Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Kebidanan Persalinan dan BBL

“Deteksi Dini komplikasi/penyulit pada kala III dan


IV
persalinan ( Retensio Plasenta)”
Dosen Pengampu : Isrowiyatun Da’iyah, S.ST., M. Keb.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1


DITTA SHAFIRA P07124118183
FITRIAH P07124118197
HELDA P07124118201
MITHA DAYANTI P07124118213
NORHAYATI P07124118220
PUTU ANGRIANI P07124118228
SITI MUNAWAROH P07124118242
SRI MAHMETA P07124118244
A.  DEFINISI RETENSIO PLASENTA

 Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak


terpisah dan menimbulkan hemorrhageyang tidak
tampak, dan juga disadaripada lamanya waktu
yang berlalu antara kelahiran bayi dan keluarnya
plasenta yang diharapkan. Beberapa ahli
menangani setelah 5 menit kebanyakn bidan akan
menunggu satu setengah jam bagi plasenta
untuk keluar sebelummenyebutnya tertahan.
( varney 2007)
 Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum
lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30 menit
setelah bayi lahir.
B. JENIS RETENSIO PLASENTA
1. Plasenta adhesiva : implantasi yang kuat dari
jonjot korion plasenta sehingga menyebabkan
kegagalan mekanisme separasi fisiologis.
2. Plasenta akreta : implantasi jonjot korion
plasenta hingga memasuki sebagian lapisan
myometrium
3. Plasenta inkreta : implantasi jonjot korion
plasenta hingga mencapai /memasuki myometrium
4. Plasenta perkreta : implantasi jonjot korion
plasenta menembus lapisan otot hingga mencapai
lapisan serosa dinding uterus.
5. Plasenta inkarserata : tertahannya plasenta di
cavum uteri disebabkan oleh konstriksi ostium
uteri.
C. ETIOLOGI/PENYEBAB RETENSIO PLASENTA

1. Sebab Fungsionil
a. Kontraksi uterus/His kurang kuat
untuk melepaskan plasenta
(plasenta adhesiva )
b. Plasenta sukar terlepas karena

2. Sebab Patolog - Anatomis


a. Plasenta accrete

b. Plasenta increta

c. Plasenta percreta
 
D. TANDA DAN GEJALA RETENSIO PLASENTA
Gejala Separasi/akreta parsial Plasenta inkarserata Plasenta akreta

Konsistensi uterus Kenyal Keras Cukup

Tinggi fundus Sepusat 2 jari bawah pusat Sepusat

Bentuk uterus Discoid Agak globuler Discoid

Perdarahan Sedang-banyak Sedang Sedikit/tidak ada

Tali pusat Terjulur sebagian Terjulur Tidak terjulur

Ostium uteri Terbuka Konstriksi Terbuka

Separasi plasenta Lepas sebagian Sudah lepas Melekat seluruhnya

Syok Sering Jarang Jarang sekali ,kecuali


akibat inversio oleh
tarikan kuat pada tali
pusat
E. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. pemeriksaan pervaginam
3. Pemeriksaan Penunjang
4. Kenali Faktor Risiko

F. Penatalaksanaan Dan Penanganan Retensio Plasenta

1. Tindakan penanganan retensio plasenta bila


placenta tidak lahir dalam 30 menit sesudah
lahir, atau terjadi perdarahan sementara
placenta belum lahir, lakukan: Resusitasi,
Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam
500 ml larutan Ringer laktat atau NaCl 0.9%
sampai uterus berkontraksi, Brandt Andrews,
tindakan manual plasenta, dan Pemberian
antibiotika.
2. Retensio plasenta dengan separasi parsial

a. Tentukan jenis retensio yang terjadi karena


berkaitan dengan tindakan yang akan di ambil.
b. Regangkan tali pusat dan minta pasien untuk
mengedan
c. Pasang infus oksitosin 20 IU dalam 500 ML NS/RL
dengan 40 tetes per menit.
d. Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan plasenta
,lakukan manual plasenta secara hati-hati dan halus
e. Lakukan transfuse darah apabila diperlukan
f. Beri antibiotika profilaksis ( ampisilin 2 g IV/oral
metronidazole 1 g supositoria/oral).
g. Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan hebat
,infeksi, syok neurogenic.
3. PLASENTA INKARSERATA

a. Tentukan diagnosis kerja melalui anamnesis


,gejala klinik dan pemeriksaan.
b. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
c. siapkan infus oksitosin 20 IU dalam 500 mL
NS/RL dengan 40 tetes per menit
d. Bila prosedur anastesi tidak tersedia dan
serviks dapat dilalui cunam ovum, lakukan
maneuver sekrup
e. Pengamatan dan perawatan lanjutan meliputi
pemantauan tanda vital ,kontraksi uterus
tinggi fundus uteri danperdarahan
4. PLASENTA AKRETA
a. menentukan diagnosis ,stabilisasi pasien
dan rujuk ke rumah sakit rujukan karena
kasus ini memerlukan tindakan operatif.

5. Sisa Plasenta
a. melakukan pemeriksaan kelengkapan
plasenta setelah dilahirkan
b. Berikan antibiotika karena perdarahan
juga meruakan gejala metritis.
c. Lakukan eksplorasi digital ( bila seviks
terbuka ) dan mengeluarkan bekuan darah
atau jaringa
d. Bila kadar HB <8 g/dL berikan transfuse
darah
G. PROGNOSIS
PROGNOSIS TERGANTUNG DARI LAMANYA, JUMLAH DARAH
YANG HILANG, KEADAAN SEBELUMNYA SERTA EFEKTIFITAS
TERAPI.

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi :
a. Komplikasi yang berhubungan dengan transfusi
darah yang dilakukan.
a. Multiple organ failure yang berhubungan dengan
kolaps sirkulasi dan penurunan perfusi organ.
b. Sepsis

c. Kebutuhan terhadap histerektomi dan hilangnya


potensi untuk memiliki anak selanjutnya.
d. Perdarahan menyebabkan syok hemoragik yang
berakibat pada kematian.
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. M
INPARTU
KALA III DENGAN RETENSIO PLASENTA

 PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : 17 Oktober 2019
Pukul : 02.10 WITA
 
 PROLOG
Ibu hamil GIP0A0 datang ke RS Kenangan VK Bersalin pada hari
Kamis, 23 April 2019 pukul 10.00 WITA dengan keluhan
merasakan mules pada bagian perut bawah menjalar ke pinggang.
HPHT: 22-01-2019, TP: 25-10-2019. Pemeriksaan sebelumnya di
IGD Ponek KU baik, kesadaran kompos mentis, TD 110/70 mmHg,
P 21 x/menit, S 36,7OC.Palpasi TFU 3 jari bawah prx, punggung
kiri,pres-kep, sudah masuk PAP (Divergen 4/5) .DJJ 140
x/menit.HIS 2 x 10 selama 10-15 detik. Pembukaan 2 cm, portio
tebal lunak, selaput ketuban utuh. Hasil pemeriksaan laboratorium
sebelumnya Hb 11 gr%, reduksi protein urine (-), reduksi glukosa
urine (+). Ibu tidak pernah menderita penyakit degenerative
seperti hipertensi, DM, Asma, dan penyakit jantung.
 DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan perutnya terasa mules, senang akan
kelahiran bayinya, dan ibu merasa cemas ari-ari belum
keluar.
 
 DATA OBJEKTIF
Keadaan Umum baik, Kesadaran compos mentis, TD 120/80
mmHg, N 84x/menit,P 24 x/menit, S 36,7. Bayi lahir spontan
BK pervaginam pada tanggal 17 Oktober 2019 pukul 02.10
WITA. jenis kelamin laki-laki normal/tidak ada kelainan,
menangis spontan, kuat, kulit warna kemerahan, APGAR skor
8. Plasenta belum lahir, tidak teraba janin kedua, kontraksi
uterus teraba lemah, dan TFU setinggi pusat. Disuntikkan
oksitosin 10 IU IM 1 menit pertama setelah bayi lahir.
Setelah 15 menit tidak terlihat tanda-tanda pelepasan
plasenta kemudian dilakukan penyuntikan oksitosin 10 IU IM
kedua. Tinggi fundus sepusat, Uterus globuler, Kandung
kemih kosong, dan Plasenta belum lahir.
 
 ANALISA
P1A0 infartu kala III dengan retensio plasenta
 PENATALAKSANAAN
 Menjelaskan pada ibu ari-ari belum lahir dalam 30 menit tetapi sudah ada

salah satu tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu semburan darah.


 Menjelaskan pada ibu akan dilakukan tindakan pengambilan ari-ari daridalam

rahim secara manual dimana tangan penolong akan dimasukkankedalam


rahimnya.
 Jam 02.40 Wita dilakukan manual placenta oleh Bidan

 Mengganti sarung tangan dengan sarung tangan panjang.

 Lakukan kateterisasi kandung kemih, apabila klien tidak dapat berkemih

sendiri:
 Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih dengan benar.

 Cabut kateter setelah kandung kemih di kosongkan

 Jepit tali pusat dengan koher kemudian tegangkan tali pusat sejajar lantai

 Secara obstetric masukan tangan (Punggung tangan ke bawah) kedalam

vagina dengan menelusuri tali pusat bagian bawah.


 Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten untuk memegang

koher, kemudian tangan lain penolong menahan fundus uteri.


 Sambil menahan fundus uteri, masukan tangan kedalam kavum uterisehingga

mencapai tempat implantasi plasenta.


LANJUTAN …
 Buka tangan obstetric menjadi seperti memberikan salam (Ibu jari
merapatke pangkal jari telunjuk).
 Tentukan Implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah.
 Kemudian gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser
kecranial sehingga semua permukaan maternal plasenta dapat
dilepaskan
 Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasiulangan
 Pindahkan tangan luar ke supra simpisis untuk menahan uterus pada
saat plasenta dikeluarkan.
 Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik tali
pusatsambil tangan dalam menarik plasenta keluar (hindari percikan
darah).
 Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan.
 Lakukan sedikit pendorongan uterus (dengan tangan luar) ke dorso
kranial setelah plasenta lahir.
 Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang keluar.
Kontraksi uterus baik, TFU dan perdarahan.
 Pukul 02.50 Wita plasenta lahir manual, perdarahan ± 200 cc, TFU 2
jari bawah pusat, CUT baik, kandung kemih kosong
KESIMPULAN
 Berdasarkan uraian tersebut maka ada beberapa hal
yang dapat di simpulkan yaitu sebagai berikut.
Retensio plasenta adalah keadaan dimana plasenta
tidak lahir selama dalam waktu atau lebih dari 30
menit setelah bayi lahir. Ada dua keadaan yang
menyebabkan terjadinya retensio placenta yaitu :
1. Placenta belum lepas dari dinding rahim dikarenakan
placenta tumbuh melekat lebih dalam dan.
2. Placenta telah terlepas akan tetapi belum dapat
dikeluarkan. (masih ada sisa-sisa potongan plasenta
di rahim)
 Masalah yang terjadi akibat dari retensio plasenta
adalah perdarahan berakibat syok,anemia berat dan
infeksi bahkan kematian.

Anda mungkin juga menyukai