Anda di halaman 1dari 19

DEPARTMEN ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

LAPORANKASUS
FAKULTAS KEDOKTERAN AGUSTUS
2020
UNIVERSITAS HASANUDDIN

GAWAT JANIN

Oleh:
SARI MIFTAHUL JANNAH
C014182066

Residen Pembimbing:
dr. Muliati Arif

Supervisor :
dr. Nurbani Bangsawan, Sp. OG (K), MARS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DEPARTEMEN ILMU OBSTETRI & GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020

i
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Sari Miftahul Jannah

NIM : C014182066

Judul Lapsus & : Gawat Janin

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri
dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar, Agustus
2020

Mengetahui,

Pembimbing Residen Pembimbing Supervisor

dr. Muliati Arif dr. Nurbani Bangsawan, Sp.OG (K),


MARS

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ii
Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG (K)

iii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN LAPSUS & REFERAT

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa :

Nama : Sari Miftahul Jannah

NIM : C014182066

Benar telah membacakan referat dengan judul “Gawat Janin” pada :

Hari/Tanggal :

Tempat :

Minggu dibacakan :

Nilai :

Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan sebaga mana mestinya.
Makassar, Agustus 2020

Mengetahui,

Pembimbing Residen Pembimbing Supervisor

dr. Muliati Arif dr. Nurbani Bangsawan, Sp.OG (K), MARS

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri & Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG (K)

4
BAB I

LAPORAN KASUS

1.1 IDENTITAS PASIEN


Nama : Ny. E
Umur : 40 tahun
Pekerjaan : IRT
Pekerjaan Suami : Buruh bangunan
Alamat : Makassar
Tanggal Masuk : 26 Agustus 2020
HPHT : 25 November 2019
Usia Kehamilan : 40 bulan 3 Hari

1.2 ANAMNESIS
1. Riwayat Penyakit Sekarang
- Keluhan Utama : Nyeri perut tembus kebelakang
2. Anamnesis terpimpin : Pasien datang dengan keluhan nyeri perut tembus
kebelakang sejak 4 jam yang lalu, disertai keluar lendir bercampur darah,
Riwayat pelepasan air tidak ada. Riwayat ANC 2x di Puskesmas, Riwayat
suntik TT tidak ada, Riwayat memakai KB suntik 5 tahun, Riwayat operasi
tidak ada, Riwayat Asma tidak ada, Riwayat Alergi, DM dan Hipertensi tidak
ada.
3. Riwayat Haid
 Menarche : 14 Tahun
 Lamanya : 7 Hari
 Siklus : 28 Hari, Teratur
 Banyaknya : 3x ganti pembalut
 Dismenorhoe : Tidak ada
 HPHT :25/11/2019

5
4. Riwayat Kehamilan, nifas, dan persalinan yang lalu

Hamil Jenis Penyulit Anak Nifas


Tgl Partus UK Penolong
ke Partus kehamilan
JK BB PB ASI Penyulit

1 2009 37 PPN Dokter - Lk 2,8 48 Ya -

2 2015 38 PPN Dokter - Pr 2,8 49 Ya -

2019
3
(Kuretase)

4 2020

5. Riwayat Penyakit
 Riwayat penyakit lainnya : Asma ada Hipertensi tidak ada, Diabetes Melitus
tidak ada
 Riwayat Operasi : Tidak ada
6. Riwayat KB
 Kontrasepsi dipakai/lalu : Suntik KB
 Keluhan :-
 Lamanya Pemakaian : 5 Tahun

1.3 PEMERIKSAAN FISIS


 Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis (E4M6V5)
Status gizi : BB = 72 kg TB = 158 cm
 Tanda Vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36.4 °C
 Head to Toe Examination
Kepala dan Leher : Konjungtiva anemis tidak ada
Thorax : Cor : Bunyi jantung normal
Pulmo : Rhonki dan wheezing tidak ada

6
Abdomen :

- Liver/Spleen : Tidak teraba

- Bising Usus : Normal

Ekstremitas : dalam batas normal

1) PEMERIKSAAN LUAR
– TFU : 33 cm

– LP : 94 cm

– TBJ : 3102 gram

– Situs : Memanjang, punggung kanan

– His : 2x10’ (25-30)

– DJJ : 176x/menit

– Bagian terendah : Kepala

– Perlimaan : 4/5

– Gerak janin dirasakan ibu

– Anak kesan tunggal

2) PEMERIKSAAN DALAM

– Vulva/Vagina : intak/intak

– Portio : lunak, tebal

– Pembukaan : 2 cm

– Ketuban : (+)

– Bagian terdepan : Kepala

– Ubun-ubun kecil : sulit dinilai

7
– Penurunan : Hodge I

– Panggul dalam kesan cukup

– Pelepasan lender darah ada,

1.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG


 Pemeriksaan Laboratorium [08/07/2020]
Jenis
Hasil Nilai Rujukan Satuan
Pemeriksaan
Darah Rutin

WBC 35.8 4,00 - 10,00 10^3/uL.


RBC 2.14 4,00 – 6,00 10^6/uL.
HBG 6.2 12,0 – 16,0 g/dL.
HCT 18.6 37,0 - 48,0 %
MCV 89.6 80,0 – 97,0 fL.
MCH 29.0 26,5 – 33,5 pg.
MCHC 33.3 31,5 – 35,0 g/dL.
PLT 259 150 – 400 10^3/uL.
NEUT 23.1 50,0-70,0 %
LYMP 5.6 20,0-40,0 %
MONO 1.5 2,00 - 8,00 %
EO 0.6 0,0 – 10,0 %
BA 5.0 0,0 – 2,0 %

Pemeriksaan USG

- Gravid tunggal, Hidup, Intrauterine


- Presentasi kepala, punggung kanan
- Pasenta dan fundus uteri Grade II
- EFW: 2560 gr
- Usia gestasi 37 minggu 1 hari
- Ketuban AFI 6 cm

8
1.5 DIAGNOSIS
G4P2A1 Gravid 40 minggu 3 hari + Gawat Janin

1.6 PENATALAKSANAAN
Ø Informed Consent tatalaksana pasien
Ø Stabilisasi keadaan umum
Ø KTG pre resusitasi
Ø Resusitasi Intrauterin, yang meliputi
- Diberikan O2 8-10 lpm NRM
- Meminta ibu miring ke kiri
- Infus Ringer Laktat 500 cc (Guyur)
Ø KTG post resusitasi
Ø Transfusi PRC 2 Bag
Ø Terminasi Kehamilan per-abdominal -> SSTP
Ø Konseling konsepsi pascasalin -> Tubektomi

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima O2 yang cukup, sehingga akan
mengalami, hipoksia. Situasi ini dapat terjadi (kronik) dalam jangka waktu yang lama atau
akut. Disebut gawat janin bila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/ menit atau dibawah
100/menit denyut jantung tidak teratur atau keluarnya meconium yang kental pada awal
persalinan.

2.2 Etiologi

Etiologi Gawat janin


1. Persalinan Berlangsung lama
Persalinan lama adalah persalinan yang terjadi lebih dari 24 jam pada
primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida (Nugrahaeni, 2010).
Persalinan lama dapat mengakibatkan ibu menjadi Gelisah, letih, suhu badan
meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan meteorismus. Di
daerah lokal sering dijumpai:  Bandle Ring,  oedema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium.

2. Induksi Persalinan dengan oksitosin


Induksi persalinan ialah suatu tindakan terhadap ibu hamil belum
inpartu baik secara operatif maupun mesinal, untuk merangsang imbulnya
kontraksi rahim sehingga terjadi persalinan. Akibat pemberian oksitosin
yang berlebih-lebihan dalam persalinan dapat mengakibatkan relaksasi
uterus tidak cukup memberikan pengisian plasenta

3. Ada Perdarahan

Perdarahan yang dapat mengakibatkan gawat janin yaitu karena


solusio plasenta. Terjadinya solusio plasenta dipicu oleh perdarahan kedalam

10
desidua basalis. Desidua tersebut kemudian terbelah sehingga meninggalkan
lapisan tipis yang melekat pada miometrium. Sebagai akibatnya, proses
tersebut dalam stadium awal akan terdiri dari pembentukan
hematoma desidua yang menyebabkan pelepasan, kompresi dan akhirnya
penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.

4. Infeksi

Infeksi, yang disebabkan oleh pecahnya ketuban pada partus lama dapat
membahayakan ibu dan janin,karena bakteri didalam amnion menembus
amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion sehingga terjadi
bakteremia dan sepsis pada ibu dan janin. Pneomonia pada janin, akibat
aspirasi cairan amnion yang terinfeksi, adalah konsekuensi serius lainnya.

5. Insufisiensi plasenta

a. Insufisiensi uteroplasenter akut

Hal ini terjadi karena akibat berkurangnya aliran darah


uterus- plasenta dalam waktu singkat, berupa: aktivitas uterus
yang berlebihan, hipertonika uterus, dapat dihubungkan dengan pemberian
oksitosin, hipotensi ibu, kompresi vena kava, posisi
terlentang,perdarahan ibu karena solusio plasenta atau solusio plasenta.

b. Insufisiensi uteroplasenter kronis

Hal ini terjadi karena kurangnya aliran darah dalam uterus-plasenta dalam
waktu yang lama. Misalnya : pada ibu dengan riwayat penyakit hipertensi.

6. Kehamilan Postterm

Meningkatnya resiko pada janin postterm adalah bahwa dengan diameter tali
pusat yang mengecil, diukur dengan USG, bersifat prediktif terhadap gawat
janin pada intrapartum, terutama bila disertai dengan oligohidramnion.
Penurunan cairan amnion biasanya terjadi ketika usia kehamilan telah
melewati 42 minggu, mingkin juga pengeluaran mekonium oleh janin ke
dalam volume cairan amnion yang sudah berkurang merupakan
penyebabnya terbentuknya mekonium kental yang terjadi pada sindrom

11
aspirasi mekonium.

7. Preeklampsia

Preeklamsia dapat menyebabkan kegawatan janin seperti sindroma distres


napas. Hal tersebut dapat terjadi karena vasopasme yang merupakan akibat
dari kegagalan invasi trofoblas kedalam lapisan otot pembuluh darah
sehingga pembuluh darah mengalami kerusakan dan menyebabkan aliran
darah dalam plasenta menjadi terhambat dan menimbulkan hipoksia pada
janin yang akan menjadian gawat janin.

2.3 Klasifikasi
Jenis gawat janin yaitu :

1.   Gawat janin iatrogenic 

Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan
medik atau kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah
mengungkapkan patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat
dari pengalaman pemantauan jantung janin.Kejadian yang dapat menimbulkan
gawat janin iatrogenik adalah:

a. Posisi tidur ibu

Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena Kava
sehingga timbul Hipotensi. Oksigenisasi dapat diperbaiki dengan perubahan
posisi tidur menjadi miring ke kiri atau semilateral.

b. Infus Oksitosin

Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka relaksasi
uterus terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus mengalami
kelainan. Hal ini disebut sebagai Hiperstimulasi. Pengawasan kontraksi
harus ditujukan agar kontraksi dapat timbul seperti kontrkasi fisiologik

c. Anestesi Epidural

12
Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah vena,
curah jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural dapat
menimbulkan kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan
variabilitas, bahkan dapat terjadi deselerasi lambat. Diperkirakan ibat-obat
tersebut mempunyai pengaruh terhadap otot jantung janin dan vasokontriksi
arteri uterina.

2. Gawat janin sebelum persalinan

a. Gawat janin kronik

Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila
status fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu

b. Gawat janin akut


suatu kejadian bencana yang tiba  –  tiba mempengaruhi oksigenasi janin.

3. Gawat janin selama persalinan

Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut


 jantung janin kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi
lanjut pada kontraksi uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob
menghasilkan asam laktat dengan pH janin yang menurun

2.4 Patofisiologi
Faktor yang mengakibatkan fetal distres terdapat tiga hal, yaitu :
1. Faktor ibu yang mengandung
a. anemi / kekurangan darah otomatis hb darah akan turun juga,sehingga
oksigenpun berkurang.

b. Hipertensi merupakan suatu pertanda adanya sumbatan pada vaskuler


shingga tubuh mengompensasi yaitu dengan berkontaksinya vaskuler
sehingga menimbulkan hipertensi. Dan sumbatan inilah yang dapat
mengurangi aliran pada vaskuler, dalam hal ini adalah pada plasenta,
sehingga janin tidak dapat memenuhi kebutuhan yang cukup akan nurisi dan
oksigen.

13
c. Diabetes militus (DM pada dasarnya gula dapat menjadikan suatu aliran
darah menjadi mengental(viskositas). Maka dari itu akan dapat
menimbualkan sebuah gangguan pada laju/aliran darah, terutama pada
plasenta.

2. Faktor uteroplasental

a. Kelainan tali pusat

Bentuk plasenta yang yang normal ialah ceper dan bulat.


diameternya antara 15-20 cm dan tebal 1,5-3 cm. panjang tali pusat
adalah sektar 55 cm.

b. Tali pusat pendek

Kadang tali pusat sedemikian pendeknya sehingga perut anak


berhubungan dengan plasenta,dalam hal ini selalu disertai
umbelikalis. Tali pusat harus lebih panjang dari 20-30m untuk
memungkinkan kelahiran anak ,bergantung pada apakah plasenta
terletak dibawah atau diatas. Tali psat yang terlalu pendek dapat
menimbulkan herniaumbilikalis,solusio plasenta,persalinan tak maju
dalam pengeluaran dan karena tali pusat tertarik mungkin
bunyi jantung menjadi buruk dan inversio uteri.

c. Tali pusat terlalu Panjang

Memudahkan terjadinya lilitan tali pusat, lilitan tali pusat, biasanya


terdapat pada leher anak. Lilitn tali pusat menyebabkan tali pusat
menjadi relatif pendek dan mungkin juga menyebabkan letak
defleksi. setelah kepala anak lahir, lilitan perlu di bebaskan melalui
kepala atau di gunting antara 2 kocher.

3. Faktor pada janin

a. kompresi tali pusat sehingga menghambat aliran darah dari ibu kejanin
bisa karena puntiran tali pusat yang menghambat ataupun karena prolaps
tali pusat.
b. penurunan kemampuan janin membawa oksigen di karenakan HB

yang turun atau dari plasenta yang tidak berfungsi secara normal.

14
2.5 Manifestasi Klinis

Gejala yang dirasakan oleh ibu adalah berkurangnya gerakan janin. Ibu dapat
melakukan deteksi dini dari gawat janin ini, dengan cara menghitung jumlah
tendangan janin/ ’kick count’. Janin harus bergerak minimal 10 gerakan dari saat
makan pagi sampai dengan makan siang. Bila jumlah minimal sebanyak 10
gerakan janin sudah tercapai, ibu tidak harus menghitung lagi sampai hari
berikutnya. Hal ini dapat dilakukan oleh semua ibu hamil, tapi penghitungan
gerakan ini terutama diminta untuk dilakukan oleh ibu yang beresiko terhadap
gawat janin atau ibu yang mengeluh terdapat pengurangan gerakan janin. Bila
ternyata tidak tercapai jumlah minimal sebanyak 10 gerakan maka ibu akan
diminta untuk segera datang ke RS atau pusat kesehatan terdekat untuk dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut.
Tanda-tanda gawat janin :
1. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak
kepala.
2. Takikardi/ Bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janin untuk
mengetahui adanya tanda- tanda seperti di atas dilakukan untuk
pemantauan menggunakan kardiotokografi.
3. Asidosis janin
Diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin.

2.6 Penatalaksanaan

1. Penanganan Umum

a. Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan


oksigen dari obu ke janin lebih lancar.
b. Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.

c. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin,


karena dapat mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang
berlanjut dan meningkat dengan resiko hipoksis janin.

15
d. Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa
kontaminasi mekonium pada cairan amnion, lakukan hal sebagai
berikut:

1) Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan)


mulailah penanganan yang sesuai.

2) jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin
tetap abnormal sepanjang paling sedikit 3 kontraksi,
lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari penyebab gawat
janin.

Prinsip Umum :

a. Bebaskan setiap kompresi tali pusat

b. Perbaiki aliran darah uteroplasenter

c. Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran


segera merupakan indikasi.

2. Penatalaksanaan Umum

a. Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk


membebaskan kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran
darah balik, curah jantung dan aliran darah uteroplasenter. Perubahan
dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi tali pusat.
b. Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai
usaha untuk meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal.

c. Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan


darah ke ruang intervilli.
d. Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding
larutan laktat. Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok
hemoragik.

e. Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan


menentukan perjalanan persalinan

f. Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi

16
risiko aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan
mulut dibersihkan dari mekoneum dengan kateter pengisap. Segera
setelah kelahiran, pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung
sebagai usaha untuk menyingkirkan mekoneum dengan pipa
endotrakeal.

2.8 Komplikasi

Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin


yaitu :

1. Asfiksia

Asfiksia intrauterin merupakan akibat dari kompresi tali pusat


akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau
prolapsus tali pusat atau KPD pada kehamilan yang sangat
muda dan disertai oligohidramnion yang lama menyebabkan
terjadinya deformitas janin.

2. IUFD

Menyebabkan IUFD (Intra Uterine Fetal Death) jika tidak


segera ditangani dengan baik.

17
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, S. (2016) Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo. p: 282-294
2. Cunningham, F. G., Leveno, K. J., Bloom, S. L., Dashe, J. S., Hoffman, B. L., Casey,
B. M. & Spong, C. Y. (2018). Williams Obstetrics. 25th ed. Williams Obstetrics.
United States: McGraw-Hill Education. p: 2665
3. Creasy, K.R., Robert, R., Iams, JD., Lockwood, CJ., Moore, TR (2009). Creasy &
Resnik’s Maternal-Fetal Medicine. 6th ed. Saunders Elsevier.p: 967
4. Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan
KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
5. Oxorn, Harry, William R.Forte. 2010. ILMU KEBIDANAN Patologi & Fisiologi
Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Essential Medica (YEM) Yogyakarta
6. Wheeler, L. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: EGC
7. Marmi, Retno. A.M.S., Fatmawati. E. 2011. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

18
19

Anda mungkin juga menyukai