Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENULISAN

AKUPRESUR UNTUK HIPEREMESIS GRAVIDARUM

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan
Komplementer I

DISUSUN OLEH :

Indah Purnama Sari (205401446242)

Jacklean Ferdinan (205401446261)

Nufus Hikmatul Jannah (205401446 341)

Nur Sarifah Munawaroh (205401446277)

Yasmin Nizmadilla (205401446262)

Yesi Agustini (205401446303)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN (DIV)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NASIONAL

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan Laporan Penulisan yang berjudul Akupresur untuk Hiperemesis
Gravidarum ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan Laporan Penulisan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Asuhan Kebidanan Komplementer I yang diampu oleh Triana Indrayani, S.ST., M.Kes. Selain
itu, Laporan Penulisan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Akupresur untuk
Hiperemesis Gravidarum bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Triana Indrayani, S.ST., M.Kes selaku dosen pengampu
mata kuliah Asuhan Kebidanan Komplementer I yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang yang saya tekuni.

Saya menyadari bahwa Laporan Penulisan yang saya susun ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
Laporan ini.

Tangerang Selatan, 21 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang……………………………………………………………. 2
B. Rumusan Masalah………………………………………………………… 2
C. Tujuan…………………………………………………………………….. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Hiperemesis Gravidarum…………………………………………………. 3
B. Akupresur………………………………………………………………… 7
C. Kesesuaian antara Teori dan Pelaksanaan Akupresur untuk Hiperemesis
Gravidarum……………………………………………………………….. 12

BAB III PENUTUP……………………………………………………………… 14

A. Kesimpulan……………………………………………………………….. 14
B. Saran……………………………………………………………………… 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 16

LAMPIRAN

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehamilan mual muntah ialah gejala yang wajar terjadi dan biasanya
terjadi pada kehamilan trimester prertama (Setyawati et al, 2014). Namun apabila mual
dan muntah pada kehamilan trimester pertama ini terjadi secara berlebihan maka dapat
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk sehingga ibu akan
kekurangan energi dan zat gizi, mual muntah berlebihan disebut Hiperemesis Gravidarum
(Rofi’ah et al, 2019).
Hiperemesis Gravidarum ini terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian yang
beragam mulai 0,3 % di Swedia, 0,5% di California, 0,8% di Canada, 10,8% di China,
0,9% di Norwegia, 2,2% di Pakistan, 1,9% di Turki dan 0,5%-2% di Amerika Serikat
(Oktavia, 2016). Menurut data hasil dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2017, kejadian komplikasi kehamilan dengan Hiperemesis gravidarum terjadi
sekitar 3%.
Penatalaksanaan mual muntah pada kehamilan terdiri atas farmakologi dan
nonfarmakologi atau pengobatan komplementer. Pengobatan komplementer adalah
pengobatan non konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan. (Zulfa
dkk, 2018). Penanganan hyperemesis gravidarum secara medis ini perlu menjalani
perawat dirumah sakit untuk memlakukan proses pengobatan. Pengobatan ditujukan
untuk menghentikan mual dan muntah, mengganti cairan dan elektrolit yang hilang akibat
muntah berlebihan, serta menambah asupan nutrisi dalam tubuh. Jika tidak dilakuakn
pengobatan, maka kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil tidak terpenuhi sehingga
dapat mengganggu kesehatan, aktifitas ibu hamil dan berpengaruh pada pertumbuhan
janin (Willy, 2019).
Salah satu penatalaksanaan nonfarmakologi untuk hyperemesis gravidarum ialah
Akupresur. Akupresur ialah terapi totok/tusuk jari yang merupakan salah satu bentuk
fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu atau
acupoint pada tubuh. Akupresur juga diartikan sebagai menekan titik-titik penyembuhan
menggunakan jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk

1
penyembuhan diri secara alami. Akupresure memanfaatkan rangsangan pada titik-titik
akupresur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi aliran bioenergy
tubuh yang disebut dengan Qi. Qi mengalir dalam satu meridian (Saluran), jadi inti
pengobatan akupresur ini ialah mengembalikan system keseimbangan (homeostasis)
tubuh yang terwujud dengan adanya aliran qi yang teratur dan harmonis dalam meridian
sehingga pasien sehat kembali (Setyowati, 2018).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada laporan ini ialah
“Apakah terdapat kesesuaian antara teori dengan pelaksanaan Akupresur untuk
Hiperemesis gravidarum ?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui apakah terdapat kesesuaian antara teori dengan pelaksanaan
Akupresur untuk Hiperemesis Gravidarum
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Konsep Dasar Hiperemesis Gravidarum
b. Mengetahui Konsep Dasar Akupresur
c. Mengetahui kesesuaian antara teori dengan pelaksanaan Akupresur untuk
Hiperemesis Gravidarum

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hiperemesis Gravidarum
1. Definisi
Hiperemesis gravidarum ialah keluhan mual dan muntah hebat yang
terjadi lebih dari 10 kali dalam sehari selama masa kehamilan yang dapat
menyebabkan ibu hamil kekurangan cairan, penurunan berat badan atau
gangguan elektrolit sehingga dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan
membahayakan janin dalam kandungan (Kadir et al, 2019).
Menurut Wiknjosastro (2015) Hiperemesis gravidarum ialah mual dan
muntah berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu hamil mengalami Hiperemesis
gravidarum jika ibu memuntahkan segala macam yang dimakan dan
diminumnya hingga berat badan ibu menurun, turgor kulit kurang, diurese
kurang dan timbul aseton dalam urin.
Mual dan Muntah yang terjadi pada kehamilan hingga usia 16 minggu.
Pada keadaan muntah yang berlebihat dapat terjadi dehidrasi, gangguan asam
basa, elektrolit dan ketosis. Keadaan ini disebut Hiperemesis Gravidarum
(Kemenkes RI, 2013: 82).
2. Etiologi
Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti, namun
menurut Khayati (2013) terdapat beberapa faktor yang menyebabkan
hiperemesis gravidarum yaitu :
a. Faktor predisposisi : Primigravida, overdistensi Rahim (Hidramnion,
kehamilan ganda, estrogen dan HCG tinggi, molahidatidosa)
b. Faktor organic : masuknya vili khorialis dalam sikurlasi maternal,
perubahan metabolik akibat hamil, resistensi menurun dari pihak ibu
dan alergi.
c. Faktor psikologis : rumah tangga yang retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan pekerjaan.

3
3. Manifestasi Klinis
Hiperemesis gravidarum berdasarkan berat gejala dapat dibagi menjadi 3
tingkatan, yaitu (Manuaba, 2014) :
a. Tingkat I
1) Muntah berlebihan
2) Dehidrasi ringan
3) Nyeri pada epigastrium
4) Berat badan menurun
5) Tekanan darah sistolik menurun
6) Turgor kulit menurun
7) Lidah mengering
8) Tampak lemah dan lemas
b. Tingkat II
1) Tampak lemah dan pusing
2) Dehidrasi sedang
3) Turgor kulit turun
4) Lidah mengering
5) Tampak icterus
6) Nadi meningkat, temperature naik, tekanan darah menurun
7) Hemokonsentrasi disertai oliguria
8) Badan keton dalam keringan dan air kencing
c. Tingkat III
1) Kesadaran somnolen sampai koma
2) Ikterus yang semakin nyata
3) Komplikasi yang mungkin tampak :
a) Nistagmus
b) Diplopia
c) Perubahan mental

4
d) Muntah disertai darah
4. Diagnosis
Diagnosis hiperemesis gravidarum harus ditentukan adanya kehamilan
muda dengan mual dan muntah yang terus menerus, sehingga berpengaruh
pada keadaan umum dan juga dapat menyebabkan kekurangan makanan yang
akan mempengaruhi perkembangan janin sehingga diperlukan pengobatan
segera. Diagnosis juga bisa dilihat dari hasil pemeriksaan laboratorium yang
menunjukan adanya keton dalam urin (Wiknjosastro, 2015).
5. Penatalaksanaan
Pencegahan hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
memberikan Pendidikan kesehatan tentang kehamilan dan persalinan sebagai
suatu proses yang fisiologis, serta memberikan keyakinan bahwa mual dan
muntah merupakan gejala normal pada kehamilan muda dan akan hilang
setelah memasuki trimester 2 dan seterusnya. Kemudian menganjurkan
mengubah pola makan dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi makan
lebih sering (Winkjosastro, 2015).
Penanganan secara medis tentu diperlukan pada hiperemesis dengan gejala
tingkat sedang sampai berat dengan cara :
a. Obat-obatan
Menurut Manuaba (2014) Pemberian obat pada hiperemesis
gravidarum sebaiknya perlu dikonsultasikan dengan dokter sehingga
dapat dipilih obat yang tidak bersifat teratogenic (dapat menyebabkan
kelainan kongenital atau cacat bawaan bayi) seperti :
1) Sedatif ringan (Fernobarbital)
2) Anti-alergi (Antihistamin, Dramamine, Avomin)
3) Obat antimual/antimuntah (Mediamer B6 (30mg), Emetrole,
Stemetil, Avopreg)
4) Vitamin terutama B Kompleks dan vitamin C

5
b. Isolasi
Penderita hiperemesis gravidarum disendirikan dalam kamar yang
tenang tetapi cerah dan peredaran udara yang baik. Catat cairan yang
masuk dan keluar dan tidak diberikan makan dan minum selam 24
jam. Terkadang dengan isolasi saja dapat mengurangi gejala tanpa
pengobatan (Winkjosastro, 2015).
c. Terapi psikologik
Perlu diyakinkan bahwa penyakit itu dapat disembuhkan, hilangkan
rasa takut karna kehamilan, kurangi pekerjaan serta menghilangkan
masalah dan konflik yang sekiranya menyebabkan penyakit ini
(Winkjosastro, 2015).
d. Diet
Makanan yang tidak dianjurkan untuk hiperemesis gravidarum tingkat
I, II, dan III adalah makanan yang umumnya merangsang pencernaan
dan berbau tajam, makanan yang mengandung alcohol, kopi dan yang
mengandung zat tambahan seperti pengawet, perasa dan bahan
penyedap (Suryaningrat, 2016).
e. Pemberian cairan pengganti
Cairan pengganti dapat diberikan dalam keadaan darurat sehingga
keadaan dehidrasi dapat diatasi. Cairan pengganti yang diberikan
adalah glikosa 5% sampai 10% dengan keuntungan dapat mengganti
cairan yang hilang dan berfungsi sebagai sumber energi sehingga
terjadi perubahan metabolisme dari lemak menjadi protein menuju ke
arah pemecahan glukosa. Cairan tersebut dapat ditambahkan vitamin
C, B kompleks, atau kalium yang diperlukan untuk kelancaran
metabolism (Manuaba, 2014).
f. Penghentian Kehamilan
Pada beberapa kasus apabila Hiperemesis Gravidarum sudah tergolong
cukup parah dan dinilai bisa mengancam kesejahteraan ibu dan janin
maka dapat dipertimbangkan untuk melakukan pengakhiran kehamilan
(Faser dan Cooper, 2019).

6
B. Akupresur
1. Definisi
Akupresur disebut juga terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk
fisioterapi dengan memberikan pijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu
atau acupoint pada tubuh. Akupresur diartikan sebagai menekan titik-titik
penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang merangsang
kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri secara alami.
Akupuntur atau akupresur memanfaatkan rangsangan pada titik-titik
akupuntur tubuh pasien, telinga atau kulit kepala untuk mempengaruhi aliran
bioenergi tubuh yang disebut dengan qi. Qi mengalir dalam suatu meridian
(saluran), jadi inti pengobatan akupuntur/akupresur adalah mengembalikan
sistem keseimbangan (homeostatis) tubuh yang terwujud dengan adanya aliran
qi yang teratur dan harmonis dalam meridian sehingga pasien sehat kembali.
Dengan menguatkan qi, daya tahan tubuh menjadi baik, penyebab penyakit
dapat dihilangkan secara tidak langsung. Hilangnya penyebab penyakit dan
kuatnya Ci dapat mengembalikan keadaan Yin dan Yang sehingga penyakit
bisa sembuh dan orang menjadi sehat kembali. Terapi akupresur merupakan
pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga pada prinsipnya sama, yang
membedakan dengan terapi akupuntur yaitu terapi akupresur menggunakan
jari tangan dan teknik akupuntur menggunakan jarum. Dengan menggunakan
jari tangan maka tindakan secara non invasive diberikan kepada pasien
sehingga meminimalkan risiko atau efek samping dari tindakan akupresur
(Setyowati, 2018).
2. Sejarah Akupresur
a. Perkembangan Akupresur di Dunia
Selama ribuan tahun, secara naluriah manusia telah melakukan
pemijatan, usapan, tepukan dan sentugan tangan pada bagian yang tidak
nyaman agar mendapatkan kenyamanan. Dan pijatan ini dilakukan oleh
manusia diseluruh penjuru dunia, sebagai proses penyembuhan, jauh
sebelum teknik pengobatan ditemukan.

7
Ilmu akupresur adalah bagian dari ilmu pengobatan timur,
khususnya Asia sejak zaman batu hingga zaman logam pada masa
prasejarah.
Tahun 3000 SM, pendeta Taoist telah menggunakan dan menulis
tentang pijat sebagai metode penyembuhannya. pada waktu pemerintahan
Kaisar Kuning (The Yellow Emperor) yaitu zaman Cu Ciu Can Kuo (770-
221 SM); Buku Huangdi Neijing/Huang Ti Nei Ching; (The Inner Canon
of Huangdi atau Yellow Emperor’ Inner Canon) diterbitkan mencatat
penggunaan metode pijat, teknik akupresur pada titik-titik meridian pada
tubuh. Pada tahun 2500-2330 SM, Bangsa Mesir menggunakan pijat pada
area tangan dan kaki untuk proses penyembuhan. Tahun 1800 SM,
dibuku-buku suci Hindu tertulis tentang Ayurveda (art of life). Didalam
isinya termasuk didalamnya adalah pijat. Tahun 1000 SM, ilmuan Homer
menulis manfaat minyak Zaitun untuk pijat. Tahun 500 SM, seorang
Ayurveda bernama Dr Shi Shivago Komartpaj memperkenalkan pijat
Thailang ke khalayak. Teknik pijat ini merupakan kombinasi ilmu pijat
dari India, china dan Asia Selatan. Tahun 776 SM, pertandingan
Olimpiade Yunani Purba, melakukan pemijatan pada atlet-atlet sebelum
mulai pertanding. Hasilnya sangat signifikan.
Tahun 500 SM, Herodicus menjabarkan tentang kombinasi
bermacam-macam gerakan senam (gimnastic) dan pijat untuk
menyembuhkan (ini merupakan teori dasar untuk sport-pijat). Periode
460-380 SM, Hippocrates memasukan pijat sebagai salah satu alternatif
medis. Hipoccrates sebagai ‘bapak pengobatan’ dan menulis sumpah
Hipoccrates pada tahun 460 s/d 380 SM. Pada catatannya menyebutkan
bahwa “seorang dokter harus berpengalaman dalam banyak hal. Termasuk
maslah usapan (rubbing atau anatripsis)”. Tahun 60 SM, Julius Caesar
yang menderita epilepsi, mendapat perawatan khusu dari Pliny, ahli
neturalisnya. Pliny juga seorang terapis melakukan perawatan dengan
memberi usapan untuk mengatasi asma yang dideritanya, sertiap hari.

8
Caranya dengan melakukan cubit-cubitan kecil untuk meredakan rasa sakit
lepala dan nyeri syarat

8
Kepala durasi pendek (neuralgia). Perkembangan Akupresur terus berjalan
sampai dari setelah Masehi hingga sekarang (Ikhsan, 2019).
b. Perkembangan Akupresur di Indonesia
Perkembangan akupresur di Indonesia dibandingkan dengan
perkembangan di Negara lain, tidaklah tertinggal dari sejak 3000 SM
jaman pra-sejarah diawali oleh masuknya migrasi dari daerah Yunan Cina
Selatan ke Indonesia hingga sekarang. Sejak ribuan tahun lalu pengobatan
Tradisional Indonesia sudah ada dan dengan masuknya pengaruh Hindu,
Budha, dari India, China dan Islam melalui pedagang Gujarad dan
kesultanan Turki Usmani. Perkembangan pijat terus berkembangan sampai
sekarang, terutama pijat akupresur dengan didirikannya persaudaraan
pelaku dan pemerhati Akupresur Indonesia (P3AI) pada bulan Agustus
2016 sebagai organisasi yang menaungi para pelaku dan pemerhati pijat
Akupresur di Indonesia (Ikhsan, 2018).
3. Manfaat Akupresur
Akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan
penyakit, rehabilitas (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Akupresur juga bermanfaat untuk menghilangkan nyeri dan gejala-gejala pada
berbagai penyakit, seperti menurunkan Low back pain (LBP). Dan
menurunkan heart rate pada pasien stroke. Akupresur juga dapat digunakan
untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi dan distress menstrual. Akupresur
selain terbukti mengatasi nyeri selama persalinan dan memperlancar proses
persalinan (Setyowati, 2018).
4. Proses Pelaksanaan Akupresur
Teknik Manipulasi Pemijatan Akupresur Teknik manipulasi atau sering
disebut sebagai teknik rangsangan pada pemijatan akupresur merupakan
teknik pemijatan yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan
penegakan diagnose. Adapun teknik manipulasi atau perangsangan dibagi
menjadi dua :
a. Teknik Penguatan (tonifikasi)

9
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih maksimal 30
kali putaran atau tekanan

9
2) Arah putaran searah dengan jarum jam
3) Tekanan yang digunakan sedang
4) Titik yang dipilih maksimal 10 titik akupresur
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meridian, arah pemijatan
harus searah dengan jalur perjalanan meridian
b. Teknik Pelemahan (sedasi)
1) Pemijatan dilakukan pada titik akupresur yang dipilih antara 40-60 kali
putaran atau tekanan
2) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam
3) Tekanan yang digunakan sedang sampai kuat
4) Titik yang dipilih disesuaikan dengan kebutuhan
5) Jika pemijatan dilakukan pada area jalur meridian, arah pemijatan
harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan meridian
c. Persiapan Pasien
1) Pastikan identitas pasien
2) Kaji kondisi pasien terakhir
3) Beritahu dan jelaskan pada pasien atau keluarga tentang tindakan yang
akan dilakukan
4) Jaga privasi pasien
5) Posisikan pasien senyaman mungkin
6) Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring, duduk atau dalam posisi
yang nyaman
d. Persiapan Alat
1) Alat bantu pemijatan
2) Sarung tangan (bila perlu)
3) Alkohol
4) Krim lotion atau minyak
5) Handuk kecil
e. Cara Bekerja
1) Tahap Orientasi
a) Berikan salam, panggil pasien dengan nama kesukaannya

10
b) Perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
c) Jelaskan tujuan, prosedur, dan lama tindakannya pada pasien dan
keluarga
d) Berikan kesempatan untuk pasien untuk bertanya sebelum terapi
dilakukan
2) Tahap Kerja
a) Jaga privasi pasien dengan menutup tirai
b) Atur posisi pasien dengan posisi terlentang (supinasi), duduk,
duduk dengan tangan bertumpu dimeja, berbaring miring atau
tengkurap, dan berikan alas
c) Bantu melepaskan pakaian pasien atau aksesoris yang dapat
menghambat tindakan akupresur
d) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan bila perlu
e) Bersihkan kaki atau tangan pasien menggunakan alkohol, lalu
keringkan dengan handuk
f) Oleskan krim atau minyak, lakukan teknik pemanasan
g) Cari titik-titik rangsangan akupresur untuk nyeri gastritis yang ada
ditubuh, menekannya hingga masuk ke sistem saraf. Akupresur
hanya memakai gerakan dan tekanan jari
h) Kemudian lakukan penekanan pada titik akupresur untuk nyeri
gastritis. Pertama pada titik ST36 empat jari dibawah tempurung
lutut sebelah luar tulang kering, kedua pada titik K11 pada telapak
kaki bagian depan sejajar dengan jari tengah, ketiga pada titik
RN13 digaris tengah perut antara pusar dan tulang dada,
selanjutnya pada titik PC6 tiga jari diatas pergelangan tangan dan
terakhir pada titik PC8 garis telapak tangan antara metacarpal.
i) Penekanan dilakukan sekitar 3-5 detik pada tiap titik meridian atau
sampai rasa sakitnya mulai berkurang 16
j) Setelah semua selesai, bersihkan pasien dari sisa-sisa krim atau
minyak menggunakan alkohol dan keringkan dengan handuk
k) Pemijat membersihkan atau mencuci tangan

11
f. Terminasi
1) Jelaskan pada pasien bahwa terapi sudah selesai dilakukan
a) Kaji respon pasien setelah dilakukan terapi
b) Rapikan pakaian pasien dan kembalikan ke posisi yang nyaman
c) Rapikan alat-alat
g. Hasil
1) Evaluasi hasil kegiatan dan respon pasien setelah dilakukan tindakan
2) Lakukan kontrak untuk terapi selanjutnya
3) Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
4) Cuci tangan
h. Dokumentasi
1) Catat tindakan yang telah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
2) Catat hasil tindakan (respon subjektif dan objektif)
3) Dokumentasikan tindakan dalam bentuk SOAP (Sukanta, 2010).
C. Kesesuaian antara Teori dan Pelaksanaan Akupresur untuk Hiperemesis
Gravidarum
Jurnal ilmiah yang kami gunakan sebagai bahan acuan dan referensi pada
laporan ini ialah penelitian dari Nora, Evi dan Riska tahun 2021 yang bejudul
“Akupresur dalam Mengurangi Hiperemesis Gravidarum” dan juga jurnal dari
penelitian Wiwi, Yana dan Adi tahun 2020 yang berjudul “Pengaruh Akupresur
pada Titik Perikardium 6 terhadap Intensitas Mual Muntah pada Ibu Hamil
Trimester I”.
Pada penelitian Nora dkk tahun 2021, dilakukan pembagian kelompok dari
50 sampel menjadi kelompok kontrol yang terdiri dari 25 responden ibu hamil
tidak mengkonsumsi obat mual selama penelitian dan kelompok perlakuan
sebanyak 25 responden ibu hamil diberikan intervensi pemijatan akupresur. Pada
penelitian ini pemijatan dilakukan pada titik PC6 yakni memijat pada posisi 3 jari
diatas pertengahan pergelangan tangan bagian dalam sebanyak 30 kali tekanan.
Didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap ibu hamil
yang mengalami hiperemesisdiantara kedua kelompok (p value 0.000). Hasil

12
analisis ibu hamil yang mengalami mual dan muntah memiliki nilai yang lebih
rendah

12
dibandingkan sebelum dilakukan terapi pijat akupresur. Hasil uji analisis
menggunakan Man Whitney menunjukkan nilai p value 0.000, yang artinya ada
pengaruh pijat akupresur dalam mengurangi mual dan muntah.
Pada penelitian Wiwi dkk tahun 2020, penelitian ini digunakan untuk
menguji menguji intensitas mual muntah pada ibu hamil trimester I sebelum dan
sesudah dilakukan terapi komplementer akupresur P6. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Maret – Agustus 2020. Kemudian peneliti mengkaji intensitas mual
muntah sebelum (pretest) dilakukan akupresur Perikardium 6 menggunakan
Pregnancy-Unique Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24. Melakukan
akupresur perikardium 6 pada ibu hamil yang mengalami mual muntah. Prosedur
ini dilakukan pada ibu hamil dalam waktu 30 detik sampai 2 menit, dilakukan
pada pagi dan sore selama 5 hari. Mengkaji intensitas mual muntah setelah
(posttest) dilakukan akupresur Perikardium 6 menggunakan Pregnancy-Unique
Quantification of Emesis and Nausea (PUQE)-24. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa akupresur perikardium 6 berpengaruh terhadap intensitas
mual muntah pada ibu hamil trimester I dengan nilai p 0,000. Pada penelitian ini
ditemukan hasil penelitian dari 20 responden ratarata skor PUQE sebelum
intervensi adalah 7,30 dan setelah dilakukan akupresur P6 terjadi penurunan skor
PUQE pada responden yaitu rata-rata 5,45
Setelah mengumpulkan teori dan Literatur Review dari banyak sumber
atau referensi kelompok sepakat berkesimpulan bahwa akupresur pada dasarnya
dilakukan dengan tujuan untuk mengaktifkan kembali keseimbangan dalam tubuh
sehingga akupresur ini bermanfaat untuk mengurangi gejala penyakit seperti mual
muntah pada hiperemesis gravidarum termasuk mengurangi intensitas nyeri saat
proses persalinan.

13
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan teori dan jurnal ilmiah yang telah dibahas dan dikaji maka kelompok
dapat menyimpulkan bahwa :
1. Hiperemesis gravidarum ialah keluhan mual dan muntah hebat yang terjadi lebih dari
10 kali dalam sehari selama masa kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil
kekurangan cairan, penurunan berat badan atau gangguan elektrolit sehingga dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari dan membahayakan janin dalam kandungan. Gejala
pada hipermesis ini biasanya berupa mual dan muntah yang terus menerus, penurunan
nafsu makan, ibu terlihat letih dan lemas, ibu terlihat dehidrasi dan pucat serta
Nampak pusing.
2. Akupresur disebut juga terapi totok/tusuk jari adalah salah satu bentuk fisioterapi
dengan memberikan pijatan dan stimulasi pada titik-titik tertentu atau acupoint pada
tubuh. Akupresur diartikan sebagai menekan titik-titik penyembuhan menggunakan
jari secara bertahap yang merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri
secara alami.
3. Akupresur bermanfaat untuk pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit,
rehabilitas (pemulihan) dan meningkatkan daya tahan tubuh. Akupresur juga
bermanfaat untuk menghilangkan nyeri dan gejala-gejala pada berbagai penyakit,
seperti menurunkan Low back pain (LBP). Dan menurunkan heart rate pada pasien
stroke. Akupresur juga dapat digunakan untuk mengatasi nyeri pada saat menstruasi
dan distress menstrual. Akupresur selain terbukti mengatasi nyeri selama persalinan
dan memperlancar proses persalinan.
4. Berdasarkan hasil penelitian dari 2 jurnal yang sudah didapat dan ditelaah oleh
kelompok dapat disimpulkan bahwa akupresur terbukti dapat mengurangi gejala
hiperemesis gravidarum.

14
B. Saran
Hasil Laporan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan wawasan dan
Ilmu pengetahuan mengenai Akupresur untuk Hiperemesis Gravidarum dan diharapkan
dapat dijadikan panduan untuk laporan ilmiah selanjutnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Faser, D.M., M.A, Cooper. 2019. Buku Ajar Myles Volume 14. Jakarta : EGC.

Ikhsan, N. Muhamad. 2019. Dasar Ilmu Akupresur dan Moksibasi. Cimahi : Bhimaristan Press.

Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku : Pelayanan Kebidanan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan, Jakarta : Kemenkes RI 2013.

Khayati, N. (2013). Asuhan Kebidanan Ibu..., Nur Khayati, Kebidanan DIII UMP, 2013. 11–68.

Manuaba, I.G.B. 2014. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.

Oka Sukanta, P. 2010. Pijat Akupresur untuk Kesehatan (2nd ed.) Jakarta: Penebar Plus.

Rofi’ah, S., Widatiningsih, S., & Arfiana. (2019). Studi Fenomenologi Kejadian Hiperemesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I. Jurnal Riset Kesehatan.

SDKI. 2017. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Diakses dari
http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf

Setyawati, N., Wahyuningsih, M. S. H., Nurdiati, D. S. 2014. Pemberian Jahet Instan Terhadap
Kejadian Mual Muntah dan Asupan Energi pada Ibu Hamil Trimester Pertama. Jurnal
Gizi Klinik Indonesia, 10(4), 191.

Setyowati, H. (2018). Akupresure Untuk Kesehatan Wanita Berbasis Hasil Penelitian.


Magelangan: Unimma Press.

Suryaningrat, E. 2016. Manajemen Asuhan Kebidanan Antenatal dengan Kasus Hiperemesis


Gravidarum Tingkat II di RSKD Ibu dan Anak Pertiwi. Karya Tulis Ilmiah, 32.

Wiknjosastro. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba medika.

Willy, T. (2019). Hiperemesis gravidarum. https://www.alodokter.com/hiperemsis-gravidarum


diakses pada 23 April 2020.

Zulfa. R, Lestari. S, Sari D. (2018). Terapi Komplementer. Mojokerto: Stikes Majapahit


Mojokerto.

16

Anda mungkin juga menyukai