Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS

Nama Mahasiswa : Muhammad Fikriyadi, S.Kep

NIM : 18NS260

Hari/Tanggal : Sabtu/ 13 April 2019

Ruang : IGD RSUD Ulin Banjarmasin

a. Deskripsi kejadian
Pada hari sabtu, tanggal 13 April 2019 saat ners muda dinas malam di ruang
IGD RSUD Ulin Banjarmasin, pada saat itu ada pasien masuk pukul 02.30 WITA
dengan keluhan mengalami penurunan kesadaran dikarenakan perdarahan akibat
perkelahian, pasien di bawa oleh relawan. Relawan mengatakan pasien saat
ditemukan sudah tergelatak dijalan tepatnya didaerah pasar, diduga pasien terjadi
perkelahian dikarekanan ada luka tusuk dibagian belakang. Setelah dilakukan
pengkajian akral teraba dingin, nadi teraba lemah dan cepat Nadi 102x/m, SpO2
76%, Tekanan Darah 90/60 mmHg, Setelah itu dokter jaga langsung
menginstruksikan pertolongan dengan memasang infus 2 jalur dan kemudian paisen
dipasang ETT untuk mempertahankan kepatenan jalan nafas dan dilakukan ventilasi
dengan bagging oxygen 15 liter. Kemudian luka dibersihkan dan dieksplore
didapatkan luka tusuk dibelakang tubuh pasien sebanyak 6 tusukan.
Singkat cerita kemudian pasien mengalami asystole pada monitor, kakak
yang berdinas pada saat itu langsung memeriksa nadi dan nafas pasien setelah
dipastikan nadi tidak teraba sehingga langsung dilakukan CPR, setelah 1 siklus dan
nadi masih belum teraba kemudian ners muda diminta untuk mempersiapkan APD
untuk melakukan resusitasi jantung paru. Pada saat melakukan CPR kakak perawat
pun menginstruksikan kepada ners muda untuk mempertahankan quality CPR
dengan memperhatikan sebagai berikut: meminimalkan interupsi, kedalaman + 5 cm,
rate 100-120x/menit dan recoil dada, akan tetapi pada saat itu Bord Half Body tidak
terpasang diatas bed pasien. Dengan rasa percaya diri dan tentunya was-was ners
muda melakukan resusitasi jantung paru pada pasien tersebut dan beruntungnya
dokter jaga dan kakak perawat seangat mengarahkan dan membimbing pada saat
ners muda melakukan resusitasi jantung paru. Setelah beberapa lama dilakukan
pertolongan dan dievaluasi keadaan pasien masih tidak ada nadi dan tidak
memungkinkan dikarekan pasien datang ke IGD sudah mengalami syok hipovolemik
kemudian pasien dinyatakan meninggal pada pukul 04.30 WITA.

b. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut


Rasa bangga ada dalam diri ners muda, dan menjadi sebuah motivasi tersendiri
untuk melakukan tindakan-tindakan selanjutnya. iyaa ini hanya sedikit cerita dari
pengalaman kedua dinas di stase gawat darurat, yang langsung dihadapkan dengan
kasus-kasus yang memang harus mendapatkan pertolongan secepatnya, mudah-
mudahan ini menjadi awal yang baik bagi ners muda untuk menjalani stase-stase
ners selanjutnya.

c. Evaluasi:
Sisi negative dan sisi positif
Sisi negative
Karena itu adalah kasus yang pertama kali dihadapi dan pertama kali dilihat, ners
muda masih bingung apa yang harus dilakukan dan apa yang harus disiapkan.
Namun ada kaka ruangan yang senantiasa membantu untuk menyiapkan alat.
Sisi positif
Dari kejadian tersebut, ners muda insyaallah akan lebih siap menghadapi jika
menemukan kasus seperti itu lagi, dan akan belajar dari pengalaman tersebut.

d. Analisis:
Mengapa kasus tersebut menarik??
Karena kasus tersebut baru pertama kali dikerjakan dan dilakukan oleh ners
muda secara langsung yang sebelumnya hanya belajar dan praktik di kampus
saja.
Mengapa bisa terjadi??
Syok hipovolemik adalah kondisi darurat di mana jantung tidak mampu memasok
darah yang cukup ke seluruh tubuh akibat volume darah yang kurang. Kurangnya
pasokan darah ini umumnya dipicu oleh perdarahan. Perdarahan dapat terjadi
akibat cedera atau luka (perdarahan luar) dan perdarahan dalam yang dapat
menyebabkan kematian sehingga perlunya tindakan Resusitasi jantung paru
(RJP) sendiri adalah suatu tindakan darurat, sebagai usaha untuk
mengembalikan keadaan henti napas dan atau henti jantung (yang dikenal
dengan kematian klinis) ke fungsi optimal, guna mencegah kematian biologis.
Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners??
Sangat berhubungan, karena pasien dengan keadaan pasien tersebut sangat
dibutuhkan perawat yang ahli didalam melakukan pertolongan pada kasus syok
hipovolemik yang dimana salah satu tugasnya yaitu dengan resusitasi cairan
untuk mengembalikan volume cairan dalam tubuh, serta mengendalikan
kehilangan darah bila disebabkan karena perdarahan. Selain itu perawat juga
harus memiliki kompetensi dengan mengikuti pelatihan-pelatihan bantuan hidup
dasar secara berkala untuk meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dalam
memberikan intervensi yang tepat bagi pasien yang mengalami henti jantung.

e. Kesimpulan dari kasus tersebut?


Seorang perawat dituntut untuk selalu sigap dalam menangani kasus-kasus
kegawatan, oleh karena itu seorang perawat harus mempunyai kemampuan dan
kompetensi di dalam bidangnya. Tujuannnya tentu saja adalah untuk menyelesaikan
masalah – masalah serta keluhan yang dirasakan oleh pasien, untuk itu seorang
perawat di tuntut untuk banyak tahu dan banyak ilmu, serta hebat dalam kompetensi
baik hard skill ataupun soft skill.

f. Action plan:
Karena itu adalah kasus yang pertama kali dihadapi dan pertama kali dilihat, ners
muda masih canggung dalam melakukan tindakan apa yang harus dilakukan dan apa
yang harus disiapkan. Oleh karena itu, apabila mendapatkan kasus serupa,
insyaallah ners muda akan mempersiapkan diri, alat dan melakukan perawatan
dengan baik dan benar.

Banjarmasin, 20 April 2019


Ners Muda

(Muhammad Fikriyadi, S.kep)

Anda mungkin juga menyukai