2
PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT
DEFINISI Pemeriksaan USG menunjukkan taksiran berat janin <10 persentil sesuai usia
kehamilan pada kurva standar pertumbuhan.
Pertumbuhan janin terhambat (PJT) tidaklah sama dengan janin KMK (kecil masa kehamilan).
Sekitar 50-70% janin KMK adalah janin konstitusional kecil dengan pertumbuhan janin yang sesuai
dengan ukuran dan etnis ibu.
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London: CRC Parn. 2017 3
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. POGI-HKFM. 2016
EPIDEMIOLOGI
Terjadi 4-8% dari semua kehamilan di negara maju dan hingga 25% di negara
berkembang.
Berat bayi lahir <3 persentil menyebabkan risiko tinggi terhadap morbiditas perinatal, yaitu:
PH arteri umbilikal <7
Perdarahan intraventrikular derajat 3 dan 4
Gangguan pernafasan
Necrotizing enterocolitis (NEC)
Sepsis
4
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London: CRC Parn. 2017
ETIOLOGI
5
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London: CRC Parn. 2017
KLASIFIKASI
SIMETRIS ASIMETRIS
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016 6
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017
KLASIFIKASI (Berdasarkan waktu terdiagnosis)
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017 7
Nardoza LM et al. Fetal growth restriction : current knowledge. . Archives of Gynecology and Obstetric, 2017, 295 : 1061-1077
Jika terjadi pada awal kehamilan (fase Jika terjadi pada kehamilan lanjut (fase
hiperplapsia) PJT simetris jumlah hipertrofi) PJT asimetris ukuran sel
sel berkurang. berkurang.
Prognosis jelek. Prognosis lebih baik.
Penampilan klinis berupa proporsi tubuh Lingkaran perut kecil, skeletal dan
yang tampak normal. kepala normal.
Indeks ponderal normal. Indeks ponderal abnormal.
8
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. POGI-HKFM. 2016
PENAPISAN PJT
Penapisan PJT dapat dilakukan jika terdapat satu atau lebih tanda-tanda di bawah ini :
1. Gerak janin berkurang
2. TFU < 3 cm TFU normal sesuai usia kehamilan
3. Pertambahan berat badan < 5 kg pada usia kehamilan 24 minggu atau < 8 kg pada
usia kehamilan 32 minggu (untuk ibu dengan BMI < 30)
4. Taksiran berat janin < 10 persentil
5. HC/AC > 1
6. Volume cairan ketuban berkurang (ICA < 5 cm atau SDP < 2 cm)
9
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. POGI-HKFM. 2016
DIAGNOSIS
Pemeriksaan klinis:
• Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) secara serial akan meningkatkan
sensitifitas dan spesifisitas, sehingga dianjurkan pada kehamilan diatas usia 24
minggu.
• Jika terdapat risiko tinggi PJT, pemeriksaan USG merupakan modalitas utama
pada kelainan pertumbuhan janin.
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London: CRC Parn. 2017 10
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. POGI-HKFM. 2016
PEMERIKSAAN USG
Dilakukan pada minggu ke 16-20, kemudian dilakukan kembali minggu ke 32-34, dan minggu
ke 36-37.
Menentukan PJT dengan pengukuran biometri janin:
BPD (Bipariteral diameter)
EFW (Estimated fetal weight) tingkat pertumbuhan <1 cm dalam 2 minggu
Rasio HC (Head circumferrence) dan AC (Abdominal circuferrence)
Ambang Batas > 95%
FL (Femur length)
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016 11
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017
Indeks cairan amnion (ICA):
Penilaian indeks cairan amnion dapat diukur dengan mengukur skor 4 kuadran atau
pengukuran diameter vertikal kantong amnion yang terbesar.
Nilai prediksi oligohidramnion untuk PJT berkisar antara 79-100%.
Kemungkinan adanya kelainan bawaan yang dapat menyebabkan terjadinya
oligohidramnion (agenesis atau disgenesis ginjal) juga perlu diwaspadai.
ICA <5 cm dan indeks kantong amnion terdalam < 2 cm Oligohidramnion
12
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran. Pengelolaan Kehamilan dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. POGI-HKFM. 2016
DIAGNOSIS
(Pengukuran Doppler)
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman
BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill Education. 13
2016
PENATALAKSANAAN SUSPEK PJT
Terapi kasual
PJT (+)
PJT (-) USG berkala, fungsi dinamik
janin dan plasenta/profil
biofisika
CTG berkala
< 37 MG
> / 37 MG
USG Berkala
Pertumbuhan Pertumbuhan Pertumbuhan
CTG Berkala
berhenti lambat baik
Fetal Neonatus
Oligohidramnion Kelahiran iatrogenik/preterm
Non-reassuring fetal heart rate testeing (NRFHR)
Nilai APGAR yang rendah
Kematian fetus
Hipoglikemia
Asidosis
Sindrom hipervikositas
Kejang
Kematian
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017
15
KOMPLIKASI
Anak-anak
Keterlambatan perkembangan
Cerebral palsy
Gangguan bicara/membaca
Kelemahan belajar
Remaja : Hipertensi, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes mellitus tipe II, obesitas
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017 16
KELAINAN KONGENITAL JANIN
17
KELAINAN KONGENITAL JANIN
Kelainan kongenital mayor teridentifikasi selama kehamilan atau segera setelah lahir
pada 2-3% kehamilan.
Merupakan penyebab kematian neonatus sebesar 20% di Amerika Serikat, melebihi
persalinan preterm sebagai penyebab yang paling sering.
Diagnosis prenatal merupakan suatu cara untuk mengidentifikasi malformasi, kelainan
kromosom, dan kelainan genetik lainnya pada janin.
Diagnosis prenatal meliputi skrining rutin terhadap aneuploidi, defek tabung saraf, tes
invasif seperti chorionic villus sampling dan amniosintesis.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 18
Education. 2016
GANGGUAN MORFOLOGI
Penutupan inkomplit dari tabung saraf pada usia embrio 26-28 hari.
Prevalensi 1,4-2 dari 1000 kelahiran.
Defek tabung saraf merupakan penyebab kelainan kongenital kedua paling sering setelah kelainan
jantung, terjadi sekitar 0,9 dari 1000 persalinan.
Paparan lingkungan
• Diabetes – hiperglikemia
• Hipertermia
• Obat-obatan : asam valproat, carbamazepine, coumadin, thalidomide, efavirenz
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 21
Education. 2016
Anensefali dikarakteristikan sebagai tidak terdapatnya
struktur cranium dan telensefalon, dengan dasar tengkorak
dan orbita hanya dilapisi oleh stroma angiomatous.
Akrania adalah tidak terdapatnya cranium dengan
penonjolan jaringan otak.
Anensefali merupakan level akhir dari akrania.
Dapat didiagnosis pada akhir trimester pertama, dan dengan
visualisasi adekuat dapat didiagnosis pada trimester kedua
jika tidak dapat menampilkan diameter biparietal dapat
dicurigai anensefali / akrania.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 22
Education. 2016
Cephalocele adalah herniasi meningen melalui
defek pada cranium, khususnya berlokasi di
region midline occipital.
Encephalocele jika jaringan otak mengalami
herniasi melalui defek pada tulang tengkorak.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 23
Education. 2016
Spina bifida defek pada vertebra, khususnya
pada arkus dorsal, dan melibatkan meningen dan
Lemon Sign
spinal cord.
Angka kejadian sekitar 1 per 2000 kelahiran hidup.
Umumnya kasus open spina bifida defek
melibatkan kulit dan jaringan lunak.
Spina bifida dapat didiagnosis pada trimester kedua
kehamilan dengan pemeriksaan ultrasonografi
terdapat 2 karakteristik utama yaitu: lemon sign dan
banana sign.
Banana Sign
24
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill Education. 2016
PENCEGAHAN
Pasien dengan risiko tinggi defek tabung saraf diberikan asam folat 4 mg per hari
sebelum konsepsi hingga trimester pertama.
Risiko tinggi riwayat melahirkan anak sebelumnya dengan defek tabung saraf atau
jika wanita tersebut atau suami memiliki defek.
Pada pasien dengan risiko rendah diberikan asam folat 400 mcg per hari sebelum
konsepsi hingga trimester pertama untuk menurunkan risiko defek tabung saraf sebesar
80%.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 25
Education. 2016
DEFEK KROMOSOM
SINDROM DOWN
Risiko trisomi janin meningkat sesuai dengan
bertambahnya usia ibu (>35 tahun).
Trisomi 21
Mongoloid face
26
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017
SINDROM TURNER
Berghella V. Maternal-Fetal Evidence Based Guidelines Ed ke-3. London : CRC Parn. 2017 27
KELAINAN PLASENTA
28
KELAINAN PLASENTA
Bagian maternal disebut basal plate, terbagi menjadi celah yang membentuk bagian kecil
disebut kotiledon.
Bagian fetus disebut chorionic plate, tempat insersi tali pusat, biasanya dibagian tengah
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 29
Education. 2016
PEMERIKSAAN USG plasenta:
Gambaran homogen dengan ketebalan 2-4 cm, masuk kedalam kantong ketuban
Bagian retroplasenta merupakan area hipoekoik yang memisahkan miometrium dari
basal plate plasenta dengan ukuran <1-2 cm
Dilakukan pengukuran terhadap lokasi plasenta dan hubungannya dengan ostium uteri
internum
Pemeriksaan insersi tali pusat janin
Jumlah pembuluh darah tali pusat dihitung
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 30
Education. 2016
INDIKASI PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI PLASENTA
Indikasi Maternal Indikasi Janin dan Neonatus Indikasi Plasenta
Solusio plasenta • Berat lahir ≤10 atau ≥95 • Lesi yang tampak
Infeksi antepartum dengan risiko persentil secara makroskopis
janin • Anemia janin • Insersi tali pusat
Aloimunisasi Anti-CDE • Kematian janin atau neonatus marginalis atau
Seksio sesarea histerektomi • Kejang neonatus velamentosa
Oligohidramnion atau • Hidrops fetalis • Bentuk dan ukuran
polihidramnion • Infeksi atau sepsis plasenta abnormal
Demam atau infeksi peripartum • Kelainan kongenital mayor • Plasenta akreta
Persalinan preterm dan postterm atau abnormal karyotype • Tali pusat <32 cm atau
Trauma berat • Kehamilan multipel >100 cm
Gangguan sistemik • Still birth atau kematian • Lesi pada tali pusat
Perdarahan trimester akhir neonatal
dengan sebab tidak diketahui
Komplikasi kehamilan berulang
dengan sebab tidak diketahui
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 31
Education. 2016
VARIASI BENTUK DAN UKURAN
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 32
Education. 2016
Gambaran USG color Doppler
menunjukkan implantasi placental disc
terutama di posterior. Lobus
succenturiata berlokasi di dinding
anterior melintasi rongga amnion.
Pembuluh darah teridentifikasi sebagai
garis warna merah dan biru yang
berjalan melewati membrane ketuban
yang menghubungkan 2 bagian dari
plasenta tersebut.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 33
Education. 2016
Plasenta ekstrakoronial bagian perifer
plasenta tidak tertutupi lempeng korin lebih
kecil dari lempeng basal.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016 36
KALSIFIKASI PLASENTA
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 37
Education. 2016
TUMOR PLASENTA ( KORIOANGIOMA)
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill
Education. 2016 38
KELAINAN SELAPUT KETUBAN
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 39
Education. 2016
KELAINAN TALI PUSAT
Panjang tali pusat: Coiling
Panjang normal 40-70 cm, abnormal jika <32 cm Hypocoiling berkaitan dengan
atau >100 cm
kematian janin.
Panjang tali pusat dipengaruhi oleh volume cairan
amnion dan gerakan janin. Hypercoiling berkaitan dengan PJT
Tali pusat pendek berkaitan dengan PJT, kelainan dan asidosis janin intrapartum.
kongenital, distress intrapartum, dan 2x
meningkatkan risiko kematian.
Tali pusat panjang berkaitan dengan lilitan tali pusat
atau prolaps tali pusat dengan kelainan kongenital
dan berkaitan dengan kematian janin.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 40
Education. 2016
Jumlah pembuluh darah tali pusat
Single umbilical artery (SUA) insiden 0,63%
pada neonates hidup, 1,92% pada kematian
perinatal, dan 3% pada kehamilan kembar. Janin
dengan kelainan kongenital biasanya disertai
dengan SUA.
Fused umbilical artery gagalnya dua arteri
untuk terpisah selama perkembangan embriologi. Gambaran USG Doppler, SUA tampak
sebagai warna merah, melewati dinding
bladder sebelum bergabung dengan vena
umbilikal (biru).
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 41
Education. 2016
Insersi
43
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman BL, et al. Williams Obstetric ed ke 25. New York: McGraw Hill 43
Education. 2016
TERIMA KASIH