Anda di halaman 1dari 12

Reduksi & terminasi kehamilan

selektif
Gambaran umum
Reduksipersalinan
12-22% memiliki penyulit
selektif merupakan mekonium
intervensi
walau hanyauntuk
kehamilan sebagian kecil berujung
mengurangi jumlah pada
janin
mortalitas
misal janin menjadi kembar
quadruplet

Bila prosedur ini dilakukan pada kehamilan


dimana salah satu janin memiliki kondisi serius
maka istilahnya adalah terminasi selektif
Reduksi selektif
Reduksi fetus pada kehamilan multifetal atau multikorionik
dapat dipilih sebagai intervensi untuk meningkatkan
kesintasan fetus lainnya

Salah satu studi metaanalisis  kehamilan dengan reduksi


menjadi kembar dibandingkan manajemen ekspektatif
memiliki komplikasi maternal yang lebih rendah
(preeklamsia, kematian janin)

Efek psikologis dan ekonomi juga


dapat menjadi pertimbangan
tindakan ini

Ellison MA, Hall JE .Social stigma and compounded losses: quality-of-life issues for multiple-birth families. Fertil Steril.
Kandidat
Multichorionic triplet dan seterusnya

• Reduksi harus ditawarkan untuk kehamilan dengan tiga atau lebih


fetus
Pernyataan FIGO
Multiple pregnancy of an order of magnitude higher than twins involves great danger for the woman's
health and also for her fetuses, which are likely to be delivered prematurely with a high risk of either dying
or suffering damage" and "where such pregnancies arise, it may be considered ethically preferable to
reduce the number of fetuses rather than to do nothing

Ethical recommendations on multiple pregnancy and multifetal reduction. FIGO Committee for the Ethical Aspects of Human Reproduction and Women's Health. FIGO
Kandidat
Kehamilan dichorionic diamniotic twin
(DCDA)
• Reduksi dapat dipertimbangkan pada keadaan DCDA, khususnya bila
memenuhi indikasi medis (penyakit jantung, penyakit ginjal) atau obstetrik
seperti riwayat preterm atau insufisiensi serviks

Tanpa indikasi medis/obstetrik, reduksi kehamilan


DCDA kontroversial

Ethical recommendations on multiple pregnancy and multifetal reduction. FIGO Committee for the Ethical Aspects of Human Reproduction and Women's Health. FIGO
Teknik
• Reduksi kehamilan dapat dilakukan
transcervical, transabdominal atau transvaginal
• Transabdominal merupakan teknik termudah
• Reduksi dilakukan pada 10-13 minggu gestasi
karena kebanyakan abortus spontan telah terjadi
dan fetus cukup besar dinilai lewat USG

Prosedur dilakukan dengan injeksi 2-3 ml


Asistol biasa dalam 1
KCL pada cavitas thoraks fetus dengan jarum menit injeksi
22G spinal
Chen CH, Hsieh HC, Tsai HD, Chen TH, Chen M Cardiac tamponade: an alternative procedure for late feticide.
Follow up
.

• Terjadinya kram atau keluarnya cairan amnion mungkin terjadi


• Perdarahan vagina jarang terjadi maka harus dievaluasi untuk
mencari penyebab
• USG 1-2 minggu setelah prosedur dilakukan untuk
mengonfirmasi keadaan fetus tersisa
• Lakukan juga ultrasound untuk pertumbuhan fetus pada trimester 3
Terminasi selektif
Prosedur dimana salah satu fetus diterminasi karena memiliki
kelainan kongenital seperti kelainan genetik, struktural atau
pertumbuhan

Terminasi selektif awalnya merupakan pilihan pada pasien


dengan janin yang memiliki anomali nonletal untuk
memberikan kesintasan pada janin lain yang terganggu

Terminasi selektif sekarang


merupakan pilihan untuk orangtua
dengan janin yang memiliki anomali
letal

Cunningham, F.G et al. 2014. Selective reduction and termination. In: Williams Obstetrics. 24st edition. New York: Mc
Janin dikorionik
Waktu
Waktu kapan saja aman untuk terminasi selektif namun harus segera dilakukan
setelah keputusan untuk terminasi dibuat

Teknik
KCL diinjeksikan dalam cavitas thoraks (idealnya intrakardiak) serupa dengan reduksi selektif.
Digoksin dan lidokain juga dapat digunakan walau waktu untuk asistol lebih lama

Pascaprosedur
Dilakukan evaluasi 1 jam setelah prosedur untuk memastikan asistol

Cunningham, F.G et al. 2014. Selective reduction and termination. In: Williams Obstetrics. 24st edition. New York: Mc
Janin monokorionik
Waktu Pendekatan pada janin
monokorionik menggunakan
Luaran lebih baik bila dilakukan setelah 18 minggu gestasi open surgical procedure
(histerktomi), prosedur
Teknik endoskopi (Fetoskopi) dan
ultrasound guided techniques.
Teknik konvensional injeksi KCL dilakukan dengan Metode paling umum digunakan
asumsi plasenta multikorionik. Bila monokorionik adalah cord occlusion
maka terdapat potensi toksin juga masuk pada fetus
yang tidak ingin diterminasi

Cunningham, F.G et al. 2014. Selective reduction and termination. In: Williams Obstetrics. 24st edition. New York: Mc
Cord occlusion

Cord occlusion dapat dilakukan dengan berbagai cara


seperti bipolar, laser, fotokoagulasi, ablasi radiofrekuensi
atau ligase suture. Ablasi radiofrekuensi menjadi teknik yang
paling disukai namun teknik optimal masih belum ditemukan

Cunningham, F.G et al. 2014. Selective reduction and termination. In: Williams Obstetrics. 24st edition. New York: Mc
Graw Hill Medical Publising Division
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai