Anda di halaman 1dari 24

REFRESHING

PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Oleh :

Ayu Devita Ashari

Pembimbing :

dr. Aranda Tri S, Sp.OG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2017


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas refreshing ini tepat pada
waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga,
serta para pengikutnya hingga akhir zaman. Refreshing ini kami buat dengan tujuan
memenuhi tugas kami selama menjalani kepanitraan klinik stase Obsgyn dan juga dengan
refreshing ini kami bisa mempelajari proses perjalanan penyakit baik secara subjektif maupun
objektif.

Terimakasih kami ucapkan kepada pembimbing kami dr. Aranda Tri S, Sp. OG yang
telah membantu serta membimbing kami dalam kelancaran pembuatan refreshing ini.
Terimakasih juga pada semua pihak yang telah membantu kami dalam pencarian materi dan
mengumpulkan data. Semoga refreshing ini dapat bermanfaat kepada kami pada khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Kami harapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk menambah kesempurnaan
laporan kasus kami.

Penyusun

Jakarta, 8 Juni 2017

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................... 3

BAB I. PENDAHULUAN. 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Tujuan ........................................................................................................... 4
BAB II. PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI.......... 5
A. Pemeriksaan Obstetri .................................................................................... 5
B. Pemeriksaan Ginekologi ............................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemeriksaan obstetri meliputi banyak prosedur yang masing-masing berkaitan dengan


tujuan pemeriksaan yang dilakukan. Untuk pemeriksaan dasar obstetri, pada umumnya
diperlukan pemeriksaan antenatal, pemeriksaan fisik ibu hamil meliputi inpeksi, palpasi dan
auskultasi. Pemeriksaan antenatal hanya memfokuskan pada hal-hal penting yang harus
segera dikenali dan bagaimana kondisi-kondisi tertentu berubah sesuai dengan berlanjutnya
usia kehamilan. Pemeriksaan fisik berupa palpasi dan auskultasi bertujuan untuk mengetahui
usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah janin, kondisi janin dan kesesuaian muatan dengan
jalan lahir.
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara bimanual
untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan dengan upaya
pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut. Pemeriksaan ini
merupakan rangkaian dari suatu prosedur pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil
pemeriksaan ini terfokus pada tampilan genitalia eksterna dan upaya untuk mengetahui arah,
besar, konsistensi uterus dan serviks, kondisi adneksa, parametrium dan organ-organ disekitar
genitalia interna (rongga pelvik).

B. Tujuan

Membuka wawasan kepada penulis dan pembaca mengenai pemeriksaan-


pemeriksaan obstetri dan ginekologi.
Memberikan informasi kepada pembaca perihal pemeriksaan-pemeriksaan obstetri
dan ginekologi

4
BAB II
PEMERIKSAAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

A. Pemeriksaan Obstetri
Pemeriksaan dasar obstetri pada umumnya mencakup pemeriksaan antenatal, palpasi
dan auskultasi. Pemeriksaan antenatal memfokuskan pada hal-hal yang harus segera dikenali
serta bagaimana kondisi tertentu dapat berubah sesuai dengan usia kehamilan. Pemeriksaan
palpasi bertujuan untuk mengetahui usia kehamilan, letak, presentasi, jumlah bayi, kondisi
bayi dan kesesuaian muatan dengan jalan lahir.

Indikasi dari pemeriksaan obstetri :


Asuhan antenatal.
Deteksi dini suatu kondisi patologik dalam kehamilan.
Merencanakan persalinan.
Persiapan penyelesaian persalinan.
Kemajuan perkembangan kehamilan.
Mengetahui letak, posisi, presentasi dan kondisi bayi.
Menatalaksana masalah yang ditemukan dalam kehamilan.

Pemeriksaan Antenatal
Tujuan umum adalah menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama dalam kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.
Tujuan khusus adalah :
Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas.
Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin.
Menurunkan angka mortalitas dan mordibitas ibu dan anak.
Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana,
kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.

Pemeriksaan kehamilan hendaknya dilakukan sedini mungkin ialah segera setelah


seorang wanita merasakan diri hamil, supaya dokter atau bidan mempunyai waktu
yang cukup banyak untuk mengobati atau memperbaiki keadaan-keadaan yang kurang
memuaskan. Pada umumnya pemeriksaan kehamilan dilakukan :
1x sebulan sampai dengan bulan ke VI.
2x sebulan dari bulan ke VI sampai dengan bulan ke IX.
1x seminggu pada bulan terakhir.

5
Cara pemeriksaan :
Pemeriksaan obstetri terbagi dalam :
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan (status praesens dan status obstetri)

Anamnesa
1. Nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama, dan alamat.
Maksud pertanyaan ini ialah : untuk identifikasi (mengenal) penderita dan
menentukan status sosial dan ekonominya yang harus kita ketahui ; misalnya
untuk menentukan anjuran apa atau pengobatan apa yang akan diberikan.
Umur penting, karena ikut menentukan prognosa kehamilan. Kalau umur
terlalu lanjut atau terlalu muda maka persalinan lebih banyak resikonya.
2. Apa yang diderita (keluhan utama).
3. Tentang haid : menarche, haid teratur atau tidak, siklus, lamanya haid,
banyaknya darah, sifatnya darah (cair atau berbeku-beku, warnanya, baunya),
nyeri haid atau tidak, haid yang terakhir. Anamnesa haid memberikan kesan
pada kita tentang faal alat kandungan. Haid terakhir, teratur tidaknya haid, dan
siklusnya dipergunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan. Yang
dimaksud dengan haid terakhir ialah hari pertama haid terakhir (HPHT).
4. Tentang perkawinan : kawin atau tidak, berapa kali kawin, berapa lama kawin.
5. Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.
Kehamilan (adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang berlebihan,
dan toxaemia gravidarum), persalinan (spontan atau buatan, aterm atau
premature, perdarahan, ditolong oleh siapa (bidan, dokter), nifas (adakah
panas atau perdarahan, bagaimana laktasi), dan anak (jenis kelamin, hidup
atau tidak, kalau meninggal umur berapa dan sebabnya meninggal, berat badan
waktu lahir). Pertanyaan ini sangat mempengaruhi prognosa persalinan dan
pimpinan persalinan, karena jalannya persalinan yang lampau adalah hasil
ujian-ujian dari segala faktor yang mempengaruhi persalinan.
6. Kehamilan sekarang
Bila mulai merasa pergerakan anak, kalau kehamilan masih muda adakah
mual, muntah, sakit kepala, perdarahan, kalau kehamilan sudah tua adakah
bengkak di kaki atau muka, sakit kepala, perdarahan, sakit pinggang, dll.
7. Anamnesa keluarga
Adakah penyakit keturunan dalam keluarga, anak kembar atau penyakit
menular yang dapat mempengaruhi persalinan (TBC).
8. Kesehatan badan
Pernahkah sakit keras atau dioperasi, bagaimana nafsu makan, miksi, dan
defekasi.

6
Pemeriksaan
A. Pemeriksaan umum (status praesens)
Bagaimana keadaan umum penderita, keadaan gizi, kelainan bentuk badan,
kesadaran.
Adakah anemia, sianosis, ikterus, atau dyspneu.
Keadaan jantung dan paru-paru.
Adakah edema : edema dalam kehamilan dapat disebabkan oleh toxaemia
gravidarum atau oleh tekanan rahim yang membesar pada vena-vena dalam
panggul yang mengalirkan darah dari kaki, tetapi juga oleh defisiensi vitamin
B1, hipoproteinemia, dan penyakit jantung.
Reflex patella (negative pada defisiensi vitamin B1 dan penyakit urat syaraf).
Tekanan darah : tensi pada orang hamil tidak boleh mencapai 140 sistol atau
90 diastol. Juga perubahan 30 sistol dan 15 diastol diatas tensi sebelum hamil
menandakan toxaemia gravidarum.
Berat badan : walaupun prognosa kehamilan dan persalinan bagi orang gemuk
kurang baik dibandingkan dengan orang normal beratnya, dalam menimbang
seseorang bukan beratnya saja yang penting, tapi lebih penting lagi perubahan
berat setiap kali ibu itu memeriksakan diri. Berat badan dalam trimester ke III
tak boleh tambah lebih dari 1 kg seminggu atau 3 kg sebulan. Penambahan
yang lebih dari batas-batas tersebut diatas disebabkan oleh penimbunan
(retensi) air dan disebut pra edema.
Pemeriksaan laboratorium
- Urine : terutama diperiksa atas glukosa, zat putih telur, dan sedimen.
Adanya glukosa dalam urine orang hamil harus dianggap sebagai gejala
penyakit diabetes kecuali kalau kita dapat membuktikan bahwa hal-hal lain
yang menyebabkannya. Pada akhir kehamilan dan dalam nifas reaksi
reduksi dapat menjadi positif oleh adanya laktosa dalam urine. Zat putih
telur positif dalam urine pada nefritis, toxaemia gravidarum, dan radang
dari saluran kencing.
- Darah : perlu ditentukan Hb 3 bulan sekali karena pada orang hamil sering
timbul anemia karena defisiensi Fe. Selanjutnya perlu diperiksa reaksi
serologis (WR), golongan darah, dan kadar gula darah. Golongan darah
ditentukan supaya kita cepat dapat mencarikan darah yang cocok jika
penderita memerlukannya.
- Feses : diperiksa atas telur-telur cacing.

B. Status obstetri
Dibagi dalam : inspeksi, palpasi dan auskultasi.
1. Inspeksi
- Muka : adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata pucat atau
merah, adakah edema pada muka, bagaimana keadaan lidah, gigi.
- Leher : apakah vena terbendung di leher (misalnya pada penyakit jantung),
apakah kelenjar gondok membesar, atau kelenjar limfa membesar.

7
- Dada : bentuk buah dada, pigmentasi putting susu, dan gelanggang susu,
keadaan putting susu, adakah colostrum.
- Perut : perut membesar ke depan atau ke samping (pada ascites misalnya
membesar ke samping); keadaan pusat, pigmentasi di linea alba,
nampakkah gerakan anak atau kontraksi rahim, adakah striae gravidarum
atau bekas luka.
- Vulva : keadaan perineum, carilah varices, tanda Chadwick, condylomata,
fluor.
- Anggota bawah : cari varices, edema, luka, sikatriks pada lipat paha.
2. Palpasi
Maksudnya periksa raba ialah untuk menentukan :
Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
Menentukan letaknya anak dalam rahim.
Selain itu selalu harus diraba apakah ada tumor-tumor lain dalam rongga
perut, kista, mioma, dan limfa yang membesar.
Cara melakukan palpasi ialah menurut Leopold yang terdiri atas 4 bagian :
v Leopold I
o Kaki penderita ditekuk pada lutut dan lipat paha.
o Pemeriksa berdiri sebelah kanan penderita, dan melihat ke arah
muka penderita.
o Rahim dibawa ke tengah.
o Tingginya fundus uteri ditentukan.
o Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus.
Sifat kepala ialah keras, bundar, dan melenting.
Sifat bokong ialah lunak, kurang bundar, dan kurang melenting.
Pada letak lintang fundus uteri kosong.

v Leopold II
o Kedua tangan pindah ke samping.
o Tentukan dimana punggung anak. Punggung anak terdapat di fihak
yang memberikan rintangan yang terbesar, carilah bagian-bagian
kecil, yang biasanya terletak bertentangan dengan fihak yang
memberikan rintangan yang terbesar.
o Kadang-kadang disamping terdapat kepala atau bokong ialah pada
letak lintang.

8
v Leopold III

o Dipergunakan satu tangan saja.


o Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya.
o Cobalah apakah bagian bawah masih dapat digoyangkan.

v Leopold IV

o Pemeriksa berubah sikapnya ialah melihat ke arah kaki penderita.


o Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian bawah.
o Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam pintu atas
panggul, dan berapa masuknya bagian bawah ke dalam rongga
panggul.
o Jika kita rapatkan kedua tangan pada permukaan dari bagian
terbawah dari kepala yang masih teraba dari luar dan :
a. Kedua tangan itu convergent, hanya bagian kecil dari
kepala turun ke dalam rongga.
b. Jika kedua tangan itu sejajar, maka separuh dari kepala
masuk ke dalam rongga panggul.
c. Jika kedua tangan divergent, maka bagian terbesar dari
kepala masuk ke dalam rongga panggul dan ukuran terbesar
dari kepala sudah melewati pintu atas panggul.

Kalau pada kepala yang telah masuk ke dalam p.a.p kita masukkan tangan ke
dalam rongga panggul maka satu tangan akan lebih jauh masuk, sedangkan
tangan satunya tertahan oleh tonjolan kepala. Tonjolan kepala pada fleksi
disebabkan oleh daerah dahi, sedangkan pada letak defleksi oleh belakang
kepala. Kalau tonjolan kepala bertentangan dengan bagian kecil, maka anak

9
dalam letak defleksi. Leopold IV tidak dilakukan, kalau kepala masih tinggi.
Palpasi secara Leopold yang lengkap ini, baru dapat dilakukan kalau janin
sudah cukup besar kira-kira dari bulan VI ke atas.

Sebelum bulan ke VI biasanya bagian-bagian anak belum jelas, jadi


kepala belum dapat ditentukan begitu pula punggung anak. Sebelum bulan ke
VI cukuplah untuk menentukan apakah ada benda (janin) yang melenting ke
seluruhannya di dalam rahim (ballottement in toto). Ballottement di dalam
rahim boleh dianggap tanda kehamilan pasti. Sebelum bulan ke III uterus tak
dapat diraba dari luar dan untuk mencari perubahan dalam besarnya,
bentuknya, dan konsistensinya dilakukan toucher atau pemeriksaan dalam.

Perubahan yang dapat ditemukan pada kehamilan muda ialah :

Selaput lendir vulva dan vagina membiru ( Chadwick sign ).


Portio lunak.
Corpus uteri membesar dan lunak.
Kalau 2 jari dari tangan dalam diletakkan dalam fornix posterior dan
tangan satunya pada dinding perut depan diatas symphisis, maka
isthmus uteri sedemikian lunaknya, seolah-olah corpus uteri tidak
berhubungan dengan servix ( Hegar sign ).
Pada waktu pemeriksaan maka kadang-kadang corpus uteri yang lunak
itu menjadi lebih keras. Hal tersebut disebabkan karena timbulnya
kontraksi ( Braxton Hicks sign ).
Kadang-kadang teraba bahwa fundus uteri tak rata karena uterus lebih
cepat tumbuhnya di daerah implantasi telur ( Piskacek sign ).
Ballottement dari janin seluruhnya dapat dirasakan pada bulan 5 ke atas.
Selain dari palpasi Leopold selalu harus diraba juga apakah pada rahim
atau di dalam rongga perut ada pembengkakan yang abnormal
(mioma, kista, lien yang membesar, dll).

Pemeriksaan Tinggi Fundus Unteri untuk Perkiraan Usia Kehamilan menurut Spielberg.

12 minggu 1-2 jari diatas symphysis


16 minggu pertengahan antara symphysis dan pusat

10
20 minggu 3 jari dibawah pusat
24 minggu setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
36 minggu 3 jari di bawah proc xyphoideus
40 minggu pertengahan proc. xyphoideus dan pusat
Taksiran berat janin ditentukan berdasarkan rumus Johnson Toshack.
Perhitungan penting sebagai pertimbangan memutuskan rencana persalinan
secara spontan. Rumus tersebut :
Taksiran Berat Janin (TBJ) = (Tinggi fundus uteri (dalam cm) - N) x 155
N = 11 bila kepala masih berada di bawah spina ischiadika
N = 12 bila kepala masih berada di atas spina ischiadika
N = 13 bila kepala belum lewat PAP

3. Auskultasi
Dilakukan dengan stetoskop. Biasanya dipergunakan stetoskop monoaural
tetapi dapat juga dipergunakan stetoskop kepala atau dengan Doptone. Dengan
stetoskop dapat didengar bermacam-macam bunyi yang berasal :
a. Dari anak : bunyi jantung anak, bising tali pusat, dan gerakan anak.
b. Dari ibu : bising rahim, bunyi aorta, dan bising usus.

v Bunyi jantung anak


Baru dapat didengar pada akhir bulan ke V, walaupun dengan
ultrasound (doptone) sudah dapat didengar pada akhir bulan ke III.
Frekuensinya lebih cepat dari BJ orang dewasa ialah antara 120-
160/menit. Karena badan anak dalam kyphose dan didepan dada
terdapat lengan anak maka BJ paling jelas terdengar di punggung anak
dekat pada kepala. Pada presentasi biasa (letak kepala) tempat ini kiri
atau kanan dibawah pusat. Jika bagian-bagian anak belum dapat
ditentukan, maka BJ harus dicari pada garis tengah diatas symphysis.
Apakah yang dapat kita ketahui dari bunyi jantung anak :
Dari adanya bunyi jantung anak : tanda pasti kehamilan dan
anak hidup.
Dari tempat bunyi jantung anak terdengar : presentasi anak,
position anak (kedudukan punggung), sikap anak (habitus), dan
adanya anak kembar.
Kalau bunyi jantung terdengar kiri atau kanan di bawah pusat, maka
presentasinya kepala, kalau terdengar kiri kanan setinggi atau diatas
pusat, maka presentasinya bokong (letak sungsang). Kalau bunyi
jantung terdengar sebelah kiri, maka punggung sebelah kiri, kalau
terdengar sebelah kanan maka punggung sebelah kanan. Kalau
terdengar di fihak yang berlawanan dengan bagian-bagian kecil, sikap
anak fleksi. Kalau terdengar sefihak dengan bagian-bagian kecil, sikap
anak defleksi. Pada anak kembar bunyi jantung terdengar pada 2

11
tempat dengan sama jelasnya dan dengan frekuensi yang berbeda
(perbedaan lebih dari 10 / menit).
Dari sifat bunyi jantung anak : kita dapat mengetahui keadaan
anak. Anak yang dalam keadaan sehat bunyi jantungnya teratur
dan frekuensinya antara 120-160 per menit. Kalau bunyi
jantung kurang dari 120 / menit atau lebih dari 160 / menit atau
tidak teratur, maka anak dalam keadaan asfiksia (kekurangan
O2).
Pada persalinan lebih baik lagi kalau sifat bunyi jantung ini
dihubungkan dengan tekanan intrauterine seperti dilakukan oleh Hon
dan Caldeyro Barcia. Yang buruk ialah decelerasi, apalagi bila
berlangsung terus. Terutama waktu persalinan penting sekali bahwa
kita tidak saja mendengarkan ada atau tidaknya bunyi jantung, tetapi
juga menentukan sifatnya (cepat, lambat, tak teratur).
Cara menghitung bunyi jantung ialah dengan mendengarkan 3x5 detik.
Kemudian jumlah bunyi jantung dalam 3x5 detik dikalikan dengan 4.

C. Pemeriksaan Dalam
Biasanya dilakukan pemeriksaan dalam pada pemeriksaan pertama pada hamil
muda dan sekali lagi pada kehamilan 8 bulan untuk menentukan keadaan panggul.

Fungsi pemeriksaan dalam adalah


1. Menentukan bagian terbawah janin.
2. Kalau bagian yang terbawah adalah kepala dapat ditentukan posisi uuk, uub, dagu,
hidung, orbita dan mulut.
3. Kalau letak sungsang dapat teraba anus, sacrum dan tuber ischii.
4. Menentukan pembukaan serviks.
5. Mengevaluasi keadaan vagina, serviksa dan panggul.

Indikasi pemeriksaan dalam :


1. Jika pemeriksaan luar, kedudukan janin tidak dapat ditentukan.
2. Jika ada sangkaan kesempitan panggul atau CPD.
3. Jika persalinan tidak maju.
4. Untuk menentukan nilai pelvis :
Pendataran serviks.
Pembukaan serviks.
Konsistensi serviks.
Turunnya bagian terbawah janin menurut hodge.

12
Bidang Hodge dipelajari untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin
turun ke dalam panggul pada persalinan dan terdiri atas empat bidang:

1. Bidang Hodge I: bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas
simfisis dan promontorium.

2. Bidang Hodge II: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I terletak setinggi bagian
bawah simfisis.

3. Bidang Hodge III: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I dan II, terletak setinggi
spina ischiadica kanan dan kiri.

4. Bidang Hodge IV: bidang ini sejajar dengan bidang Hodge I, II, dan III, terletak
setinggi os coccygeus.

Pemeriksaan rontgen :
Baiknya dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum bulan ke
IV rangka janin belum nampak dan pada hamil muda pengaruh sinar rontgen terhadap
janin lebih besar.
Indikasi pemeriksaan rontgen :
Diperlukan tanda kehamilan pasti.
Letak anak tak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
Mencari sebab dari hidramnion (gemelli, anenchepal).
Untuk menentukan kehamilan kembar.
Untuk menentukan kematian anak dalam rahim.
Untuk menentukan kelainan anak (hydrochepalus, anenchepalus).
Untuk menentukan bentuk dan ukuran panggul

D. Pemeriksaan Panggul
Keadaan panggul terutama penting pada primigravida, karena panggulnya
belum pernah diuji dalam proses persalinan, sebaliknya pada multigravida anamnesa
mengenai persalinan yang gampang dapat memberikan keterangan yang berharga
mengenai keadaan panggul.

13
Pemeriksaan dilakukan dengan jari pada usia kehamilan 36 minggu. Pemeriksaan
dilakukan dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke jalan
lahir hingga menyentuh bagian tulang belakang/ promontorium. Lalu dihitung
jaraknya. Jarak minimal antara tulang kemaluan dengan promotorium adalah 11 cm
dibawah itu dikategorikan sebagai panggul sempit.

B. Pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan ginekologi adalah suatu prosedur klinik yang dilakukan secara bimanual
untuk menentukan atau mengetahui kondisi organ genitalia wanita, berkaitan dengan upaya
pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada bagian tersebut.
Keluhan utama pasien wanita yang pergi ke dokter ginekologi atau poli kandungan adalah :
1. Keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia.
2. Perdarahan pervaginam.
3. Tumor abdomen atau payudara.
4. Kehamilan.

Syarat pemeriksaan ginekologi


1. Dilakukan dalam ruangan tertutup untuk kepentingan privacy
2. Seorang asisten dokter (wanita) dan untuk anak perempuan ditemani dengan
ibunya.
3. Penerangan yang cukup disertai dengan peralatan pemeriksaan ginekologi
baku.

Perlengkapan pemeriksaan ginekologi baku


1. Meja periksa.
2. Lampu penerangan yang baik.
3. Kain penutup tubuh.
4. Sarung tangan.
5. Spekulum.
6. Cunam kapas.
7. Kateter.
8. Kapas sublimat / kapas disinfektan.
9. Gelas objek untuk pemeriksaan mikroskopik.
10. Spatula AYRE , cytobrush - alkohol 95% untuk pemeriksaan papaniculoau
11. Kapas lidi untuk pemeriksaan gonorrhoe, trichomonas, kandida.

14
12. Botol kecil dengan larutan fisiologis untuk pemeriksaan segar trichomonas
dan kandida.
13. Cunam porsio.
14. Sonde uterus.
15. Cunam biopsi , Mikro-kuret.

Posisi Penderita Pada Pemeriksaan Ginekologi :


1. Posisi Lateral : miring ke kiri dengan sendi lutut dan paha semi fleksi
2. Posisi Dorsal : Pasien berbaring telentang, Kedua sendi pada dan sendi lutut
semi fleksi. Kedua tungkai dalam keadaan saling menjauh satu sama lain sehingga
daerah perineum terpapar. Bokong pasien diganjal dengan bantal.
3. Posisi Lithotomi : Pasien berbaring pada meja pemeriksaan ginekologi.
Bagian belakang kedua sendi lutut disangga oleh penyangga kaki sehingga daerah
perineum terpapar.

Jenis dan luasnya pemeriksaan ginekologi tergantung pada sejumlah hal, namun selalu
meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Anamnesa medik
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan panggul
4. Pap Smear
5. Biakan
6. Pemeriksaan Rectal
7. Pemeriksaan Urine.
8. Pemeriksaan sediaan basah
9. Mammogram
10. Breast Self Examination
11. Konsultasi.
12. Perencanaan perawatan penderita.
13. Pembuatan rekam medis.

ANAMNESA MEDIK
1. Keluhan Utama
2. Riwayat penyakit

15
3. Medikasi
4. Riwayat obstetri-ginekologi
5. Riwayat haid
6. Riwayat kehamilan
7. Kontrasepsi
8. Riwayat seksual
9. Nutrisi / Gizi
10. Gaya Hidup
11. Perasaan (mood)

KELUHAN UTAMA
Alasan kunjungan dapat berupa kunjungan ginekologi rutin, ingin mendapatkan oral
kontrasepsi atau karena adanya vaginal discharge
Keluhan utama - KU hampir selalu dapat dituliskan dalam sebuah kalimat yang
merupakan jawaban atas pertanyaan :
Apa masalah ibu sehingga datang kepada saya hari ini ?
Letakkan Keluhan Utama pada status kunjungan dibagian paling atas sehingga
mudah dibaca dan tak terlupakan oleh saudara.

RIWAYAT PENYAKIT
Apa yang dirasakan mengganggu?
Sejak kapan?
Menetap, menjadi semakin berat atau ringan?
Hal apa yang meringankan atau memberatkan keluhan?
Kapan pemeriksaan medik terakhir.
Pada kunjungan lanjutan :
1. Apa masalah anda setelah bertemu dengan saya beberapa waktu yang lalu?
2. Bagaimana keadaan anda sekarang?
Pada kunjungan pertama perlu diperoleh keterangan atau riwayat mengenai masalah
medis, pembedahan atau alergi.
Di beberapa pusat pelayanan kesehatan tertentu, terdapat kebiasaan dimana sebelum
bertemu dengan dokter, pasien diminta terlebih dahulu untuk mengisi formulir yang berupa
daftar. pertanyaan. Pada saat bertemu dengan dokter, dokter akan mengklarifikasi jawaban
yang diberikan oleh pasien.

RIWAYAT MEDIS
Obat yang selalu diminum secara teratur oleh pasien.
Secara tidak langsung dapat menjelaskan perihal masalah kesehatan pasien secara
umum.
Sejumlah terapi dapat memberikan dampak obstetrik atau ginekologik ( terapi hormon
antibiotika)
Apakah sebelum ini , anda minum obat obat tertentu dari dokter lain ?

16
RIWAYAT OBSTETRI GINEKOLOGI
Jumlah kehamilan dan persalinan.
Riwayat haid.
Riwayat seksual.
Masalah ginekologi yang ada :
Kelainan hasil Pap smear,
Perdarahan pervaginam,
Penyakit menular seksual
dsb nya

RIWAYAT HAID
Catatan tentang periode haid.
Usia menarche regularitas haid durasi banyaknya jumlah perdarahan haid, PMS
(kejang haid, meteorismus, nyeri kepala), Dismenorea.
Catatan mengenai Periode Haid Terakhir :
HPHT_________
Usia Menarche______
Haid regular/irregular
Lama haid_____ hari

RIWAYAT KEHAMILAN
Keterangan mengenai jumlah dan riwayat kehamilan serta persalinan : G..P
G = jumlah kehamilan yang pernah dialami.
P = jumlah anak yang dilahirkan.
A = jumlah abortus.
Kebiasaan yang sangat baik untuk mengetahui nama masing-masing anak yang hidup
untuk personalisasi pelayanan, sebagai upaya untuk membahas hal-hal yang tidak terlampau
berat serta untuk mengurangi kecemasan pasien.

KONTRASEPSI
Menanyakan mengenai metode kontrasepsi dapat membuka topik diskusi mengenai
masalah seksual yang mengganggu pasien.
Kontrasepsi__________________________________
Bila pasien menjawab tidak, perlu dipertanyakan lebih lanjut mengapa hal itu
terjadi:
Pasien sudah tidak aktif dalam aktivitas seksual
Pasien mencari kepuasan dengan gaya hidup atau cara yang berbeda.
Pasien menginginkan kehamilan.
Pasien tidak menghendaki kehamilan tanpa alasan yang jelas.
Terdapat masalah disfungsi seksual pada pasien atau suaminya.

RIWAYAT SEKSUAL

17
Perlu atau tidaknya pertanyaan mengenai riwayat seksual secara terinci tergantung
pada keluhan utama dan situasi klinis tertentu.
Pada beberapa kasus, penjelasan mengenai riwayat seksual terinci tidak terlalu
penting dan dapat diabaikan.
Pada kasus lain, riwayat seksual secara terinci mutlak diperlukan dan pertanyaan
antara lain meliputi :
Usia hubungan seksual pertama kali.
Aktivitas seksual saat ini (vaginal, oral, anal, manual).
Frekuensi aktivitas seksual dan aktivitas seksual terahir.
Penggunaan peralatan pengaman hubungan seksual.
Jumlah pasangan seksual ( masa lalu dan sekarang)
Preferensi Sexual (laki atau wanita saja, laki dan wanita).
Disfungsi seksual (masalah libido, hasrat,nyeri lubrikasi, orgasmus).
Perhatian pasien terhadap masalah seksual.

NUTRISI
Perhatikan status gizi secara umum dengan mengukur tinggi dan berat badan
Untuk pasien dengan status nutrisi yang seimbang, pemberian suplemen nutrisi perlu
dipertimbangkan dengan baik.
Pada pasien yang menghendaki kehamilan diberikan asam folat 400 ug p.o perhari
Pertanyaan berikut diperkirakan dapat membantu dokter :
Bagaimana selera makan anda, seimbangkah gizi makanan anda ?"
apakah anda mengkonsumsi vitamin?"

GAYA HIDUP
Olah raga teratur perlu bagi kesehatan fisik dan psikis.
Olah raga harus cukup berat sehingga menyebabkan berkeringat, umumnya dilakukan
selama 20 menit beberapa kali seminggu.
Kebiasaan merokok, minum alkohol

MOOD PERASAAN
Depresi merupakan masalah yang sering dialami oleh wanita.
Berbicara dengan pasien dapat menilai bagaimana sebenarnya mood pasien.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik umum
1. Kesan umum : tampak sakit, kompos mentis, anemia, ikterus.
2. Kesadaran komunikasi personal - tekanan darah nadi frekuensi
nafas suhu badan.
3. Pemeriksaan jantung dan paru
Pemeriksaan paru :
Wheezing : asthma bronchiale ?
Penurunan suara nafas atau rhonci halus : pneumonia atau gagal jantung ?

18
Beberapa kelainan suara nafas akan hilang bila pasien diminta untuk batuk atau
menarik nafas panjang.
Dengarkan suara nafas paru kiri dan kanan. Asimetri dari suara nafas paru kiri
dan kanan mengarah pada kecurigaan adanya kelainan.

Perhatikan regularitas irama jantung.


Dengarkan suara jantung diatas katub aorta, pulmonal, tricuspid dan mitral : apakah
terdapat suara yang abnormal?
Kehamilan adalah suatu hyperdynamic state sehingga cenderung terdapat
peningkatan aliran darah melewati katub jantung yang dapat menimbulkan suara bising
jantung yang abnormal.
Bila terdapat kecurigaan, konsultasikan lebih lanjut pada dokter ahli penyakit jantung.

Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu ( kelenjar thyroid, kelenjar getah bening leher
dsb nya).
Banyak ahli ginekologi yang secara rutin memeriksa keadaan kelenjar tiroid (
pembesaran, pembengkakan, benjolan kecil)
Penyakit tiroid lebih sering mengenai wanita dan meningkat dengan semakin
bertambahnya usia.
Beberapa gangguan haid berkaitan dengan disfungsi tiroid.

PEMERIKSAAN KHUSUS GINEKOLOGI


Abdomen :
Inspeksi abdomen :

1. Pembesaran perut kearah depan yang berbatas jelas umumnya disebabkan


oleh kehamilan atau tumor.
2. Pembesaran perut kearah samping umumnya terjadi pada asites.
3. Striae, jaringan parut, peristaltik.
Palpasi abdomen :
1. Pasien diminta untuk mengosongkan kandung kemih dan atau rectum
terlebih dahulu.
2. Pasien diminta untuk berada pada posisi dorsal dan dalam keadaan santai.

19
3. Palpasi dilakukan dengan menggunakan seluruh telapak tangan berikut
jari-jari dalam keadaan rapat yang dimulai dari bagian hipochondrium
secara perlahan-lahan dan kemudian diteruskan kesemua bagian abdomen
dengan tekanan yang meningkat secara bertahap.
4. Melalui pemeriksaan ini ditentukan apakah :
5. Terdapat defance muscular akibat peritonitis atau rangsangan
peritoneum yang lain.
6. Apakah ada rasa nyeri tekan atau nyeri lepas.
7. Dengan tekanan yang agak kuat serta menggunakan sisi ulnar telapak
tangan kanan dilakukan pemeriksaan untuk mencari kelainan lain dalam
cavum abdomen.
8. Bila dijumpai adanya masa tumor dalam cavum abdomen, tentukan lebih
lanjut mengenai perkusi abdomen.
Perkusi abdomen :
Bila dijumpai adanya pembesaran perut, dengan perkusi dapat ditentukan
apakah pembesaran perut tersebut disebabkan oleh cairan bebas, udara
(meteorismus) atau tumor.
Auskultasi abdomen
Penting untuk menyingkirkan kemungkinan kehamilan (dengan mencari
denyut jantung janin).
Diagnosa ileus (paralitik atau hiperdinamik).
Menentukan pulihnya bising usus pasca pembedahan.

GENITALIA EKSTERNA
Inspeksi genitalia eksterna :
Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas

Keadaan vulva bagian luar:


Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
Terdapat ulkus, pembengkakan.
Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoe
Palpasi daerah genitalia eksterna

20
Vaginal toucher
Didahului dengan pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan permukaan vagina dan
servik serta fornix vaginae

Perabaan vagina :
Keadaan himen.
Keadaan introitus vaginae.
Keadaan dinding vagina.
Perabaan pada cavum Douglassi.

Perabaan servik :
dikerjakan secara sistematis untuk menentukan

Arah menghadap dan posisi dari porsio uteri.


Bentuk, besar dan konsistensi servik.
Keadaan kanalis servikalis (terbuka atau tertutup).

Perabaan corpus uteri


Letak
Bentuk
Besar
Konsistensi
Permukaan
Mobilitas dengan jaringan sekitarnya

Untuk melakukan evaluasi pada uterus, pemeriksaan dilakukan secara bimanual.


Perabaan uterus sulit dilakukan pada kasus:

21
Uterus retroversio fleksio, perabaan uterus agak sulit oleh karena pencekapan uterus
tak dapat berlangsung secara baik.
Pasien obese, evaluasi uterus secara palpasi sulit dilakukan.
Vesika urinaria yang terlampau penuh.

Perabaan adneksa dan parametrium:


Pemeriksaan adneksa dan parametrium baru dapat dilakukan bila palpasi uterus sudah
dapat dilakukan dengan baik.
Dalam keadaan normal, tuba falopii dan ovarium tak dapat diraba.
Tuba falopii dan ovarium hanya dapat diraba dari luar pada pasien kurus atau pada
tumor ovarium / kelainan tuba ( hidrosalphynx) yang cukup besar.

Pemeriksaan lain-lain :
Rectal toucher,
dikerjakan pada:

Pasien yang mengaku belum pernah bersetubuh


Kelainan bawaan (atresia himenalis atau atresia vaginalis)
Wanita diatas usia 50 tahun
Recto vaginal toucher :

Pemeriksaan rectovaginal dikerjakan untuk menilai keadaan septum rectovaginalis.


Penebalan dinding vagina dan infiltrasi karsiona rektum lebih mudah ditentukan dengan
pemeriksaan rectovaginal.

Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan diagnostik sederhana yang dapat dikerjakan secara poliklinis (di kamar periksa):

Sediaan basah :
Untuk melihat penyebab dari fluor albus
Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan KOH ,
kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop ( pemeriksaan benang
hyphae pada candida)
Ambil sedikit cairan vagina, letakkan pada gelas objek dan campur dengan NaCl
0.9% , kemudian tutup dengan gelas penutup , periksa dibawah mikrosokop (pemeriksaan
gerakan trichomonas dan vaginosis bakterial)

22
Pemeriksaan tambahan lain :
1. Ultrasonografi : dapat dikerjakan transabdominal atau transvaginal.
2. Histerosalfingografi : dengan pemberian cairan kontras, keadaan
cavum uteri , tuba falopii dapat diamati untuk melihat adanya patensi tuba
falopii.
3. Sonohisterografi : modifikasi pemeriksaan ultrasonografi dengan
memasukkan cairan kedalam cavum uteri sehingga keadaan cavum uteri dapat
dilihat.
4. Kolposkopi : digunakan untuk melihat servik secara langsung.
5. Histeroskopi : digunakan untuk melihat keadaan dalam cavum uteri
dan melakukan tindakan tindakan pembedahan tertentu.
6. Fern Tes : untuk melihat adanya ovulasi. Gambaran daun pakis pada
lendir servik menunjukkan adanya efek estrogen tanpa dipengaruhi
progeteron. Gambaran daun pakis tidak terlihat pada masa ovulasi.
7. Schiller tes : Untuk deteksi lesi prekanker. Lesi prakanker tidak
mengandung glikogen sehingga tak dapat menyerap larutan lugol yang
dibubuhkan.
8. Kuldosintesis : pemeriksaan untuk menentukan adanya cairan dalam
cavum douglassi.
9. Biopsi
Biopsi dapat dilakukan pada vulva-vagina atau servik
Pada endometrium biopsi dapat dilakukan dengan D & C atau
menggunakan metode kuretase fraksional.
10. Computed Tomography ( CT-scan)
Tehnik diagnostik dengan menggunakan bayangan 2 dimensi yang
memiliki resolusi tinggi.
11. Magnetic Resonance Imaging ( MRI)
Tehnik yang menggunakan absorsi dari pancaran gelombang radio
yang berasal dari perangkat Magnetic Resonance Imaging.

23
Daftar Pustaka

J.Leveno, Kenneth. 2009. Obstetric Williams. Jakarta: EGC.


Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
Prof. dr. Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Prof Sulaiman, Sastrawinata. 1983. Obstetri Fisiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjajaran. Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Sagung Seto.

24

Anda mungkin juga menyukai