Disusun Oleh :
Kelompok 3
Nurul Magfirah P07124118227 Siti Russiana P07124118243
Rahmawati P07124118229 Sri Wahyu Achiry P07124118245
Resma Arianti P07124118231 Suli Tianingsih P07124118247
Riska Aulia P07124118233 Vera Cindy Andani P07124118253
Rizka Aulia P07124118235 Wahidatul Noor Laila P07124118255
Roinda Khoirotun Najah P07124118237 Yeni Muryani P07124118256
Sheila Yunia Anggini P07124118239 Devi Yulianti P07124117136
Disusun Oleh :
Kelompok 3
b. Etiologi
Menurut Dewi (2013), penyebab terjadinya miliariasis ini
adalah udara yang panas dan lembab serta adanya infeksi bakteri
staphylococcus.
Menurut Mumpuni (2016), penyebab terjadinya milliaria
adalah sebagai berikut.
1) Ventilasi udara kurang baik sehingga udara di dalam ruangan
menjadi panas dan lembap.
2) Bayi terkena panas atau demam.
3) Bayi terlalu banyak beraktivitas sehingga banyak mengeluarkan
keringat.
4) Pakaian yang memberi pengaruh gesekan yang kasar pada kulit.
5) Pakaian yang terlalu lembab dan ketat.
c. Patofisiologi
d. Klasifikasi
Menurut Mumpuni (2016), berdasarkan kedalaman
sumbatannya, milliaria dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1) Milliaria kristalina
Sumbatan yang terjadi di permukaan lapisan jangat atau
lapisan tanduk sehingga lokasinya dangkal sekali. Milliaria tipe
ini paling umum dan sering terjadi. Gejalanya adalah pada kulit
tubuh bayi yang sering keringatan akan tampak mengelupas,
kering, dan kesat. Gejala ini biasanya dipicu oleh panasnya
udara. Selain itu, muncul bintik-bintik berisi air kecil-kecil yang
mudah pecah karena lokasinya yang masih dangkal sekali.
g. Komplikasi
Menurut Manggiasih dan Jaya (2016), adapun komplikasi
dari Milliariasis adalah terjadi infeksi sekunder yang meliputi :
1) Impetigo
Impetigo adalah suatu penyakit menular. Impetigo adalah i
nfeksi kulit yang menyebabkan terbentuknya lepuhan-lepuhan
kecil berisi nanah (pustula). Impetigo paling sering menyerang
anak-anak, terutama yang kebersihan badannya kurang dan bisa
muncul di bagian tubuh manapun, tetapi paling sering ditemukan
di wajah, lengan dan tungkai.
2) Folikulitis
Folikulitis adalah peradangan yang hanya terjadi pada umbi akar rambut saja.
Berdasarkan letak munculnya, bisul jenis ini dapat dibedakan menjadi 2, yaitu
superficial atau hanya di permukaan saja dan yang letaknya lebih dalam lagi
disebut profunda.
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 20 Mei 2017
Pukul :14.00 WIB
IDENTITAS
1. IDENTITAS ANAK
Umur : 5 bulan
Umur : 36 th Umur : 39 th
Colomadu, Karanganyar.
PROLOG
Pada tanggal 20 Mei 2017 pukul: 14.00 WITA Ny.E datang ke BPM Bidan M, Ibu
mengatakan sudah 2 hari ini bayinya rewel dan pada daerah dahi tampak gelembung –
gelembung berisi cairan jernih serta pada daerah lipatan lutut sebelah kiri tampak
kemerahan.
DATA SUBJEKTIF
Alasan datang / keluhan utama: Ibu mengatakan sudah 2 hari ini bayinya rewel dan
pada daerah dahi tampak gelembung – gelembung berisi cairan jernih serta pada
daerah lipatan lutut sebelah kiri tampak kemerahan.
1. Riwayat Kesehatan
1. Imunisasi
3) DPT 2 : Belum
4) DPT 3 : Belum
7) Polio 3 : Belum
8) Polio 4 : Belum
2. Riwayat Penyakit yang lalu: Ibu mengatakan anaknya tidak pernah sakit berat,
operasi dan tidak pernah cidera.
3. Riwayat Penyakit sekarang: Ibu mengatakan anaknya tampak gelisah, ada
bintik–bintik berisi air pada daerah dahi dan kemerahan pada lipatan lutut
sebelah kiri.
4. Riwayat Penyakit keluarga: Ibu mengatakan dari keluarganya maupun dari
keluarga suaminya tidak ada yang menderita penyakit menular ( TBC, hepatitis )
ataupun penyakit menurun ( hipertensi, asma, DM ).
2. Riwayat Sosial
1. Nutrisi
Sebelum sakit
Nutrisi yang diberikan: ibu mengatakan bayinya diberikan ASI saja dengan
frekuensi ± 12x/hari.
Selama sakit
Nutrisi yang diberikan: ibu mengatakan bayinya menyusu ASI saja telah
berkurang dengan frekuensi ± 8x/hari.
2. Istirahat / Tidur Sebelum sakit
1) Tidur siang : Ibu mengatakan ± 6 jam
Ibu mengatakan bayinya mandi 2x/hari (air hangat), ganti pakaian dan popok
saat kotor/basah, setelah BAB/BAK dibersihkan menggunakan tissue basah
serta menggunakan pempers saat bepergian saja.
4. Aktifitas
Sebelum sakit
sehari, konsistensi warna kuning, bau khas feses, dan tidak lembek.
Selama sakit
DATA OBYEKTIF
Status Generalis
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
: Suhu : 36,70C
4. BB / TB : 7500 gram / 54 cm
5. LK / LD : 43 cm / 40 cm
6. LLA : 11 cm
Pemeriksaan Sistematis
dada
4. PELAKSANAAN
Disusun Oleh :
Kelompok 3
B. Etiologi Obstipasi
Obstipasi pada anak dapat disebabkan oleh hal-hal berikut :
1. Kebiasaan makan
Obstipasi dapat timbul bila feses terlalu kecil untuk
membangkitkan keinginan untuk buajng air besar. Keadaan ini terjadi
akibat kelaparan, dehidrasi dan mengkonsumsi makanan yang
mengandung selulosa.
2. Hipotiroidisme
Obstipasi merupakan grejala dari dua keadaan, yaitu kreatinisme
dan myodem yang menyebabkan tidak cukupnya eksresi hormon tiroid
sehingga semua proses metabolisme berkurang.
3. Keadaan-keadaan mental
Faktor kejiwaan memegang peran penting terhadap terjadinya
obstipasi, terutama depresi berat yang tidak memperdulikan
keinginannya untuk buang air besar. Biasanya terjadi pada anak usia
1-2 tahun. Jika pada anak usia 1-2 tahun pernah mengalami buang air
besar yang keras dan terasa nyeri, maka mereka cenderung tidak mau
buang air besar untuk beberapa hari, bahkan beberapa minggu sampai
beberapa bulan sesudahnya karena takut kembali mengalami nyeri.
Dengantertahannya feses dalam beberapa hari/minggu/ bulan, maka
akan mengakibatkan kotoran menjadi keras dan lebih terasa nyeri,
sehingga anak menjadi semakin malas buang air besar. Kondisi anak
dengan keterbelakangan mental juga merupakan penyebab terjadinya
obstipasi karena anak sulit dilatih untuk buang air besar.
4. Penyakit organik
Obstipasi bisa terjadi dengan berganti-ganti dengan diare pada
kasus krasinoma kolon dan dipertikulitis. Obstipasi ini terjadi bila
terasa nyeri saat buang air besar dan sengaja dihindari seperti pada
fistula ani atau wasir yang mengalami thrombosis.
5. Kelainan kongenital
Adanya penyakit seperti atresia, stenosis, megakolon,
aganglionik, congenital ( penyakit hiris chsprum ), obstruksi, bolus
usus ileus mekonium, atau sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai
terjadi pada neonatus yang tidak mengeluarkan mekonium dalam 36
jam pertama.
6. Penyebab lain
Penyebab lain adalah diet yang salah, tidak mengonsumsi
makanan yang mengandung serat selulosa sehingga bisa mendorong
terjadinya peristaltik atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit,
ketika anak masih kekurangan cairan.
E. Jenis-Jenis Obstipasi
1. Obstipasi akut
Yaitu rektum tetaap mempertahankan tonusnya dan defekasi
timbul secara mudah dengan stimulasi slaksatif, suporitoria atau
enema.
2. Obstipasi kronik
Yaitu rektum tidak kosong dan dindingnya mengalami peregangan
berlebih secara kronik, sehingga tambahan feses yang datang mencapai
tempat ini tidak menyebabkan rektum meregang lebih lanjt. Reseptor
sensorik tidak memberikan respon pada dinding rektum lebihh lanjut,
flaksid dan tidak mampu untk berkontraksi secara efektif.
3. Obstipasi total
Memiliki ciri khas tidak keluarnya feses atau flatus dan pada
pemeriksaan colok dubur didapat rektum yang kosong, kecuali jika
obstruksi terdapat pada rektum
4. Obstipasi parsial
Memiliki ciri pasien tidak dapat buang air besar selama beberapa
hari, tetapi kemudian dapat mengeluarkan feses didertai gas. Keadaan
obstruksi parsial kurang darurat darii pada obstruksi total.
ASUHAN KEBIDANAN OBSTIPASI
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdomen standar seperti infeksi, auskultasi,
perekusi, dan palapasi untuk melihat apakah ada massa abdomen nyeri
abdomen dan adanya distensi kolon. Obstruksi usus pada fase lanjut
tidak terdengar bising usus. Pemeriksaan region femoral dan inguinal
untuk melihat apakah ada hernia atau tidak.
Obstruksi kolon bisa terjadi akibat hernia inguinal kolo signoid.
Pemeriksaan rektal tissae ( colok dubur ) untuk mengidentifikasi
kelainan rektum yang mungkin menyebabkan obtruksi dan
memberikan gambaran tentang isi rektum.
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada bayi yang
menderita obstipasi adalah : pemeriksaan Hemoglobin, pemeriksaan
urine dan pemeriksaan penunjang lain yanng dianggap perlu.
4. Pencitraan
Pencitraan dengan CT Scan, USG, X rays dengan atau tanpa bahan
kontras. Pencitraan untuk melihat apakah ada dilatasi kolon. Dilatasi
kolon tanpa udara emnandakan obstruksi total dan dilatasi kolon
dengan terdapat udara menandakan partial obstruksi parsial. Pencitraan
ini dapat digunakan untuk menentukan letak obstruksi dan penyebab
obstruksi.
5. Pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan elektrolit darah
(mengetahui dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit), hematokrit
(apakah ada anemia yang dihubungkan dengan perdarahan usus
misalnya akibat neoplasma), hitung leukosit (mengetahui infeksi
usus). Endoskopi untuk melihat bagian dalam kolon dan menentukan
sebab obstipasi.
Adapun komplikasi yang terjadi pad penderita obstipasi adalah
sebagai berikut :
1. Perdarahan
2. Ulserasi
3. Obsttruksi parsial
4. Diare intermiten
5. Distensi kolon akan mehilang jika ada sensasi peregangan rektum
yang mengawalil proses defekasi
2. Penatalaksanaan
a. Mencari penyebab obstipasi
b. Menegakkan kembali kebiasaan defekasi yang normal dengan
memperhatikakn gizi, tambahan cairan dan kondisi psikis.
c. Pengosongan rektum dilakukan jika tidak ada kemajuan setelah
dianjurkan untuk menegalkkan kembalikebiasaan defekasi
pengosongan rektum bisa diulakukan dengan didimpaksi digital,
enema minyak zaitun dan laktasif.
ASUHAN KEBIDANAN DENGAN OBSTIPASI PADA BAYI NY. N
UMUR 5 HARI DI PMB BIDAN E
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 31 Mei 2017
Jam : 08.00 WITA
Tempat : PMB Bidan E
IDENTITAS
a. Bayi
Nama : By. Ny N
Umur : 5 hari
Tanggal lahir : 26 mei 2017
Jam lahir : 20.00 WITA
Jenis kelamin : Perempuan
b. Orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. N Nama : Tn. S
Umur : 21 Tahun Umur : 28 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Jawa Suku : Jawa
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Bobotsari Alamat :Bobotsari
PROLOG
Pada tanggal 31 Mei 2017 Pukul 08.00 WITA Ny.N datang ke PMB Bidan
E Bersama suami dan Bayi nya. Ny.N mengeluhkan bayi nya belum BAB.
SUBJEKTIF
Keluhan
Ibu mengatakan bayinya belum BAB.
Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan ibu
a. Riwayat kesehatan ibu yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti :
1) Penyakit menular : TBC, Hepatitis, HIV/AIDS , GO, Sipilis
2) Penyakit menerus : Asma , Diabetes Melitus
3. Riwayat obstetri
a. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu : Tidak ada
b. Riwayat Kehamilan sekarang
HPHT 19 agustus 2016
1) Trimester I
a) Frekuensi ANC 2x di PMB bidan E
b) PP test (+) diperiksa sendiri tanggal 10 september 2016
c) Keluhan/masalah : Mual dan muntah
d) Obat/suplementasi : Vitamin C, Fe, B6
e) Imunisasi TT : Tidak ada
f) Nasehat/ penkes yang didapat: Istirahat cukup
g) Obat yang diminum : Tidak ada
2) Trimester II
a) Frekuensi ANC 1x di Bidan
b) Gerakan janin pertama kali dirasakan pada saat kehamilan 5
bulan
c) Gerakan janin sehari kurang lebih 9x dalam 12 jam
d) Keluhan/ masalah: Tidak ada
e) Obat/suplementasi : Vitamin C, Fe, Kalsium
f) Imunisasi TT : Tidak ada
g) Nasehat/penkes yang didapat : Gizi yang baik bagi ibu
hamil
3) Trimester III
a) Frekuensi ANC 2x di Bidan
b) Keluhan/masalah : Tidak ada
c) Obat/suplementasi : Vitamin C, Fe
d) Imunisasi TT : Tidak ada
e) Nasehat/penkes yang didapat : Persiapan persalinan, tanda-
tanda persalinan
c. Riwayat persalinan sekarang
Mula-mula ibu merasakan kencang kencang tanggal 26 mei
2017 jaam 06.00 WITA. Frekuensi 3x dalam 10menit, sifat kuat
dan teratur. Mengeluarkan cairan berupa lendir darah 26 mei 2017
jam 19.30 WITA, warna jernih bercampur darah, bau khas, jumlah
sedikit.
Datang ke bidan E 26 mei 2017 jam 07.00 WITA. Hasil
pemeriksaan TD : 120/80 mmHg, HB 11 gr% . Pemeriksaan
dalam : Vulva dan uretra tidak oedem, porsio tipis, pembukaan 3
cm, selaput ketuban (+), preskep.
2) Lama persalinan
Kala I : 11 jam
Kala II : 40 menit
Kala III : 20 menit
Kala IV : 2 jam
3) Perdarahan persalinan
Kala I : - cc
Kala II : 50 cc
Kala III : 75 cc
Kala IV : 75 cc
4) Keadaan placenta
Jumlah kotiledon : Lengkap kurang lebih 20 buah
Diameter : Kurang lebih 20 cm
Insersi tali pusat : Normal
d. Riwayat perkawinan
1) Status perkawinan sah
2) Usia perkawinan 2 tahun
3) Hubungan dengan suami baik
e. Riwayat imunisasi
Imunisasi yang sudah diberikan pada bayi HB1 1 x 7
5) Istirahat
Tidur malam : 7-8 jam per hari
Tidur siang : 2 jam per hari
Keluhan : Tidak ada
Bayi
1) Intake Asi, frekuensi 6x, volume25ml
2) Eliminasi
a) Miksi keluar 4x sehari , keluar pertama tanggal 26 Mei
2017 jam 21.00 wita, warna jernih kekuningan , bau khas,
konsistensi cair
b) Mekonium keluar 1x sehari, keluar tanggal 26 mei 2017
warna kuning, konsistensi cair
3) Aktifitas
Bayi menangis kuat dan tidur
4) Istirahat
Tidur 17 jam sehari
g. Data psikososial, kultural, sosial, ekonomi dan lingkungan yang
berpengaruh
1) Kelahiran ini diharapkan/ tidak oleh ibu dan suami : Sangat
diharapkan
2) Respon dan dukungan keluarga terhadap kelahiran ini : Senang
dan mendukung
3) Mekanisme koping (pemecahan masalah) : Dengan cara
kekeluargaan
4) Ibu tinggal bersama suami
5) Hewan peliharaan tidak ada
6) Pengambilan keputusan utama dalam keluarga apabila ada
masalah oleh suami dengan melaui musyawarah kekeluargaan
7) Penghasilan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
8) Praktik agama yang berhubungan dengan pengasuhan anak :
ibu taat beribadah sesuai ajaran agama islam
9) Tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan anak : ibu belum
tahu cara merawat bayi sehari-hari
10) Kondisi tempat tinggal keluarga : lingkungan sehat dan bersih
OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum baik, denyut jantung : 146x/menit, pernapasan :
48x/menit, suhu : 36,6x/menit.
Antropometri
Berat Badan : 3.300 gram
Panjang Badan : 47 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar Perut : 34 cm
LILA : 11 cm
Pemeriksaan fisik
1. Kepala
Bentuk : Mesochepal
Sutura : Terpisah
Frontola Anterior : Datar
Frontola Posterior : Datar
Caput Succedaneum : Tidak ada
Cephal Hematom : Tidak ada
Distribusi Rambut : Tebal
Warna Rambut : Hitam
2. Kullit
Warna : Kemerahan
Turgor : Ada
Verniks Caseosa : Tidak ada
Milia : Tidak ada
Lanugo : Ada
Tanda lahir : Tidak ada
3. Muka
Warna : Kemerahan
Oedem : Tidak ada
Tanda lahir : Tidak ada
4. Mata
Letak :Simetris
Bentuk : Normal
Sekret : Tidak ada
Konjungtiva : Merah muda
Sklera : Putih
5. Hidung
Bentuk : normal
Sekret : tidak ada
6. Mulut
Warna : merah muda
Lidah : bersih
Bentuk : simetris
7. Tellinga
Bentuk : simetris
Tulang rawan : lunak
Sekret : tidak ada
8. Leher
pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
pembendungan vena jugularis : tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
kaku kuduk : tidak ada
9. Dada dan Aksila
Letak :Simetris
Retraksi dada : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
10. Perut
Bentuk kembung, tali pusat tidak ada perdarahan, peristaltik kurang,
pembesaran hepar dan lien tidak ada.
11. Punggung
Bentuk tulang belakang normal, spina bifida tidak ada.
12. Ektremitas
a. Atas : Gerakan aktif, jumlah jari lengkap 10 jari, warna merah
muda.
b. Bawah : gerak aktifjumlah jari lengkap 10 jari, warna merah muda
13. Genetalia
Wanita bagian labiya mayora sudah mulai menutup labia minora,
uretra, sekret.
14. Anus
Berlubang
15. Reflek
a. Reflek moro : baik
b. Reflek rootimg : baik
c. Reflek sucking : baik
d. Reflek swallowing : baik
e. Reflek walking : baik
f. Refleks babinski : baik
g. Reflek grasping : baik
h. Reflek tonic neck : baik
Diagnosa Kebidanan
Bayi Ny. N umur 5 hari dengan obstipasi
Data Dasar
Data Subjektif :
Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 26 mei 2017 jam 20.00 WITA
melalui persalinan normal dan berat badan 3.300 gram, ibu
mengatakan umur kehamilannya sudah cukup bulan pada saat
anaknya lahir.
Data Objektif :
a. Pemeriksaan umum :
Kondisi umum baik, detak jantung 146x/menit, suhu 46,60C
b. Antropometri
c. Berat Badan : 3.300 gram
d. Panjang Badan : 47 cm
e. Lingkar Kepala : 34 cm
f. Lingkar Dada : 33 cm
g. Lingkar Perut : 34 cm
h. LILA : 11 cm
V. PERENCANAAN
Tanggal 6 april 2017 jam 07.10 WITA
1. Menganjurkan ibu memberikan ASI Ekslusif
2. Anjurkan ibu makan-makanan yang berserat
3. Berikan terapi obat
4. Jaga kehangatan bayi
5. Observasi eliminasi istirahat
6. Rawat tali pusat
7. Jaga personal hygiene
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 6 april 2017 jam 08.10 WITA
1. Pukul 08.10 WITA menganjurkan ibu memberikan ASI
Ekslusif yaitu setiap bayi haus atau lapar
2. Pukul 08.15 WITA menganjurkan ibu makanmakanan yang
berserat seperti sayur dan buah buahan
3. Pukul 08.25 WITA menjaga kehangatan bayi dengan bayi
dalam keadaan dibedong
4. Pukul 08.30 WITA mengobservasi eliminasi dengan
menghitung frekuensi BAB dan BAK
5. Pukul 08.35 WITA melakukan perawatan tali pusat dengan
menggunakan kasa DTT tanpa dibungkus atau diberi obat
6. Pukul 08.40 WITA mrnjaga personal hygiene bayi debgab cara
membersihkan tempat tidur serta mengganti kebersihan pakaian
dan bedomgnya
7. Pukul 08.45 WITA mengkonsulkan bayi kedokter anak untuk
pemberian mikrolak 1 kali sehari dengan dosis 5ml.
VII. EVALUASI
Tanggal 26 april 2017
1. Pukul 08.50 WITA ibu sudah mau memberikan ASI Eksklusif
2. Pukul 08.55 WITA ibu sudah kmau makan makanan yang
berserat
3. Pukul 09.00 WITA bayi sudah diberikan obat mikrolak
4. Pukul 09.05 WITA bayi dalam keadaan dibedong dan
diselimuti
5. Pukul 09.10 WITA bayi sudah BAK dan BAB
6. Pukul 09.15 WITA tali pusat bersih dan tidak ada perdarahan
7. Pukul 09.20 WITA tempat tidur sudah dibersihkan, pakaian
bayi dan bedong sudah diganti
8. Pukul 09.25 WITA bayi sudah dikonsultasikan dan diberikan
obat mikrolak oleh dokter
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA, dan APS
SINDROM KEMATIAN MENDADAK
Disusun Oleh :
Kelompok 3
E. Gejala
Tidak ada gejala yang mendahului terjadinya SIDS
F. Diagnosa
SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang tampaknya sehat tiba-tiba
meninggal dan hasil otopsi tidak menunjukkan adanya penyebab
kematian yang jelas. Semakin banyak bukti bahwa bayi dengan resiko
SIDS mempunyai cacat fisiologik sebelum lahir. Pada neonatus dapat
di temukan nilai apgar yang rendah dan abnormalitas control respirasi,
denyut jantung dan suhu tubuh, serta dapat pula mengalami retardasi
pertumbuhan pasca natal. SIDS didiagnosis jika seorang bayi yang
tampaknya sehat tiba-tiba meninggal dan hasil otopsi tidak
menunjukkan adanya penyebab kematian yang jelas
G. Pengobatan
Orang tua yang kehilangan anaknya karena SIDS memerlukan
dukungan emosional. Penyebab kematian anaknya tidak diketahui,
sehingga mereka seringkali merasa bersalah. Mungkin ada baiknya
jika orang tua merencanakan untuk memiliki anak lagi.
H. Pencegahan
Angka kejadian SIDS telah menurun secara berarti (hampir
mendekati 50%) sejak para orang tua dianjurkan untuk menidurkan
bayinya dalam posisi terlentang atau miring (terutama ke kanan).
1. Selalu letakkan bayi Anda dalam posisi terlentang ketika ia sedang
tidur, walaupun saat tidur siang. Posisi ini adalah posisi yang paling
aman bagi bayi yang sehat untuk mengurangi risiko SIDS.
2. Jangan pernah menengkurapkan bayi secara sengaja ketika bayi
tersebut belum waktunya untuk bisa tengkurap sendiri secara alami.
3. Gunakan kasur atau matras yang rata dan tidak terlalu empuk.
Penelitian menyimpulkan bahwa risiko SIDS akan meningkat drastis
apabila bayi diletakkan di atas kasur yang terlalu empuk, sofa, bantalan
sofa, kasur air, bulu domba atau permukaan lembut lainnya.
4. Jauhkan berbagai selimut atau kain yang lembut, berbulu dan lemas
serta mainan yang diisi dengan kapuk atau kain dari sekitar tempat
tidur bayi Anda. Hal ini untuk mencegah bayi Anda terselimuti atau
tertindih benda-benda tersebut.
5. Pastikan bahwa setiap orang yang suka mengurus bayi Anda atau
tempat penitipan bayi untuk mengetahui semua hal di atas. Ingat setiap
hitungan waktu tidur mengandung risiko SIDS.
6. Pastikan wajah dan kepala bayi Anda tidak tertutup oleh apapun
selama dia tidur. Jauhkan selimut dan kain penutup apapun dari hidung
dan mulut bayi Anda.
7. Pakaikan pakaian tidur lengkap kepada bayi Anda sehingga tidak perlu
lagi untuk menggunakan selimut. Tetapi seandainya tetap diperlukan
selimut sebaiknya Anda perhatikan hal-hal berikut ini: Pastikan kaki
bayi Anda berada di ujung ranjangnya, Selimutnya tidak lebih tinggi
dari dada si bayi,Ujung bawah selimut yang ke arah kaki bayi, Anda
selipkan di bawah kasur atau matras sehingga terhimpit.
8. Jangan biarkan siapapun merokok di sekitar bayi Anda khususnya
Anda sendiri. Hentikan kebiasaan merokok pada masa kehamilan
maupun kelahiran bayi Anda dan pastikan orang di sekitar si bayi tidak
ada yang merokok.
9. Jangan biarkan bayi Anda kepanasan atau kegerahan selama dia tidur.
Buat dia tetap hangat tetapi jangan terlalu panas atau gerah. Kamar
bayi sebaiknya berada pada suhu yang nyaman bagi orang dewasa.
Selimut yang terlalu tebal dan berlapis-lapis bisa membuat bayi Anda
terlalu kepanasan.
10. Saat ia tidur. Jangan pernah ditinggal-tinggal sendiri untuk waktu yang
cukup lama.
I. Penatalaksanaan
1. Bantu orang tua mengatur jadwal untuk melakukan konseling.
2. Berikan dukungan dan dorongan kepada orang tua,biarkan orang tua
mengungkapkan rasa dukanya.
3. Berikan penjelasan mengenai SIDS, beri kesempatan pada orang tua
untuk mengungkapkan pertanyaan mereka.
4. Beri pengertian pada orang tua bahwa perasaan yang mereka rasakan
adalah hal yang wajar.
5. Beri keyakinan pada sibling (jika ada) bahwa mereka tidak bersalah
terhadap kematian bayi tersebut, bahkan jika mereka sebenarnya juga
mengharapkan kematian dari bayi tersebut.
6. Jika kemudian ibu melahirkan bayi lagi, beri dukungan pada orang tua
selama beberapa bulan pertama paling tidak sampai melewati usia bayi
yang meninggal sebelumnya.
KASUS SEMU SINDROM BAYI MENINGGAL MENDADAK
PROLOG
Ny. M melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki di PMB bidan B pada tanggal 06
Oktober 2019 dengan berat 2700 gram dan PB 47 cm.
Bayi Ny.M tidur telungkup di malam hari kemudian tidak bangun lagi hingga pagi dan
bayi ditemukan dalam keadaan kaku, tubuh dan ujung kuku bayi terlihat kebiruan/pucat,
nadi tidak teraba, dan bayi juga tidak terlihat bernapas.
A. DATA SUBYEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Bayi
Nama Ny. M
Umur 35 th
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga
Pendidikan SMA
Alamat Komplek Bukit Permata Indah
c. Identitas Ayah Bayi
2. Keluhan Utama
Bayi tidur telungkup di malam hari kemudian tidak bangun lagi hingga pagi
dan bayi ditemukan dalam keadaan kaku, tubuh dan ujung kuku bayi terlihat
kebiruan/pucat, nadi tidak teraba, dan bayi juga tidak terlihat bernapas.
Sebelum tidur bayi dalam keadaan baik-baik saja dan terpapar kipas angin.
C. ANALISA
Bayi meninggal tanpa diketahui sebab-sebab yang jelas.
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan perawatan jenazah.
2. Memberi dukungan kepada ibu dan suaminya untuk tetap tabah.
3. Memberikan pendidikan pencegahan agar resiko SIDS sedikit terhindar.
4. Memberikan pengertian kepada keluarga untuk tetap temani ibu dan
mendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA