Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

JOBSHEET
(Tugas Kelompok Untuk Memenuhi Nilai Mata Kuliah Metodik Khusus
Kebidanan)

Disusun Oleh :

Indah Purnama Sari (205401446242)


Jacklean Ferdinan (205401446261)
Nufus Hikmatul Jannah (205401446341)
Nur Sarifah Munawaroh (205401446277)
Yasmin Nizmadilla (205401446262)
Yesi Agustini (205401446303)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN (DIV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
JOBSHEET
PEMERIKSAAN ANC (ANTENATAL CARE)
Mata Kuliah Metodik Khusus Kebidanan
Kode Mata Kuliah 17640936
Waktu 60 Menit
Objektif Perilaku Siswa 1. Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan:
mahasiswa mampu melakukan tindakan
pemeriksaan antenatal care yang tepat, mahasiswa
diharapkan mampu menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan dengan benar sesuai urutan
tanpa melihat daftar tilik
2. Dengan menggunakan alat yang telah disediakan,
mahasiswa mampu mendemostrasikan langkah-
langkah pemeriksaan antenatal care dengan benar
sesuai prosedur dan melihat daftar tilik
TAHAP PERSIAPAN
Peralatan dan Perlengkapan Peralatan :
1. Baju pemeriksaan
2. Pengukur tinggi badan
3. Timbanagn berat badan
4. Stetoskop
5. Spignomanometer dan manset
6. Termometer
7. Jam tangan
8. Penlight
9. Spatel lidah
10. Metline (pita cm) dan pita LILA
11. Laenac/Doppler
12. Bak instrumen berisi handscoon 1 pasang
13. Perlak dan alasnya
14. Kom berisi kapas steril dan air DTT
15. Bengkok 2 buah
16. Reflek hammer
17. Kom berisi tissue
18. Pot urine dan label nama
19. Alat pemeriksaan HB sahli, urine protein, glukosa
urine
20. Handuk kecil/lap tangan
21. Waskom berisi air klorin 0,5%
Persiapan Pasien 1. Sambut ibu dan pendamping dengan ramah
2. Ucapkan salam dan persilahkan duduk
3. Perkenalan diri
4. Kaji alas an ibu datang ke fasilitas kesehatan
5. Informasikan tentang prosedur pemeriksaan
6. Minta persetujuan pasien dengan menandatangani
lembar Informed consent
Referensi 1. Promkes.kemenkes.go.id, 2018, “Pentingnya
Pemeriksaan kehamilan (ANC) di Fasilitas
Kesehatan”. di
https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan.
(Diakses pada 17 April 2021)
2. Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku
Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kemenkes RI.
3. WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal
care for a positive pregnancy experience, UK
4. WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of
Maternal And Newborn Care In Health Facilities,
Switzerland
5. Covid19.go.id, 2020, Protokol Petunjuk Praktis
Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
Selama Pandemi Covid-19.Nomor : B4
Dasar Teori Antenatal Care adalah pelayanan yang diberikan
kepada wanita hamil dengan melakukan pemeriksaan
dan pengawasan kehamilan untuk mengoptimalisasi
kesehatan mental dan fisik ibu hamil sehingga mampu
menghadapi persalinan, nifas, persiapan memberikan
Air Susu Ibu (ASI) dan kembalinya kesehatan
reproduksi secara wajar.
Petunjuk Bagi Mahasiswa 1. Baca dan pelajari lembar kerja dengan baik.
2. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan dan susun secara
sistematis.
3. Ikuti petunjuk yang ada pada jobsheet.
4. Bekerja secara hati-hati dan teliti.
5. Tanyakan pada dosen bila terdapat hal-hal yang
kurang dimengerti atau dipahami.
6. Laporkan haisl kerja setelah selesai melakukan
latihan.
Keselamatan Kerja 1. Perhatikan alat Pencegahan Infeksi (PI).
2. Patuhi prosedur pekerjaan.
3. Bertindak lembut dan hati-hati pada saat
melakukan tindakan.
4. Letakkan peralatan pada tempat yang terjangkau
oleh petugas.
Perhatikan keadaan umum ibu hamil selama
melakukan prosedur.

LANGKAH
KERJA
Tahap Anamnesa
1. Kaji Identitas Ibu dan Suami (Nama,
Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Suku,
Agama, Golongan Darah, Alamat dan
No.Telp)
2. Kaji keluhan yang dirasakan ibu saat ini
3. Kaji Riwayat kehamilan sekarang :
a. Riwayat menstruasi : Siklus mens,
HPHT (tentukan HPL)
b. Pergerakan janin pertama kali dan
24 jam terakhir
c. Tanda bahaya penyulit yang pernah
dirasakan
d. Riwayat ANC : frekuensi, tempat,
dan hasil pemeriksaan
e. Obat yang pernah dikonsumsi
(jamu/Fe/Vitamin)
f. Riwayat Imunisasi TT
g. Kekhawatiran khusus yang
dirasakan ibu
4. Kaji Riwayat Kehamilan, Persalinan dan
Nifas yang lalu :
a. Riwayat jumlah kehamilan
b. Jumlah anak hidup (hidup, kelahiran
premature, keguguran)
c. Jenis persalinan sebelumnya
d. Jenis kelamin, BB dan PB
e. Riwayat nifas dan pemberian ASI
ekslusif
f. Penyulit yang terjadi saat hamil,
persalinan atau nifas yang lalu
5. Riwayat Penyakit/Kesehatan :
a. Riwayat Penyakit yang pernah
dialami ibu sebelum hamil saat ini
b. Riwayat penyakit keturunan atau
penyakit keluarga (Jantung,
Hipertensi, DM, Asma, Epilepsi)
c. Riwayat penyakit menular/seksual
(Gonorrhea, HIV/AIDS dll)
6. Riwayat Psikososial :
a. Riwayat status perkawinan, lama
pernikahan
b. Respon ibu dan keluarga terhadap
kehamilan
c. Jenis kelamin bayi yang diharapkan
d. Bentuk dukungan keluarga
e. Kebudayaan yang mempengaruhi
kehamilan
7. Perencanaan Persalinan :
a. Pengambilan Keputusan
b. Tempat Persalinan
c. Penolong Persalinan
d. Pendamping Persalinan
e. Biaya Persalinan
8. Riwayat KB Terakhir :
a. Jenis Kontrasepsi
b. Lama Penggunaan
c. Alasan Berhenti
9. Aktivitas Sehari-hari :
a. Pola Nutrisi (Frekuensi makan, Porsi,
Jenis makanan)
b. Pola eliminasi (BAB/BAK) :
Frekuensi, Konsistensi
c. Pola Istirahat (tidur malam dan siang)
d. Drug Abuse (Rokok, Alkohol,
NAPZA)
e. Kegiatan sehari-hari
f. Hubungan seksual : frekuensi dan
keluhan
10. Personal Hygiene : mandi, ganti pakaian,
cara membersihkan genitalia

Pemeriksaan Fisik
1. Persiapan Pasien
Key point : Menganjukan ibu untuk
mengganti pakaian pemeriksaan.

2. Persiapan Alat
Key Point : Susun alat secara
Ergonomis dan mudah dijangkau.
3. Persiapan Petugas/Bidan
Key Point : Cuci tangan 7 langkah dan
mengenakan APD.

4. Mengukur BB,TB dan LILA


Key Point : Mengukur TB, BB dan
LILA dengan Teliti

5. Pemeriksaan TTV
Key point :
 TD Normal dengan Sistolik 100-
120 dan Diastol 60-90 mmHg
 Nadi Normal 60-120x/menit
 Pernapasan Normal 16-
20x/menit
 Suhu Normal 36,5-37,5 C.
6. Kepala
Key Point :
 Kulit Kepala
 Kebersihan Rambut
 Kebersihan Kepala
7. Muka
Key point :
 Kaji Oedema
 Pucat
 Chloasma gravidarum
8. Mata
Key Point :
 Kaji konjungtiva
 Sklera
 Pupil
9. Hidung
Key Point :
 Kaji secret
 Polip

10. Telinga
Key Point :
 Kesimetrisan
 Kebersihan
 Serumen
11. Mulut
Key point :
 Kaji warna lidah
 Warna bibir
 Gigi
12. Leher
Key point : Meminta ibu untuk
mendangak dan meraba apakah ada
pembekakan kelenjar Tiroid dan
Kelenjar Getah bening

13. Dada & payudara


Key Point :
 Kesimetrisan
 Putting
 Benjolan
 Warna payudara
 Pengeluaran dan nyeri
14. Abdomen
Key point :
 Kaji bekas luka operasi
 Pembesaran
 Nyeri
 Striae/linea
15. TFU
Key point : untuk usia kehamilan <22
minggu ibu diminta menekuk kaki dan
fundus diukur dengan tangan
(McDonald), >22 Minggu kaki
diluruskan dan diukut dengan Metline.
16. LEOPOLD
Key Point :
 Leopold I : Menentukan bagian
tertinggi janin pada bagian
fundus
 Leopold II : Menentukan bagian
janin di samping kanna dan kiri
uterus
 Leopold III : Menentukan
bagian janin pada bagian bawah
uterus dan menentukan apakah
sudah masuk PAP
 Leopold IV : Menentukan
seberapa jauh bagian terbawah
masuk PAP

17. Auskultasi
Key point : Mendengar DJJ dengan
Leanac/Doppler menentukan
teratur/tidak. DJJ normal 120-
160x/menit.
18. Ekstremitas
Key point : memeriksa pembengkakan
pada kaki dan wajah
19. Anogenital
Key point : Memasang perlak dibawah
bokong ibu.
 Vulva dan Vagina :
Menggunakan sarung tangan
steril, melakukan vulva hygiene,
kaji warna, peneluaran,
kebersihan, palpasi
pembengkakan kelenjar
Bartholini dan varises pada
dinding vagina.
 Anus : memeriksa haemorroid
20. Ginjal
Key point : meminta ibu duduk bersila
dan memeriksa area lumbal III pada
punggung ibu.

21. Retraksi Payudara


Key Point : masih dalam keadaan
duduk, minta ibu mengangkat tangan ke
kepala dan palpasi payudara.

22. Reflek Patella


Key Point : Meminta ibu duduk
dipinggir Kasur dengan kaki tergantung
tanpa menyentuh lantai dan gunakan
patella hammer untuk memeriksa.
23. Meminta ibu mengganti kembali
pakaiannya dan bersiap untuk
pemeriksaan darah dan urin.
Key Point : berikan ibu pot urine untuk
berkemih. Jika sudah beri label nama
pada pot.

24. Pemeriksaan Darah


Key Point : Meminta ibu duduk
dihadapan petugass/Bidan dan bersiap
memeriksakan darah seperti HB dilanjut
dengan glukosa dan protein Urine.

Tahap Konseling

1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan


2. Menjelaskan cara penanganan keluhan
yang dirasakan oleh ibu

3. Menjelaskan Pendidikan kesehatan


sesuai kebutuhan di usia kehamilannya
dan menjadwalkan pemberian imunisasi
TT bila diperlukan
4. Menjelaskan tentang tanda bahaya
dalam kehamilan
5. Memberikan terapi zat
besi/folat/kalsium dan menjelaskan cara
mengkonsumsinya serta kemungkinan
efek samping
6. Menjadwalkan kunjungan ulang sesuai
dengan usia kehamilan

7. Mendokumentasikan hasil seluruh


temuan.
URAIAN MATERI

ANTENATAL CARE

f. Pengertian Antenatal Care (ANC)


Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional
untuk ibu selama masa kehamilannya yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan. Kunjungan ibu hamil ke pelayanan
kesehatan dianjurkan sebagai berikut 1 kali pada triwulan I, 1 kali pada triwulan
II dan Minimal 2 kali pada triwulan III. (Kemenkes RI 2016).
Pemeriksaan Antenatal care merupakan pemeriksaan
kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental
pada ibu hamil secara optimal, hingga mampu menghadapi masa
persalinan, nifas, menghadapi persiapan pemberian ASI secara eksklusif,
serta kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 (empat) kali selama
masa kehamilan, yaitu 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 1 kali
pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan pada trimester
ketiga. (Promkes Kemenkes 2018).
g. Tujuan Antenatal Care (ANC)
f. Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada
ibu serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
g. Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi
saat kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakitdan tindak
pembedahan. 
h. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
i. Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan
selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa
persalinan.
j. Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu.
k. Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran
anak agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
l. Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat
memberikan ASI eksklusif pada bayinya.

h. Pelayanan Antenatal Care (ANC)


Pemerintah menetapkan bahwa pelayanan Antenatal Care memenuhi
standar 14 T yaitu :
a. Timbang Berat Badan (BB) (T1)
Ukur berat badan dalam kilo gram tiap kali kunjungan. Kenaikan berat
badan normal pada waktu hamil 0,5 Kg per minggu mulai trimester
kedua.
b. Ukur tekanan darah (T2)
c. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
d. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
e. Pemberian imunisasi TT (T5)
f. Pemeriksaan Hb (T6)
g. Pemeriksaan VDRL (T7)
h. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
i. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
j. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
k. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11) l.Pemeriksaan reduksi
urine atas indikasi (T12)
l. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
m. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)
(Kementerian Kesehatan RI, 2016).
Menurut Peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 97
tahun 2014 tentang pelayanan masa hamil, pada bagian kedua pasal 13
yaitu :
g. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil dilakukan sekurang-kurangnya 4
(empat) kali selama masa kehamilan yang dilakukan:
1. (Satu) kali pada trimester pertama;
2. (Satu) kali pada trimester kedua; dan
3. (Dua) kali pada trimester ketiga
h. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan
kewenangan.
a. Pelayanan Kesehatan Masa Hamil sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) harus dilakukan sesuai standar dan dicatat dalam buku KIA.
b. Ketentuan mengenai buku KIA dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
i. Pelayanan Antenatal Care (ANC) pada Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Layanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC):
a. Ibu hamil TANPA demam dan gejala influenza like illnesses DAN tidak
ada riwayat kontak erat ATAU tidak ada riwayat perjalanan dari daerah
yang telah terjadi transmisi lokal, SERTA hasil rapid test negatif (jika
mungkin dilakukan), dapat dilayani di FKTP oleh bidan/dokter yang
WAJIB menggunakan APD level-1
b. Ibu hamil dengan status ODP dapat dilayani di FKTP, sedangkan PDP
harus DIRUJUK ke FKRTL. Beri keterangan yang jelas pada surat rujukan
bahwa diagnosa PDP dan permintaan untuk dilakukan pemeriksaan PCR
serta penanganan selanjutnya oleh dokter spesialis.
c. Ibu Hamil mendapatkan Jenis layanan ANC sama dengan situasi normal
(sesuai SOP), kecuali pemeriksaan USG untuk sementara DITUNDA pada
ibu dengan PDP atau terkonfirmasi COVID-19 sampai ada rekomendasi
bahwa episode isolasinya berakhir. Pemantauan selanjutnya, ibu dianggap
sebagai kasus risiko tinggi
Konsultasi kehamilan dilakukan sesuai rekomendasi WHO:
a. Ibu hamil diminta untuk
1. Kunjungan wajib pertama dilakukan pada trimester 1 direkomendasikan
oleh dokter untuk dilakukan skrining faktor risiko (HIV, sifilis, Hepatitis
B). Jika kunjungan pertama ke bidan, maka setelah ANC dilakukan maka
ibu hamil kemudian diberi rujukan untuk pemeriksaan oleh dokter.
2. Kunjungan wajib kedua dilakukan pada trimester 3 ((satu bulan sebelum
taksiran persalinan) harus oleh dokter untuk persiapan persalinan.
3. Kunjungan selebihnya DAPAT dilakukan atas nasihat tenaga kesehatan
dan didahului dengan perjanjian untuk bertemu.
4. Ibu hamil diminta mempelajari Buku KIA. v. Jika memungkinkan,
konsultasi kehamilan dan edukasi kelas ibu hamil DAPAT menggunakan
aplikasi TELEMEDICINE (misalnya Sehati tele-CTG, Halodoc, Alodoc,
teman bumil dll) dan edukasi berkelanjutan melalui SMSBunda.
j. Metode Pengembangan Panduan menurut WHO
Pada panduan ini, WHO merekomendasikan beberapa hal terkait ANC
seperti; pentingnya pengembangan kebijakan dan protokol klinik terkait
kesehatan ibu dan anak khususnya. Panduan ini dikembangakan sesuai
dengan standard operating procedures (SOP) yang meliputi: 
2 identifikasi masalah yang diprioritaskan dan outcome yang diharapkan
3 pengumpulan bukti dari masalah yang dilaporkan
4 penilaian terhadap bukti yang ada
5 perumusan rekomendasi; dan
6 perencanaan untuk implementasi, diseminasi, dan dampak serta
evaluasi dari panduan yang telah dibuat.

k. Rekomendasi ANC menurut WHO


1. Intervensi nutrisi
1. Intervensi diet:
Direkomendasikan untuk makan makanan bergizi dan tetap
melakukan aktivitas fisik/ olahraga rutin selama kehamilan. Hal ini
dilakukan untuk mencegah kenaikan berat badan berlebih selama
kehamilan. Selain itu juga dianjurkan untuk dilakukan edukasi
terkait upaya peningkatan energi dan asupan protein tiap harinya
pada ibu hamil agar mengurangi kejadian bayi lahir dengan berat
badan rendah (BBLR).
2. Pemberian suplemen besi dan asam folat
Direkomendasikan untuk mengkonsumsi suplemen besi sebanyak
30-60 mg/hari dan 0,4mg asam dolat tiap harinya. Hal ini untuk
mencegah anemia, peurperal sepsis, BBLR, dan kelahiran preterm.
3. Pemberian suplemen kalsium
Dosis harian kalsium yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah 1,5-
2,0 gr peroral untuk mengurangi risiko pre-eklampsia
4. Pemberian suplemen vit.A
Suplemen vit A hanya diberikan kepada ibu hamil yang tinggal di
daerah dengan kasus defisiensi vit A yang tinggi untuk mencegah
rabun senja
5. Pemberian suplemen zinc
Hanya diberikan pada ibu hamil untuk kepentingan penelitian saja
6. Pemberian suplemen mikronutrien, vitamin B6, vit E, vit C, vit D
Pemberian suplemen ini tidak direkomendasikan untuk ibu hamil
dalam tujuan meningkatkan outcome dari ibu maupun janin
7. Pembatasan asupan kafein
Konsumsi kafein pada ibu hamil dianjurkan tidak lebih dari 300
mg/ hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko abortus dan
BBLR.

2. Penilaian kondisi ibu dan janin


1. Penilaian ibu
1. Anemia
Pemeriksaan hitung darah lengkap (blood count test) merupakan
metode yang paling direkomendasikan untuk mendiagnosis adanya
anemia selama kehamilan
2. Asymptomatic bacteriuria
Kultur pada midstream urine merupakan metode yang dianjurkan
untuk mendiagnosis adanya bacteriuria. Jika kultur tidak bisa
dilakukan, pengecatan gram bisa dilakukan sebagai alternatifnya
3. Intimate partner violence
Kekerasan oleh pasangan biasanya bisa dideteksi sedini mungkin
saat ANC dilakukan
4. Gestational diabetes mellitus
Temuan hiperglikemi pada wanita hamil dapat diklasifikasikan
sebagai GDM atau DM pada kehamilan
5. Penggunaan rokok dan obat-obatan
Pada tiap kunjungan ANC sangat dianjurkan untuk menanyakan
ada/ tidaknya penggunaan rokok baik sebelum atau saat kehamilan.
Selain itu ada/ tidaknya paparan rokok di lingkungan sekitar.
6. HIV dan sifilis
Bagi semua ibu hamil yang rentan atau berisiko terkena HIV atau
sifilis, maka perlu dilakukan uji anti HIV maupun sifilis
7. Tuberkulosis
Pada populasi dengan prevalensi TB yang tinggi, perlu dilakukan
skrining TB pada wanita hamil
2. Penilaian janin :
1. Pergerakan janin
Bisa dilakukan dengan CTG atau count-to-ten kick charts jika
dilakukan untuk kepentingan penelitian
2. Pengukuran tinggi fundus
Dianjurkan untuk selalu diukur setiap kali ANC
3. Antenatal CTG (cardiotocography)
CTG rutin tidak dianjurkan untuk ibu hamil, hanya dilakukan
secara periodik saja dan lebih sering pada kehamilan trimester 3
4. Ultrasound scan
Dilakukan sebelum usia kehamilan 24 minggu untuk meningkatkan
deteksi adanya kelainan pada janin atau adanya kehamilan ganda.
Selain itu juga untuk mengurangi kemungkinan induksi persalinan
pada kehamilan post-term. Penggunaan USG juga dapat
meningkatkan pengalaman kehamilan ibu
5. Doppler ultrasound pembuluh darah janin
Tidak dianjurkan untuk dilakukan secara rutin dalam upanya
meningkatkan kondisi ibu maupun janin. Pemeriksaan DJJ
dengan doppler hanya dilakukan secara periodik saat ANC.

3. Tindakan pencegahan
1. Antibiotik untuk asymptomatic bacteriuria
Pemberian antibiotik selama 7 hari sangat direkomendasikan untuk
semua ibu hamil dengan asymptomatic bacteriuria. Hal ini
dilakukan untuk mencegah bakteriuria yang persisten dan kelahiran
preterm serta BBLR
2. Antibiotik profilaksis untuk mencegah ISK berulang
Antibiotik profilaksis hanya diberikan untuk mencegah ISK
berulang pada ibu hamil dalam kepentingan penelitian saja.
3. Pemberian anti-D immunoglobulin
Hanya diberikan untuk kepentingan penelitian pada ibu hamil
dengan usia kehamilan 28-34 minggu
4. Pemberian antihelminthic
Diberikan bagi ibu hamil yang tinggal di area endemic pada
kehamilan awal (trimester 1)
5. Vaksin tetanus toxoid
Direkomendasikan untuk diberikan kepada semua ibu hamil.
Pemberian tergantung dengan riwayat vaksinasi ibu sebelumnya.
Vaksinasi ini untuk mencegah kematian bayi akibat tetanus
6. Pencegahan malaria
Pada ibu hamil yang tinggal di daerah endemik sangat dianjurkan
untuk mendapatkan profilaksis malaria pada trimester 2. Profilaksis
ini diberikan tiap bulan atau minimal 3 kali pemberian.
7. Pencegahan HIV dengan pemberian pre-exposure profilaksis (PreP)
Pemberian PreP oral dianjurkan bagi ibu hamil dengan risiko tinggi
HIV
4. Intervensi untuk gejala psikologis umum
a. Mual dan muntah
Pemberian jahe, vit B6 atau akupuntur direkomendasikan bagi ibu
hamil untuk mengurangi mual pada awal kehamilan
b. Heartburn
Perubahan gaya hidup sehat dan pola makan sangat dianjurkan
untuk mencegah terjadinya heartburn pada ibu hamil. Bila
diperlukan maka bisa diberikan antacid
c. Kram kaki
Pemberian magnesium, kalsium, atau tatalaksana non-farmakologis
lainnya bisa diberikan untuk mencegah kram kaki pada ibu hamil
d. Low back and pelvic pain
Olahraga/ senam ibu hamil sangat dianjurkan untuk mencegah
nyeri punggung pada ibu hamil. Selain itu bisa juga dengan
bantuan fisioterapi atau penggunaan korset khusus.
e. Konstipasi
Bagi ibu hamil direkomendasikan untuk mengkonsumsi serat
ataupun gandum yang cukup untuk mencegah konstipasi
f. Varicose veins dan edema
Direkomendasikan untuk menggunakan compression
stockings,  meninggikan kaki saat tidur dan kompres dengan air
hangat pada kaki untuk mencegah edema

5. Intervensi sistem kesehatan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas


ANC
1. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memiliki buku KIA dan selalu
membawa setiap kali kontrol/ ANC
2. ANC tidak hanya dilakukan oleh dokter, namun juga oleh bidan
3. Tenaga kesehatan dianjurkan untuk melakukan promosi kesehatan
rutin terkait gaya hidup sehat dan anjuran nutrisi untuk ibu hamil
4. Pelaksanaan ANC minimal 8 kali bagi setiap ibu hamil sangata
dianjurkan untuk mengurangi kematian selama kehamilan maupun
saat persalinan.
Kepuasan ibu hamil selama ANC dan persalinan dapat meningkatkan
kondisi kesehatan ibu dan bayi, mengingat kebutuhan emosional,
psikologis dan sosial pada wanita dewasa dan kelompok rentan
(termasuk wanita dengan disabiltas, gangguan mental, wanita dengan
HIV, pekerja seksual, dan kaum minoritas) dapat lebih besar daripada
wanita lain pada umumnya.
Daftar Pustaka :

a. Promkes.kemenkes.go.id, 2018, “Pentingnya Pemeriksaan kehamilan (ANC)


di Fasilitas Kesehatan”. di https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-
pemeriksaan-kehamilan-anc-di-fasilitas-kesehatan. (Diakses pada 17 April
2021)
b. Kementerian Kesehatan RI. (2016). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta :
Kemenkes RI.
c. WHO, 2016, WHO recommendations on antenatal care for a positive
pregnancy experience, UK
d. WHO, 2016, Standards For Improving Quality Of Maternal And Newborn
Care In Health Facilities, Switzerland
e. Covid19.go.id, 2020, Protokol Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan
Bayi Baru Lahir Selama Pandemi Covid-19.Nomor : B4
https://covid19.go.id/storage/app/media/Protokol/2020/Mei/Protokol%20B-
4%20Petunjuk%20Praktis%20Layanan%20Kesehatan%20Ibu%20dan
%20BBL%20pada%20Masa%20Pandemi%20Covid-19.pdf (diakses pada 17
April 2021)

Anda mungkin juga menyukai