Anda di halaman 1dari 26

BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI LAPORAN KASUS

FAKULTAS KEDOKTERAN November 2020


UNIVERSITAS HASANUDDIN

PERSALINAN NORMAL

Oleh:
Angeline Tandiawan
C014 18 20 92

Residen Pembimbing:
dr. Elia Tombe

Supervisor:
Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG (K)

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandangan di bawah ini menyatakan bahwa:


Nama : Angeline Tandiawan
NIM : C014 18 20 92
Judul : Persalinan Normal
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Makassar, 11 November 2020


Supervisor Residen

Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG (K) dr. Elia Tombe

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa Bagian Obstetri
& Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG (K)


SURAT KETERANGAN PEMBACAAN LAPORAN KASUS
Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:
Nama : Angeline Tandiawan

NIM : C014 18 20 92

Benar telah membacakan laporan kasus dengan judul “Persalinan Normal” pada:

Hari/Tanggal : Rabu / 11 November 2020

Tempat : Zoom Meeting

Minggu dibacakan :2

Nilai :

Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 11 November 2020

Mengetahui,

Supervisor Residen

Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp. OG(K) dr. Elia Tombe
Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa Bagian Obstetri
& Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG (K)
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
BAB I LAPORAN KASUS.......................................................................................................1
1.1 IDENTITAS PASIEN.................................................................................................1
1.2 ANAMNESIS..............................................................................................................1
1.3 PEMERIKSAAN FISIS..............................................................................................2
1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................4
1.5 DIAGNOSIS................................................................................................................5
1.6 PENATALAKSANAAN............................................................................................5
1.7 FOLLOWUP...............................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................8
2.1 DEFINISI....................................................................................................................8
2.2 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN....................................8
2.3 TANDA DAN GEJALA PERSALINAN.......................................................................14
2.4 ASUHAN PERSALINAN NORMAL...........................................................................15
2.5 MEKANISME PERSALINAN.....................................................................................17
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
LAPORAN KASUS
1.1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Umur : 26 Tahun (26-11-1994)
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar
Rumah Sakit : RSIA Sitti Khadijah 1
MR : 111042
Tanggal Masuk : 14-08-2020, Pukul 22.00 WITA
Status Pelayanan : JKN

1.2. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Nyeri perut tembus ke belakang
Anamnesis terpimpin:
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut tembus ke belakang yang
dirasakan sejak 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Nyeri perut disertai dengan
pelepasan lendir dan darah sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Pelepasan air
ketuban tidak ada. Gerakan janin aktif.
Kehamilan sekarang G1P0A0, HPHT 07/11/2019. Riwayat diabetes mellitus tidak ada,
riwayat hipertensi tidak ada, riwayat asma tidak ada, riwayat alergi tidak ada, riwayat
operasi tidak ada, riwayat demam tidak ada, riwayat batuk tidak ada.

Riwayat Obstetri:
1. Riwayat Kehamilan Sekarang G1P0A0
 HPHT : 07/11/2019
 ANC : 4 kali di puskesmas, 2 kali di Sp. OG
 Imunisasi TT : 2 kali
2. Riwayat Haid
 Menarche : 14 Tahun
 Lamanya : 6 Hari
 Siklus : 28 Hari, Teratur
 Banyaknya : 3-5x ganti pembalut
1
 Dismenorhoe : Tidak ada
3. Riwayat Kehamilan, nifas, dan persalinan yang lalu: -
4. Riwayat pernikahan : 1 kali menikah
5. Riwayat Penyakit
 Riwayat penyakit lainnya : Asma tidak ada, Hipertensi tidak ada, Diabetes Melitus
tidak ada
 Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
 Riwayat Operasi : Tidak ada
6. Riwayat KB
 Kontrasepsi dipakai/lalu :-
 Keluhan :-
 Lamanya Pemakaian :-
 Alasan Berhenti :-

1.3. PEMERIKSAAN FISIS (22.00 WITA)


 Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Status gizi : BB= 60 kg TB=158 cm
 Tanda Vital
Tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.5 °C
 Head to Toe Examination
Kepala dan Leher : Konjungtiva anemis tidak ada
Thorax: Cor : Bunyi jantung normal
Pulmo : Rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen:
- Liver/Spleen : Tidak teraba
- Bising Usus : Normal
Ekstremitas: dalam batas normal

2
PEMERIKSAAN OBSTETRI
 Pemeriksaan Luar
Inspeksi
Bentuk : Cembung
Striae : Ada
Bekas Luka Operasi : Tidak ada
Palpasi
TFU : 34 cm, TFU 2 jari dibawah pusat
Lingkar Perut : 90 cm
TBJ : 3.060 gram
Leopold I : Teraba massa bulat dan kenyal (bokong)
Leopold II : Teraba tahanan memanjang (punggung) bayi sebelah kiri
Leopold III : Teraba massa bulat, keras (kepala)
Leopold IV : Divergen, bagian terbawah janin telah memasuki PAP (1/5)
Tunggal/gemelli : Tunggal
Kontraksi uterus : His 3 x 10’ (30-35”)
Auskultasi DJJ : 142 kali/menit
 Pemeriksaan Genitalia Luar
Bentuk : Tidak ada kelainan
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Massa/Kista : Tidak ada
Pelepasan Pervaginam: Lendir (+), Darah (+), Air (-)
 Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina : Tidak ada kelainan
Portio : Lunak, sedang
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : Menonjol
Presentasi : Kepala
Penurunan kepala : Hodge II
Panggul : Kesan luas

3
1.4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Laboratorium [14/08/2020]
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
WBC 11,5 4,00 - 10,00 10^3/uL.
RBC 4,28 4,00 – 6,00 10^6/uL.
HBG 11,2 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 38,8 37,0 - 48,0 %
MCV 90,7 80,0 – 97,0 fL.
MCH 26,2 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 28,9 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 386 150 – 400 10^3/uL.
(1.1-7.0/
NEUT 14,5 %
28.0-78.0)
(0.7-5.1/
LYMP 2,2 %
17.0-57.0)
(0,0 – 0,9/
MONO 0,3 %
0.0-10.0)
Imunoserologi
HBs Ag No Reactive No Reactive -
HIV No Reactive No Reactive -
SYPHILIS No Reactive No Reactive -
Test Antibodi:
No Reactive No Reactive -
SARS-Cov 2
Hematologi
Waktu Perdarahan
1’30” 3-5 Menit
(BT)
Waktu Pebekuan
10’ 10-15 Menit
(CT)

 Pemeriksaan urine : tidak ada


 USG (ultrasonografi) : gravid tunggal, hidup, intrauterine, presentase kepala,
punggung kiri, plasenta letak fundus grade II, EFW: 3128 gr, SDP: 3,2 cm,
biometri janin dan usia kehamilan 37 minggu 3 hari.
4
1.5. DIAGNOSIS
G1P0A0 Gravid 37 minggu Inpartu kala 1 fase aktif

1.6. PENATALAKSANAAN
Planning :
- Observasi HIS, Denyut Jantung Janin setiap 30 menit
- Observasi kemajuan persalinan
- VT kontrol tiap 4 jam

1.7. FOLLOW UP

5
Waktu Subjektif Objektif Assessment Planning
Jumat 14/08/2020 Nyeri perut DJJ: 142 x/m Inpartu kala Obs. his, DJJ,
22.00 tembus HIS: 3 x 10 (30-35”) 1 fase aktif kemajuan
Perawatan Kamar belakang PDV persalinan
Bersalin Vulva: tak ada VT kontrol
kelainan
Portio: lunak, sedang
Pembukaan: 4 cm
Ketuban: (+)
Kepala: H.II
Panggul: kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (-)
Sabtu 15/08/2020 Nyeri perut DJJ: 140 x/m Inpartu kala Obs. his, DJJ,
02.00 tembus HIS: 4 x 10 (30-35”) 1 fase aktif kemajuan
Perawatan Kamar belakang PDV persalinan
Bersalin Vulva: tak ada VT kontrol
kelainan
Portio: lunak, sedang
Pembukaan: 8 cm
Ketuban: (+)
Kepala: H.III
Panggul kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (-)

Sabtu 15/08/2020 Ibu ingin DJJ: 152 x/m Inpartu kala Pimpin
04.00 meneran HIS: 4 x 10 (40-45”) II persalinan
Perawatan Kamar PDV:
Bersalin Vulva: terbuka
Portio: melesap
Pembukaan: 10 cm
Ketuban: (-)
Kepala: H.IV
Panggul kesan cukup
Lendir (+)
Darah (+)
Air (+)
Sabtu 15/08/2020 Ibu merasa Dengan HIS yang Inpartu kala Cek TFU
6 05.00 ingin adekuat dan kekuatan II Injeksi oksitosin
Perawatan Kamar meneran mengedan ibu, lahir 1 amp/IM
Bersalin seorang bayi Jepit dan potong
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
a. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini dimulai dengan adanya
kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan
diakhiri dengan kelahiran plasenta.1
b. Persalinan normal
Persalinan normal adalah proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan (bayi 37-
42 minggu, plasenta, selaput ketuban), presentase kepala (posisi belakang kepala), dari
rahim ibu, melalui jalan lahir, dengan tenaga ibu sendiri.1

2.2. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN


a. Power
Power atau kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen.1 His yang sempurna bila
terdapat kontraksi yang simetris, kontraksi paling kuat atau adanya dominasi di fundus
uteri, dan sesudah itu terjadi relaksasi sementara. 2 Pengkajian his terdiri atas frekuensi his
(jumlah his dalam waktu tertentu), durasi (lamanya kontraksi dalam satu kali kontraksi),
intensitas (satuan mmHg), interval (masa relaksasi diantara dua kontraksi), datangnya
kontraksi (dibagi menjadi kadang-kadang, sering, dan teratur). Akibat dari adanya his yang
adekuat yaitu serviks menipis dan mendatar (effacement), mengalami dilatasi dan
mengakibatkan janin akan turun.1 contoh hasil pengukuran his: 3x/10’/40-50”/kuat dan
teratur.1,2
Selain his yang berpengaruh adalah gaya tambahan pada proses persalinan. Setelah
serviks berdilatasi penuh, gaya yang paling penting pada proses ekspulsi dari janin adalah
gaya yang dihasilkan oleh tekanan intraabdominal ibu yang meninggi, yang disebut gaya
mengejan. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil, bila pembukaan sudah lengkap dan
paling efektif sewaktu ada his. Tenaga mengejan ini juga melahirkan plasenta setelah
plasenta lepas dari dinding rahim.1,2

7
b. Passage
Passage atau jalan lahir terbagi atas: bagian keras: tulang-tulang panggul dengan
persendiannya (artikulasio) dan bagian lunak, terdiri atas otot-otot, jaringan dan
ligament.2
Tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu (1) os koksa (disebut juga tulang
inominata) 2 buah yaitu kiri dan kanan, (2) os sacrum, (3) os koksigis. Sementara os koksa
merupakan fusi dari os ilium, os ischium dan os pubis. Tulang-tulang ini satu dengan yang
lainnya berhubungan dalam suatu persendian pangul. Dan pada bagian depan terdapat
pertemuan dan hubungan antara os pubis dextra dan sinistra yang dinamakan sebagai
simfisis. Pada saat persalinan oleh karena adanya faktor hormonal, menyebabkan ligament-
ligament ini menjadi relaksasi dan menambah diameter dari jalan lahir, seperti ligamentum
sakro-iliaka (menghubungkan os sacrum dan os ilium), serta articulatio sakro-koksigea
(menghubungkan os sakrum dan os koksigis).2,3

Gambar 1. Anatomi Tulang Panggul2,3


Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut sebagai pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea terminalis,
disebut pula false pelvis. Sementara bagian yang terletak dibawah linea terminalis disebut
sebagai true pelvis/pelvis sejati. Bentuk dari pelvis minor ini menyerupai suatu saluran
yang mempunyai sumbu yang melengkung ke depan (sumbu Carus). Bagian atas saluran
ini berupa suatu bidang datar, normal berbentuk hampir bulat, disebut juga pintu atas
panggul (pelvic inlet). Bagian bawah saluran ini disebut sebagai pintu bawah panggul
(pelvic outlet), dan diantara kedua pintu ini terdapat rongga panggul (pelvic cavity).1,2

8
Terdapat penyempitan di rongga panggul yang terjadi karena struktur spina ishiadica, yang
dapat diukur sebagai distansia interspinarum normal ± 10,5 cm.2

Pintu Atas Panggul (PAP) merupakan suatu bidang yang dibentuk oleh promontorium
korpus vertebral sacral 1, linea inominata (terminalis), dan pinggir atas simfisis. Terdapat 4
diameter pada pintu atas panggul, yaitu diameter anteroposterior, diameter transversa, dan
2 diameter oblikua. Panjang jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium lebih kurang
11 cm, disebut juga konjugata vera. Jarak terjauh garis melintang pada PAP lebih kurang
12,5-13 cm disebut diameter transversa. Bila diarik garis dari articulatio sakro-iliaka ke
titik pertemuan antara diameter transversa dan diameter anteroposterior dan diteruskan ke
linea innominata, ditermukan diameter yang disebut sebagai diameter oblikua sepanjang
lebih kurang 13 cm. Cara mengukur konjugata vera yaitu konjugata diagonalis dikurangi
oleh 1,5 cm. Sementara pengukuran konjugata diagonalis diukur dengan jari tengah dan
jari telunjuk dimasukkan ke dalam vagina untuk meraba promontorium.2

Gambar 2. Ruang panggul4

Dalam obstetrik dikenal 4 jenis panggul (pembagian Caldwell dan Moloy, 1933), yang
mempunyai ciri-ciri pintu atas panggul sebagai berikut:3
 Gynecoid: Paling ideal, bentuk hampir bulat. Panjang diameter antero-posterior kira-
kira sama dengan diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 45%wanita.
 Android: Bentuk hampir segitiga. Umumnya laki-laki mempunyai jenis panggul ini.
Panjang diameter anteroposterior hampir sama dengan diametertransversal, akan tetapi
yang terakhir jauh lebih mendekati sacrum. Jenis iniditemukan pada 15% wanita.
 Antrhopoid: Bentuknya agak lonjong seperti telur. Panjang diameter antero-posterior
lebih besar dari pada diameter transversal. Jenis ini ditemukan pada 35 % wanita

9
 Platypeloid: Jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran
melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada
5% wanita.

Gambar 3. Jenis panggul3

Dari bentuk dan ukuran berbagai bidang rongga ini tampaknya memiliki saluran yang
tidak sama luasnya di setiap bidangnya. Bidang yang terluas dibentuk oleh pertengahan
simfisis dengan os sakrum 2-3 sehingga memungkinkan kepala janin bergeser melalui
pintu atas panggul masuk ke dalam ruang panggul. Kemungkinan kepala janin dapat lebih
mudah masuk ke dalam ruang panggul jika sudut antara sakrum dan lumbal (inklinasi),
lebih besar.2

Bidang Hodge3

- Bidang Hodge I: Jarak antara promontorium dan pinggir atas simfisis, sejajar dengan PAP
- Bidang Hodge II: Sejajar dengan PAP, melewati pinggir bawah simfisis.
- Bidang Hodge III: Sejajar dengan PAP, melewati spina ischiadika.Stasion 0
- Bidang Hodge IV: Sejajar dengan PAP, melewati ujung os coccygeus.

10
Gambar 4. Bidang-bidang Hodge3

Pintu Bawah Panggul (PBP) bukan merupakan suatu bidang datar, tetapi tersusun atas
2 bidang datar yang berbentuk segitiga, yaitu bidang yang dibentuk oleh garis antara kedua
buah tuber os iskii dengan ujung os sakrum dan segitiga lainnya yang alasnya juga garis
antara kedua tuber os iskii dengan bagian bawah simfisis. Pinggir bawah simfisis
berbentuk lengkung ke bawah dan merupakan sudut disebut arkus pubis, yang normalnya
90 derajat. Ketika kurang, maka kepala bayi akan sulit dilahirkan.

Ukuran ukuran luar panggul

11
Gambar 5. Ukuran luar panggul4
1) Distansia Cristarum (± 28 cm – 30 cm); jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris
pada crista iliaca sinistra dan dextra.
2) Distansia Spinarum (± 24 cm - 26 cm); jarak antara kedua spina iliaca anterior superior
sinistra dan dextra.
3) Distansia intertrokanterika (± 30 cm); jarak antara kedua trochanter mayor.
4) Conjugata EksternaI/Boudelaque (± 18 cm); jarak antara bagian atas simfisis ke
processus spinosus lumbal V.
5) Distantia Oblique Externa (ukuran miring); jarak antra spina iliaca posterior sinistra dan
spina iliaca anterior superior dextra dan dari spina iliaca posterior dextra ke spina iliaca
anterior superior sinistra. Kedua ukuran ini bersilang. Jika panggul normal, maka kedua
ukuran ini tidak banyak berbeda. Akan tetapi, jika panggul itu asimetrik (miring), kedua
ukuran itu jelas berbeda sekali.
6) Distantia tuberum (± 10,5 cm); jarak antar tuber iskii kanan dan kiri.

Bagian lunak jalan lahir yang berperan pada persalinan adalah segmen bawah rahim,
serviks uteri dan vagina. Disamping itu, otot-otot, jaringan ikat, dan ligament yang
menyokong alat-alat urogenital juga sangat berperan pada persalinan.4

c. Passanger

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan besar
kepala dapat memengaruhi jalan persalinan. Kepala janin banyak mengalami cedera pada
saat persalinan sehingga dapat membahayakan kehidupan janin. Pada persalinan, karena
tulang-tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang
dapat menyisip antara tulang satu dengan tulang yang lain (molase), sehingga kepala bayi
bertambah kecil. Biasanya jika kepala janin sudah lahir maka bagian-bagian lain janin akan
dengan mudah menyusul.1,3

12
Gambar 6. Diameter kepala janin3

Pada passenger yang mempengaruhi selain kepala janin/presentase kepala janin antara
lain letak/posisi janin, keadaan plasenta (letak plasenta normal yaitu pada korpus uteri
bagian depan atau bagian belakang agak kearah fundus uteri), dan keadaan air ketuban,
yang fungsinya juga membantu penipisan dan dilatasi dari serviks.1

2.3. TANDA DAN GEJALA PERSALINAN


Tanda-tanda bahwa persalinan sudah dekat1
a. Lightening
Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa keadaannya menjadi
lebih enteng. Merasa kurang sesak, tetapi sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit
lebih sukar, dan sering diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.
b. Pollikasuria
Pada akhir bulan ke-IX didapatkan pemeriksaan epigastrium kendor, fundus uteri lebih
rendah daripada kedudukannya dan kepala janin sudah mulai masuk ke dalam pintu atas
panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kencing tertekan sehingga merangsang ibu
untuk sering kecing yang disebut sebagai pollakisuria.
c. False Labor
Tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggun oleh his
pendahuluan yang sebetulnya merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. Sifat
his ini adanya nyeri hanya terasa di perut bagian bawah, tidak teratur, durasi his pendek,
tidak bertambah kuat dengan majunya waktu, tidak ada pengaruh pada pendataran atau
pembukaan serviks.
d. Perubahan cervix
Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan serviks menjadi lembut dan beberapa
menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan.
13
e. Energy Sport
Terjadi peningkatan energi kira-kira 24-48 jam sebelum persalinan dimulai.
f. Gastrointestinal Upsets
Beberapa ibu akan mengalami tanda seperti diare, obstipasi, mual dan muntah karena
efek penurunan hormone terhadap sistem pencernaan.

Tanda-tanda persalinan adalah:1


a. Timbulnya kontraksi uterus
His pada kondisi ini mempunyai sifat sebagai berikut nyeri melingkar dari punggung
memancar ke perut bagian depan, pinggang terasa sakit dan menjalar kedepan, sifatnya
teratur, interval makin lama makin pendek dan kekuatannya semakin besar, mempunyai
pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks, Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), dan kontraksi yang
terjadi dapat menyebabkan pendataran, penipisan dan pembukaan serviks.

b. Penipisan dan pembukaan serviks


Penipisan dan pembukaan serviks ditandai dengan adanya pengeluaran lendir dan
darah sebagai tanda pemula.
c. Bloody Show (lendir disertai darah dari jalan lahir)
Dengan adanya pendataran dan pembukaan serviks, lendir akan keluar bersama darah
yang disebabkan karena lepasnya selaput janin pada bagian bawah segmen bawah rahim
bahkan hingga beberapa kapiler darah terputus.

2.4. ASUHAN PERSALINAN NORMAL


Persalinan normal terbagi atas empat kala yang berbeda dengan penanganan masing-
masing yang terdiri atas kala I, kala II, kala III, dan kala IV.1
a. Kala I1
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung selama 18 –
24 jam dan terbagi atas dua fase, yaitu fase aktif dan fase laten.1
- Fase laten, pembukaan 1-3 cm, dan biasanya berlangsung sekitar 8 jam.
- Fase aktif persalinan, terbagi atas 3 fase yaitu fase akselerasi, dilatasi maksimal dan
deselerasi. Pembukaan 4-10 cm, biasanya berlangsung selama 6 jam, jadi kecepatan

14
pembukaan 1 cm per jam. Untuk kontraksi biasanya meningkat dengan kontraksi yang
dianggap memadai/adekuat jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih. Dan pada tahap ini terjadi penurunan bagian
terendah janin.
Pada tahap ini, dilakukan pemeriksaan terhadap DJJ, air ketuban, molase, dilatasi
serviks, penurunan kepala bayi, kontraksi, pemberian oksitosin (jika iya), nadi, tekanan
darah, suhu tubuh, dan urin yang dituangkan kedalam partograf.
Tatalaksana di kala I, atas garis waspada I (Alert), observasi rutin tetap dilakukan
dalam waktu yang lebih singkat, dapat dirujuk ke RS kecuali pembukaan sudah hampir
lengkap, sedangkan atas garis waspada II (Action), bila ada gawat janin atau persalinan
tak maju segera rujuk, pertimbangkan oksitosin bila tidak ada kontraindikasi.

b. Kala II1
Kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.1
Tanda kala II adalah dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum terlihat
menonjol, vulva vagina dan sphincter anus membuka, jumlah pengeluaran air ketuban
meningkat, his lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali, pada primigravida
berlangsung rata-rata 1,5 jam dan multipara rata-rata 0,5 jam.1
Tatalaksana di kala II, setelah pembukaan lengkap, pimpin untuk meneran apabila
timbul dorongan spontan, beristirahat diantara kontraksi, berikan posisi yang nyaman,
pantau kondisi janin, bila ingin meneran tetapi pembukaan belum lengkap, anjurkan
bernapas secara cepat, mengatur posisi agar nyaman. Pemantauan yang dapat dilakukan
yaitu TENAGA: usaha mengedan dikontrol tiap 10 menit, PASIEN: periksa nadi dan
tekanan darah selama 30 menit dengan memperhatikan keadaan hidrasi, perubahan
sikap/perilaku, dan tingkatan tenaga, PENUMPANG: periksa DJJ setiap 15 menit atau
lebih, dan semakin sering pada makin dekatnya kelahiran, penurunan presentasi dan
perubahan posisi serta warna cairan tertentu serta dilakukan pencatatan hasil pemeriksaan
dan pemantauan. Adapun pada saat pengeluaran harus memperhatikan hal-hal berikut

15
yaitu posisi ibu saat melahirkan bayi, cegah terjadinya laserasi atau trauma, proses
melahirkan kepala, memeriksa lilitan tali pusat pada leher bayi, proses melahirkan bahu,
tubuh bayi, mengusap muka, mengeringkan dan memberikan rangsangan taktil pada bayi,
serta memotong tali pusat.1

c. Kala III1
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta
dan selaput ketuban, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Dilakukan Peregangan
Tali pusat Terkendali (PTT) dilanjutkan dengan pemberian oksitosin untuk kontraksi
uterus dan mengurangi perdarahan. Tanda-tanda pelepasan plasenta: perubahan ukuran
dan bentuk uterus, tali pusat memanjang atau terjulur keluar melalui vagina/vulva, adanya
semburan darah secara tiba-tiba.1
Tatalaksana kala III secara aktif, yaitu pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit
pertama setelah bayi lahir, injeksi oksitosin 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian
luar, peregangan tali pusat terkendali, plasenta belum lahir setelah 15 menit berikan
suntikan oksitosin ke 2 (10 IU IM), 30 menit belum lahir, maka di rujuk atau manual
plasenta dan masase uterus.1
d. Kala IV1
Kala IV dimulai dari lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu. Pemantauan
15 menit pada jam pertama setelah kelahiran plasenta, 30 menit pada jam kedua setelah
persalinan, jika kondisi ibu tidak stabil, perlu dipantau lebih sering. Adapun terdapat
tujuh langkah pemantauan yang dilakukan kala IV yaitu 1) kontraksi uterus (observasi
kontraksi dan konsistensi uterus) dimana kontraksi uterus yang normal adalah pada
perabaan fundus uteri akan teraba keras dan di bawah umbilicus, diperiksa 2-3 kali dalam
10 menit pertama, setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan dan setiap 30
menit pada jam kedua setelah persalinan, 2) Perdarahan, masih dianggap normal bila
jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc, 3) Kandung kencing, harus kosong biasanya
dengan melakukan kateterisasi, 4) Evaluasi laserasi dan perdarahan aktif pada perineum
dan vagina, dan menilai perluasan laserasi perineum. 5) uri dan selaput ketuban harus
lengkap, 6) keadaan umum ibu: tanda-tanda vital, 7) bayi dalam keadaan baik.1

2.5. MEKANISME PERSALINAN

16
Menurut Cunningham et al (2018) dalam proses persalinan normal, kepala bayi akan
melakukan gerakan-gerakan utama atau yang biasa dikenal dengan Seven Cardinal
Movements yang meliputi:5
1) Engagement

Gambar 7. Engagement5

Masuknya kepala ke dalam PAP pada primigravida terjadi pada bulan akhir kehamilan
sedangkan pada multigravida terjadi pada permulaan persalinan. Kepala masuk pintu atas
panggul dengan sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan pintu atas panggul atau
miring/membentuk sudut dengan pintu atas panggul (asynclitismus anterior/posterior).5

Apabila sutura sagittalis berada tepat di jalan lahir disebut sebagai sinklitismus dan
apabila tidak berada di tengah jalan lahir disebut sebagai asinklitismus. Asimklitismus
anterior adalah posisi sutura sagittalis mendekati simfisis. Sedangkan asinklitismus
posterior adalah posisi sutura sagittalis mendekati promontorium.1,5

Gambar 8. Posisi kepala janin1


2) Decent

17
Decent atau majunya kepala janin bersamaan dengan gerakan yang lain seperti fleksi,
putaran paksi dalam, dan ekstensi. Majunya kepala disebabkan karena tekanan cairan
intrauterine, tekanan langsung oleh fundus uteri oleh bokong, kekuatan mengejan,
melurusnya badan bayi oleh perubahan bentuk rahim.1,5

3) Flexion
Dengan majunya kepala, biasanya terjadi flexi penuh atau sempurna sehingga sumbu
panjang kepala sejajar sumbu panggul sehingga membantu penurunan kepala selanjutnya.
Flexi: kepala janin flexi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala berubah dari diameter
oksipito-frontalis (11 cm) (puncak kepala) menjadi diameter suboksipito-bregmatikus
(belakang kepala) (9,5 cm). Fleksi disebabkan karena didorong maju dan sebaliknya
mendapat tahanan dari pinggir PAP, serviks, dinding panggul atau dasar panggul.1,5

Gambar 9. Kepala Fleksi 5

4) Internal Rotation/ Putaran paksi dalam


Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah simfisis. Putaran paksi
dalam mutlak untuk diperlukan dalam kelahiran kepala karena putaran paksi merupakan
suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir. Perputaran
kepala dari samping ke depan disebabkan his selaku tenaga pemutar, ada dasar panggul
beserta otot- otot dasar panggul
selaku tahanan. Bila tidak
terjadi putaran paksi
dalam umumnya kepala
tidak turun lagi.1,5

18
Gambar 10. Putaran paksi dalam1

5) Ekstensi
Setelah putaran paksi dalam selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah
ekstensi atau defleksi dari kepala. Pada kepala bekerja 2 kekuatan yaitu yang mendesak
kepala ke bawah dan tahanan dasar panggul yang menolak ke atas mengikuti sumbu jalan
lahir sehingga resultan kekuatan kedepan atas dan terjadi defleksi.1,5

6) External Rotation/Putaran paksi luar


Putaran paksi luar adalah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam untuk
menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung janin. Bahu melintasi PAP dalam
posisi miring, didalam rongga panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk
panggul yang dilaluinya hingga di dasar panggul.1,5

7) Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan di bawah simfisis menjadi
hipomoklionkelahiran bahu belakang, bahu depan menyusul lahir, diikuti seluruh badan
anak (toraks, abdomen) dan lengan, pinggul depan dan belakang, tungkai, dan kaki.5

19
Gambar 11. Seven Cardinal Movement of Labor5

BAB III
KESIMPULAN

Persalinan normal adalah proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan (37-42
minggu, plasenta, selaput ketuban), presentase kepala, dari rahim ibu, melalui jalan lahir,
20
dengan tenaga ibu sendiri. Adapun faktor yang mempengaruhi persalinan terdiri atas 3 P yaitu
Power, Passage dan Passanger. Tahapan persalinan terdiri atas 4 kala dengan penanganan
yang berbeda-beda dengan mekanisme persalinan yang dikenal sebagai seven cardinal
movements of labor, dimana ketika setiap tahapan tidak tertangani dengan baik akan terjadi
komplikasi yang tidak diinginkan.
Pada pasien ini didapatkan tanda-tanda inpartu, masuk ke RS dengan diagnosis
G1P0A0 UK 37 minggu kala 1 fase aktif, dilakukan asuhan persalinan normal dengan
pemantauan tiap 4 jam untuk kemajuan persalinan serta DJJ janin dan mencapai pembukaan
lengkap dalam 6 jam kemudian. Selanjutnya dalam 1 jam kemudian, bayi berhasil dilahirkan
pervaginam dan dilanjutkan dengan manajemen aktif kala 3 dan observasi kala 4.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniarum A. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Ed 1. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan.2016; pp. 3,11,56,69, 107,123.

21
2. Rachimhadi T, Wiknjosastro GH. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi 4.
Jakarta: PT Bina Pustaka. 2014; pp. 187-204,288, 296-314.
3. Kuswanti, Ina. 2014. Asuhan Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
4. Yanti, 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
5. Cunningham F, Lenevo KJ, Bloom LS., Hauth JC., Rause DJ, Spong CY. Williams
Obstetry. 23rd edition. New York: The McGraw-Hills Companies, Inc. 2010.

22

Anda mungkin juga menyukai