REST PLASENTA
OLEH:
C014182090
RESIDEN PEMBIMBING :
SUPERVISOR:
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2020
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : C014182090
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Obstetri dan
Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Mengetahui,
dr. Elia Tombe Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp.OG (K)
Mengetahui,
ii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN LAPORAN KASUS
Dengan ini dibuat untuk digunakan sebaik-baiknya dan digunakan sebaga mana mestinya.
Mengetahui,
dr. Elia Tombe Dr. dr. Imam Ahmadi Farid, Sp.OG (K)
Mengetahui,
ii
Dr. dr. Elizabeth C. Jusuf, M.Kes, Sp.OG(K)
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................................ii
SURAT KETERANGAN PEMBACAAN LAPORAN KASUS..........................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB 1 LAPORAN KASUS..................................................................................................5
I.1 Identitas pasien.....................................................................................................5
I.2 Anamnesis............................................................................................................5
I.3 Pemeriksaan fisik.................................................................................................6
I.4 Pemeriksaan penunjang.......................................................................................8
I.5 Diagnosis..............................................................................................................9
I.6 Planning...............................................................................................................10
I.7 Tatalaksana..........................................................................................................10
I.8 Prognosis..............................................................................................................10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................11
2.1 Pendahuluan.........................................................................................................11
2.2 Definisi.................................................................................................................12
2.3 Etiologi.................................................................................................................12
2.4 Faktor Predisposisi...............................................................................................14
2.5 Patofisiologi.........................................................................................................15
2.6 Manifestasi Klinis................................................................................................16
2.7 Diagnosis..............................................................................................................17
2.8 Diagnosis Banding...............................................................................................17
2.9 Pencegahan..........................................................................................................18
2.10 Tatalaksana..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................22
iv
BAB I
STATUS PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Ny. P
Tempat tanggal lahir : 23 Maret 1998
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal MRS : 24 September 2020
Alamat : Cendrawasih
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Perdarahan dari jalan lahir sejak 2 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang :
Seorang ibu P1A0 dirujuk dari Puskesmas dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir sejak 2 jam SMRS. Pasien sebelumnya melahirkan secara spontan di dukun beranak.
Pasien mengaku melahirkan tanggal 23 September 2020 pukul 23.49. Darah yang keluar
berwarna merah dan bergumpal, perdarahan dirasakan terus menerus. Nyeri perut tidak
ada. Riwayat penyakit sebelumnya tidak ada, riwayat operasi tidak ada, riwayat demam
tidak ada, riwayat batuk tidak ada.
Riwayat Operasi :
Riwayat operasi disangkal
Riwayat Pernikahan :
Pernikahan pertama, masih menikah, lama menikah 10 bulan
Riwayat Haid :
Haid pertama kali umur 12 tahun
Frekuensi haid : lamanya 7 hari, siklus 28 hari teratur dan tidak sakit.
HPHT : 24 Desember 2019
HPL : 29 September 2020
Riwayat Persalinan:
Gravida (0), Aterm (+), Premature (-), Abortus (-), Anak Hidup (1), SC (-)
3. PEMERIKSAAN FISIK
KU : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 98 x/menit
6
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
Antropometri:
Berat badan : 71 Kg
Tinggi badan : 152 cm
Status generalis
Kepala : Normocephal, deformitas (-)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
(+/+), reflex cahaya (+/+)
Hidung : Septum deviasi (-), sekret (-/-)
Mulut : Mukosa oral basah, lidah kotor (-), tremor (-), faring
hiperemis (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-)
Pemeriksaan Thorax
Paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris
Palpasi : Vokal Fremitus kanan dan kiri simetris
Perkusi : Sonor pada ke 2 lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V linea midcalvicularis
sinistra
Perkusi : Batas atas : ICS III linea parasternalis sinistra
Batas kanan : ICS IV linea sternalis dextra
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : Bunyi Jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pemeriksaan Abdomen
striae gravidarum (+), linea nigra (+), , nyeri tekan abdomen (-), bising usus
(+) dalam batas normal, TFU 1 jari dibawah pusat.
Genitalia :
Vulva/Vagina : darah (+)
7
Pemeriksaan dalam : stolsel (+), pembukaan portio cervix 4 jari
Ekstremitas :
Atas : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-),
CRT < 2 detik
Bawah : Udem (-/-), turgor kulit baik, akral hangat, sianosis (-),
CRT < 2 detik
STATUS OBSTETRI
Abdomen
Mammae : tak/tak
Asi : ada/ada
TFU : 1 jari dibawah pusat
Kontraksi : baik
Luka perineum : terjahit
Lokoa : rubra
BAB : biasa
BAK : lancar
Pemeriksaan Dalam
Vulva/Vagina : tak/tak
Portio : lunak tebal
OUE/OUI : terbuka /terbuka
Uterus : kesan membesar
Adneksa : kesan tidak ada kelainan
Cavum douglasi : kesan tidak ada kelainan
Pelepasan : darah
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium
Tanggal 24 September 2020
8
Pembekuan
- Massa perdarahan 2’30” menit 1-3
- Massa pembekuan 4’30” menit 2-6
Hematologi
- Hemoglobin 9,2 ↓ g/dl L=13.8-17,0
P=11.3-15.5
- Leukosit 15.900 ↑ /mm3 L=4.5-10.8
P=4.3-10.4
- Hematokrit 28.0 %
L=40.0-54.0
P=38.0-47.0
- Trombosit 233 ribu/mm3
L=185-402
P=132-440
USG
● Kesan:
Uterus antefleksi, tampak gambaran hiperekhoik dalam cavum uteri dengan
endometrial line ukuran +- 4,6 x 5,2 cm kesan sisa jaringan. Tidak tampak kelainan pada
adneksa dan cavum douglasi.
9
5. DIAGNOSIS KERJA
P1A0 dengan HPP ec Rest Plasenta
6. PLANNING
Kuretase
7. PENGOBATAN/TINDAKAN
IVFD RL 500cc + oxytocin 10 IU 28 tpm
Cefadroxil 2x1
As. Mefenamat 3x1
Methylergometrin 3x1
SF 1x1
Observasi KU, TTV, dan perdarahan
8. PROGNOSIS
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PENDAHULUAN
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2007 sebesar 228 namun pada tahun 2012
menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian
ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) 2015. Tiga faktor utama kematian ibu melahirkan adalah perdarahan 28%,
eklampsia 24% dan infeksi 11%.1
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang atau hilangnya darah 500 cc atau
lebih setelah bayi lahir. Perdarahan dalam kehamilan dan persalinan terdiri dari
pendarahan Antepartum (sebelum persalinan), Intrapartum (selama persalinan) dan
Postpartum (pasca persalinan). Walaupun angka kematian maternal telah menurun dari
tahun ke tahun dengan adanya pemeriksaan dan perawatan kehamilan, persalinan di
rumah sakit serta adanya fasilitas transfusi darah, namun perdarahan masih tetap
merupakan faktor utama dalam kematian ibu. Walaupun seorang perempuan bertahan
hidup setelah mengalami pendarahan pasca persalinan, namun ia akan rentan menderita
akibat kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah
kesehatan yang berkepanjangan.2
11
Banyak faktor potensial yang dapat menyebabkan perdarahan postpartum, faktor-
faktor tersebut diantaranya adalah atonia uteri, perlukaan jalan lahir, retensio plasenta,
kelainan pembekuan darah, subinvolusio uteri dan sisa plasenta (Rest plasenta) seperti
yang terjadi pada kasus diatas dan akan dibahas lebih lanjut pada laporan kasus ini.
2.2 DEFINISI
Rest Plasenta adalah tertinggalnya sisa plasenta dan membrannya dalam cavum
uteri. Rest plasenta merupakan tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga rahim yang
dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan postpartum lambat yang
biasanya terjadi dalam 6 hari sampai 10 hari pasca persalinan.4,5
2.3 ETIOLOGI
Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau serviks , kelemahan
dan tidak efektifnya kontraksi uterus. Kelainan dari plasenta, misalnya plasenta letak
rendah atau plasenta previa, implantasi dari cornu dan adanya plasenta akreta, dan
kesalahan manajemen aktif kala III persalinan, seperti manipulasi dari uterus yang tidak
perlu sebelum terjadinya pelepasan dari plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak
ritmik, pemberian uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat menyebabkan
serviks kontraksi dan menahan plasenta, serta pemberian anastesi terutama yang
melemahkan kontraksi uterus.5
Faktor Risiko6
b. Solusio plasenta
c. Plasenta previa
d. Kehamilan ganda
e. Preeklampsia
12
f. Khorioamnionitis
g. Hidramnion
h. IUFD
j. Multiparitas
b. Episiotomi
c. Distosia
b. Amnionitis
c. Preeklampsia
d. Persalinan abnormal
e. Anestesia umum
13
2.4 FAKTOR PREDISPOSISI
Faktor penyebab utama perdarahan baik secara primer maupun sekunder adalah
grande multipara, jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun, persalinan yang
dilakukan tindakan, pertolongan kala III sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh
dukun, persalinan dengan tindakan paksa, pengeluaran plasenta yang tidak hati-hati.7
Umur Ibu
Usia ibu hamil terlalu muda (<20 tahun) dan terlalu tua (>35 tahun)
mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi kurang sehat. Hal ini
dikarenakan pada umur kurang dari 20 tahun, dari segi biologis fungsi organ
reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna untuk menerima
keadaan janin dan segi psikis belum matang dalam menghadapi tuntutan beban
moril, mental dan emosional. Sedangkan pada umur diatas 35 tahun dan sering
melahirkan, fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami kemunduran atau
degenerasi dibandingkan fungsi normal, sehingga kemungkinan untuk terjadinya
komplikasi pasca persalinan terutama perdarahan lebih besar. Perdarahan
postpartum yang mengakibatkan kematian maternal pada wanita hamil yang
melahirkan pada umur dibawah 20 tahun, 2-5 kali lebih tinggi dari pada perdarahan
postpartum yang terjadi pada usia 20-29 tahun. Perdarahan postpartum meningkat
kembali setelah usia 30-35 tahun.5
Paritas
Uterus pada saat persalinan, setelah melahirkan plasenta sukar untuk
berkontraksi dan beretraksi kembali sehingga pembuluh darah maternal pada
dinding uterus akan tetap terbuka. Hal inilah yang dapat menyebabkan
meningkatnya kejadian perdarahan postpartum. Jika kehamilan Terlalu muda,
Terlalu tua, Terlalu banyak dan Terlalu dekat (4T) dapat meningkatkan resiko
berbahaya pada proses reproduksi karena kehamilan terlalu sering dan terlalu dekat
menyebabkan intake makanan atau gizi menjadi lebih rendah. Ketika tuntutan dan
beban fisik terlalu tinggi mengakibatkan wanita tidak punya waktu untuk
14
mengembalikan kekuatan diri dari tuntunan gizi, juga anak yang telah dilahirkan
perlu mendapat perhatian yang optimal dari kedua orang tuanya sehingga sangat
perlu mengatur kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk hamil.4,5
2.5 PATOFISIOLOGI
15
a. Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas plasenta, namun
dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.
b. Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat
(dari ketebalan kurang dari 1 cm menjadi kurang 2 cm).
c. Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari
dinding uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang terbentuk antara dinding uterus
dengan plasenta. Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang
pasif dengan otot uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta, yang
mengurangi permukaan tempat melekatnya plasenta.
d. Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak turun. Saat plasenta bergerak turun,
daerah pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul didalam
rongga rahim. Ini menunjukkan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta lebih
merupakan akibat, bukan sebab. Lama kala tiga pada persalinan normal ditentukan
oleh lamanya fase kontraksi. Dengan mengguanakan ultrasonografi pada kala III,
89% plasenta lepas dalam waktu satu menit dari tempat implantasinya. Tanda-tanda
pelepasan plasenta adalah sering ada pancaran darah yang mendadak, uterus menjadi
globuler dan konsistensinya menjadi semakin padat, uterus meninggi kearah abdomen
karena plasenta yang telah berjalan turun masuk ke vagina, serta tali pusat yang keluar
lebih panjang.
Sesudah plasenta terpisah dari tempat melekatnya maka tekanan yang diberikan
oleh dinding rahim atau atas vagina. Kadang-kadang, plasenta dapat keluar dari lokasi ini
oleh adanya tekanan inter-abdominal. Namun, wanita yang berbaring dalam posisi
terlentang sering tidak dapat mengeluarkan plasenta secara spontan. Umumnya,
dibutuhkan tindakan artifisal untuk menyempurnakan persalinan kala tiga.4
Pada perdarahan postpartum dini akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan
dari uterus setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik.
16
Pada perdarahan postpartum lambat gejalanya sama dengan subinvolusi uteri, yaitu
perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari uterus. Perdarahan
terjadi karena uterus tidak bisa berkontraksi secara efektif.
Tinggi fundus uteri tidak berkurang walaupun uterus berkontraksi
Pusing, gelisah, letih, ekstremitas dingin dan dapat terjadi syok hipovolemik.
2.7 DIAGNOSIS
17
Plasenta belum lahir setelah 30 menit
Perdarahan segera Retensio Plasenta
Uterus berkontraksi dan keras
Uterus tidak teraba
Lumen vagina terisi massa
Tampak tali pusar (bila plasenta Inversio Uteri
belum lahir)
Syok neurogenic
Proses mengecilnya uterus terganggu
Lochia bertambah banyak dan tidak
jarang terdapat pula perdarahan
Pada pemeriksaan bimanual Sub Involusi Uteri
ditemukan ukuran uterus lebih besar
dan lebih lembek yang seharusnya
sesuai dengan masa nifas
Perdarahan tidak berhenti, encer,
tidak terlihat gumpalan darah
Kegagalan terbentuknya gumpalan
pada uji pembekuan darah sederhana
Terdapat faktor predisposisi: Gangguan
-Solutio plasenta Pembekuan Darah
-Kematian Janin Dalam Rahim
-Eklampsia
-Emboli air ketuban
2.9 PENCEGAHAN
Pencegahan terjadi perdarahan post partum merupakan tindakan utama, sehingga
dapat menghemat tenaga, biaya dan mengurangi komplikasi. Upaya preventif dapat
dilakukan dengan:9
18
c. Melakukan pertolongan persalinan di rumah sakit bagi ibu yang
mengalami perdarahan post partum.
2.10 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Awal
Pendekatan Tim
1. Berikan oksigen.
2. Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau 18) dan mulai pemberian
cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau Ringer Laktat atau Ringer Asetat) sesuai dengan
kondisi ibu.
Tabel 1 Jumlah cairan infus pengganti berdasarkan perkiraan volume kehilangan darah
4. Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut luka, dan tinggi fundus
uteri.
19
5. Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan dan laserasi (jika ada,
misal: robekan serviks atau robekan vagina).
7. Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin dibandingkan dengan jumlah
cairan yang masuk. Catatan: produksi urin normal 0.5-1 ml/kgBB/jam atau sekitar 30
ml/jam)
8. Jika kadar Hb< 8 g/dl rujuk ke layanan sekunder (dokter spesialis obgyn)
9. Jika fasilitas tersedia, ambil sampel darah dan lakukan pemeriksaan: kadar hemoglobin
(pemeriksaan hematologi rutin) dan penggolongan ABO.
10. Tentukan penyebab dari perdarahannya dan lakukan tatalaksana spesifik sesuai
penyebab
a. Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat
dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10 unit IM. Lanjutkan infus Oksitosin 20 unit
dalam 1000 ml larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40m
tetes/menit hingga pendarahan berhenti.
b. Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan darah dan
jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa
plasenta dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
Pada umumnya pengeluaran sisa plasenta dilakukan dengan kuretase. Dalam kondisi
tertentu apabila memungkinkan, sisa plasenta dapat dikeluarkan secara manual.
Kuretase harus dilakukan dirumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif
tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
20
Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemasangan
infus dan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau peroral. untuk
mempertahankan keadaan umum ibu dan merangsang kontraksi uterus.
Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan.
Observasi tanda - tanda vital dan perdarahan
Bila kadar Hb <8 gr % berikan tranfusi darah. Bila kadar Hb >8 gr%, dapat diberikan
sulfas ferosis 600 mg/hari selama 10 hari.
21
DAFTAR PUSTAKA
22