinuria disini adalah adanya 300 mg protein dalam
urin 24 jam atau sama dengan ≥ 1+ dipstick.
Preeklampsia dibagi menjadi 2 bagian, yakni preeklampsia ringan dan
preeklampsia berat.

II.2.3.1 Preeklampsia Ringan


Preeklampsia ringan adalah suatu sindrom spesifik kehamilan dengan
menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan
aktivasi endotel.
Diagnosis preeklampsia ringan ditegakkan berdasarkan atas timbulnya
hipertensi disertai proteinuria dan atau edema setelah kehamilan 20 minggu.
 Hipertensi: sistolik/diastolik ≥ 140/90 mmHg
 Proteinuria: ≥ 300 mg dalam urin 24 jam atau ≥ 1+ dipstick
 Edema: edema lokal tidak dimasukkan dalam kriteria preeklampsia,
kecuali edema pada lengan, muka, dan perut, serta edema generalisata
Ibu hamil dengan preeklampsia ringan dapat dirawat jalan. Dianjurkan ibu
hamil untuk banyak beristirahat (berbaring/tidur miring). Pada usia kehamilan > 20
minggu, tirah barng dengan posisi miring dapat menghilangkan tekanan rahim pada
vena kava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah balik dan akan menambah
curah jantung. Hal ini berarti pula meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.
Penambahan aliran darah ke ginjal akan meningkatkan filtrasi glomeruli dan
meningkatkan diuresis. Diuresis akan meningkatkan ekskresi natrium, menurunkan
reaktivitas kardiovaskular, sehingga mengurangi vasospasme. Peningkatan curah
jantung akan meningkatkan pula aliran darah rahim, menambah oksigenasi plasenta,
dan memperbaiki kondisi janin dalam rahim.
Ibu hamil dengan preeklampsia ringan harus dirawat di rumah sakit bila tidak
ada perbaikan tekanan darah dan proteinuria dalam waktu 2 minggu, atau terdapat
satu atau lebih tanda-tanda preeklampsia berat.

II.2.3.2 Preeklampsia Berat

10
Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160
mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg disertai proteinuria > 5 gram dalam
24 jam.
Diagnosis preeklampsia berat ditegakkan bila terdapat satu atau lebih gejala
berikut ini:
 Tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.
Tekanan ini didapat pada ibu hamil yang sedang dalam kondisi
istirahat.
 Proteinuria > 5 gram dalam 24 jam, atau 4+ dipstick
 Oliguria (produksi urin < 500cc/24 jam)
 Kenaikan kadar kreatinin plasma
 Gangguan visus dan serebral dengan onset baru
 Nyeri epigastrium atau nyeri pada abdomen kuadran kanan atas
 Edema paru
 Trombositopenia (trombosit < 100.000/mikroliter)
 Gangguan fungsi hepar

Preeklampsia berat dibagi menjadi dua: preeklampsia tanpa impending


eclampsia dan preeklampsia dengan impending eclampsia. Disebut impending
eclampsia bila preeklampsia berat disertai gejala-gejala subyektif seperti nyeri kepala
hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif
dari tekanan darah.
Pnderita preeklampsia berat harus segera dirawat inap dan dilakukan
manajemen cairan. Jika terdapar tanda edema paru, segera dilakukan koreksi cairan
berupa:
 Ringer-dextrose 5% dengan jumlah cairan 125 cc/jam
 Infus dextrose 5% yang tiap 1 liternya diselingi dengan infus ringer
laktat (60-125 cc/jam)

Selain diberikan koreksi cairan seperti di atas, dapat juga diberikan obat anti
kejang seperti Diazepam, Fenitoin, dan MgSO4.
Di Indonesia, pemberian obat antikejang untuk pasien preeklampsia adalah
MgSO4. Adapun cara pemberiannya adalah sebagai berikut:
 Loading dose: dosis inisal  4 gram MgSO4 intravena selama 15
menit.
 Dosis maintenance: MgSO4 diberikan dalam infus sebanyak 6 gram
dalam larutan Ringer per 6 jam.

11
 Pemberian MgSO4 dihentikan bila: ada tanda-tanda intoksikasi, setelah
24 jam pasca persalinan atau 24 jam setelah kejang terakhir

Selain diberikan koreksi cairan dan obat anti kejang, penderita preeklampsia
juga diberikan obat antihipertensi seperti:
 Nifedipin: 10-20 mg peroral, diulangi setelah 30 menit. Maksimum
120 mg dalam 24 jam.
 Sodium nitroprusside: 0,25 µg intravena/kg/menit

II.2.4 Eklampsia
Eklampsia merupakan kasus akut pada penderita preeklampsia, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan koma. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya,
pada preeklampsia dengan impending eclampsia yaitu preeklampsia berat disertai
gejala-gejala subyektif seperti nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah,
nyeri epigastrium, dan kenaikan progresif dari tekanan darah.
Manajemen dari eklampsia yang pertama adalah stabilisasi fungsi vital, yaitu
dengan memperhatikan dan menyelamatkan Airway, Breathing, Circulation (ABC).
Kemudian setelah itu mengatasi kejang, mengendalikan tekanan darah, dan
melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat.
Pengobatan medikamentosa dari eklampsia adalah pemberian obat antikejang,
dengan obat pilihan pertamanya yaitu MgSO4.
Sedangkan pengobatan obstetrik dari eklampsia adalah mengakhiri kehamilan, tanpa
memandang usia kehamilan dan keadaan janin. Persalinan diakhiri bila sudah
mencapai stabilisasi hemodinamika dan metabolisme ibu. Pada perawatan pasca
persalinan pervaginam, monitoring tanda-tanda vital diperlukan.

BAB IV
PEMBAHASAN

12
DAFTAR PUSTAKA

Angsar, MD. 2016, Hipertensi dalam Kehamilan (dalam Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo Edisi 4). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.

Cunningham, et al (ed.) 2007, Williams Obstetrics 22nd Edition. McGraw-Hill: Texas

Kattah, et al. 2013, The Management of Hypertension in Pregnancy. Adv Chronic


Kidney Dis. 2013 May ; 20(3): 229–239. doi:10.1053/j.ackd.2013.01.014.

13
Lindheimer, et al. 2008, Hypertension in Pregnancy. Journal of the American Society
of Hypertension 2(6) (2008) 484–494.

Powe, et al. 2011, Preeclampsia, a Disease of the Maternal Endothelium: The Role of
Antiangiogenic Factors and Implications for Later Cardiovascular Disease.
10.1161/CIRCULATIONAHA.109.853127. Available at:
http://circ.ahajournals.org

Roberts, et al (ed.) 2013, Hypertension in Pregnancy. American College of


Obstetricians and Gynecologists: Washington DC

14

Anda mungkin juga menyukai