Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN


KEKERASAN PADA IBU HAMIL
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa II

Disusun oleh Kelompok 2 :


1. Ayu Nurlisa 8. Ruwandi Nata
2. Dina Listiana 9. Serliana
3. Dwi Novita A 10. Sri Winarni
4. Gita Anggi S 11. Tegar Dafa G
5. Maya Retno K 12. Vani Putri E
6. Nenden Puspita 13. Veliana O
7. Ramadhany Dian

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN KEKERASAN PADA IBU
HAMIL”. Di susun untuk memenuhi syarat salah satu tugas Keperawatan Jiwa II
Tahun Ajaran 2019 - 2020.
Adapun, penyusunan makalah ini kiranya masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, kami menghaturkan permohonan maaf apabila terdapat keselahan
dalam makalah ini. Kami pun berharap pembaca makalah ini dapat memberikan
kritik dan sarannya kepada kami agar di kemudian hari kami bisa menyusun
makalah yang lebih sempurna lagi.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir khususnya:
1. Ns. Nanang Saprudin., S.Kep., M.Kep selaku ketua Prodi SI Ilmu
Keperawatan kampus II STIKKU.
2. Ns. Khusnul Aini., S.kep., M.Kep., Sp. Jiwa selaku dosen pengampu mata
kuliah Keperawatan Jiwa II.
3. Para Stafs Perpustakaan kampus II STIKKU.
4. Orang tua kami yang selalu mendukung kami.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

Cirebon, 15 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 3
2.1 Definisi ........................................................................................ 3
2.2 Penyebab Kekerasan Pada Kondisi Hamil .................................. 3
2.3 Dampak Kekerasan Selama Kehamilan Pada Ibu ....................... 4
2.4 Dampak KDRT Selama Kehamilan Pada Janin .......................... 4
2.5 Macam – macam Kekerasan Pada Ibu Hamil .............................. 5
BAB III ASUHAN KEPERWATAN ...................................................... 7
3.1 Pengkajian ................................................................................... 7
3.2 Diagnosa ...................................................................................... 7
3.3. Tujuan ......................................................................................... 8
3.4 Intervensi ..................................................................................... 8
3.5 Evaluasi........................................................................................ 8
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................... 9
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 11
5.1 Kesimpulan .................................................................................. 11
5.2 Saran ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tiap tahun jumahnya makin
meningkat. Kejadian KDRT ini ternyata juga banyak terjadi pada Ibu Hamil. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2004) pada rumah sakit Koja dan
Rumah sakit Fatmawati Jakarta, menunjukan bahwa dari 100 orang ibu hamil,
teridentifikasi 40% nya mengalami kekerasan, baik kekerasan fisik, kekerasan
ekonomi, kekerasan seksual dan kekerasan psikologis.
Selama kehamilan, sasaran tubuh tindak kekerasan pada ibu hamil berubah,
perempuan dilaporkan sering mengalami pemukulan didaerah kepala, payudara,
perut (paling banyak) dan genetalia., dan diantara hal tersebut diatas kekerasan
seksual yang paling banyak terjadi (Ward dan Hisley, 2009). Penelitian yang
dilakukan oleh Kevan, N.G dan Archer, J (2011), menemukan bahwa kekerasan
pada 65% (n:13) ibu hamil melaporkan pernah mendapatkan pukulan di perut
selama hamil. Hal di atas menunjukkan bahwa pada saat hamil sasaran kekerasan
pada tubuh perempuan lebih banyak mengarah pada daerah reproduksi dan perut
sehingga akan sangat berdampak pada kesehatan fisik dan psikologis ibu dan bayi
dalam kehamilannya Bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa kekerasan selama
kehamilan adalah sebuah upaya pembunuhan kepada janin.
Belum banyak dipahami mengapa kekerasan bisa terjadi pada Ibu hamil
yang secara fisik dan psikologis justru perlu mendapatkan perlindungan, kasih
sayang dan support lebih dari pasangan. Untuk Itu penulis tertarik untuk
melakukan studi literatur dengan menganalisis tulisan dan artikel yang terkait
dengan KDRT selama kehamilan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah ini adalah :
1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kekerasan ?
2. Apa penyebab kekerasan pada ibu hamil ?
3. Bagaimana dampak yang muncul pada kekerasan ibu hamil ?
4. Bagimana dampak KDRT selama kehamilan ?
5. Apa macam – macam kekerasan pada ibu hamil ?

1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu perilaku kekerasan ?
2. Untuk mengetahui penyebab kekerasan pada ibu hamil ?
3. Untuk mengetahui dampak yang muncul pada kekerasan ibu hamil ?
4. Untuk mengetahui dampak KDRT selama kehamilan ?
5. Untuk mengetahui macam – macam kekerasan pada ibu hamil ?

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun
orang lain. (Keliat, Ana Budi. Dkk. 2009) Dari ketiga pengertian diatas dapat
disimpulkan, PK (perilaku kekerasan) adalah suatu keadaan dimana seseorang
melakukan tindakan yang dapat memebahayakan secara fisik maupun psikologis,
baik pada dirinya sendiri maupun orang lain, disertai dengan amuk dan gaduh
gelisah yang tak terkontrol.
Kekerasan pada ibu hamil adalah kekerasan yang terjadi pada ibu hamil
yang umumnya terjadi dalam rumah tangga di semua kelas sosial, tetapi umumnya
terjadi pada kelas yang kurang berpendidikan, pengangguran dan mereka yang
hidup dalam kemiskinan
2.2. penyebab kekerasan pada Kondisi Hamil
Kehamilan sering merupakan keadaan yang dapat meningkatkan ketegangan
dan stress pada kehidupan seorang wanita (Huizink, Mulder, Robles,Visser, &
Buitelaar, 2004). Ketegangan tersebut bisa menyebabkan perasaan tertekan,
bukan hanya pada ibu tapi juga pada suami dan pasangan, hal inilah yang
menjadi dasar muncul tindak kekerasan.
Kekerasan yang terjadi pada masa hamil sering merupakan dampak dari
ketidakmampuan adaptasi pasangan dan ketidaksiapan pasangan menerima
kehamilan. Menurut Murray dan McKinney (2014) lebih dari 20% perempuan
mengalami kekerasan selama hamil. riwayat kekerasan sebelum hamil merupakan
salah satu faktor penyebab yang paling kuat terjadinya kekerasan selama
kehamilan. Peningkatan resiko kekerasan selama hamil tercatat 17,15 kali lebih
tinggi daripada sebelum hamil (RR=17,15).
Budaya partriakal kurangnya penghargaan terhadap perempuan
(diskriminasi gender), pemahaman agama yang kurang tepat, pola asuh dan
lingkungan yang penuh kekerasan juga ikut menjadi penyebab mengapa seseorang
itu cenderung melakukan kekerasan.

3
2.3. Dampak Kekerasan selama kehamilan pada Ibu
Perempuan yang mengalami kekerasan selama kehamilannya, dapat
berdampak pada kesehatan fisik dan mentalnya, contohnya perempuan yang
mengalami kekerasan selama kehamilan mengalami depresi 2,5 kali lebih banyak
dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami kekerasan selama hamil
(Dunn &1Oths, 2004).
Distres emosi ini jika terus menerus terjadi akan menyebabkan risiko bunuh
diri, tidak menginginkan kehamilan dan melakukan kekerasan kepada anak. Studi
ini juga membuktikan bahwa pemukulan selama kehamilan meningkatkan risiko
terjadinya abortus spontan, persalinan prematur dan berat badan bayi rendah dua
kali lebih tinggi dibandingkan ibu yang tidak mengalami kekerasan selama hamil
(Hakimi et al., 2001).
Dampak kekerasan selama hamil menurut beberapa penelitian antara lain :
1. Incontinensia urin, incontinensia fecal
2. Perdarahan pervaginal, .
3. Kekerasan pada perempuan pada masa 8-12 bulan post partum
meningkatkan depresi dan distress psikologis pada perempuan .
4. Multiple injury terutama pada muka, bahu, pantat, perut dan payudara.
5. Ibu juga cenderung terlambat memeriksakan kehamilan, tidak menepati
janji pertemuan dengan tim kesehatan. Hal ini disebabkan karena suami
tidak mengijinkan ibu memeriksakan kehamilannya di pelayanan
kesehatan dengan tujuan menyembunyikan tanda – tanda kekerasan
agar tidak di ketahui tenaga kesehatan.
6. Ibu juga sering mengalami penyakit infeksi menular seksual dan
berisiko mengalami depresi post partum.
7. Ibu kurang menyusui bayinya, menjadi perokok, dan menggunakan
obat-obatan terlarang).
2.4. Dampak KDRT selama kehamilan pada Janin
Masalah gangguan kesehatan pada bayi baru lahir yang ibunya mengalami
kekerasan selama kehamilan diantaranya adalah :
1) Berat badan lahir rendah
2) Persalinan premature

4
3) Aborsi spontan, solutio plasenta, ketuban pecah dini dan kematian janin
Kekerasan pada ibu hamil ini juga menjadi penyebab banyaknya bayi yang
meninggal sebelum sempat dilahirkan. Kekerasan selama kehamilan juga
berdampak kehidupan dan tumbuh kembang janin, Beberapa penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kekerasan selama
kehamilan dengan kejadian abortus, berat badan lahir bayi rendah, infeksi dan
prematuritas .
2.5. Macam-Macam kekerasan Pada ibu hamil
Korban kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami.
Kekerasan yang terjadi akan membahayakan ibu dan bayinya.Efek psikologi yang
muncul adalah ganguan rasa aman dan nyaman. Kekerasan yang dialami oleh ibu
hamil akan sangat membekas dan mempengaruhi kepribadiannya, biasanya
tumbuh dengan kepribadian yang tertutup.
Kekerasan tersebut bisa terjadi dalam bentuk :
a. Kekerasan secara fisik
Seperti : mendorong, menampar, menendang, memukul, mengancam
dengan pistol.
b. Kekerasan secara emosional
Seperti : Intimidasi, memaksa wanita untuk berada di rumah, menghalangi
untuk bertemu saudara atau teman-temannya, mengancam dengan
kekerasan.
c. Kekerasan Seksual
Ada suatu bentuk perkosaan yang mungkin jumlahnya lebih banyak
daripada perkosaan yang diberitakan oleh media massa, yaitu perkosaan yang
dilakukan para suami terhadap istrinya. Suatu peristiwa yang menyedihkan
dialami oleh banyak istri, tetapi tidak terungkap seperti peristiwa perkosaan yang
dilakukan oleh pria bukan suami. Perkosaan yang dilakukan oleh suami, pada
umumnya ditutup oleh korban yang tidak lain adalah istrinya sendiri karena
dianggap sebagai urusan keluarga.
Banyak istri yang mengeluh mengalami rasa sakit di vagina akibat
hubungan seksual yang dipaksakan oleh suaminya atau dengan kata lain mereka
sedang tidak ingin melakukan hubungan seksual dengan alasan tertentu. Namun,

5
sang suami tetap memaksa sambil marah. Dengan paksa, mereka melayani
keinginan suami kalau tidak ingin menjadi tumpahan kemarahan, bahkan
tamparan. Maka hubungan seksual berlangsung seperti dengan sebuah benda.
Sang suami segera puas, tetapi sang istri kesakitan sampai berhari-hari.

6
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
Pengkajian tentang kekerasan selama kehamilan direkomendasikan di kaji
pada awal ibu berkunjung ke antenatal care, karena biasanya ibu jarang
memeriksakan kehamilannya karena terkendala ijin dari pasangan, hal ini untuk
mengantisipasi permasalahan secara dini yang dapat timbul pada bayi yang
dikandungnya (Amerika Academy of pediatric, 2010). Sayangnya pada pertemuan
pertama ibu seringkali tidak mengakui adanya kekerasan yang di alaminya karena
takut sama pasangan, dan takut jika meninggalkan pasangan bayinya nanti akan
diambil oleh pasangan, takut pasangannya masuk penjara dan lain sebagainya.
Perlu pendekatan dan perlu di bangun hubungan saling percaya antara ibu dengan
perawat. Saat pengkajian kekerasan sebaiknya dilakukan saat klien tidak
bersama pasanganny, serta waspada pada pasangan yang selalu menjawab
pertanyaan terkait luka yang dialami istrinya saat hamil, karena bisa jadi itu luka
akibat tidakan kekerasan. (Murray & McKinney,2014).
Tanda-tanda yang dapat mengidentifikasikan terjadinya kekerasan pada ibu
hamil antara lain secara non verbal akan terlihat: wajah sering menyeringai
menahan sakit, berjalan limbung, ekspresi wajah datar. Tanda-tanda injury juga
sering terlihat sepert bilur-bilur, luka bakar, bengkak, perdarahan vaginal dan
rectal, lecet-lecet dan beberapa bekas luka, patah tulang lama dan baru pada
hidung, wajah, tulang rusuk, luka-luka pada wajah, payudara, perut dan genital.
Keluhan psikosomatik meliputi; kecemasan, depresi, serangan panic, kesulitan
tidur, dan anoreksia.
3.2. Diagnosa
Diagnosis keperawatan pada ibu hamil korban kekerasan sangat bervariasi
tergantung dari hasil pengkajian. Diagnosa yang paling sering muncul antara lain
“ketakutan sehubungan dengan resiko injuri pada diri dan bayi yang di
kandungnya. Diagnosa lain yang sering muncul antara lain : cemas, gangguan
body image, penderitaan yang kronis, konflik pengambilan keputusan, gangguan
proses keluarga, kehilangan, gangguan interaksi sosial, isolasi sosial, coping yang

7
tidak efektif, ketidakberdayaan, resiko gangguan tumbuh kembang janin, resiko
gangguan parenting, resiko gangguan pemeliharaan kesehatan, resiko injuri,
resiko terjadinya distres spiritual, dan harga diri rendah (Murray &McKinney,
2014).
3.3. Tujuan
Wanita korban kekerasan sering kesulitan membangun rencana perawatan
dalam jangka waktu lama., tanpa bantuan orang yang profesional. Wanita korban
kekerasan juga sering kesulitan menghindar dari situasi yang penuh kekerasan
dirumahnya. Perawat harus fokus untuk membantu ibu membuat perencanaan
untuk melindungi ibu dari trauma-traumalagi dimasa mendatang. Tujuan dan
harapan untuk perawatan wanita korban kekerasan antara lain :
1) wanita korban kekerasan mengakui serangan fisik yang dialaminya,
2) membuat rencana spesifik untuk menghindari siklus kekerasan lagi,
3) mengidentifikasi sumber-sumber di lingkungan yang dapat membantu
melindungi ibu dan bayinya.
3.4. Intervensi
Intervensi perawat yang dapat dilakukan dalam membantu ibu hamil korban
kekerasan meliputi :
1. Mendengarkan, dengan menggunakan komunikasi terapeutik,
2. Membangun perencanaan untuk keamanan,
3. Yakinkan bahwa ibu tidak bersalah,
4. Memberikan pendidikan kesehatan,
5. Memberikan tindakan rujukan
3.5. Evaluasi
Tindakan keperawatan di anggap berhasil jika ibu mengakui kekerasan yang
dialaminya dirumah, dan ibu mampu membuat rencanya yang nyata untuk
perlindungan diiri dan bayinya dari trauma di masa mendatang, dan mampu
menggunakan sumber daya di sekitarnya untuk melindungi diri dan bayinya
terhadap trauma kekerasan.

8
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada masalah kekerasan atau pertengkaran suami istri seharusnya tidak


terjadi apalagi terjadi pada wanita hamil yang secara psikologis dapat
mempengaruhi kehamilannya.
Kita perlu bertindak netral dan bersikap bijak dalam menyikapi masalah
kekerasan pada wanita, karena merupakan masalah yang sangat sensitive (terkait
dengan ruang lingkupnya dapat menimbulkan pro dan kontra dalam berbagai
aspek kehidupan di masyarakat) sehingga upaya – upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan status dan Hak Asasi perempuan serta upaya untuk menegakkan
keadilan dan kesetaraan tetap memperhatikan norma, kebiasaan, adat istiadat dan
budaya yang baik, termasuk didalamnya kehidupan beragama dan hukum –
hukum atau peraturan yang berlaku.
Dalam menyikapi masalah kekerasan pada wanita, diperlukan kerjasama
yang baik dari semua pihak, baik pria maupun wanita itu sendiri, tenaga medis
seperti dokter, ahli gineologi, bidan dilakukan antara lain:
1. Melakukan upaya perbaikan secara menyeluruh, dimulai dengan
penyempurnaan persepsi yang benar tentang masalah hak asasi
perempuan dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pemerintah perlu memberi prioritas dan bertindak tegas dalam menangani
kasus – kasus kekerasan terhadap perempuan sesuai dengan Deklarasi
pehapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan ( yang telah
ditandatangani pada tahun 1994 ), sehingga kasus – kasus tindakan
kekerasan yang terjadi pada perempuan dapat ditanggulangi dan dicegah
atau diantisipasi sedini mungkin
3. Pemerintah, masyarakat terutama para ahli yang memiliki profesi di
bidang dostetri dan ginekologi selayaknya mampu memberikan bantuan
dan dukungan kepada perempuan yang menjadi korban berbagai bentuk
kekerasan, terutama korban kekerasan seksual sehingga pemulihan
kesehatan terutama kesehatan mental perempuan yang menjadi korban
kekerasan menunjukkan hasil dan kemajuan yang berarti

9
4. Tenaga kesehatan harus mampu memberikan penyuluhan, pendidikan dan
pengertian yang benar tentang, kekerasan secara umum, kekerasan
seksualitas, seksualitas dan ruang lingkupnya, sehingga masyarakat secara
umum mulai dari remaja hingga dewasa dapat memahaminya dengan baik
dan masalah – masalah yang terjadi seputar hal tersebut dapat diatasi dan
dicegah sedini mungkin.

10
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Kekerasan pada ibu hamil sangat beresiko mengganggu kekerasan fisik,
mental ibu dan janin. Perlu peningkatan kepedulian, pengetahuan dan
keterampilan perawat dalam penanganan kasus KDRT dalam kehamilan.
Sebaiknya pada wanita hamil harus mendapatkan perhatian apalagi pada
kehidupan rumah tangga. Peran serta masyarakat dan pihak terkait seperti
pemerintah penting dalam membangun sistem pencegahan agar tidak terjadi
tindakan kekerasan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya
mahasiswa/i jurusan keperawatan,
Pada masalah kekerasan atau pertengkaran suami istri seharusnya tidak
terjadi apalago pada wanita hamil yang secara psikologis dapat mempengaruhi
kehamilanya.
Kita perlu bertindak netral dan bersikap bijak dalam menyikapi masalah
kekerasan pada wanita, karena merupakan masalah yang sangat sensitiv (terkait
dengan ruang lingkupnya yang dapat menimbulkan pro dan kontra dalam berbagi
aspek dan kehidupan dimasyarakat) sehingga upaya-upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan status dan Hak Asasi perempuan serta upaya untuk menegakan
keadilan dan kesetaraan tetap memperhatikan norma, kebiasaan, adat istiadat dan
budaya yang baik, termasuk didalamnya kehidupan beragama dan hukum-hukum
atau peraturan yang berlaku.

11
DAFTAR PUSTAKA

Amerika Academy of pediatric,( 2010) The role of pediatrician in recognizing and


intervening on behalf of abused woman. Pediatric,125(5),1094-1100
Dunn,LL, & Oths, K.S.(2004).Prenatal predictor of intimate partner violence.
Journal of Obstetrics and Gynecology, 90(2), 221-224
Hakimi, M., Hayati, E.N., Marlinawati, U. , Winkvist, A. & Ellsberg, M.C.l.
(2001). Silence for the take harmony: Domestic violence and health in
Central Java, Indonesia. Yogyakarta: CHN – RL GMU
Handayani, T.L (2006).Pengaruh Kekerasan Fisik,Psikologis,Ekonomi dan
Seksual selama Kehamilan terhadap Interaksi Ibu-Bayi Pada Periode
Post Partum di RSUD KOJA dan RSUP Fatmawati Jakarta. Jakarta:
Universitas Indonesia.Thesis
Mulder, E.J.H. Robles,d.M.,Visser,G.H.A & Buitelaar, J.K .(2004). Is pregnancy
anxiety a distinctive syndrome?. Early Human Development,79 (2),
81-91. Doi:10.1016.earlhumdev.2004.04.014.
Kevan, N.G dan Archer, J (2011), Violence during Pregnancy: Investigating
Infanticidal Motives. J Fam Viol , 26: 453-458
Murray,S.S., & McKinney,E. S. (2014) Foundation of Maternal-Newborn and
Woman’s Health Nursing. 6th ed. USA:Elsevier
Ward, S L.& Hisley,SM. (2009).Maternal-Child Nursing Care: Optimis Outcomes
for Mother,Children and Families. Philadelphia:F.A Davis Company
http://research-report.umm.ac.id/index.php/research-report/article/view/1355. (15
oktober 2019)

12

Anda mungkin juga menyukai