Anda di halaman 1dari 23

TUGAS KUNJUNGAN LAPANGAN BLOK 16 (REPRODUKSI)

OLEH NOVITA LAILY SHALATIAH (H1A 010 004) FARADILA K.N. HAKIM (H1A 010 007) ALIF ABNI BERNINDRA (H1A 010 023) ADI KURNIAWAN (H1A 010 040) NURUL HIDAYATI (H1A 010 053) LAILA NURMALA (H1A 010 058)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM 2013

ANALISA DATA HASIL KUNJUNGAN LAPANGAN SMF KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUP NTB

LEMBAR HASIL PEMERIKSAAN KEBIDANAN Nama pasien Umur Alamat Suku/bangsa Pendidikan Pekerjaan Cara bayar No. peserta Nama suami/ayah Agama Pendidikan Tanggal Anamnesis oleh Keluhan utama Bersuami : : : : : : : : : : : : : : : ny. S 29 tahun Mataram Sasak Umum/akses/astek/jamkesmas Hindu 27 Maret 2012 Datang untuk memeriksakan kehamilan ya/ jam : 09.00 wita

Siklus haid- hari HPHT : Pasien tidak ingat

Taksiran tanggal persalinan: Metode kontrasepsi terakhir: Pernah menderita penyakit: -

RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN Hamil Usia ke 1 BBL Jenis Cara Penolong Hidup/ meninggal Dokter Hidup 2006 Tahun Keterangan

kehamilan(bulan) (gram) kelamin persalinan Lakilaki Operasi sesar -

29 menurut

minggu tinggi

Fundus uterus

PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Tekanan darah Pernafsan Tingi badan Lingkar lengan atas : : : : : baik 95/70 mmHg, nadi 80x/menit 147 cm 21 cm

Keadaan jantung Reflex patella SKG Ikterus Nadi Suhu Berat badan Keadaan paru Edema Keadaan lain

: : : : : : : : : : +/+ 80x/menit 46 kg Baik -

PEMERIKSAAN OBSTETRIK Inspeksi : Striae gravidarum +, berut berbentuk ovoi, ukuran normal, ada

bekar luka operasi seksio sesarea Palpasi : Leopod 1bokong, leopod 2punggung kiri bawah, leopod

3kepala, leopod 4kepala belum masuk PAP. Perlimaan3/5 Auskultasi Letak janin HIS Gerakan janin : : : : DJJ Longitudinal +

PEMERIKSAAN DALAM VAGINA DIGNOSA KERJA : -

PEMERIKSAAN PENUNJANG: -

RESIKO TINGGI TERAPI

: :

PEMERIKSAAN LANJUT: Tanggal Tensi & jam Berat Tinggi Letak janin DJJ Edema Reflex Usia kehamilan Terapi/imunissi

badan fundus uteri

27 maret 2013. Jam 10.00 WITA

95/70 mmHg

46 kg

28 cm

longitudinal 140 x/menit

+/+

29 minggu

ANTENATAL CARE

Pengertian Antenatal Care Pemeriksaan antenatal care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pelayanan antenatal ialah untuk mencegah adanya komplikasi obstetri bila mungkin dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara memadai. Pemeriksaan kehamilan atau ANC merupakan pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Pelayanan antenatal terintegrasi merupakan integrasi pelayanan antenatal rutin dengan beberapa program lain yang sasarannya pada ibu hamil, sesuai prioritas Departemen Kesehatan, yang diperlukan guna meningkatkan kualitas pelayanan antenatal. Program-program yang di integrasikan dalam pelayanan antenatal terintegrasi meliputi : a. Maternal Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) b. Antisipasi Defisiensi Gizi dalam Kehamilan (Andika) c. Pencegahan dan Pengobatan IMS/ISR dalam Kehamilan (PIDK) d. Eliminasi Sifilis Kongenital (ESK) dan Frambusia e. Pencegahan dan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (PMTCT) f. Pencegahan Malaria dalam Kehamilan (PMDK) g. Penatalaksanaan TB dalam Kehamilan (TB-ANC) dan Kusta h. Pencegahan Kecacingan dalam Kehamilan (PKDK) i. Penanggulangan Gangguan Intelegensia pada Kehamilan (PAGIN).

Tujuan Antenatal Care Baru dalam setengah abad ini diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur dan tertentu. Dengan usaha itu ternata angka mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Tujuan pengawasan wanita hamil ialah menyiapkan ia sebaik-baiknya fisik dan mental, serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka postpartum sehat dan normal, tidak hanya fisik akan tetapi juga mental. Ini berarti dalam antenatal care harus diusahakan agar : a. Wanita hamil sampai akhir kehamilan sekurang kurangnya harus sama sehatnya atau lebih sehat; b. c. Adanya kelainan fisik atau psikologik harus ditemukan dini dan diobati, Wanita melahirkan tanpa kesulitan dan bayi yang dilahirkan sehat pula fisik dan metal.

Tujuan Asuhan Antenatal yaitu : a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan Ibu dan tumbuh kembang bayi b. c. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi, Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan, d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, Ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin, e. Mempersiapkan peran Ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

Keuntungan Antenatal Care Dapat mengetahui berbagai resiko dan komplikasi hamil sehingga ibu hamil dapat diarahkan untuk melakukan rujukan kerumah sakit. Fungsi Antenatal Care

a. b.

Promosi kesehatan selama kehamilan melalui sarana dan aktifitas pendidikan Melakukan screening, identifikasi dengan wanita dengan kehamilan resiko tinggi dan merujuk bila perlu

c.

Memantau kesehatan selama hamil dengan usaha mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.

Cara Pelayanan Antenatal Care Cara pelayanan antenatal, disesuaikan dengan standar pelayanan antenatal menurut Depkes RI yang terdiri dari : Kunjungan Pertama 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) Catat identitas ibu hamil Catat kehamilan sekarang Catat riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu Catat penggunaan cara kontrasepsi sebelum kehamilan Pemeriksaan fisik diagnostic dan laboratorium Pemeriksaan obstetric Pemberian imunisasi tetanus toxoid (TT) Pemberian obat rutin seperti tablet Fe, calsium, multivitamin, dan mineral lainnya serta obat-obatan khusus atas indikasi. 9) Penyuluhan/konseling.

Pelayanan dan asuhan standar minimal 14 T, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Timbang berat badan Tekanan darah Tinggi fundus uteri Tetanus toxoid lengkap Tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan Tes penyakit menular seksual (PMS) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Terapi kebugaran

9. 10. 11. 12. 13. 14.

Tes VDRL Tes reduksi urine Tes protein urine Tes Hb (Haemoglobin) Terapi iodium Terapi malaria

Berikut ini merupakan cara Pemeriksaan Kehamilan saat knjungan ANC, yaitu: Anamnesa Biodata Nama, umur, pekerjaan, suami, umur, agama, alamat, dan lain-lain untuk mengetahui penderita dan menentukan status sosial ekonominya harus diketahui. Misalnya untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan untuk menentukan diagnosa kehamilan, jika umur terlalu tua atau muda maka persalinan lebih banyak resiko Keluhan utama Apakah penderita datang untuk pemeriksaan kehamilan atau keluhan-keluhan yang dirasakan ibu Contoh : - Ibu mengatakan pinggang pegal-pegal - Ibu mengatakan keluar darah dari kemaluan Tentang riwayat haid Menarche, haid teratur tidak, dan siklus, lamanya haid. Banyak darah. Sifat darah : cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya, haid nyeri atau tidak Haid terakhir, teratur tidaknya haid dan siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tafsiran persalinan. Yang dimaksud dengan terakhir adalah hari pertama dari haid yang terakhir (HPHT) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

Kehamilan. Adakah gangguan seperti pendarahan, muntah yang sangat, toxacmia gavidarum Persalinan. Spontan atau buatan, aterm atau premature, perdarahan, ditolong bidan, dokter atau dukun Nifas. Adakah panas atau perdarahan, bagaimana laktasi Anak. Jenis kelamin, hidup atau tidak jika meninggal umur berapa dan penyebab meninggalnya, berat badan waktu lahir.

Riwayat kehamilan sekarang Mulai merasakan gerakan janin Kehamilan masih muda adakah mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang dan lain-lain Riwayat Kesehatan badan Pernahkah sakit keras atau operasi Bagaimana nafsu makan / minum

Riwayat penyakit keluarga Adakah riwayat penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM, hipertensi atau penyakit menular yang dapat mempengaruhi persalinan TBC. Riwayat sosial Tentang perkawinan : kawin atau tidak berapa kali kawin, berapa lama kawin Dari anamnesa mendapat kesan tentang keadaan penderita dan kemudian akan dicocokan dengan hasil dari pemeriksaan fisik. Pemeriksaan Fisik Hal yang diperiksa pada pemeriksaan fisik ibu hamul yaitu: 1. 2. Bagaimana keadaan umum penderita, kesadaran Bagaimana tanda vital penderita

Tensi orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistolik atau 90 diastolik 3. Berat badan sekitar 6.5 sampai 15 kg, selama hamil kenaikan berat badan tidak boleh lebih dari kg / minggu 4. Muka Adakah oedem. Oedem adalah kehamilan dapat disebabkan oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam panggul yang mengalirkan darah dari kaki, Hipoprotenimia dan penyakit jantung Adakah anemia, apakah conjungtiva pucat / merah atau tidak. 5. Mulut dan gigi Apakah mulut bersih dan bau atau tidak, adakah caries pada gigi adakah stomatitis pada lidah 6. Leher Apakah vena terbendung di leher atau misalnya pada penyakit jantung, apakah kelenjar gondok membesar atau limfe membengkak 7. Dada Keadaan jantung dan paru-paru Payudara bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan keadaan 8. Ekstremitas . Adakah oedem tangan dan jari, adakah oedem kaki atau tibia,apakah betis merah atau lembek atau keras, adakah varices pada tungkai, reflek patella, terutama reflek lutut,apabila reflek lutut negatif berarti hypovitaminose B1 dan penyakit urat saraf. 9. 10. Abdomen Permukaan abdomen : Adakah bekas luka operasi, pembesaran perut ke depan atau ke samping (pada acites misalnya membesar ke samping) keadaan pusat, pigmentasi pada linea alba menjadi linea nigra dan adanya striae gravidarum, rasakan pula gerakan janin gerakan janin. 11. Pemeriksaan kebidanan Sebelum bulan ke IV biasanya bagian-bagian anak belum jelas jadi kepala bisa ditentukan begitu pula dengan punggung anak Untuk menentukan apakah ada janin, ballotement boleh dianggap sebagai tanda kehamilan pasti pada trimester I

Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) Mc. Donaldpengukuran TFU dengan menggunakan medline, yaitu diukur dari tepi atas symfisis ke Fundus Uteri dengan satuan cm Leopold pengukuran TFU dengan mengunakan satuan jari, dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan Leopold I Pemeriksaan (Manuver) Leopold merupakan teknik pemeriksaan pada perut ibu bayi untuk menentukan posisi dan letak janin dengan melakukan palpasi abdomen, namun menjadi sulit dilakukan bila bertemu dengan ibu hamil yang obes (gemuk) atau dengan ibu hamil yang memiliki jumlah cairan amnion berlebih. Pemeriksaan Leopold terdiri dari 4 langkah. Masingmasing langkah memiliki tujuan yang berbeda-beda Auskultasi (Menghitung denyut jantung janin (DJJ). DJJ normal 120-160 x/menit), dengan cara: o Di dengar dengan Laenec (monoscope) 18-20 mg o Di catat dan didengar dengan Doppler 12 mg o Di catat dengan fetoelektro kardiogram (12 mg) Yang dapat kita dengarkan adalah : Dari janin : 1. djj pada bulan ke 4 5 2. bising tali pusat 3. gerakan dan tendangan janin Dari ibu : 1. bising rahim (uterine souffle) 2. bising aorta 3. peristaltik usus 12. Genetalia Apakah vulva bersih, keadaan perineum, adakah varices Apakah ada pengeluaran pervaginam 13. Pemeriksaan Panggul Luar

Distansia spinarum. Jarak antara spina iliaka anterior kanan dan kiri dengan ukuran panggul normal 23-26 cm. Distansia kristarum. Jarak terjauh antara krista iliaka kanan dan kiri dengan ukuran sekitar 26-29 cm. Bila selisih antara distansia kristarum dan distansia spinarum kurang dari 26 cm, kemungkinan besar terjadi kesempitan panggul. Distansia Tuberum. Yaitu ukuran melintang dari pintu bawah panggul atau jarak antara tuber ischiadikum kanan dan kiri dengan ukuran normal 10,5 11 cm. Konjugata eksterna (Boudelogue). Jarak antara tepi atas simfisis dan prosesus spinosus lumbal V dengan ukuran normal 18-20 cm. Bila diameter Boudelogue kurang dari 16 cm kemungkinan terdapat kesempitan panggul. 14. Pemeriksaan laboratorium Ibu hamil hendaknya diperiksa air kencing dan darahnya sekurang kurangnya 2 kali selama kehamilan, sekali pada permulaan dan sekali lagi pada akhir kehamilan. - Air kencing. Diperiksa adakah glukosa dan protein. Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala penyakit diabetes, adanya protein urine dianggap sebagai adanya Pre Eklamsia.Dalam akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi reduksi dapat menjadi positif karena ada laktosa dalam air kencing - Darah (Hb). Pemeriksaan Hb dilakukan 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering timbul anemia akibat defisiensi, pemeriksaan golongan darah. Golongan darah ditentukan supaya kita cepat mencari darah yang cocok jika penderita memerlukannya. - Kadar Hb ibu hamil Hb 11 gr% = tidak anemia 9 10 gr% = anemia ringan 7 8 gr% = anemia sedang < 7 gr% = anemia berat

15.

Pemeriksaan Rontgen. Pemeriksaan Rontgen dipakai sebagai penunjang diagnostic bila terdapat keraguan pada

pemeriksaan obstetric. Misalnya pada wanita yang terlalu gemuk (obesitas) penderita yang tidak tenang (nervous) dan dinding perut tegang.

16.

Ultrasonografi USG tidak berbahaya untuk janin karena memakai prinsip sonar (bunyi), pada layar dapat

dilihat letak, gerakan dan gerakan jantung janin. 17. Nasihat bagi Ibu Hamil a. Pola Diet Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus, inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsis puerperalis, dan lain-lain. Sedangkan makan berlebihan, karena dianggap untuk 2 orang ibu dan janin, dapat mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang diperlukan : protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau bermacammacam garam; terutama kalsium, fosfor, dan zat besi (Fe); vitamin, dan air. PROTEIN. Ibu hamil memerlukan protein sebanyak 925 gram (g) untuk jaringan tubuh ibu dan plasenta janin. Para ahli merekomendasikan masukan protein kedelai sedikitnya 60 gram per hari. Volume darah akan meningkat hingga 50% selama kehamilan dan protein diperlukan untuk menghasilkan sel darah baru. Zat Besi. Kebutuhan zat besi ibu naik dari 18 miligram (mg) menjadi 30-60 mg perhari. Zat besi penting untuk membuat hemoglobin dan protein di dalam sel darah merah yang membawa oksigen ke jaringan tubuh lain. Selain itu dapat membantu mencegah anemia dan pendarahan saat melahirkan, serta mencegah cacat janin. Sumber makanan yang banyak mengandung zat besi adalah daging, unggas, ikan, kerang, telur, sereal, bayam, dll. Vitamin C dianggap dapat membantu penyerapan zat besi di usus, terutama zat besi yang berasal dari tumbuhan. Sebaliknya, teh, kopi, dan kalsium dianggap dapat mengurangi penyerapan zat besi jika dikonsumsi dalam dua jam setelah makan makanan kaya zat besi.

Kalsium. Kebutuhan kalsium meningkat dari 800 mg menjadi 1200/1500 mg per hari. Kalsium mengandung mineral yang penting untuk pertumbuhan janin dan membantu kekuatan kaki serta punggung. Membantu efek ketenangan diri saat bekerja. Vitamin. Vitamin akan membantu tubuh memperoleh dan menyerap gizi yang diperlukan sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Vitamin A untuk pertumbuhan janin yang dibutuhkan dalam jumlah tertentu. Sangat dianjurkan untuk menkonsumsi vitamin A yang bersumber dari sayur dan buah-buahn seperti mangga, tomat, wortel dan aprikot. vitamin B1 dan B2 serta niasin untuk proses metabolisme tubuh. Vitamin B6 dan B12 untuk mengatur penggunaan protein. Vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi selama hamil atau mencegah anemia. Vitamin D pada susu dan olahannya serta kacang-kacangan, menopang pembentukan tulang, gigi, serta persendian janin dan Vitamin E untuk pembetukan sel-sel darah merah serta melindungi lemak dari kerusakan. Cuka Folic/ Asam Folat. Cuka folic merupakan kelompok vitamin B paling utama selama masa kehamilan karena dapat mencegah cacat tabung syaraf (neural tube defects) seperti Spina Bifida. Ibu hamil harus meningkatkan asupan folat hingga 0,4-0,5 mg per hari. Mengkonsumsi folat sebelum dan pada awal kehamilan dapat mencegah 7 dari 10 kasus cacat tabung syaraf. Obat-obatan. Jika mungkin dihindari pemakaian obat-obatan selama kehamilan terutama dalam triwulan I. Perlu dipertanyakan mana yang lebih besar manfaatnya dibandingkan bahayanya terhadap janin, oleh karena itu harus dipertimbangkan pemakaian obat-obatan tersebut. b. Kerja. Boleh kerja seperti biasa, yang terpenting cukup istirahat dan makan teratur serta pemeriksaan kehamilan teratur c. Bepergian. Jangan terlalu lama dan melelahkan. Duduk lama-statis vena (vena stagnasi) menyebabkan tromboflebitis dan kaki bengkak. Bepergian dengan pesawat udara boleh, tidak ada bahaya hipoksia dan tekanan oksigen yang cukup dalam pesawat udara.

d. Pakaian. Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut. Pakailah kutang yang menyokong payudara. Memakai sepatu dengan tumit yang tidak terlalu tiggi. Pakaian dalam yang selalu bersih e. Istirahat Dan Rekreasi. Wanita pekerja harus sering istirahat. Tidur siang menguntungkan dan baik untuk kesehatan. Tempat hiburan yang terlalu ramai, sesak dan panas lebih baik dihindari karena dapat menyebabkan jatuh pingsan f. Mandi. Mandi diperlukan untuk kebersihan terutama perawatan kulit, karena fungsi ekresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun lembut. Jangan tergelincir di perigi dan jagalah kebersihannya. Mandi berendam tidak dianjurkan. g. Koitus. Koitus tidak dihalangi kecuali bila ada sejarah, seperti sering abortus/prematur, perdarahan pervaginam, pada minggu terakhir kehamilan, koitus harus hati-hati, bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang. Dikatakan orgasme pada hamil tua dapat menyebabkan kontraksi uterus partus prematurus h. Perawatan Buah Dada. Buah dada merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama bagi bayi, karena itu jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang (BH) yang dipakai harus sesuai dengan pembesaran buah dada, yang sifatnya adalah menyokong buah dada dari bawah suspension, bukan menekan dari depan. Dua bulan terakhir dilakukan message, kolustrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka puting susu dan areola payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun ,biocream, alkohol atau baby oil. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki dengan jalan menarik-narik keluar. Tidak dianjurkan memilin puting susu karena dapat menyebabkan kontraksi. i. Pengawasan Gigi. Saat hamil sering terjadi caries gigi berkaitan dengan emeis gravidarum, hipersalivasi dapat menimbulkan tumpukan kalsium disekitar gigi. Memeriksakan gigi saat hamil dapat diperlukan untuk mencari kerusakan gigi yang dapat menjadi sumber infeksi

Jadwal Kunjungan Ibu Hamil Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal: 1) Satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu). 2) Satu kali kunjungan selama trimester kedua (antara minggu 14 28). 3) Dua kali kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36) dan sesudah minggu ke 36. 4) Perlu segera memeriksakan kehamilan bila dilaksanakan ada gangguan atau bila janin tidak bergerak lebih dari 12 jam.. Pada setiap kunjungan antenatal, perlu didapatkan informasi yang sangat penting. a. Trimester pertama sebelum minggu ke 14 1) Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dan ibu hamil. 2) Mendeteksi masalah dan menanganinya 3) Melakukan tindakan pencegahan seperti tetanus neonatorum, anemia kekurangan zat besi, penggunaan praktek tradisional yang merugikan 4) Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi 5) Mendorong perilaku yang shat (gizi, latihan dan kebersihan, istirahat dan sebagainya b. Trimester kedua sebelum minggu ke 28 Sama seperti diatas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala gejala preeklamsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa untuk apakah ada kehamilan ganda c. Trimester ketiga antara minggu 28-36 Sama seperti diatas, dtambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda. d. Trimester ketiga setelah 36 minggu Sama seperti diatas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit.

Kebijakan Pelayanan Antenatal a. Kebijakan Program Kebijakan Departemen Kesehatan dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB pada dasarnya mengacu kepada intervensi strategis Empat Pilar Safe Motherhood yaitu

meliputi : Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri Essensial. Pendekatan pelayanan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil ini sesuai dengan pendekatan Making Pregnancy Safer (MPS), yang mempunyai 3 (tiga) pesan kunci yaitu : 1) Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih. 2) Setiap komplikasi obstetric dan neonatal mendapat pelayanan yang adekuat. 3) Setiap perempuan dalam usia subur mempunyai akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganannya komplikasi keguguran. Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan frekuensi kunjungan antenatal

sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan, dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Minimal satu kali pada trimester pertama (K1). 2) Minimal satu kali pada trimester kedua (K2). 3) Minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4).

b.

Kebijakan teknis Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat di berikan oleh tenaga kesehatan profesional

dan tidak dapat di berikan oleh dukun bayi. Untuk itu perlu kebijakan teknis untuk ibu hamil secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengurangi resiko dan komplikasi kehamilan secara dini. Kebijakan teknis itu dapat meliputi komponen-komponen sebagai berikut: 1) Mengupayakan kehamilan yang sehat 2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. 3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman

4) Perencanaan antisipstif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. Beberapa kebijakan teknis pelayanan antenatal rutin yang selama ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan cakupan pelayanan antara lain meliputi : 1) Deteksi dini ibu hamil melalui kegiatan P4K dengan stiker dan buku KIA, dengan melibatkan kader dan perangkar desa serta kegiatan kelompok Kelas Ibu Hamil. 2) Peningkatan kemampuan penjaringan ibu hamil melalui kegiatan kemitraan Bidan dan Dukun. 3) Peningkatan akses ke pelayanan dengan kunjungan rumah. 4) Peningkatan akses pelayanan persalinan dengan rumah tunggu.

1. Intervensi Dalam Pelayanan Antenatal Care Intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah perlakuan yang diberikan kepada ibu hamil setelah dibuat diagnosa kehamilan. Adapun intervensi dalam pelayanan antenatal care adalah : a. Intervensi Dasar 1) Pemberian Tetanus Toxoid Tujuan pemberian TT adalah untuk melindungi janin dari tetanus neonatorum, pemberian TT baru menimbulkan efek perlindungan bila diberikan sekurang-kurangnya 2 kali dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila sebelumnya ibu telah mendapatkan TT 2 kali pada kehamilan yang lalu atau pada masa calon pengantin, maka TT cukup diberikan satu kali (TT ulang). Untuk menjaga efektifitas vaksin perlu diperhatikan cara penyimpanan serta dosis pemberian yang tepat. Dosis dan pemberian 0,5 cc pada lengan atas.

2) Pemberian Vitamin Zat Besi Tujuan pemberian tablet Fe adalah untuk memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas karena pada masa kehamilan dan nifas kebutuhan meningkat. Di mulai dengan memberikan satu sehari sesegera mungkin setelah rasa mual hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 Mg (zat besi 60 Mg) dan Asam Folat 500 Mg, minimal masingmasing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak di minum bersama teh atau kopi, karena mengganggu penyerapan. b. Intervensi Khusus Intervensi khusus adalah melakukan khusus yang diberikan kepada ibu hamil sesuai dengan faktor resiko dan kelainan yang ditemukan, meliputi: 1) Faktor resiko, meliputi: Umur Terlalu muda, yaitu dibawah 20 tahun Terlalu tua, yaitu diatas 35 tahun Paritas (1) Paritas 0 (primi gravidarum, belum pernah melahirkan) (2) Paritas > 3 (3) Interval Jarak persalinan terakhir dengan awal kehamilan sekurang-kurangnya 2 tahun. Tinggi badan kurang dari 145 cm Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 2) Komplikasi Kehamilan

Komplikasi obstetri langsung (1) Perdarahan (2) Pre eklamasi/eklamsia (3) Kelainan letak lintang, sungsang primi gravida (4) Anak besar, hidramnion, kelainan kembar (5) Ketuban pecah dini dalam kehamilan.

Komplikasi obstetri tidak langsung (1) Penyakit jantung (2) Hepatitis (3) TBC (Tuberkolosis) (4) Anemia (5) Malaria (6) Diabetes militus (7) Komplikasi yang berhubungan dengan obstetri, komplikasi akibat kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran)

2. Pelaksana dan Tempat Pelayanan Antenatal Pelayanan kegiatan pelayanan antenatal terdapat dari tenaga medis yaitu dokter umum dan dokter spesialis dan tenaga paramedic yaitu bidan, perawat yang sudah mendapat pelatihan. Pelayanan antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, Bidan Praktik Swasta, polindes, rumah sakit bersalin dan rumah sakit umum. (Depkes RI, 1995)

3. Pera Serta Ibu Dalam Pelayanan Antenatal. Peran serta ibu dalam hal ini ibu-ibu hamil di dalam memanfaatkan pelayanan antenatal dipengaruhi perilaku individu dalam penggunaan pelayanan kesehatan, adanya pengetahuan tentang manfaat pelayanan antenatal selama kehamilan akan menyebabkan sikap yang positif. Selanjutnya sikap positif akan mempengaruhi niat untuk ikut serta dalam pemeriksaan kehamilan. Kegiatan yang sudah dilakukan inilah disebut perilaku.

RESUME Pasien Ny. S berumur29 tahun dating ke RSUP NTB untuk memeriksakan kehamilannya pada tanggal 27 Maret 2012. Pada anamnesis pasien tidak mengingat tentang hari pertama tidak haid pasien. Dari riwayat kehamilan dan persalinan pasien ditemukan bahwa kehamilan ini mmerupakan kehamilan kedua. Kelahiran pertama dilakukan secara seksio yang dilakukan oleh dokter, anak pertama lahir dengan keadaan sehat pada tahun 2006. Dari hasil pemeriksaan fisik keadaan ibu dalam keadaan baik tekanan darahnya 95/70 mmHg, nadi 80x/menit, tingi badan147 cm, lingkar lengan atas21 cm, reflex patella positif di kedua tungkai, berat badan46 kg dan tidak ditemukan edema. Pada pemeriksaan obstetric ditemukan pada inspeksi striae gravidarum positif, perut berbentuk oval, ukuran normal, ada bekas luka operasi seksio sesarea. Pada palpasi ditemukan leopod 1 letak bokong, leopod 2 teraba punggung kiri bawah, leopod 3 letak kepala, leopold 4kepala masih belum masuk PAP. Pada system perlimaan masih sekitar 3/5, teraba gerakan janin. Denyut jantung janin 140x/menit dan tinggi fundus uteri 28 cm menandakan usia kehamilan sekitar 29 minggu.

DAFTAR PUSTAKA Depkes. 2010. Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan. Departemen Kesehatan RI. Wiknjosastro, Hanifa, Abdul Bari Saifuddin, Triatmojo Rachimhadhi. 2008. Ilmu Kebidanan, edisi II. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai