Anda di halaman 1dari 6

PERAWATAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL DI DAERAH

TANGERANG SELATAN
Disusun untuk memperoleh nilai tugas individu 2 mata kuliah Etnomedika

Disusun Oleh :
Yasmin Nizmadilla (205401446262)

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN (DIV)


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021
A. Perawatan dan Pengobatan Tradisional Untuk Kehamilan
Didaerah tempat saya tinggal masih tebilang cukup banyak yang memilih untuk
melakukan perawatan dan pengobatan tradisional untuk kehamilan. Mereka memilih
beberapa alternatif pengobatan tradisional untuk beberapa keluhan tergantung sesuai
dengan kebutuhannya selama masa kehamilan mereka. Seperti contoh berikut :
1. Keluhan Morning Sickness atau rasa mual atau muntah dipagi hari
Ketika mengalami keluhan morning sickness mereka memilih untuk membuat
pengobatan tradisional seperti membuat minuman Jahe, serai atau daun pandan yang
diseduh dengan air panas diberi sedikit madu, gula atau kayu manis kemudian
diminum Ketika masih hangat guna mengurangi rasa mual. Terdapat penelitian yang
membuktikan teori ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ayu dkk tahun 2017 yang
berjudul “Efektifitas pemberian Jahe hangat dalam mengurangi frekuensi mual muntah
pada ibu hamil trimester I” peneliti mendapatkan hasil sebelum dilakukan intervensi
rata-rata ibu hamil yang menjadi responden mengalami frekuensi mual muntah
sebanyak 13 kali dalam sehari, setelah diberikan intervensi minuman jahe hangat rata-
rata frekuensi mual muntah menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari. Pada penelitian
ini juga dijelaskan alasan mengapa jahe dapat mencegah mual dan muntah karena jahe
mampu menjadi penghalang serotonin, sebuah senyawa kimia yang dapat
menyebabkan perut berkontraksi, sehingga timbul rasa mual.
2. Hipertensi dalam Kehamilan
Selama masa kehamilan tentu banyak keluhan yang dapat dilalui oleh ibu hamil salah
satunya ialah Hipertensi dalam kehamilan yang terkadang dapat disebabkan oleh
preeklamsia atau memang sudah memiliki Riwayat penyakit hipertensi. Hipertensi ini
beresiko dapat menurunkan aliran darah ke plasenta yang menyebabkan kekurangan
asupan nutrisi dan oksigen selama di kandungan dan dapat beresiko lahir dengan
berat badan rendah. Pada daerah saya tinggal, terdapat beberapa ibu hamil yang
mengonsumsi jus seledri atau dimakan bersama dengan lauk pauk yang dipercayai
seledri dapat menurunkan hipertensi. Seledri mengandung phthallides dan kalium
yang memiliki manfaat untuk melemaskan jaringan dinding pembuluh darah,
sehingga dapat meningkatkan aliran darah serta mengurangi tekanan darah. Untuk
memperoleh manfaat ini ibu hamil dianjurkan untuk mengonsumsi kira-kira 4 batang
setiap hari.
3. Anemia dalam Kehamilan
Anemia merupakan suatu kondnisi ketika keadaan jumlah sel darah merah atau
konsentrasi pengangkut oksigen dalam dalah yang disebut Hemoglobin (Hb) tidak
mencukupi untuk kebutuhan fisiologis tubuh (Kemenkes RI, 2013). Anemia
kehamilan adalah kondisi tubuh dengan kadar hemoglobin dalam darah <11gr% pada
trimester I dan 3 atau kadar Hb <10,5gr% pada trimester 2. Selama kehamilan Wanita
hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18% tetapi untuk
peningkatan Hb hanya betambah 19% akibatnya, frekuensi anemia pada kehamilan
cukup tinggi. Masih banyak ibu hamil yang mengalami anemia selama masa
kehamilan termasuk di daerah saya tinggal. Beberapa dari mereka mengonsumsi
madu setiap hari untuk mengatasi atau bahkan mencegah anemia karena kandungan
zat besi yang tinggi dalam madu. Selain kaya zat besi, madu juga mengandung
magnesium dan tembaga sehingga dapat meningkatkan kadar Hb. Perawatan ini telah
dilakukan penelitian oleh Olnie Maapie Tahun 2019 yang berjudul “efektifitas
Pemberian madu murni terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil di
puskesmas Koya Tondano Kabupaten Minahasa” hasilnya ditemukan pada responden
kelompok intervensi rata-rata kadar hemoglobin sebelum diberikan madu murni
sebesar 10,86 gr% dan rata-rata kadar hemoglobin setelah diberikan intervensi
sebesar 11,70% artinya ada kenaikan rata-rata sebesar 0,84%.

B. Perawatan dan Pengobatan Tradisional Untuk Persalinan


Di daerah saya tinggal saya melihat banyak sekali ibu hamil yang rajin
mengonsumsi air kelapa muda. Menurut mereka mengonsumsi air kelapa muda ialah hal
yang sudah diberikan secara turun temurun dan dipercayai dapat menyehatkan janin,
memperlancar proses persalinan dan mencegah dehidrasi selama proses persalinan.
Penelitian mengenai air kelapa ini dilakukan oleh Susilawati dan Ike pada tahun 2019
dengan judul “Pengaruh Pemberian Air Kelapa (Hijau) Muda pada Ibu Bersalin Terhadap
Lamanya Persalinan Kala II di Rumah Sakit Umum daerah Dr. H. Abdul Moeloek
Provinsi Lampung” didapatkan hasil bahwa rata-rata lama persalinan kala II pada ibu
bersalin yang diberikan air kelapa (Hijau) Muda adalah 26,06 menit sedangkan pada rata-
rata lama persalinan kala II pada ibu bersalin yang tidak diberikan air kelapa (hijau) muda
adalah 56,09 menit. Pada penelitian ini dijelaskan bahwa air kelapa muda yang
mengandung elektrolit, isotonic, mineral dan vitamin lainnya akan menambah kekuatan
meneran pada ibu sehingga tidak terjadi persalinan macet atau lama. Pemenuhan cairan
elektrolit elektrolit dan isotonic dapat meningkatkan kekuatan his kontraksi. Air kelapa
muda yang kaya akan kalsium, kalium, elektrolit, klorida, magnesium, riboflavin dan
juga sodium bermanfaat mencegah dehidrasi dan cepat memulihkan stamina.
Kemudian selain mengonsumsi air kelapa, mengonsumsi buah nanas juga
dipercaya mempermudah proses persalinan. Nanas dianjurkan untuk dikonsumsi. Nanas
mengandung enzim bromelain yang dapat mematangkan leher Rahim dapat
mempermudah proses persalinan. Penelitian yang dilakukan oleh Yanti Puspita Sari
tahun 2010 dengan judul “Pengaruh Konsumsi Buah Nanas oleh Ibu Hamil Terhadap
Kontraksi Uterus Ibu Bersalin di Kota Padang Sumatera Barat” ditemukan hasil bahwa
ada pengaruh konsumsi buah nanas terhadap kontraksi uterus ibu bersalin dengan p value
0,023 dan dikatakan bahwa konsumsi nanas merupakan factor resiko kontraksi uterus ibu
bersalin adekuat. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa nanas dapat mempengaruhi
kontraksi uterus saat proses persalinan karena nanas mengandung enizm bromealin yang
menstimulasi pengeluaran prostalglandin. Meningkatnya kadar prostalglandin di tubuh
ibu dapat menyebabkan stimulasi kontraksi uterus.
C. Perawatan dan Pengobatan Tradisional Untuk Nifas
Seperti yang kita ketahui Jamu merupakan salah satu obat herbal tradisional yang
diwariskan oleh nenek moyang kita dan diteruskan secara turun temurun sehingga masih
sering sekali dikonsumsi oleh masyarakat hingga saat ini. Di daerah saya tinggal masih
banyak sekali ibu nifas yang rutin mengonsumsi jamu setelah selesai melewati proses
persalinan seperti mengonsumi jamu kunyit asam yang dipercayai dapat mengencangkan
otot yang kendur khususnya otot vagina agar kemabli rapat dan mengembalikan tubuh
menjadi singset, kemudian jamu beras kencur yang dapat membuat badan terasa segar
dan bugar, mengurangi pegal-pegal, mengembalikan stamina dan memperlancar ASI, ada
pula yang mengonsumsi jamu temulawak yang mengandung kurkumin sehingga dapat
mencegah anemia dan hipertensi selain itu temulawak ini juga dapat mengurangi perut
kembung dan rasa nyeri pasca melahirkan. Teori ini dibuktikan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ratih tahun 2018 berjudul “Pengobatan Tradisional (Jamu) dalam
Perawatan Kesehatan Ibu Nifas dan Menyusui di Kabupaten Tegal” pada kesimpulannya
dikatakan bahwa konsumsi jamu untuk ibu nifas dari segi medis tidak membahayakan
bagi kesehatan tubuh. Komposisi pada jamu yang dikonsumsi mampu mendukung
pemulihan kesehatan ibu. Komposisi yang terkandung pada jamu juga dapat merangsang
dan membangun hormon prolactin dalam peningkatan produksi ASI sehingga dapat
menurunkan kecemasan ibu akan kurangnya produksi ASI. Namun perilaku konsumsi
jamu untuk ibu nifas ini tidak semua individu memiliki reaksi yang sama adakalanya
dampak negative akan muncul apabila konfisi fisik dan psikologis ibu sedang tidak
seimbang.
D. Perawatan dan Pengobatan Tradisional Untuk Bayi Baru Lahir
Tidak hanya ibu hamil, bersalin ataupun nifas, perawatan dan pengobatan tradisional juga
dapat digunakan kepada bayi yang baru lahir. Saat saya masih kecil ketika terkena
demam ibu dan nenek saya selalu membuatkan campuran bahan bawang merah yang iris
halus kemudian ditumbuk sedikit dan dicampurkan dengan minyak kayu putih atau
minyak kelapa dan diletakan tepat diatas ubun-ubun besar kepala saya. Hal ini dilakukan
seperti seolah sedang mengompres kepala saya dengan campuran bahan tersebut dan
dipercaya bawang merah dengan campuran minyak ini dapat meredakan demam saya.
Metode ini sudah dilakukan turun temurun dikeluarga saya sampai semua adik-adik saya
pun pernah merasakan metode ini. Setelah saya mencari informasi mengenai pengobatan
tradisional di daerah saya pada bayi baru lahir, kebanyakan mereka pernah melakukan
metode kompres bawang merah juga kepada anak-anaknya bahkan beberapa mengatakan
kompres bawang merah selalu menjadi pilihan pertama yang pasti akan dilakukan ketika
anak-anak mereka sedang demam. Alasan mereka menggunakan metode ini bermacam-
macam salah satunya untuk menghindari efek samping dari meminum obat kimia. Setelah
saya melakukan pencarian saya mendapatkan penelitian mengenai metode kompres
bawang ini yang dilakukan oleh Vedija Medhyna dan Rizky Utami Putri tahun 2020 lalu
yang berjudul “Pengaruh Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Saat
Demam Pasca Imunisasi” hasil yang didapatkan ialah rata-rata suhu tubuh bayi pasca
imunisasi sebelum diberikan kompres bawang merah ialah 37,9oC dan setelah diberikan
kompres bawang merah rata-rata suhu tubuh bayi pasca imunisasi ialah 37,3 oC. Dalam
penelitian tersebut juga dituliskan Bawang merah mempunyai banyak fungsi dalam
pengobatan tradisional, bawang merah dapat mengurangi resiko kolesterol, serangan
jantung, kanker hingga radang. Secara ilmiah kandungan sulfur dalam bawang merah ini
apabila dikonsumsi secara teratur akan menurunkan kolesterol dan menghilangkan
gumpalan darah, sedangkan kandungan flavon-glikosida berfungsi sebagai anti radang
dan pembunuh bakteri. Kandungan bawang merah yang disebut sikloaliin lah yang
berperan dalam menurunkan suhu tubuh manusia. Selain sikloaliin terdapat juga
metialiin, kuersetin, kaemfeol, dan floroglusin yang berfungsi sebagai penurun panas atau
suhu tubuh sehingga dapat dijadikan sebagai obat penurun panas. Dalam bawang merah
juga terkandung asam glutamate yang merupakan natural essence (penguat rasa alamiah),
terdapat juga senyawa propil disulfide dan propil metil disulfide yang mudah menguap.
Apabila dimanfaatkan sesuai dosis yang tepat maka bawang merah dapat digunakan
sebagai penurunan suhu tubuh khususnya pada anak usia 1-5 tahun yang mengalami
demam.

Anda mungkin juga menyukai