PERSALINAN NORMAL
Oleh:
Angeline Tandiawan
C014 18 20 92
Residen Pembimbing:
dr. Elia Tombe
Supervisor:
Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG (K)
Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG (K) dr. Elia Tombe
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa Bagian Obstetri
& Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
NIM : C014 18 20 92
Benar telah membacakan laporan kasus dengan judul “Persalinan Normal” pada:
Minggu dibacakan :2
Nilai :
Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan sebagaimana mestinya.
Mengetahui,
Supervisor Residen
Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG(K) dr. Elia Tombe
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa Bagian Obstetri
& Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG (K)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I LAPORAN KASUS.......................................................................................................1
1.1 IDENTITAS PASIEN.................................................................................................1
1.2 ANAMNESIS..............................................................................................................1
1.3 PEMERIKSAAN FISIS..............................................................................................2
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................4
1.5 DIAGNOSIS................................................................................................................5
1.6 PENATALAKSANAAN............................................................................................5
1.7 FOLLOWUP...............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................8
2.1 DEFINISI....................................................................................................................8
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN....................................8
2.3 TANDA DAN GEJALA PERSALINAN.......................................................................14
2.4 ASUHAN PERSALINAN NORMAL...........................................................................15
2.5 MEKANISME PERSALINAN.....................................................................................17
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 26 Tahun (26-11-1994)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar
Rumah Sakit : RSIA Sitti Khadijah 1
MR : 111042
Tanggal Masuk : 14-08-2020, Pukul 22.00 WITA
Status Pelayanan : JKN
1.2. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Nyeri perut tembus ke belakang
Anamnesis terpimpin:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut tembus ke belakang yang
dirasakan sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut disertai dengan
pelepasan lendir dan darah sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pelepasan air
ketuban tidak ada. Gerakan janin aktif.
Kehamilan sekarang G1P0A0, HPHT 07/11/2019. Riwayat diabetes mellitus tidak ada,
riwayat hipertensi tidak ada, riwayat asma tidak ada, riwayat alergi tidak ada, riwayat
operasi tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat batuk tidak ada.
Riwayat Obstetri:
1. Riwayat Kehamilan Sekarang G1P0A0
HPHT : 07/11/2019
ANC : 4 kali di puskesmas, 2 kali di Sp. OG
Imunisasi TT : 2 kali
2. Riwayat Haid
Menarche : 14 Tahun
Lamanya : 6 Hari
Siklus : 28 Hari, Teratur
Banyaknya : 3-5x ganti pembalut
1
Dismenorhoe : Tidak ada
3. Riwayat Kehamilan, nifas, dan persalinan yang lalu: -
4. Riwayat pernikahan : 1 kali menikah
5. Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit lainnya : Asma tidak ada, Hipertensi tidak ada, Diabetes Melitus
tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
Riwayat Operasi : Tidak ada
6. Riwayat KB
Kontrasepsi dipakai/lalu :-
Keluhan :-
Lamanya Pemakaian :-
Alasan Berhenti :-
2
PEMERIKSAAN OBSTETRI
Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Bentuk : Cembung
Striae : Ada
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Palpasi
TFU : 34 cm, TFU 2 jari dibawah pusat
Lingkar Perut : 90 cm
TBJ : 3.060 gram
Leopold I : Teraba massa bulat dan kenyal (bokong)
Leopold II : Teraba tahanan memanjang (punggung) bayi sebelah kiri
Leopold III : Teraba massa bulat, keras (kepala)
Leopold IV : Divergen, bagian terbawah janin telah memasuki PAP (1/5)
Tunggal/gemelli : Tunggal
Kontraksi uterus : His 3 x 10’ (30-35”)
Auskultasi DJJ : 142 kali/menit
Pemeriksaan Genitalia Luar
Bentuk : Tidak ada kelainan
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Massa/Kista : Tidak ada
Pelepasan Pervaginam: Lendir (+), Darah (+), Air (-)
Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak, sedang
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Menonjol
Presentasi : Kepala
Penurunan kepala : Hodge II
Panggul : Kesan luas
3
1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium [14/08/2020]
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
WBC 11,5 4,00 - 10,00 10^3/uL.
RBC 4,28 4,00 – 6,00 10^6/uL.
HBG 11,2 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 38,8 37,0 - 48,0 %
MCV 90,7 80,0 – 97,0 fL.
MCH 26,2 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 28,9 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 386 150 – 400 10^3/uL.
(1.1-7.0/
NEUT 14,5 %
28.0-78.0)
(0.7-5.1/
LYMP 2,2 %
17.0-57.0)
(0,0 – 0,9/
MONO 0,3 %
0.0-10.0)
Imunoserologi
HBs Ag No Reactive No Reactive -
HIV No Reactive No Reactive -
SYPHILIS No Reactive No Reactive -
Test Antibodi:
No Reactive No Reactive -
SARS-Cov 2
Hematologi
Waktu Perdarahan
1’30” 3-5 Menit
(BT)
Waktu Pebekuan
10’ 10-15 Menit
(CT)
1.6. PENATALAKSANAAN
Planning :
- Observasi HIS, Denyut Jantung Janin setiap 30 menit
- Observasi kemajuan persalinan
- VT kontrol tiap 4 jam
1.7. FOLLOW UP
5
Waktu Subjektif Objektif Assessment Planning
Jumat 14/08/2020 Nyeri perut DJJ: 142 x/m Inpartu kala Obs. his, DJJ,
22.00 tembus HIS: 3 x 10 (30-35”) 1 fase aktif kemajuan
Perawatan Kamar belakang PDV persalinan
Bersalin Vulva: tak ada VT kontrol
kelainan
Portio: lunak, sedang
Pembukaan: 4 cm
Ketuban: (+)
Kepala: H.II
Panggul: kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (-)
Sabtu 15/08/2020 Nyeri perut DJJ: 140 x/m Inpartu kala Obs. his, DJJ,
02.00 tembus HIS: 4 x 10 (30-35”) 1 fase aktif kemajuan
Perawatan Kamar belakang PDV persalinan
Bersalin Vulva: tak ada VT kontrol
kelainan
Portio: lunak, sedang
Pembukaan: 8 cm
Ketuban: (+)
Kepala: H.III
Panggul kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (-)
Sabtu 15/08/2020 Ibu ingin DJJ: 152 x/m Inpartu kala Pimpin
04.00 meneran HIS: 4 x 10 (40-45”) II persalinan
Perawatan Kamar PDV:
Bersalin Vulva: terbuka
Portio: melesap
Pembukaan: 10 cm
Ketuban: (-)
Kepala: H.IV
Panggul kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (+)
Sabtu 15/08/2020 Ibu merasa Dengan HIS yang Inpartu kala Cek TFU
6 05.00 ingin adekuat dan kekuatan II Injeksi oksitosin
Perawatan Kamar meneran mengedan ibu, lahir 1 amp/IM
Bersalin seorang bayi Jepit dan potong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
a. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta.1
b. Persalinan normal
Persalinan normal adalah proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan (bayi 37-
42 minggu, plasenta, selaput ketuban), presentase kepala (posisi belakang kepala), dari
rahim ibu, melalui jalan lahir, dengan tenaga ibu sendiri.1
7
b. Passage
Passage atau jalan lahir terbagi atas: bagian keras: tulang-tulang panggul dengan
persendiannya (artikulasio) dan bagian lunak, terdiri atas otot-otot, jaringan dan
ligament.2
Tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu (1) os koksa (disebut juga tulang
inominata) 2 buah yaitu kiri dan kanan, (2) os sacrum, (3) os koksigis. Sementara os koksa
merupakan fusi dari os ilium, os ischium dan os pubis. Tulang-tulang ini satu dengan yang
lainnya berhubungan dalam suatu persendian pangul. Dan pada bagian depan terdapat
pertemuan dan hubungan antara os pubis dextra dan sinistra yang dinamakan sebagai
simfisis. Pada saat persalinan oleh karena adanya faktor hormonal, menyebabkan ligament-
ligament ini menjadi relaksasi dan menambah diameter dari jalan lahir, seperti ligamentum
sakro-iliaka (menghubungkan os sacrum dan os ilium), serta articulatio sakro-koksigea
(menghubungkan os sakrum dan os koksigis).2,3
8
Terdapat penyempitan di rongga panggul yang terjadi karena struktur spina ishiadica, yang
dapat diukur sebagai distansia interspinarum normal ± 10,5 cm.2
Pintu Atas Panggul (PAP) merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium
korpus vertebral sacral 1, linea inominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Terdapat 4
diameter pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior, diameter transversa, dan
2 diameter oblikua. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang
11 cm, disebut juga konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada PAP lebih kurang
12,5-13 cm disebut diameter transversa. Bila diarik garis dari articulatio sakro-iliaka ke
titik pertemuan antara diameter transversa dan diameter anteroposterior dan diteruskan ke
linea innominata, ditermukan diameter yang disebut sebagai diameter oblikua sepanjang
lebih kurang 13 cm. Cara mengukur konjugata vera yaitu konjugata diagonalis dikurangi
oleh 1,5 cm. Sementara pengukuran konjugata diagonalis diukur dengan jari tengah dan
jari telunjuk dimasukkan ke dalam vagina untuk meraba promontorium.2
Dalam obstetrik dikenal 4 jenis panggul (pembagian Caldwell dan Moloy, 1933), yang
mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut:3
Gynecoid: Paling ideal, bentuk hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior kira-
kira sama dengan diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 45%wanita.
Android: Bentuk hampir segitiga. Umumnya laki-laki mempunyai jenis panggul ini.
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diametertransversal, akan tetapi
yang terakhir jauh lebih mendekati sacrum. Jenis iniditemukan pada 15% wanita.
Antrhopoid: Bentuknya agak lonjong seperti telur. Panjang diameter antero-posterior
lebih besar dari pada diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 35 % wanita
9
Platypeloid: Jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada
5% wanita.
Dari bentuk dan ukuran berbagai bidang rongga ini tampaknya memiliki saluran yang
tidak sama luasnya di setiap bidangnya. Bidang yang terluas dibentuk oleh pertengahan
simfisis dengan os sakrum 2-3 sehingga memungkinkan kepala janin bergeser melalui
pintu atas panggul masuk ke dalam ruang panggul. Kemungkinan kepala janin dapat lebih
mudah masuk ke dalam ruang panggul jika sudut antara sakrum dan lumbal (inklinasi),
lebih besar.2
Bidang Hodge3
- Bidang Hodge I: Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis, sejajar dengan PAP
- Bidang Hodge II: Sejajar dengan PAP, melewati pinggir bawah simfisis.
- Bidang Hodge III: Sejajar dengan PAP, melewati spina ischiadika.Stasion 0
- Bidang Hodge IV: Sejajar dengan PAP, melewati ujung os coccygeus.
10
Gambar 4. Bidang-bidang Hodge3
Pintu Bawah Panggul (PBP) bukan merupakan suatu bidang datar, tetapi tersusun atas
2 bidang datar yang berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua
buah tuber os iskii dengan ujung os sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis
antara kedua tuber os iskii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis
berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut disebut arkus pubis, yang normalnya
90 derajat. Ketika kurang, maka kepala bayi akan sulit dilahirkan.
11
Gambar 5. Ukuran luar panggul4
1) Distansia Cristarum (± 28 cm – 30 cm); jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris
pada crista iliaca sinistra dan dextra.
2) Distansia Spinarum (± 24 cm - 26 cm); jarak antara kedua spina iliaca anterior superior
sinistra dan dextra.
3) Distansia intertrokanterika (± 30 cm); jarak antara kedua trochanter mayor.
4) Conjugata EksternaI/Boudelaque (± 18 cm); jarak antara bagian atas simfisis ke
processus spinosus lumbal V.
5) Distantia Oblique Externa (ukuran miring); jarak antra spina iliaca posterior sinistra dan
spina iliaca anterior superior dextra dan dari spina iliaca posterior dextra ke spina iliaca
anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang. Jika panggul normal, maka kedua
ukuran ini tidak banyak berbeda. Akan tetapi, jika panggul itu asimetrik (miring), kedua
ukuran itu jelas berbeda sekali.
6) Distantia tuberum (± 10,5 cm); jarak antar tuber iskii kanan dan kiri.
Bagian lunak jalan lahir yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim,
serviks uteri dan vagina. Disamping itu, otot-otot, jaringan ikat, dan ligament yang
menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada persalinan.4
c. Passanger
Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat memengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak mengalami cedera pada
saat persalinan sehingga dapat membahayakan kehidupan janin. Pada persalinan, karena
tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang
dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain (molase), sehingga kepala bayi
bertambah kecil. Biasanya jika kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain janin akan
dengan mudah menyusul.1,3
12
Gambar 6. Diameter kepala janin3
Pada passenger yang mempengaruhi selain kepala janin/presentase kepala janin antara
lain letak/posisi janin, keadaan plasenta (letak plasenta normal yaitu pada korpus uteri
bagian depan atau bagian belakang agak kearah fundus uteri), dan keadaan air ketuban,
yang fungsinya juga membantu penipisan dan dilatasi dari serviks.1
14
pembukaan 1 cm per jam. Untuk kontraksi biasanya meningkat dengan kontraksi yang
dianggap memadai/adekuat jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Dan pada tahap ini terjadi penurunan bagian
terendah janin.
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan terhadap DJJ, air ketuban, molase, dilatasi
serviks, penurunan kepala bayi, kontraksi, pemberian oksitosin (jika iya), nadi, tekanan
darah, suhu tubuh, dan urin yang dituangkan kedalam partograf.
Tatalaksana di kala I, atas garis waspada I (Alert), observasi rutin tetap dilakukan
dalam waktu yang lebih singkat, dapat dirujuk ke RS kecuali pembukaan sudah hampir
lengkap, sedangkan atas garis waspada II (Action), bila ada gawat janin atau persalinan
tak maju segera rujuk, pertimbangkan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.
b. Kala II1
Kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.1
Tanda kala II adalah dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum terlihat
menonjol, vulva vagina dan sphincter anus membuka, jumlah pengeluaran air ketuban
meningkat, his lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali, pada primigravida
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multipara rata-rata 0,5 jam.1
Tatalaksana di kala II, setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran apabila
timbul dorongan spontan, beristirahat diantara kontraksi, berikan posisi yang nyaman,
pantau kondisi janin, bila ingin meneran tetapi pembukaan belum lengkap, anjurkan
bernapas secara cepat, mengatur posisi agar nyaman. Pemantauan yang dapat dilakukan
yaitu TENAGA: usaha mengedan dikontrol tiap 10 menit, PASIEN: periksa nadi dan
tekanan darah selama 30 menit dengan memperhatikan keadaan hidrasi, perubahan
sikap/perilaku, dan tingkatan tenaga, PENUMPANG: periksa DJJ setiap 15 menit atau
lebih, dan semakin sering pada makin dekatnya kelahiran, penurunan presentasi dan
perubahan posisi serta warna cairan tertentu serta dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan
dan pemantauan. Adapun pada saat pengeluaran harus memperhatikan hal-hal berikut
15
yaitu posisi ibu saat melahirkan bayi, cegah terjadinya laserasi atau trauma, proses
melahirkan kepala, memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi, proses melahirkan bahu,
tubuh bayi, mengusap muka, mengeringkan dan memberikan rangsangan taktil pada bayi,
serta memotong tali pusat.1
c. Kala III1
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dilakukan Peregangan
Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan dengan pemberian oksitosin untuk kontraksi
uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-tanda pelepasan plasenta: perubahan ukuran
dan bentuk uterus, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva, adanya
semburan darah secara tiba-tiba.1
Tatalaksana kala III secara aktif, yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, injeksi oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian
luar, peregangan tali pusat terkendali, plasenta belum lahir setelah 15 menit berikan
suntikan oksitosin ke 2 (10 IU IM), 30 menit belum lahir, maka di rujuk atau manual
plasenta dan masase uterus.1
d. Kala IV1
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Pemantauan
15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering. Adapun terdapat
tujuh langkah pemantauan yang dilakukan kala IV yaitu 1) kontraksi uterus (observasi
kontraksi dan konsistensi uterus) dimana kontraksi uterus yang normal adalah pada
perabaan fundus uteri akan teraba keras dan di bawah umbilicus, diperiksa 2-3 kali dalam
10 menit pertama, setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap 30
menit pada jam kedua setelah persalinan, 2) Perdarahan, masih dianggap normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc, 3) Kandung kencing, harus kosong biasanya
dengan melakukan kateterisasi, 4) Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum
dan vagina, dan menilai perluasan laserasi perineum. 5) uri dan selaput ketuban harus
lengkap, 6) keadaan umum ibu: tanda-tanda vital, 7) bayi dalam keadaan baik.1
16
Menurut Cunningham et al (2018) dalam proses persalinan normal, kepala bayi akan
melakukan gerakan-gerakan utama atau yang biasa dikenal dengan Seven Cardinal
Movements yang meliputi:5
1) Engagement
Gambar 7. Engagement5
Masuknya kepala ke dalam PAP pada primigravida terjadi pada bulan akhir kehamilan
sedangkan pada multigravida terjadi pada permulaan persalinan. Kepala masuk pintu atas
panggul dengan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul atau
miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asynclitismus anterior/posterior).5
Apabila sutura sagittalis berada tepat di jalan lahir disebut sebagai sinklitismus dan
apabila tidak berada di tengah jalan lahir disebut sebagai asinklitismus. Asimklitismus
anterior adalah posisi sutura sagittalis mendekati simfisis. Sedangkan asinklitismus
posterior adalah posisi sutura sagittalis mendekati promontorium.1,5
17
Decent atau majunya kepala janin bersamaan dengan gerakan yang lain seperti fleksi,
putaran paksi dalam, dan ekstensi. Majunya kepala disebabkan karena tekanan cairan
intrauterine, tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong, kekuatan mengejan,
melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim.1,5
3) Flexion
Dengan majunya kepala, biasanya terjadi flexi penuh atau sempurna sehingga sumbu
panjang kepala sejajar sumbu panggul sehingga membantu penurunan kepala selanjutnya.
Flexi: kepala janin flexi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (11 cm) (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala) (9,5 cm). Fleksi disebabkan karena didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul atau dasar panggul.1,5
18
Gambar 10. Putaran paksi dalam1
5) Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Pada kepala bekerja 2 kekuatan yaitu yang mendesak
kepala ke bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas mengikuti sumbu jalan
lahir sehingga resultan kekuatan kedepan atas dan terjadi defleksi.1,5
7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan di bawah simfisis menjadi
hipomoklionkelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan
anak (toraks, abdomen) dan lengan, pinggul depan dan belakang, tungkai, dan kaki.5
19
Gambar 11. Seven Cardinal Movement of Labor5
BAB III
KESIMPULAN
Persalinan normal adalah proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan (37-42
minggu, plasenta, selaput ketuban), presentase kepala, dari rahim ibu, melalui jalan lahir,
20
dengan tenaga ibu sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi persalinan terdiri atas 3 P yaitu
Power, Passage dan Passanger. Tahapan persalinan terdiri atas 4 kala dengan penanganan
yang berbeda-beda dengan mekanisme persalinan yang dikenal sebagai seven cardinal
movements of labor, dimana ketika setiap tahapan tidak tertangani dengan baik akan terjadi
komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada pasien ini didapatkan tanda-tanda inpartu, masuk ke RS dengan diagnosis
G1P0A0 UK 37 minggu kala 1 fase aktif, dilakukan asuhan persalinan normal dengan
pemantauan tiap 4 jam untuk kemajuan persalinan serta DJJ janin dan mencapai pembukaan
lengkap dalam 6 jam kemudian. Selanjutnya dalam 1 jam kemudian, bayi berhasil dilahirkan
pervaginam dan dilanjutkan dengan manajemen aktif kala 3 dan observasi kala 4.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kurniarum A. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Ed 1. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.2016; pp. 3,11,56,69, 107,123.
21
2. Rachimhadi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4.
Jakarta: PT Bina Pustaka. 2014; pp. 187-204,288, 296-314.
3. Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Yanti, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
5. Cunningham F, Lenevo KJ, Bloom LS., Hauth JC., Rause DJ, Spong CY. Williams
Obstetry. 23rd edition. New York: The McGraw-Hills Companies, Inc. 2010.
22