Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

Pembimbing Akademik : Hj. Ruslinawati, Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 9

SYIFA UZZAHRA (2014901110088)


MUHAMMAD NORHIDAYAT (2014901110050)
NISSA WILDAN (2014901110061)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN 2020/2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Tanggal pengkajian : Sabtu, 10 Desember 2020


Jam : 12.00 WITA

Data Pasien

- Nama klien : Ny. R

- Umur : 23 Tahun

- Suku/Bangsa : Banjar/Indonesia

- Agama : Islam

- Pendidikan : SMP

- Pekerjaan : Ibu rumah tangga

- Alamat : Jl. Sungai Tandipah

- Status perkawinan : Kawin

- Tanggal masuk RS : 09 Desember 2020 (Jam 11.22 WITA)

- Tangal pengkajian : 10 Desember 2020 (Jam 12.00 WITA)

- Diagnosa Medis : P2 A0 Post Partum Spontan Belakang Kepala

- No. RM : 49-41-xx

Keluhan Utama:

Saat dilakukan pengkajian pada hari kamis tanggal 10 Desember 2020 pukul 12.00
WITA. Klien mengatakan merasa nyeri pada daerah bekas luka episiotominya.
P : Klien mengatakan nyeri saat berbaring dan duduk
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Bagian perineum
S : 4 (sedang) (1-10)
T : Nyeri sering muncul dan hilang timbul

Skenario:
Seorang perempuan bernama Ny. R dirawat diruang Nifas RSUD Dr. H. Moch
Ansari Saleh Banjarmasin. Klien mengatakan melakukan persalinan secara normal di
ruang VK RSUD Moch Ansari Saleh pada tanggal 9/12/2020 jam 11.22 WITA dan
dirawat diRuang Nifas untuk menjalani perawatan. Klien mengatakan merasa nyeri
pada daerah bekas luka sayatan di jalan lahir. Klien mengatakan nyerinya seperti
ditusuk-tusuk, skala nyerinya 4 dan klien mengatakan nyerinya muncul ketika duduk
dan berbaring serta nyerinya hilang timbul. Klien mengatakan ini adalah persalinan
yang kedua dan klien mengatakan tidak ada mengalami masalah selama kehamilan.
Berdasarkan hasil pengkajian klien tampak baik, kesadaran composmentis, klien
tampak sedikit menahan sakit ketika berbaring dan duduk, terdapat luka episiotomy
pada perineum, pemerikasaan fisik: TD : 104/80 mmHg, N : 104 x/menit, S : 36,2 C,
RR :22x/menit. Hasil Laboratotium Hb : 10,0 g/dl, Ht : 29,4%
PROBLEM HYPOTESIS
Data Subjektif : 1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (luka episiotomi)
Klien mengatakan merasa nyeri pada daerah bekas Data Subjektif :
luka episiotominya. Klien mengatakan merasa nyeri pada daerah bekas luka episiotominya.
P : Klien mengatakan nyeri saat berbaring dan duduk P : Klien mengatakan nyeri saat berbaring dan duduk
Q : Seperti tertusuk-tusuk Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Bagian perineum R : Bagian perineum
S : 4 (sedang) (1-10) S : 4 (sedang) (1-10)
T : Nyeri sering muncul dan hilang timbul T : Nyeri sering muncul dan hilang timbul

Data Objektif : Data Objektif :


Ekspresi wajah seperti menahan sakit Ekspresi wajah seperti menahan sakit
Tanda-tanda vital: Tanda-tanda vital:
N : 104 N : 104
Faktor Resiko:
 Terdapat luka episiotomi 2. Resiko Infeksi
 Pemajanan pathogen Faktor Resiko :

 Hb : 10.0 g/dl  Terdapat luka episiotomi


 Pemajanan pathogen
 Hb : 10.0 g/dl
MECHANISM

Kehamilan Cukup Bulan

Pengeluaran Lendir
Disertai Darah (Show)

 Pecah Ketuban

 Proses Persalinan
Normal

 Episiotomi

 Terdapat Luka Episiotomi

Nyeri Akut Resiko Infeksi


No MORE INFO
1.  Skala nyeri (1-5) atau (1-10)
 Tanda-tanda resiko infeksi pada ibu nifas
 Informasi terkait pengeluaran ASI, sudahkah bayi mendapatkan ASI?
 Kondisi psikososial ibu (taking in, taking hold, letting go)
 Bagaimana dengan TFU (kandung kemih, lochea)
DON’T KNOW
NO
Pertanyaan Jawaban
1. Apakah Hb 10,0 g/dl itu Hb 10,0 g/dl tergolong dibawah normal atau bisa
normal untuk ibu nifas, berapa dikatakan sebagai anemia kurang, adapun nilai
rentang nilai normal Hb untuk normal Hb pada ibu nifas ialah 11-12 g/dl.
ibu nifas ?
2 Apakah normal ketika ASI ASI sedikit pada hari pertama ibu nifas ialah
pada hari pertama ibu nifas kondisi yang normal, karena pada dasarnya
sedikit ? produksi ASI sebenarnya memang tidak terjadi
secara langsung setelah melahirkan melainkan
bertahap. Pada hari pertama biasanya yang keluar
pada puting payudara ibu ialah cairan agak kental
seperti getah yang disebut dengan kolustrum,
kolustrum kaya akan sel darah putih dan antibodi
yang tinggi dan biasanya kolustrum akan pelan-
pelan menghilang dalam 2 minggu setelah
melahirkan dan digantikan dengan ASI yang
sesungguhnya.
3 Apa saja tanda-tanda infeksi Untuk menilai tanda-tanda infeksi biasanya
pada ibu nifas ? menggunakan penilaian khusus salah satunya
ialah REEDA.

Skala REEDA (Redness, Odema, Ecchymosis,


Discharge, Approximation) merupakan instrumen
penilaian penyembuhan luka yang berisi lima
faktor, yaitu kemerahan, edema, ekimosis,
discharge, dan pendekatan (aproksimasi) dari dua
tepi luka. Masing-masing faktor diberi skor antara
0 sampai 3 yang merepresentasikan tidak adanya
tanda-tanda hingga adanya tanda-tanda tingkat
tertinggi. Dengan demikian, total skor skala
berkisar dari 0 sampai 15, dengan skor yang lebih
tinggi menunjukkan penyembuhan luka yang
jelek.
TUTORIAL KLINIK SESI II
LEARNING ISSUE
1. Intervensi untuk mengurangi atau mengatasi rasa nyeri pada luka perineum ibu post
partum
Berbagai metode untuk mengatasi nyeri luka perineum dapat dilakukan baik secara
farmakologi atau non farmakologi. Metode dalam mengatasi nyeri secara farmakologi
lebih efektif dibandingkan dengan metode non farmakologi. Namun, metode farmakologi
berpotensi memberikan efek samping bagi ibu seperti memberikan analgetik asam
mefenamat yang dapat menyebabkan nyeri pada lambung ibu6. Penanganan nyeri secara
farmakologi beresiko juga bagi bayi karena masuk kedalam peredaran darah yang
terkumpul pada air susu ibu seperti reaksi alergi dan diare pada bayi21. Sedangkan secara
non farmakologi lebih aman diterapkan karena mempunyai risiko yang lebih kecil, tidak
menimbulkan efek samping serta menggunakan proses fisiologis1.

Terapi non farmakologi yang dapat diberikan untuk mengurangi nyeri antara lain distraksi,
biofeedback, hipnosis diri, mengurangi presepsi nyeri, stimulasi kutaneus, pemberian
kompres hangat dan kompres dingin, serta masase. Salah satu metode non farmakologi
pilihan yang paling sederhana yang dapat di gunakan untuk mengatasi nyeri dan
ketidaknyamanan terutama ibu post partum dengan nyeri luka perineum adalah dengan
menerapkan penggunaan kompres hangat dan kompres dingin. Penggunaan kompres
hangat dan kompres dingin merupakan salah satu bentuk pemberian stimulasi kutaneus
dengan pemanfaatan suhu. Kompres hangat dan kompres dingin ini bekerja dengan
memblok transmisi stimulus nyeri sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih
sedikit15.

Kompres hangat dapat memberikan rasa hangat yang bertujuan untuk memberikan rasa
nyaman, mengatasi nyeri, mengurangi atau mencegah spasme otot dan memberikan rasa
hangat pada daerah tertentu22. Kompres hangat memiliki dampak fisiologis bagi tubuh,
yaitu pelunakan jaringan fibrosa, mempengaruhi oksigenisasi jaringan sehingga dapat
mencegah kekakuan otot, memvasodilatasikan dan memperlancar aliran darah, sehingga
dapat menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri10. Selain itu kelebihan kompres hangat
dapat membantu pemulihan luka, mengurangi infeksi dan inflamasi, mempelancar pasokan
aliran darah serta memberikan ketenangan dan kenyamanan pada klien19.
Selain kompres hangat, manajemen nyeri dengan tindakan kompres dingin merupakan
metode yang dapat diterapkan untuk membantu kenyamanan pada ibu nifas untuk
mengurangi rasa nyeri. Kompres dingin atau cold therapy merupakan modalitas terapi
fisik yang menggunakan sifat fisik dingin untuk terapi berbagai kondisi, termasuk pada
nyeri luka perineum. Kompres dingin bekerja dengan menstimulasi permukaan kulit untuk
mengontrol nyeri. Terapi dingin yang diberikan akan mempengaruhi impuls yang dibawa
oleh serabut taktil A-Beta untuk lebih mendominasi sehingga “gerbang” akan menutup
dan impuls nyeri akan terhalangi. Nyeri yang dirasakan akan berkurang atau hilang untuk
sementara waktu. Manfaat kompres dingin diantaranya adalah mengurangi aliran darah ke
daerah luka sehingga dapat mengurangi resiko perdarahan dan oedema, kompres dingin
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga
impuls nyeri yang mencapai otak akan lebih sedikit.
Jurnal terkait :
a. Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partun Di
RSKDIA Pertiwi
Madu Jurnal Kesehatan, Vol. 9 No. 1, Juni 2020 P-ISSN: 2301-5683
https://journal.umgo.ac.id/index.php/Madu/article/view/712/408
Penggunaan kompres dingin terbukti dapat menghilangkan nyeri, terapi dingin
menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf sehingga
impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit. Kompres dingin akan menyebabkan ibu
postpartum merasa nyaman, karena efek analgetik dari kompres dingin yang
menurunkan kecepatan hantaran syaraf sehingga implus nyeri yang sampai ke otak
lebih sedikit sehingga menurunkan sensasi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kompres dingin terhadap pengurangan nyeri yang dirasakan pada
ibu nifas di RSKDIA Pertiwi Makassar tahun 2019.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah “Pre-experimental” yang menggunakan


rancangan “One Group Pre Test-Post Test Design”. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu nifas yang dirawat di RSKDIA Pertiwi Makassar pada bulan april
yaitu sebanyak 66 ibu nifas. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden
dengan tekhnik pengambilan sampel yaitu menggunakan Non probability Sampling
dengan jenis “Purposive sampling” kemudian data sajikan dengan menggunakan Uji t
Sampel Berpasangan dengan melihat Nilai Continuity Correction dengan tingkat
kemaknaan α= 0,05 pada SPSS Versi 16.
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan hasil analisa dengan uji t diperoleh
ρ= 0,000 sehingga ρ<α (0,05) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada Pengaruh
Kompres Dingin Terhadap Pengurangan Nyeri Luka Perineum Pada Ibu Postpartum Di
RSKDIA Pertiwi Makassar Tahun 2019. Bagi instansi pelayanan baik rumah sakit
maupun puskesmas dapat menfaslitasi bidan untuk menggunakan kompres dingin
dalam memberikan asuhan pengurangan nyeri luka perineum.

b. Efektifitas Kompres Hangat Dan Kompres Dingin Terhadap Intensitas Nyeri Luka
Perineum Pada Ibu Post Partum Di Bpm Siti Julaeha Pekanbaru
JOMIS (Journal Of Midwifery Science) P-ISSN : 2549-2543 Vol 3. No.1, Januari 2019
E-ISSN : 2579-7077
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/jomis/article/view/638/455
Setiap ibu yang telah menjalani proses persalinan dengan luka perineum akan
merasakan nyeri, nyeri yang dirasakan oleh setiap ibu post partum menimbulkan
dampak yang tidak menyenangkan seperti kesakitan dan rasa takut untuk bergerak,
sehingga diperlukan manajemen nyeri secara nonfarmakologi yakni dengan kompres
hangat dan kompres dingin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas kompres
hangat dan kompres dingin terhadap intensitas nyeri luka perineum pada ibu post
partum. Desain penelitian menggunakan quasy experiment dengan rancangan one
group pretest and posttet design dengan uji Mann Whitney. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Januari-Juni 2018. Jumlah sampel penelitian yaitu 30 orang, 15 orang
kelompok kompres hangat dan 15 orang kelompok kompres dingin. Populasi penelitian
yaitu ibu post partum yang mengalami luka perineum di BPM Siti Julaeha. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik kompres hangat dan
kompres dingin dilakukan selama 20 menit setelah 6 jam post partum. Alat ukur yang
digunakan yaitu Numerical Rating Scale (NRS). Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan antara terapi kompres hangat dan kompres dingin dengan
perbedaan penurunan intensitas nyeri dengan nilai rata-rata 1,33 lebih kecil
dibandingkan rata-rata kompres hangat 2,60 dengan p value 0,003 (p < 0,05). Terapi
kompres dingin lebih efektif dalam mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post
partum dibandingkan dengan terapi kompres hangat. Terapi kompres dingin dapat
dijadikan sebagai terapi alternative untuk mengatasi nyeri luka perineum pada ibu post
partum.
2. Intervensi untuk mencegah terjadinya infeksi pada luka perineum ibu post partum
Ibu pada masa nifas yang menderita luka perineum apabila tidak dijaga dengan baik dan
perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan kondisi perineum yang
terkena lokea lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri yang dapat
menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Munculnya infeksi pada perineum dapat
merambat pada saluran kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Infeksi tidak
hanya menghambat proses penyembuhan luka tetapi dapat juga menyebabkan kerusakan
pada jaringan sel (Prawirohardjo, 2011).

Penyebab utama kematiaan pada ibu di suatu negara berkembang salah satunya yaitu
infeksi nifas seperti sepsis. Perlukaan jalan lahir merupakan salah satu media
berkembangnya kuman sehingga bisa menjadi penyebab terjadinya infeksi nifas. Hal ini
diakibatkan kurangnya menjaga kebersihan pada perlukaan jalan lahir dan rendahnya daya
tahan ibu setelah melahirkan.(Prawiharjo, 2016).

Pada umumnya semua luka baru seperti luka sayatan atau area episiotomy menbutuhkan
waktu penyembuhan sekitar 6-7 hari. Infeksi perineum akan timbul apabila melakukan
perawatan perineum yang tidak benar sehingga mengakibatkan kondisi lembab pada
perineum dikarenakan lokhea. Hal ini sangat menunjang perkembangan bakteri. Infeksi
pada perineum dapat merusak jaringan sel dan dapat menghambat proses penyembuhan
luka. Sehingga kan menambah panjang maupun kedalaman luka dan menambah ukuran
dari luka itu sendiri. (Marmi, 2014).

Kelambatan penyembuhan pada luka dikarenakan beberapa masalah diantaranya


perubahan tanda tanda vital yang disebabkan oleh perdarahan, infeksi seperti kulit
kemerahan, demam dan timbul rasa nyeri, pecahnya luka jahitan sebagian atau seluruhnya
akibat terjadinya trauma serta menonjolnya organ bagian dalam ke arah luar akibat luka
tidak segera menyatu dengan baik (Musrifatul, 2014).

Luka pada perineum dinyatakan sembuh cepat apabila < 7 hari dan dinyatakan lama
sembuh apabila ≥ 7 hari. Dengan ciri ciri penyembuhan luka yaitu, tidak ada kemerahan
jaringan menyatu, luka kering, tidak ada pembengkakan, dan tidak nyeri saat berjalan dan
duduk. Apabila penyembuhan luka perineum lama, maka akan menyebabkan
meningkatnya resiko terjadinya infeski masa nifas (Fitriyani et al., 2011)
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman
dan mempercepat penyembuhan. Salah satu upaya untuk menjaga agar tidak terjadi infeksi
akibat luka perineum maka digunakan antiseptik. Perawatan luka perineum dilakukan oleh
masyarakat Indonesia masih banyak yang menggunakan cara taradisional, salah satunya
dengan mengunakan air rebusan daun sirih untuk membersihkan alat kelaminnya supaya
luka perineum cepat sembuh dan bau darah keluar tidak amis.Daun sirih tergolong
tanaman yang mempunyai banyak efek terapi. Di antara kandungan daun sirih tersebut
adalah minyak atsiri,hidroksikavicol, kavicol, kavibetol, allylpyrokatekol, cyneole,
caryophyllene, cadinene, estragol,terpennena, seskuiterpena, fenil propana,
tanin,diastase, gula, dan pati. Di antara kandungan tersebut,sirih mempunyai
efekantibiotik, berdasarkan pada efek terapi ini maka sirih juga bisa dijadikan bahan untuk
perawatan luka yang biasanya digunakan dengan cara untuk cebok dan rendam, hal seperti
ini sudah menjadi tradisi dilakukan oleh ibu-ibu setelah melahirkan (Zubier,2010).

Sirih merah (Piper crocatum) merupakah salah satu jenis tanaman obat yang terdapat di
Indonesia dari beberapa jenis tanaman obat herbal. Banayak sekali kandungan yang
terdapat dalam tanaman sirih merah yaitu senyawa minyak atsiri, alkaloid, ß avonoid,
tannin dan saponin. Kandungan minyak atsiri pada daun sirih merah (Piper crocatum)
berkhasiat secara empiris mengurangi keputihan akut dan sekresi pada liang vagina karena
memiliki kandungan chavicol, sesqueterpen, minyak terbang (betlepjenol), diatase, gula ,
pati dan zat samak. Ekstrak daun sirih merah sudah terbukti mampu mematikan jamur
Candida albicans penyebab keputihan akut, dan gatal-gatal pada alat kelamin, serta
mencegah terjadinya infeksi pada luka (Putriningrum, Khoiriyah and Umarianti, 2015).

Cara pemberiannya yaitu daun sirih merah sebanyak 4-5 lembar direbus menggunakan 500
ml air. Kemudian diberikan pada ibu nifas sebanyak 200 ml 2 kali sehari yaitu pagi dan
sore selama 7 hari.
Jurnal terkait :
1. Pengaruh Pemberian Rebusan Daun Sirih Merah (Piper Crocatum) Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum pada Ibu Postpartum di Desa Tanjung Jati Kecamatan
Binjai Kabupaten Langkat
JURNAL KESEHATAN KOMUNITAS, KESKOM. 2020 ; 6 (3) : 255-259, p - ISSN :
2088-7612 • e - ISSN : 2548-8538 • DOI: https://doi.org/10.25311/keskom. Vol 6.
Iss3.599
https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/599/262

Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau
tanpa episiotomi Angka kejadian robekan perineum terjadi hampir 90 % pada proses
persalinan normal. Daun sirih merah atau Piper crocatum diketahui mempunyai
kandungan kimia yang berefek antiseptikk dan antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah
menilai lama penyembuhan luka perineum ibu postpartum dengan menggunakan
rebusan daun sirih merah dan obat anti septik di Desa Tanjung Jati Kecamatan Binjai
Kabupaten Langkat. Metode Penelitian Yaitu Quasi Eksperimental, Populasi Ibu
Pospartum Dengan Luka Perineum. Sampel Kelompok eksperimen diberikan rebusan
daun sirih merah sebanyak 4-5 lembar selama 7 hari 18 orang dan kelompok kontrol 18
orang. Sampel diambil secara consecutive sampling yang dilaksanakan di Desa Tanjung
Jati Kec. Binjai Kab. Langkat pada bulan April-Juli 2020. Hasil Penelitian ini yaitu
rerata lama penyembuhan pada kelompok kontrol 5,28±0,958 dengan Min-Max 3-6
hari, sedangkan pada kelompok intervensi dengan rerata lama penyembuhan 3,00 ±
1,372 dengan Min-Max 2-5. Ditemukan perbedaan yang bermakna (p value = 0,001)
lama hari penyembuhan antara kelompok kontrol dan intervensi. Kesimpulan dari
penelitian ini ada pengaruh pemberian rebusan daun sirih merah (Piper crocatum)
terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu postpartum.
2. EFEKTIFITAS PEMBERIAN AIR DAUN SIRIH (Piper betle L) TERHADAP
KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM PADA IBU POST PARTUM
Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, Volume 9, Desember 2018, Nomor 2, ISSN
Online : 2622-6200 ISSN Cetak : 2087-8362
http://jurnal.stikes-aisyiyah-palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/121/102

Latar Belakang: Ibu pada masa nifas yang menderita luka perineum apabila tidak
dijaga dengan baik dan perawatan perineum yang tidak benar dapat mengakibatkan
timbulnya infeksi pada perineum. Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah
infeksi dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dilakukan oleh
masyarakat Indonesia, salah satunya dengan mengunakan air rebusan daun sirih yang
mempunyai efek antibiotik, berdasarkan pada efek terapi ini maka sirih juga bisa
dijadikan bahan untuk perawatan luka yang biasanya digunakan dengan cara untuk
cebok dan rendam. Penelitian: untuk mengetahui apakah air daun sirih dapat
mempercepat proses penyembuhan luka perineum pada ibu post partum. Metode:
Penelitian ini bersifat pre eksperimen menggunakan rancangan posttest only control
group design. Sampel dalam penelitian ini 30 responden dengan mengunakan teknik
purposive sampling. Hasil: pada pemberian air daun sirih (piper betle l) terhadap
kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu post partum dengan uji Mann Whitney
U didapatkan bahwa pada kelompok kontrol rerata penyembuhan luka selama 7,60 hari
lebih lambat dibandingkan dengan kelompok intervensi yang diberikan air daun sirih
yaitu rerata penyembuhan luka 5,47 hari dengan p value = 0,000 artinya pada kelompok
intervensi percepatan penyembuhan luka perineum lebih cepat dibandingkan kelompok
kontrol. Saran: Pentingnya mensosialisasikan rebusan daun sirih kepada ibu nifas
sebagai alternatif perawatan luka perineum yang bersifat alami. Gunakan air rebusan
daun sirih, yaitu 100gr daun sirih segar ditambahkan 1L air dimasak selama 20 menit
setelah mendidih, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menyembuhkan luka
perineum.
PROBLEM SOLVING
Diagnosis
Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
Keperawatan
Nyeri akut b.d agen 1. Tingkat nyeri 1. Observasi tanda-tanda vital. 1. Mengetahui keadaan umum
cidera fisik 2. Control nyeri 2. Kaji tingkat rasa nyeri. pasien
3. Tingkat kenyamanan 3. Atur posisi yang nyaman bagi 2. Mengetahui seberapa besar
Setelah dilakukan tindakan klien dan ajarkan tekhnik nafas nyeri yang dirasa pasien
keperawatan selama 1x6 jam masalah dalam. 3. Membantu pasien untuk
nyeri akut berkurang atau teratasi 4. Beri kompres dingin pada area menghilangkan rasa nyeri
Kriteria Hasil : sekitar luka perineum 4. Membantu pasien untuk
 Mampu mengontrol nyeri (tahu 5. Kolaborasi dengan dokter menghilangkan rasa nyeri
penyebab nyeri, mampu dalam pemberian terapi 5. Mencegah dan mengelola efek
menggunakan tehnik analgetik sesuai indikasi. samping pengobatan
nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
 Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen
nyeri
 Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
 Menyatakan rasa nyaman setelah
nyeri berkurang
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Cuci tangan setiap sebelum 1. Mencegah kontaminasi bakteri
keperawatan 1x6 jam tidak ada tanda dan sesudah tindakan 2. Adanya proses inflamasi atau
dan gejala infeksi dengan 2. Pantau suhu tubuh infeksi membutuhkan evaluasi
Kriteria hasil: 3. Tingkatkan masukkan cairan 3. Cairan yang cukup membantu
- Klien bebas dari tanda dan gejala adekuat mengurasi factor resiko
infeksi 4. Pertahankan teknik aseptic 4. Menurunkan resiko infeksi
- Menunjukkan perilaku hidup sehat 5. Pantau atau batasi pengunjung 5. Membatasi pemajanan pada
- Menunjukkan kemampuan untuk 6. Ajarkan klien dan keluarga infeksi/bakteri
mencegah timbulnya infeksi tentang tanda dan gejala 6. Memperluas pengetahuan klien
infeksi dan keluarga tentang tanda dan
gejala infeksi

Banjarmasin, 19 Desember 2020


Preseptor Akademik,

Hj. Ruslinawati, Ns., M.Kep

Anda mungkin juga menyukai