Anda di halaman 1dari 26

Laboratorium Obstetri dan Ginekologi Tutorial Klinik

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

HELLP Syndrome

Oleh :
Adinda Rizkia Nurdi 1810029061
Siti Hajar 1810029064
Reka Aprianti 1820029060

Dosen Pembimbing :
dr. Gusti Hesty Nuraini, Sp. OG

Laboratorium Obstetri dan Ginekologi


Program Studi Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmatNya penyusun
dapat menyelesaikan makalah Tutorial Klinik tentang “HELLP Syndrome”. Laporan ini
disusun dalam rangka tugas kepaniteraan klinik di Laboratorium Obstetri dan Ginekologi
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Gusti Hesty Nuraini, Sp. OG
selaku Dosen Pembimbing tutorial klinik yang telah memberikan bimbingan kepada
penyusun dalam penyelesaian makalah tutorial ini. Penyusun menyadari terdapat
ketidaksempurnaan dalam laporan ini, sehingga penyusun mengharapkan kritik dan saran
demi penyempurnaan. Akhir kata, semoga dapat bermanfaat bagi penyusun sendiri dan para
pembaca.

Samarinda, April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Hal
Halaman Judul.......................................................................................................1
Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan.............................................................................................................5
1.3Manfaat............................................................................................................5
BAB 2 LAPORAN KASUS...................................................................................6
BAB 3TINJAUAN PUSTAKA............................................................................12
3.1 Definisi HELLP Syndrome..........................................................................12
3.2 Epidemiologi................................................................................................12
3.3 Sifat Kista.....................................................................................................13
3.4 Klasifikasi Kista...........................................................................................14
3.5 Etiologi.........................................................................................................29
3.6 Patofisiologi..................................................................................................30
3.7 Tanda dan Gejala..........................................................................................31
3.8 Diagnosis......................................................................................................31
3.9 Penatalaksanaan............................................................................................33
3.10 Prognosis....................................................................................................33
BAB 4PEMBAHASAN........................................................................................35
BAB 5PENUTUP..................................................................................................38
Kesimpulan............................................................................................................39

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mengetahui tentang Kista Ovarium dan perbandingan antara teori dengan kasus
nyata HELLP Sindrom

1.2.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui teori tentang HELLP Sindrom yang mencakup definisi, epidemiologi,
etiologi, klasifikasi, tanda dan gejala, diagnosis, penatalaksanaan, dan prognosis.

4
2. Mengetahui perbandingan antara teori dengan kasus nyata HELLP Sindrom yang
terjadi di Ruang Nifas-Mawar RSUD Abdul Wahab Syahranie Samarinda.

1.3 Manfaat
1.3.1. Manfaat Ilmiah
Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang kedokteran terutama bidang
Obstetri dan Ginekologi, khususnya tentang HELLP Sindrom.

1.3.2. Manfaat bagi Pembaca


Laporan ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan bagi pembaca mengenai
HELLP Sindrom.

5
BAB 2
LAPORAN KASUS

2.1 Anamnesis
a) Identitas Pasien
• Nama : Ny. SA
• Usia : 36 tahun
• Alamat : Jl. Selingsing RT. 03
• Pekerjaan : Swasta
• Pendidikan : SD
• Status Pernikahan : Menikah
• Agama : Islam
• MRS : 23 April 2019 pukul 00.50 WITA

b) Keluhan Utama:
Tekanan darah tinggi selama hamil. Perut kencang-kencang sejak 7 hari yang lalu
SMRS.
c) Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda pukul 00.50 WITA atas rujukan dari Rumah Sakit A.M Parikesit Tenggarong
dengan keluhan perut kencang-kencang disertai tekanan darah tinggi. Riwayat kejang
tidak ada. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya pandangan kabur. Tidak ada keluhan
kaki bengkak. Pasien sering merasakan nyeri perut ,mual 1 bulan terakhir, Nyeri kepala
dan perasaan lemah dalam beberapa minggu terakhir. Nyeri perut dirasakan pada daerah
epigastrium dan sebelah kanan atas. Tidak ada keluhan buang air besar, buang air kecil,
kuning pada kulit.

d) Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien mengatakan tidak ada riwayat muntah berlebihan, ada riwayat tekanan darah
yang tinggi pada kehamilan sebelumnya.

e) Riwayat Penyakit Keluarga


- Tidak ada keluhan serupa
- Pasien mengatakan bahwa ayahnya mempunyai tekanan darah yang tinggi

6
f) Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Lama haid : 7 hari
Perdarahan : 2 kali ganti pembalut
Hari Pertama Haid Terakhir : 22 – 10 - 2018
Tafsiran Persalinan : 29 - 07 – 2019
g) Riwayat Obstetri G3 P1001 A100

Thn Tempat Usia Jenis BB Hidup/


No. Penolong Penyulit
Partus Partus Hamil Persalinan Lahir Mati

1. 2015 Rumah - Abortus Bidan - - Mati

2. 2018 RS Cukup SC Dokter Bayi 3120 Hidup


bulan lama gram
keluar
3. 2019 RS Hamil
ini

h) Status Pernikahan
Pasien menikah 1 kali sejak usia 18 tahun. Lama usia pernikahan sekarang 9 tahun

i) Riwayat Kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan kontrasepsi pil selama 2 tahun Terakhir kali
menggunakan tahun 2014

2.2 Pemeriksaan Fisik


a) Keadaan umum : Sakit Sedang
b) Kesadaran : Compos mentis (GCS E4V5M6)
c) Berat badan : 84 kg
d) Tinggi badan : 152 cm
e) IMT : 36,4 (Obesitas tingkat 2)
f) Tanda vital
Tekanan darah : 180/120 mmHg

7
Frekuensi nadi : 105 kali/menit
Frekuensi nafas : 30 kali/menit
Suhu : 36,5 0C
g) Status generalisata
Kepala / leher : konjungtiva anemis tidak ada, sklera ikterik tidak ada,
pembesaran Kelenjar Getah Bening tidak ada, Sianosis tidak
ada
Thorax
- Paru
Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris
Palpasi : fremitus raba dextra=sinistra
Perkusi : sonor di seluruh lapangan paru
Auskultasi :

Vesikular + + Rhonki - - Wheezing - -


+ + - - - -
+ + - - - -

- Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kanan ICS 2 parasternal line dextra
batas kiri ICS V midclavicular line sinistra
Auskultasi : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas : edema -/-, akral hangat +/+, CRT < 2 detik
h) Status Obstetri :
Abdomen :
 Inspeksi : striae gravidarum ada, bekas operasi (-), striae (-), linea nigra (-)
 perkusi : timpani pada ke empat regio dan shifting dullnes tidak ada
 Palpasi : teraba nyeri tekan di regio kanan atas
Tinggi fundus uterus : 25 cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : Pungung janin di kiri ibu letak memanjang

8
Leopold III : Kepala belum masuk pintu atas panggul
Leopold IV : stasiun 3/5
HIS : Belum ada kontraksi
Denyut Jantung Janin : 145 kali per menit
Inspekulo : tidak dilakukan
 Vaginal Toucher :
Vulva/vagina : massa tidak ada, Kondiloma tidak ada
Portio : Tipis, Lunak arah portio anterior
Pembukaan :-
Ketuban : Tidak ada
Bagian terdepan : Kepala penanda ubun-ubun kecil
Penurunan : Tidak ada penurunan
Panggul dalam : promotorium tidak teraba, spina iskchiadika tidak menonjol
Pelepasan : lendir darah (+)

2.3 Pemeriksaan Penunjang


1. Laboratorium:
a) Hematologi (23/04/2019)
Hasil Nilai rujukan
Leukosit 22.120 4.800-10.800
Hematokrit 33,6% 37,0%-54,0%
Trombosit 55.000 150.000-450.000
Hemoglobin 11,1 12.0-16.0
BT 3 1-6
CT 12 1-15

b) Kimia Klinik (22/04/2019)


Hasil Nilai rujukan
Bilirubin Total -
Bilirubin Direct -
Bilirubin Indirect -
GDS 133 70-150 mg/dL

9
SGOT 45 <34 U/L
SGPT 40 10-49 U/L
c) Elektrolit Darah (23/04/2019)
Hasil Nilai rujukan
Natrium 135
Kalium 3,5
Klorida 105

d) Urinalisis (23/04/2019)
Hasil Nilai rujukan
Berat jenis 1.015 1.003-1.300
Leukosit +1 Negatif (-)
Hemoglobin/darah +4 Negatif (-)
Warna Kuning Kuning
Kejernihan Agak keruh Jernih
pH 5,0 4,8-7,8
Sel epitel + Sedikit
Protein +3 -
Glukosa - -

e) Imuno-Serologi (21/02/2019)
Hasil Nilai rujukan
Ab HIV Non Reaktif -
HbsAg Non Reaktif <0.90

2.4 Diagnosis
G3P1001A100 gravid 30 minggu + preeklampsi Berat + sindroma HELLP

2.5 Penatalaksanaan
- Observasi keluhan dan tanda vital
- Rencana operasi SC dan MOW

10
2.6 Follow Up

Tangga Follow UP Rencana Tindakan/Penatalaksanaan


l

23/04/2 S : Badan lemas, pusing (-), P:


019 pandangan kabur (-), riwayat HT - Observasi keadaan umum dan
(00.50) (+), kaki bengkak sejak 2 tanda-tanda vital
VK minggu yang lalu - Observasi DJJ
O : Tampak sakit sedang, - Rencana operasi SC dan MOW
composmentis - Metildopa 250mg mg/8 jam per
Tekanan darah : 146/87 nadi : oral, jika td > 160, dosis jadi
111 kali/menit Pernafasan: 24 500mg
kali/menit Suhu: 36 C
Thoraks : cor s1s2 tunggal
reguler, pulmo vesikuler tidak
ada suara tambahan
His (-)
Akral hangat
DJJ : 127x/menit
A : G3P1001A100 gravid 30 minggu
+ PEB + Sindroma HELLP

23/04/2 S : badan lemas (+) P:


019 O : Tampak sakit sedang,  Observasi keadaan umum
(01.50) composmentis dan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 180/120 nadi :  Observasi DJJ
94 kali/menit Pernafasan: 30  Rencana SC dan
kali/menit Suhu: 36,5 C MOWpukul 08.30
VT : tidak dilakukan  Infus RL dri MgSO4
DJJ :145 kali, reguler  Diberikan nicardipin 0,5mg
A :G3P1001A100 gravid 30 minggu
+ Pre Eklamsi Berat + HELLP
SYNDROME

23/43/2 Operasi SC dilaksanakan -

11
019
(09.30)
VK

23/04/2 Bayi lahir hidup


019 Jenis kelamin= perempuan
Berat badan = 1400 kg
Ruang Panjang badan= 50 cm
operasi Lingkar dada= 35 cm
Lingkar kepala 34 cm
Apgar skor = 8-9
Plasenta lahir lengkap

9/03/2019 S : Ibu mengeluhkan nyeri P:


10.00 bekas operasi  Infus terpasang 2 jalur
VK O : Tampak sakit sedang, Drip oksitosin 20 IU dalam
composmentis 500cc Dextrose 5 % diberikan
Tekanan darah : 140/80 20 tetes permenit
nadi : 86 kali/menit Drip MgSO4 dalam 500cc ringer
Pernafasan: 20 kali/menit laktat diberikan 20 tetes
Suhu: 36 C permenit
Terpasang kateter urin  cefotaxime 1 gram/ 8 jam
A : P8008A000 + post SC atas intra vena
indikasi HELLP  Kaltofren 1gram/8 jam
SYNDROME + post MOW suppositoria
 Ranitidin 1 ampul/8 jam
intra vena
 Observasi keadaan umum
dan tanda-tanda vital

9/03/2019 S : Ibu mengeluhkan masih P:


14.00 nyeri bekas operasi  cefotaxime 1 gram/8 jam

12
VK O : Tampak sakit sedang, intra vena
composmentis  Kaltofren 1 gram/8 jam
Tekanan darah : 140/90 suppositoria
nadi : 86 kali/menit  Ranitidin 1 ampul/8 jam
Pernafasan: 20 kali/menit intra vena
Suhu: 36 C  Metildopa 500mg/8jam
Infus terpasang 2 jalur per oral
Drip oksitosin 20 IU dalam  Observasi keadaan umum
500cc Dextrose 5 % dan tanda-tanda vital
diberikan 20 tetes permenit  Memindahkan pasien ke
Drip MgSO4 dalam 500cc ruangan nifas
ringer laktat diberikan 20
tetes permenit
Terpasang kateter urin
A : P8008A000 + post SC atas
indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW

9/03/2019 S : Keluhan nyeri bekas P:


21.00 operasi berkurang, ibu  cefotaxime 1 gram/8 jam
nifas merasa mual. intra vena
O : Tampak sakit sedang,  Kaltofren 1 gram/8 jam
composmentis suppositoria
Tekanan darah : 150/80  Ranitidin 1 ampul/8 jam
nadi : 90 kali/menit intra vena
Pernafasan: 18 kali/menit  Metildopa 500mg/8jam
Suhu: 37 C per oral
Terpasang kateter urin,  Observasi keadaan umum
jumlah urin: 100cc dan tanda-tanda vital
Infus terpasang 2 jalur  Memeriksa ulang darah
Drip oksitosin 20 IU dalam lengkap
500cc ringer laktat diberikan

13
20 tetes permenit
Drip MgSO4 dalam 500cc
ringer laktat diberikan 20
tetes permenit
A :P8008A000 + post dan SC
atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW

10/03/201 S : nyeri P:
9 O : Tampak sakit sedang,  cefotaxime 1 gram/8 jam
07.00 composmentis intra vena
nifas Tekanan darah : 140/80  Metildopa 500mg/8 jam
nadi : 90 kali/menit per oral
Pernafasan: 18  Observasi keadaan umum
kali/menitSuhu: 36,5 C dan tanda-tanda vital
Terpasang kateter urin  Memeriksa ulang darah
Infus terpasang 2 jalur lengkap
Drip oksitosin 20 IU dalam  Melepas infus dan kateter
500cc ringer laktat diberikan urin
20 tetes permenit
Drip MgSO4 dalam 500cc
ringer laktat diberikan 20
tetes permenit
Hasil pemeriksaan darah
lengkap
Leukosit=22.500
Hemoglobin=12.4
Hematokrit= 38%
Trombosit 377.000
A :P8008A000 + post SC hari ke
1 atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW

14
hari ke 1

10/03/201 S : nyeri P:
9 O : Tampak sakit sedang,  Observasi keadaan umum
14.00 composmentis dan tanda-tanda vital
Nifas Tekanan darah : 140/80  Memeriksa ulang SGOT,
nadi : 87 kali/menit SGPT
Pernafasan: 18 kali/menit  cefotaxime 1 gram/ 8 jam
Suhu: 36,5 C intra vena
Terpasang kateter urin  metildopa 500mg/ 8 jam
Infus terpasang 2 jalur per oral
Drip oksitosin 20 IU dalam
500cc ringer laktat diberikan
20 tetes permenit
Drip MgSO4 dalam 500cc
ringer laktat diberikan 20
tetes permenit
A :P8008A000 + post SC hari ke
I atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW
hari ke 1

10/03/201 S : nyeri P:
9 O : Tampak sakit sedang,  Observasi keadaan umum
14.00 composmentis dan tanda-tanda vital
Nifas Tekanan darah : 140/80  Memeriksa ulang SGOT,
nadi : 87 kali/menit SGPT
Pernafasan: 18 kali/menit  cefotaxime 1 gram/ 8 jam
Suhu: 36,5 C intra vena
Terpasang kateter urin  metildopa 500mg/ 8 jam
Infus terpasang 2 jalur per oral
Drip oksitosin 20 IU dalam

15
500cc ringer laktat diberikan
20 tetes permenit
Drip MgSO4 dalam 500cc
ringer laktat diberikan 20
tetes permenit
A :P8008A000 + post SC hari ke
I atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW
hari ke 1

10/03/201 S : nyeri P:
9 O : Tampak sakit sedang,  Observasi keadaan umum
21.00 composmentis dan tanda-tanda vital
Nifas Tekanan darah : 150/90  cefotaxime 1 gram/ 8 jam
nadi : 88 kali/menit intra vena
Pernafasan: 20 kali/menit  metildopa 500mg/ 8 jam
Suhu: 36,1 C per oral
Hasil pemeriksaan
laboratorium
SGOT= 158
SGPT=208
A :P8008A000 + post SC hari ke
I atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW
hari ke 1

11/03/201 S : nyeri P:
9 O : Tampak sakit sedang,  Observasi keadaan umum
07.00 composmentis dan tanda-tanda vital
Nifas Tekanan darah : 130/80  Memeriksa ulang SGOT
Nifas nadi : 82 kali/menit SGPT
Pernafasan: 20 kali/menit  cefotaxime 1 gram/ 8 jam

16
Suhu: 36 C intra vena
A :P8008A000 + post SC hari ke  metildopa 500mg/ 8 jam
II atas indikasi HELLP per oral
SYNDROME + post MOW
hari ke II

12/03/201 S : keluhan ibu berkurang, P:


9 ibu  Observasi keadaan umum
07.00 O : Tampak sakit sedang, dan tanda-tanda vital
Nifas composmentis  cefotaxime 1 gram/8 jam
Tekanan darah : 130/80 inta vena
nadi : 88 kali/menit
Pernafasan: 18 kali/menit
Suhu: 36,3 C
SGOT= 41
SGPT= 104
A :P8008A000 + post SC hari ke
III atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW
hari ke III

13/03/201 S : Ibu mengeluhkan batuk P:


9 berdahak  Observasi keadaan umum
07.00 O : Tampak sakit sedang, dan tanda-tanda vital
Nifas composmentis  cefotaxime 1 gram/ 8jam
Tekanan darah : 140/80 intra vena
nadi : 82 kali/menit  Ambroxol 2x30 mg
Pernafasan: 19 kali/menit
Suhu: 36,4 C
A :P8008A000 + post SC hari ke
IV atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW

17
hari ke IV

14/03/201 S : Keluhan nyeri dan batuk P:


9 ibu berkurang  Observasi keadaan umum
07.00 O : Tampak sakit ringan, dan tanda-tanda vital
Nifas composmentis  cefotaxime 1 gram/ 8 jam
Tekanan darah : 130/80 intra vena
nadi : 88 kali/menit  Ambroxol 2x30 mg
Pernafasan: 20 kali/menit
Suhu: 36 C
A :P8008A000 + post SC hari ke
V atas indikasi HELLP
SYNDROME + post MOW
hari ke V

15/03/201 S : Keluhan Nyeri pada P:


9 07.00 bekas operasi dan batuk ibu Boleh Pulang hari ini
Nifas sudah berkurang Obat pulang :
O : Tampak sakit ringan, Ambroxol 2 x 30 mg
Composmentis
Tekanan darah : 130/80,
Nadi : 80 kali/ menit, Suhu :
36,3 C,
A : P8008A000 + post SC hari
ke VI atas indikasi HELLP
Syndrome + post MOW hari
ke VI

18
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Anamnesis

Teori Kasus
Inpartu secara umum : - Perut kencang kencang
- Perut kencang kencang - Keluar lendir darah
- Keluar lendir darah - Riwayat tekanan darah tinggi selama
HELLP Syndrome secara umum: kehamilan
- Riwayat tekanan darah tinggi disertai - Pasien merasakan nyeri perut kanan
dengan proteinuria selama kehamilan atas
(preeklampsia - Pasien merasakan mual, lemas dan
- Adanya tanda dan gejala preeklampsia nyeri kepala
- Semua perempuan hamil dengan
keluhan nyeri pada kuadran atas
abdomen, tanpa memandang ada
tidanknya tanda dan gejala
preeklampsia, harus dipertimbangkan
sindroma HELLP
- Didahului tanda dan gejala yang tidak
khas seperti malaise, lemah , nyeri
kepala, mual, muntah (semua ini mirip
tanda dan gejala infeksi virus)
- Sedikit ikterik

19
4.2 Pemeriksaan Fisik

Teori Kasus
Inpartu secara umum : Tekanan darah :160/70 mmHg
- His 3 x dalam 10 menit selama 40 Frekuensi nadi : 100 x/menit
detik Frekuensi napas :20 x/menit
- Pada VT terdapat lendir bercampur Temperatur : 36,0º C
darah
Tanda tanda HELLP Syndrom Status Obstetri :
- Didapati Tekanan darah ≥ 160 mmHg Abdomen :
dan tekanan darah diastolik ≥ 110  Inspeksi : striae gravidarum ada,
mmHg tekanan darah ini tidak bekas operasi (-), striae (-), linea
menurun meskipun hibu hamil sudah nigra (-)
dirawat di rumah sakit dan sudah  perkusi : timpani pada ke empat
menjalani tirah baring regio dan shifting dullnes tidak ada
- Oliguria, yaitu produksi urin kurang  Palpasi : teraba nyeri tekan di regio
dari 500 cc/24 jam kanan atas
- Kenaikan kadar kreatinin plasma Tinggi fundus uterus : 33 cm
Leopold I : Bokong
Leopold II : Pungung janin
di kanan ibu letak memanjang
Leopold III : Kepala sudah
masuk pintu atas panggul
Leopold IV : stasiun 3/5
HIS : 3 kali dalam 10
menit, durasi 20 detik
Denyut Jantung Janin : 160 kali
per menit
Inspekulo : tidak dilakukan
 Vaginal Toucher :

20
Vulva/vagina : massa tidak
ada, Kondiloma tidak ada
Portio : Tipis, Lunak arah
portio anterior
Pembukaan : 5 cm
Ketuban : ada
Bagian terdepan : Kepala penanda
ubun-ubun kecil
Penurunan : Hodge 3
Panggul dalam : promotorium
tidak teraba, spina iskchiadika
tidak menonjol
Pelepasan : lendir darah (+)

4.3 Pemeriksaan Penunjang

Teori Kasus
1. Laboratorium 1. Laboratorium
- Proteinuria lebih 5 g/24 jam atau a. Darah Lengkap
4+ dalam pemeriksaan kualitatif - Leukosit : 15.300 sel/mm3
- Oliguria yaitu produksi urin kurang - Hb : 12,9 mg/dl
dari 500 cc/ 24 jam - Hct : 39,6 %
- Kenaikan kadar kreatinin plasma - Trombosit: 362.000
- Tanda tanda hemolisis - Bil Total : 1,3
intravaskular dan kerusakan sel - Bil Indirect: 0,7
hepatosit hepar, khususnya - Bil direct : 0,6
kenaikan LDH, SGOT, SGOPT, - SGOT : 245
dan bilirubin indirek - SGPT : 266
- Trombositopenia : ≤ 150.000/ ml - Natrium : 138
- Kalium : 3,9
- Klorida : 104

21
b. Urinalisis
- Warna : Kuning
- Kejernihan : Jernih
- Berat jenis: 1.010
- Leukosit :
- Hemoglobin : +1
- Sel epitel: -
- Leukosit :-
- Eritrosit :-
- pH :6,0
- Glukosa : +1

4.4 Penatalaksanaan

Teori Fakta
1. Terapi medikamentosa dan - Observasi keadaan umum dan tanda-
monitoring tanda vital

Melakukan monitoring kadar - Observasi his dan DJJ


- Observasi kemajuan persalinan sesuai
trombosit tiap 12 jam. Jika terdapat
partograf
tanda-tanda, eklampsia, hipertensi
- Rencana operasi SC dan MOW
berat, nyeri epigastrium, maka
- MgSo4 4 gram (40% MgSo4 dalam
diberikan deksametason 10 mg i.v.
10ml Aquades) bolus dalam 15 menit)
tiap 12 jam. Pada postpartum - Metildopa 500 mg/8 jam per oral
deksametason diberikan 10 mg i.v.
tiap 12 jam 2 kali, kemudian diikuti 5
mg i.v. tiap 12 jam 2 kali. Terapi
deksametason dihentikan, bila telah
terjadi perbaikan laboratorium, yaitu
trombosit > 100.000/ml dan
penurunan LDH serta perbaikan tanda
dan gejala-gejala klinik preeklampsia-

22
eklampsia. Dapat dipertimbangkan
pemberian tranfusi trombosit, bila
kadar trombosit < 50.000/ml dan
antioksidan.
2. Sikap pengelolaan obstetrik
Sikap terhadap kehamilan pada
sindroma HELLP ialah aktif, yaitu
kehamilan diakhiri (diterminasi) tanpa
memandang umur kehamilan.
Persalinan dapat dilakukan
pervaginam atau perabdominam

3. Penatalaksanaan preeklampsia
berat

Diberikan MgSO4 dengan dosis awal 4


gram MgSO4 intravena, (40% dalam 10
cc) selama 15 menit dan dilanjutkan
dengan 6 gram dalam larutan Ringer/6
jam atau diberikan 4 atau 5 gram i.m.
selanjutnya maintenance dose diberikan
4 gram i.m. tiap 4 – 6 jam.

Diberikan obat anti tekanan darah


berupa : 1. Lini pertama ( Nifedipin
Dosis 10 – 20 mg PO, diulangi setelah
30 menit maksimum 120 mg dalam 24
jam), 2. Lini kedua ( Sodium
nitroprusside 0,25 ug i.v./kg/menit,
infus; ditingkatkan 0,25 ug i.v./kg/5
menit

23
BAB 5
PENUTUP

Kesimpulan
Telah dilaporkan sebuah kasus atas pasien Ny.M yang berusia 42 tahun yang datang
ke Poli Kandungan RSUD AWS Samarinda, dengan keluhan perut kencang kencang,
disertai dengan peningkatan tekanan darah dan nyeri kanan atas selama
kehamilan.Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
maka didapatkan diagnosis sebagai G8P7007A000 gravid 35 – 36 minggu + Inpartu kala1
Fase aktif + preeklampsi Berat + sindroma HELLP. Pada pasien ini diberikan
medikamentosa dan dilakukan tindakan operatif yakni SC dan MOW .Secara umum
penegakan diagnosis maupun penatalaksanaan pada pasien tersebut sudah tepat dan
sesuai dengan teori yang ada.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.1999: 13-14
2. Sjamsuhidayat, Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, l 1027; Jakarta, 1998
3. Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. 2000.
4. Medscape Reference, Ovarium Anatomy, Available at
http://emedicine.medscape.com/article/1949171-overview#aw2aab6b3, Last Update
October 3, 2017.
5. Medscape Reference, Ovarian Cyst http://emedicine.medscape.com/article/255865-
overview#a0101, Last Update August 19, 2017.
6. Schorge et al. William’s Gynecology [Digital E-Book] Gynecologic Oncology
Section. Ovarian Tumors and Cancer. McGraw-Hills. 2008
7. Tambayong, 2002. Patofisiologi untuk keperawatan, Penerbit buku Kedokteran.
EGC, Jakarta
8. Depkes. (2011). Angka kejadian kista ovarium [internet]. Available from: netLibrary
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatanindonesia/
profil-kesehatan-indonesia-2011.pdf
9. Carr BR. Endometriosis. In: Schorge JO, et al, editors . Williams Gynecology. New
York; McGraw-Hill:2008
10. Bulletti C, Coccia ME, Battistoni S, Borini A. Endometriosis and infertility. J Assist
Reprod Genet (2010) 27:441–447.
11. DeCherney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N. Current Diagnosis & Treatment
Obstetrics & Gynecology. 10th ed. New York: McGraw-Hill; 2007.
12. Katz VL. Benign Gynecologic Lesions : Vulva, Vagina, Cervix, Uterus, Oviduct,
Ovary. In: Katz VL, Lentz GM, Lobo RA, Gershenson DM, editors. Comprehensive

25
Gynecology. 5th ed. Philadelphia; Elsevier: 2007.
13. Giudice LC. Endometriosis. N Engl J Med 2010;362:2389-98
14. Prabowo RP. Endometriosis. Dalam, Wiknjosastro H, Saifuddin AB, Rachimhadhi
T. Edisi ke II. Jakarta; Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: 2009. H. 316.
15. Hill JA, D'Hooghe TM. Endometriosis. Berek JS, editor. Berek & Novak's
Gynecology. 14th Edition. New York; Lippincott Williams & Wilkins: 2007.
16. Schenken RS. Endometriosis. In: Gibbs RS, et al, editors. Danforth's Obstetrics and
Gynecology. 10th Edition. New York; Lippincott Williams & Wilkins: 2008.
17. Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. 2016. Konsesnsus Endometriosis.
Available at : http://pogi.or.id/publish

26

Anda mungkin juga menyukai