Anda di halaman 1dari 14

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN DESEMBER 2022


UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MOLA HIDATIDOSA

DISUSUN OLEH :
Novia Kurniyanti
111 2020 2031

PEMBIMBING:
dr. Hj. Syahruni Syahrir, Sp.OG(K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Novia Kurniyanti

NIM : 111 2020 2031

Judul : Mola Hidatidosa

Telah menyelesaikan tugas Laporan Kasus yang berjudul “Mola

Hidatidosa” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan Dokter

Pendidik Klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada Departemen Ilmu

Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Muslim

Indonesia.

Makassar, Desember 2022

Menyetujui,

Dokter Pendidik Klinik, Mahasiswa,

dr. Hj. Syahruni Syahrir, Sp.OG(K) Novia Kurniyanti


KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT, karena berkat limpahan rahmat, hidayah dan inayah-Nya maka

laporan kasus ini dapat diselesaikan dengan baik. Salam dan salawat

semoga selalu tercurah pada baginda Rasulullah Muhammad SAW

beserta para keluarga, sahabat-sahabatnya dan orang-orang yang

mengikuti ajaran beliau hingga akhir zaman.

Laporan kasus yang berjudul “Mola Hidatidosa” ini disusun sebagai

persyaratan untuk memenuhi kelengkapan bagian. Penulis mengucapkan

rasa terimakasih sebesar-besarnya atas semua bantuan yang telah

diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama

penyusunan laporan kasus ini hingga selesai. Secara khusus rasa

terimakasih tersebut penulis sampaikan kepada dr. Hj. Syahruni Syahrir,

Sp.OG(K) sebagai pembimbing dalam penulisan laporan kasus ini.

Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini belum sempurna, untuk

saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dalam

penyempurnaan penulisan laporan kasus ini. Terakhir penulis berharap,

semoga laporan kasus ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan

menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Makassar, Desember 2022


Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

Kehamilan mola merupakan salah satu Penyakit Trofoblas

Gestasional (PTG) yang ditampilkan sebagai mola hidatidosa. Penyakit ini

didiagnosis secara klinis berupa tumor akibat proliferasi abnormal jaringan

trofoblas. Secara patologi dan genetik, mola hidatidosa dibagi menjadi dua

tipe, yaitu mola hidatidosa komplet dan parsial. Insidensi tertinggi kejadian

mola hidatidosa per 1.000 kehamilan terdapat di Asia Tenggara, di mana

angka tertinggi ada di Indonesia 13,0%, Taiwan 8,0%, Filipina dan Cina

5,0%, dan Jepang 1,9-4,9%. Data pendukung menunjukkan meskipun

kejadiannya berada pada insiden yang tidak sering, insidensi mola

hidatidosa yang terdeteksi di Indonesia juga lebih tinggi daripada negara-

negara lainnya, yaitu 1 per 40 persalinan.

Pada kehamilan biasa embrio tumbuh menjadi janin dan kemudian

melahiran menjadi bayi, maka pada sejumlah wanita kehamilan abnormal

dapat terjadi, yakni menjadi mola hidatidosa. Mola hidatidosa tergolong

penyakit tropoblast yang tidak ganas, tetapi bisa menjadi ganas (mola

distruens atau penyakit tropoblast ganas jenis villosum) dan sangat ganas

(koriokarsinoma atau penyakit tropoblast ganas jenis nonvillosum).


BAB II

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. H

Umur : 39 tahun

Agama : Islam

Suku Bangsa : Bugis

Pekerjaan : IRT

Alamat : Ds. Moncongbori, Mattoanging

Tanggal MRS : 26 November 2022

No. RM : 280487

Nama Suami : Tn. HA

Status Perkawinan : Menikah

Pekerjaan Suami : Wiraswasta

2.2 Anamnesis

Autoanamnesis

Keluhan Utama : Mual muntah berlebih

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien masuk rujukan dari puskesmas Bantimurung

dengan G5P3A1 Hamil 9-10 minggu + suspek mola hidatidosa,

disertai hyperemesis. Riwayat nyeri perut (-), keluar darah (-),


mual (+), muntah (+). Keluhan muntah berlebih dengan frekuensi

>10x, berisi makanan dan cairan. Pusing (+), lemas (+). Riwayat

ANC 2x di puskesmas dan RS, TT 3x. Riwayat menikah 2x, ± 1

tahun pernikahan kedua.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat Penyakit Hipertensi, Diabetes Mellitus, dan Asma

disangkal.

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama.

Riwayat Pengobatan :

Ibu mengatakan tidak pernah minum obat-obatan apapun

selama hamil.

Riwayat Psikososial :

Pola makan teratur, alkohol dan merokok disangkal.

Riwayat Menstruasi :

Umur Menarche : 15 tahun

Lamanya Haid : 5-6 hari

Siklus Haid : 28-30 hari

HPHT : 30 Mei 2022

Dismenorhoe : Tidak ada

Riwayat Kehamilan :

G5P3A1

No Tahun Umur Jenis Penolong Penyulit JK / BB An


Partus Hamil Persalinan Persalinan
Abo
1. 2004 - - - - -
inko
Presentasi
Perempuan
3. 2005 9 bulan Spontan Dokter bokong + M
/ 4,0 kg
Makrosemia
Laki-laki /
4. 2007 9 bulan Spontan Dokter - Hid
3,0 kg
Laki-laki/
5. 2015 9 bulan Spontan Dokter - Hid
3,0 Kg
6. 2022 Kehamilan Sekarang

Riwayat KB :

Metode KB yang pernah dipakai yaitu Implan Selama 3 tahun

2.3 Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda Vital :

TD : 132/84 mmHg

N : 103x/menit

P : 20x/menit

S : 36,5 C

Pemeriksaan Sistematis

 Kepala : Normocephal

 Wajah : Chloasma gravidarum (-)

 Mata : kongjuntiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)


 Leher : pembesaran KGB (-/-), pembesaran tiroid (-/-)

 thoraks : normochest, gerak simetris,

 Payudara : mammae simetris, puting menonjol

 Paru-paru : VF simetris (+/+), BP vesikuler, ronkhi (-/-),

wheezing (-/-)

 Jantung : Bunyi I/II murni, Reguler

 Abdomen :

TFU : 1 jari dibawah pusat

DJJ : Tidak terdeteksi

His :-

 Pemeriksaan Luar Genitalia

Vulva/vagina/perineum : tak ada kelainan

NT/MT : -/-

Fluxus : Darah (+)

 Pemeriksaan dalam vagina

V/V : tak/tak

Portio : Mencucu

Uterus : DBN

OUE/OUI : Tertutup/tertutup

AD/CD : tak/tak

Pelepasan : Darah (+)

 Ekstremitas : Akral Hangat, CRT < 2 detik

2.4 Pemeriksaan Penunjang


 Pemeriksaan Laboratorium

Hasil Nilai Rujukan Satuan

WBC 10.9 4.00 – 10.0 103/uL

RBC 3.79 4.00 – 6.00 106/uL

HGB 12.8 12.0 – 16.0 g/dl

HCT 37.4 37 – 48 %

MCV 33.7 80 – 97.0 um3

MCH 34.2 26.5 – 33.5 pg

PLT 216 150 – 400 103/Ul

CT : 6’30”

BT : 3’15”

GDS : 148 Mg/dl

HbsAg : Non Reaktif

SAR COV.2 : NEGATIF

Plano Test : Positif

 USG
Kesan : Mola Hidatidosa

 Foto Thorax :

Dalam batas normal

2.5 Diagnosis

G5P3A1 + Mola Hidatidosa

2.6 Penatalaksanaan

 Informed consent

 Infus RL:Dextrose 5% 2:1 28 tpm

 Inj. Ranitidin 50 mg/8 jam/IV

 Inj. Ondansentron 4 mg/8 jam/IV

 Drips Neurobion dalam RL 500 cc 28 tpm/24 jam

 Observasi keadaan umum, perdarahan, tanda-tanda vital

 Rencana kuretase a.i. mola hidatidosa


Instruksi Post Kuretase

 IVFD RL + Oxytocin 20 IU 28 tpm

 Asam traneksamat 500 mg/8 jam/IV

 Cefadroxil 2x500 mg

 Pervita 1x1

 Asam mefenamat 3x500 mg

 Cek Hb 6 jam post operasi

 Follow up hasil B-hcg

BAB III
PEMBAHASAN

Kehamilan mola merupakan salah satu Penyakit Trofoblas

Gestasional (PTG) yang ditampilkan sebagai mola hidatidosa. Penyakit ini

didiagnosis secara klinis berupa tumor akibat proliferasi abnormal jaringan

trofoblas. Secara patologi dan genetik, mola hidatidosa dibagi menjadi dua

tipe, yaitu mola hidatidosa komplet dan parsial. Etiologi dari penyakit ini

bermacam – macam termasuk berbagai kombinasi dari lingkungan dan

genetik. Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dimana

mola biasanya muncul pada pasien yang berusia muda (< 16 tahun) dan

usia yang lebih tua yaitu >45 tahun.

Secara makroskopis, mola hidatidosa mudah dikenali yaitu berupa

gelembung gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih,

dengan ukutan bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm.

pada umumnya penderita mola hidatidosa akan menjadi baik kembali,

tetapi ada kalanya yang kemudian mengalami degenerasi keganasan

berupa koriokarsinoma. Jadi yang termasuk penyakit tropoblast adalah

mola hidatidosa yang jinak dan koriokarsinoma yang ganas.

Di negara maju, kematian karena mola hidatidosa hampir tidak ada,

mortalitas akibat mola hidatidosa ini mulai berkurang oleh karena

diagnosis yang lebih dini dan terapi yang tepat. Akan tetapi di negara

berkembang kematian akibat mola masih cukup tinggi yaitu berkisar

antara 2,2% dan 5,7%. Kematian pada mola hidatidosa biasanya


disebabkan oleh karena perdarahan, infeksi, eklamsia, payah jantung dan

tirotoksikosis.
BAB IV

KESIMPULAN

Mola hidatidosa adalah tidak ditemukan pertumbuhan janin dimana

hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi

hidrofobik sehingga terlihat seperti sekumpulan buah anggur. Secara

patologi dan genetik, mola hidatidosa dibagi menjadi dua tipe, yaitu mola

hidatidosa komplet dan parsial Secara patologi dan genetik, mola

hidatidosa dibagi menjadi dua tipe, yaitu mola hidatidosa komplet dan

parsial. Etiologi dari penyakit ini bermacam – macam termasuk berbagai

kombinasi dari lingkungan dan genetik. Usia merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi dimana mola biasanya muncul pada pasien yang

berusia muda (< 16 tahun) dan usia yang lebih tua yaitu >45 tahun.

Dibutuhkan deteksi dini yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan

pelayanan primer melalui anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang,

serta pemahaman patofisiologi, dan manajemen yang baik agar

didapatkan hasil yang efektif dan efisien.

Anda mungkin juga menyukai