Anda di halaman 1dari 18

KIA:

1. 15 September2022

Identitas: Ny DP: 20thn, G1P0A0, No. RM: 00.03.72

Antenatal Care

Latar Belakang:

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaa kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah
minimal sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2
pada saat trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care dilakukan setiap minggu sekali
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan abnormal 1,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care. Antenatal care yang baik, merujuk dengan
segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun
mortalitas pada periode perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal
care yang teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,
antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan lingkungan

Permasalahan:
Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,
diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu
hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal mengetahui faktor-
faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi.
Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa
kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

Nama : Ny. DP
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Tarakan 1 RT 22, Gn. Telihan

Pelayanan antenatal dilakukan di Poli KIA pada tanggal 15 September 2022

Keluhan Utama : tidak ada


Riwayat Penyakit Sekarang : pasien ingin memeriksakan kehamilannya
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)

Riwayat Haid
HPHT : 16-02- 2022
TP : 23/11/2022

Riwayat Kehamilan / Persalinan


1. Hamil ini, 2022

Pemeriksaan Fisik
 BB saat hamil : 61 kg
 TB : 155 cm
 BB sebelum hamil : 48 kg
 Lila : 27 cm
 Kenaikan BB : 13 kg
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 86x
 Frekuensi nafas : 20
 Temperatur : 36,5 ºC

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan

Palpasi :

TFU : 19cm
LI : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat, tidak melenting

LII : Disebelah kiri ibu teraba bagian – bagian kecil dan disebelah kanan ibu teraba bagian
besar lurus memanjang

LIII : Bagian terbawah janin kepala,


L IV: belum masuk PAP
His : (-)
Denyut jantung janin : 148x/i, regular

Penatalaksanaan
 Memberikan tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat
 Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
 Menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan seperti mules– mules yang sering dan
teratur dan keluar darah bercampur lendir – lendir
 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi
 Menganjurkan ibu untuk mulai mempersiapkan proses persalinan dan perlengkapannya

2. 15 September 2022
Identitas: Ny T: 26thn, G1P0A0, No. RM: 01.41.25

Antenatal Care

Latar Belakang:

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaa kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah
minimal sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2
pada saat trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care dilakukan setiap minggu sekali
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan abnormal 1,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care. Antenatal care yang baik, merujuk dengan
segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun
mortalitas pada periode perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal
care yang teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,
antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan lingkungan

Permasalahan:
Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,
diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu
hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal mengetahui faktor-
faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi.
Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa
kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

Nama : Ny. T
Umur : 26 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : RT 06, Kanaan

Pelayanan antenatal dilakukan di Poli KIA pada tanggal 15 September 2022

Keluhan Utama : batuk pilek


Riwayat Penyakit Sekarang : pasien ingin memeriksakan kehamilannya, selain itu
pasien juga ada mengeluhkan demam sejak kemaren malam, disertai batuk pilek.
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)

Riwayat Haid
HPHT : 18/04/2022
TP : 15/01/2023

Riwayat Kehamilan / Persalinan


1. 2020, Aterm, RS, Bidan, BB: 2900, L
2. Hamil ini, 2022
Pemeriksaan Fisik
 BB saat hamil : 66,7 kg
 TB : 157 cm
 BB sebelum hamil : lupa
 Lila : 28 cm
 Kenaikan BB :-
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 79x
 Frekuensi nafas : 20
 Temperatur : 36,7 ºC

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan

Palpasi :

TFU : 19cm
LI : Difundus teraba punggung, letak melintang

LII : Disebelah kiri ibu teraba kepala

LIII : Bagian terbawah teraba ekstermitas,


L IV: belum masuk PAP
His : (-)
Denyut jantung janin : 151x/i, regular

Penatalaksanaan
 Memberikan tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat

 Memberikan obat sesuai keluhan berupa paracetamol dan cetirizine dan memberikan
edukasi jangan meminum obat yang lain tanpa resep atau anjuran dokter
 Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
 Menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan seperti mules– mules yang sering dan
teratur dan keluar darah bercampur lendir – lendir
 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi

3. 5 September 2022
Ny. DS, G4P2A1 Uk 28 minggu, no RM: 01.31.76
Umur: 28 tahun

Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : RT 48, Belimbing

Latar Belakang:

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaa kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah
minimal sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2
pada saat trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care dilakukan setiap minggu sekali
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan abnormal 1,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care. Antenatal care yang baik, merujuk dengan
segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun
mortalitas pada periode perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal
care yang teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,
antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan lingkungan

Permasalahan:
Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,
diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu
hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal mengetahui faktor-
faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi.
Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa
kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

Pelayanan antenatal dilakukan di Poli KIA pada tanggal 15 September 2022

Keluhan Utama : gatal gatal


Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien ingin memeriksakan kehamilannya, selain itu
pasien juga ada mengeluhkan ada gatal gatal di tangan, bagian dada dan kaki setelah
memakan ikan tuna 2 hari yang lalu. Pasien baru pertama kali memakan ikan tuna. Riwayat
alergi sebelumnya: tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)

Riwayat Haid
HPHT : 05/02/2022
TP : 12/11/2022

Riwayat Kehamilan / Persalinan G4P2A1


1. 2016, Aterm, Spontan, RS, Bidan, BB, 3000, L
2. 2018, Aterm, Spontan, RS, Bidan, BB: 2900, L
3. 2020, Abortus
4. 2022, Hamil ini

Pemeriksaan Fisik
 BB saat hamil : 61,7 kg
 TB : 157 cm
 BB sebelum hamil : 51kg
 Lila : 28cm
 Kenaikan BB : 10,7kg
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 79x
 Frekuensi nafas : 20
 Temperatur : 36,7 ºC

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan

Palpasi :

TFU : 26cm
LI : Difundus teraba bokong bayi

LII : Disebelah kiri ibu punggung janin

LIII : Bagian terbawah teraba kepala


L IV: belum masuk PAP
His : (-)
Denyut jantung janin : 149x, regular

Penatalaksanaan
 Memberikan tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat

 Memberikan obat sesuai keluhan berupa cetirizine 1x1 tab dan bedak salycil,
kemudian memberikan edukasi jangan meminum obat yang lain tanpa resep atau
anjuran dokter
 Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
 Menjelaskan tentang tanda – tanda persalinan seperti mules– mules yang sering dan
teratur dan keluar darah bercampur lendir – lendir
 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi

4
15 September2022

Identitas: Ny ZIA: 27thn, G1P0A0, No. RM: 01.38.12

Antenatal Care

Latar Belakang:

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaa kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah
minimal sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2
pada saat trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care dilakukan setiap minggu sekali
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan abnormal 1,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care. Antenatal care yang baik, merujuk dengan
segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun
mortalitas pada periode perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal
care yang teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,
antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan lingkungan

Permasalahan:
Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,
diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu
hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal mengetahui faktor-
faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi.
Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa
kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

Nama : Ny. ZIA


Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl Tarakan RT 18,

Pelayanan antenatal dilakukan di Poli KIA pada tanggal 15 September 2022

Keluhan Utama : tidak ada


Riwayat Penyakit Sekarang : pasien ingin memeriksakan kehamilannya
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)

Riwayat Haid
HPHT : 11-04- 2022
TP : 21-01-2023
Riwayat Kehamilan / Persalinan
3. Hamil ini, 2022

Pemeriksaan Fisik
 BB saat hamil : 58,4 kg
 TB : 157 cm
 BB sebelum hamil : -
 Lila : 25,5 cm
 Kenaikan BB :
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 110/80 mmHg
 Frekuensi nadi : 83x
 Frekuensi nafas : 20
 Temperatur : 36,3 ºC

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan

Palpasi :

TFU : 19cm
LI : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat, tidak melenting

LII : Teraba eksterimtas di kiri ibu

LIII : Bagian terbawah janin kepala,


L IV: belum masuk PAP
His : (-)
Denyut jantung janin : 142x/i, regular

Penatalaksanaan
 Memberikan tablet Fe dan asam folat, serta menganjurkan ibu untuk tetap
mengkonsumsi tablet Fe dan asam folat
 Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi
5.

Latar Belakang:

Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaa kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan
pemberiaan ASI, dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan ANC adalah
kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Tujun pelayanan antenatal ialah untuk mencegah
adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini
mungkin serta ditangani secara memadai. Antenatal care yang dianjurkan oleh DEPKES RI adalah
minimal sebanyak 4 kali. Kunjungan pertama atau K1 dilakukan pada saat trimester pertama, K2
pada saat trimester 2, dan K3 dan K4 dilakukan pada usia kehamilan memasuki trimester ketiga.
Pada usia kehamilan 36 minggu atau lebih, kunjungan antenatal care dilakukan setiap minggu sekali
Dari penelitian yang dilakukan oleh Djaswadi Dasuki (1997), didapatkan bahwa ibu hamil yang tidak
melakukan antenatal care mempunyai risiko terjadinya persalinan abnormal 1,6 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan ibu yang melakukan antenatal care. Antenatal care yang baik, merujuk dengan
segera kasus-kasus yang memiliki risiko tinggi yang akan menurunkan angka morbiditas maupun
mortalitas pada periode perinatal. Oleh karena itu, perawatan kesehatan ibu hamil melalui antenatal
care yang teratur dan bermutu sangat penting artinya dari sudut obstetri, karena dikenali dengan
perubahan fisiologis pada wanita hamil, faktor-faktor yang mempengaruhi kematian bayi diperbaiki,
antara lain seperti status gizi ibu selama masa kehamilan, imunisasi, dan kesehatan lingkungan

Permasalahan:
Kematian bayi merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat di
Indonesia, sehingga salah satu tujuan dari obstetri modern adalah meningkatkan kualitas
bayi yang dilahirkan agar pertumbuhan janin/bayi tersebut baik fisik maupun mental
menjadi optimal. Guna menurunkan angka kematian bayi terutama pada periode perinatal,
diperlukan suatu deteksi dini terhadap risiko yang kemungkinan akan dialami pada ibu
hamil, yaitu dengan mengetahui faktor-faktor risiko dan keadaan lain yang dapat
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada periode perinatal mengetahui faktor-
faktor risiko tersebut, dapat dilakukan tindakan baik promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif untuk menolong janin dan bayi terutama pada kasus kehamilan risiko tinggi.
Deteksi dini tersebut dapat dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan ibu selama masa
kehamilannya atau yang disebut antenatal care.

Nama : Ny. E
Umur : 26 tahun
Agama : Kristen
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl Perintis RT 6, Kanaan
Pelayanan antenatal dilakukan di Poli KIA pada tanggal 31 Oktober 2022

Keluhan Utama : Air ketuban sedikit, kencang2 (-)


Riwayat Penyakit Sekarang : pasien ingin memeriksakan kehamilannya dan ingin
membuat rujukan ke RS PKT
Riwayat Penyakit Dahulu: Hipertensi (-), Diabetes Mellitus (-), Asma (-)

Riwayat Haid
HPHT : 16-03- 2022
TP : 23-12-2022

Riwayat Kehamilan / Persalinan


Hamil ini, 2022

Pemeriksaan Fisik
 BB saat hamil : 66,1 kg
 TB : 157 cm
 BB sebelum hamil :52:
 Lila : 24,7 cm
 Kenaikan BB :
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Frekuensi nadi : 92x
 Frekuensi nafas : 20
 Temperatur : 36,5 ºC

Status Obstetri
Abdomen :
Inspeksi : Tidak ada luka bekas operasi, pembesaran uterus sesuai dengan umur
kehamilan

Palpasi :

TFU : 25cm
LI : Difundus teraba lunak, tidak terlalu bulat, tidak melenting

LII : Teraba eksterimtas di kiri ibu


LIII : Bagian terbawah janin kepala,
L IV: belum masuk PAP
His : (-)
Denyut jantung janin : 145x/i, regular

Penatalaksanaan
 Memberikan tablet tambah darah dan calcium tabet, serta menganjurkan ibu untuk
tetap mengkonsumsi
 Menjelaskan tanda – tanda bahaya kehamilan seperti keluar cairan sebelum waktunya,
ada perdarahan, sakit kepala berlebihan, dan lain – lain
 Menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC lagi

1. KB suntik
Ny EN, 27 tahun, RM: 01.33.66
Alamat: RT.48, Belimbing
Pekerjaan: Swasta
Pendidikan: S1

Latar Belakang:
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di
Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola
budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia telah menerapkan program
Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan
Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan
bahwa Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda
melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat jarak
kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan salah satu
cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan dan
keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan dan merupakan salah satu
dari program KB nasional ini adalah KB suntikan (injectables) dan merupakan
salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang tidak
membutuhkan pemakaian setiap hari atau setiap akan senggama tetapi tetap
reversible. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu metode kontrasepsi yang
baik adalah aman, dapat diandalkan, sederhana, murah dapat diterima orang
banyak, pemakaian jangka lama (continuation rate tinggi), namun sampai saat ini
belum tersedia satu metode kontrasepsi yang benar-benar 100% sempurna. Jika
dibandingkan dengan metode KB lainnya, jenis kontrasepsi suntik memiliki resiko
kegagalan yang cukup tinggi berkisar antara 2-60 orang setiap 1000 pengguna.

Pelaksanaan
Pasien datang untuk suntik KB. Saat ini pasien tidak ada keluhan. pasien
mengatakan sudah menggunakan KB suntik 3 bulan sejak 6 bulan terakhir. - Pasien
terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran dan dipersilahkan menuju ke poli
KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari anamnesis dan pemeriksaan tanda vital pada
pasien,
TD: 110/80, N: 77x, RR: 20, S; 36,6
Kemudian diberikani injeksi KB suntik Pasien mendapatkan KB suntik berupa inj
Medroxyprogesteron asetat dan memberi tahu kapan pasien control selanjutnya.
Kemudian memberikan edukasi berupa evaluasi berat badan dan tekanan darah pada
saat kontrol selanjutnya, jika berat badan bertambah dan tekanan darah semakin
tinggi atau terjadi komplikasi yang berat maka disarankan untuk mengganti ke KB
non hormonal.

2.

1. KB Pil : 15 September 2022


Identitas: Ny. DK, 40thn, RM: 01.65.80
Alamat: RT: 01, Kanaan
Pekerjaan: IRT
Pendidikan: SMP
Latar Belakang
Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di
Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju
pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta
pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia telah menerapkan
program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan
mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian
dalam perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan
bahwa Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk
mengurangi kematian ibu khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda
melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering melahirkan, terlalu dekat
jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun). KB merupakan
salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga, kesehatan
dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Pil merupakan salah satu alat kontrasepsi hormonal yang efektif untuk
mencegah kehamilan dan salah satu metode yang paling disukai karena
kesuburan langsung kembali bila penggunaan dihentikan. Ada dua macam
kontrasepsi pil, yaitu: pil kombinasi dan pil progestin (pil mini). Keberhasilan
KB pil dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu dan kepatuhan dalam
mengkonsumsi pil KB.Mengingat kerja kontrasepsi oral yang multiple sulit
untuk memahami bagaimana kelalaian tidak mengkonsumsi satu atau dua pil
dapat menyebabkan kehamilan

Pasien merupakan ibu rumah tangga datang untuk mengambil pil KB. Saat ini
pasien tidak ada keluhan. pasien mengatakan sudah menggunakan pil KB sejak
2 tahun yang lalu. - Pasien terlebih dahulu mendaftar di loket pendaftaran
kemudian dipersilahkan menuju ke poli KIA untuk dilakukan pemeriksaan dari
anamnesis sampai pemeriksaan ttv
TTV:
TD: 120/80, N: 78x, RR: 20, S: 36,5
pada pasien dan memberikan pil KB kombinasi dan menjelaskan tatacara
minum pil KB yang benar. Kegiatan ini berjalan lancar, pasien memahami apa
yang sudah dijelaskan dan mengevaluasi cara minum obat pasien pada saat
kontrol selanjutnya apakah sudah sesuai atau tidak.
Edukasi pemberian ASI Eksklusif
1. Latar Belakang
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi masih
memprihatinkan. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di Indonesia hanya 15,3 persen.
Rendahnya pemberian ASI bisa jadi ancaman serius bagi tumbuh kembang
anak yang akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) di
Indonesia di masa mendatang.
Menurut Dirjen Gizi dan KIA masalah utama masih rendahnya penggunaan ASI
di Indonesia adalah faktor sosial budaya, kurangnya pengetahuan ibu hamil,
keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI, serta jajaran kesehatan yang
belum sepenuhnya mendukung Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI). Penyakit
diare masih menjadi penyebab utama kematian pada bayi. Persentasenya
mencapai 12 persen karena tidak diberikan ASI, melainkan susu formula. Diare
ini terjadi ka¬rena terkontaminasi bakteri susu formula atau sanitasi yang buruk.
Masalah rendahnya pemberian ASI ini diperparah dengan gencarnya promosi
susu formula dan kurangnya dukungan dari masyarakat, termasuk institusi yang
memperkerjakan perempuan yang belum memberikan tempat dan kesempatan
bagi ibu menyusui di tempat kerja (seperti ruang ASI). Keberhasilan ibu
menyusui untuk terus menyusui bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari
suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerja.
Rendahnya pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak
yang akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas SDM
secara umum. Oleh karena itu diperlukan upaya optimal untuk
mengkampanyekan manfaat pemberian ASI pada bayi disertai cara menyusui
yang benar dan cara memeras ASI

Identitas Ibu:
RM: 01.33.68
Nama: Ny. ENS
Usia: 27 tahun
Identitas Bayi:
Nama: By. MQ
Tanggal lahir:27 Agustus 2022

Edukasi diberikan kepada ibu postpartum yang datang ke poli KIA puskesmas
Bontang Barat pada tanggal 8 September 2022 dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan mengenai manfaat dan cara memberikan ASI Eksklusif,

Nama : Ny. DP
Umur : 20 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Tarakan 1 RT 22, Gn. Telihan

Latar Belakang ‘
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan tunggal dan terbaik yang memenuhi semua kebutuhan
tumbuh kembang bayi sampai berusia 6 bulan. ASI yang pertama keluar, kolostrum, atau yang
sering disebut ‘cairan emas’ karena berwarna kekuningan, mengandung protein dan antibodi
yang tidak dapat diperoleh dari sumber lain termasuk susu formula.
Inisiasi Menyusu Dini (IMD), adalah proses membiarkan bayi dengan nalurinya sendiri dapat
menyusu segera dalam satu jam pertama setelah lahir, bersamaan dengan kontak kulit antara
bayi dengan kulit ibu. Bayi dibiarkan setidaknya selama satu jam di dada ibu, sampai dia
menyusu sendiri. Karena inisiatif untuk menyusu diserahkan pada bayi, maka istilah yang
digunakan adalah Inisiasi Menyusu Dini, bukan menyusui. Istilah menyusui lebih tepat
digunakan pada ibu yang melakukan kegiatan memberi ASI.

07 Desember 2022

KB Implan
Nama : Ny.T
Umur : 29 tahun
Alamat : RT 21, Gunung Telihan
No. RM : 01.00.61

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia
yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang
pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat.
Pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai
sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang
kemudian dalam perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun).
KB merupakan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga,
kesehatan dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Implant adalah metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah
terjadinya kehamilan antara tiga sampai lima tahun. Implant merupakan alat kontrasepsi yang
dipasangkan di bawah kulit lengan atas yang berbentuk kapsul silastik yang lentur dimana di
dalam setiap kapsul berisi hormon levernorgestril yang dapat mencegah terjadinya kehamilan.
Kontrasepsi implant ini memiliki cara kerja menghambat terjadinya ovulasi, menyebabkan
selaput lendir endometrium tidak siap dalam menerima pembuahan (nidasi), mengentalkan
lendir dan menipiskan lapisan endometrium dengan efektivitas keberhasilan kontrasepsi
implant sebesar 97-99%

Gambaran pelaksanaan
Pasien sebelumnya menggunakan kb implan sejak tahun 2019, sekarang dating untuk
pelepasan implan dan pemasangan implan yang baru. Pelepasan dan pemasangan implan
dilakukan di poli KIA Puskesmas Bontang Barat, sebelumnya sudah dilepas batang pertama
pada tanggal 16 November 2022, setelah pelepasan dan pemasangan implant, pasien diberikan
edukasi dan pemberian obat berupa Amoxicilin 3x500mg dan Asam Mefenamat 3x500mg
Pemasangan IUD

Nama : Ny. S
Umur : 48 tahun
Alamat : RT. 12, Gunung Telihan
No. RM : 01.07.83

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu
ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat
hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Pemerintah
Indonesia telah menerapkan program Keluarga Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968
dengan mendirikan Lembaga Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk
mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 menyatakan bahwa Program
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu tua melahirkan (diatas 35 tahun).
KB merupakan salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan ketahanan keluarga,
kesehatan dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan.
IUD merupakan kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang terbuat dari bahan
polietilen dengan atau tanpa metal atau steroid. IUD sangat efektif untuk menjarangkan
kehamilan dibandingkan dengan metode kontrasepsi jangka panjang lainnya seperti implan,
tubektomi, dan vasektomi. IUD merupakan metode kontrasepsi jangka panjang yang paling
banyak digunakan dalam Program KB di Indonesia.Pengguna IUD di Indonesia mencapai
22,6% dari semua pengguna metode kontrasepsi. Di samping keefektifan menggunakan IUD,
terdapat beberapa kerugian dalam penggunaannya, seperti perdarahan (spotting) antar
menstruasi, nyeri haid yang berlebihan, periode haid lebih lama, dan perdarahan berat pada
waktu haid. Hal-hal tersebut memungkinkan terjadinya anemia dan resiko lainnya

Gambaran Pelaksanaan
Pemasangan IUD dilakukan di Poli KIA Puskesmas Bontang Barat. Pasien sebelumnya
menggunakan kb suntik 3 bulan kemudian ingin pindah ke kb non hormonal berupa IUD.
Sebelum pemasangan, dilakukan inform consent, anamnesis dan pemeriksaan fisik. Kemudian
pasien diberikan edukasi dan diberikan obat berupa amoxicillin 3x500mg

Anda mungkin juga menyukai