Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS STASE KMB

RSU SULTAN SURIANSYAH BANJARMASIN

OLEH :
Siska Rani Sapitri, S.Kep.
NPM: 2014191110082

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2020
LAPORAN REFLEKSI KASUS

A. Deskripsi Kejadian
Klien bernama Ny. S umur 63 tahun, klien mempunyai riwayat penyakit
diabetes mellitus selama 2 tahun yang lalu. Klien datang ke Poliklinik bedah
RSU Sultan Suriansyah Banjarmasin pada tanggal 22 April 2021 untuk
melakukan kontrol rutin. Klien mengatakan dua bulan yang lalu kakinya luka
karena terkena knalpot motor. Awalnya kaki klien hanya luka melepuh, tapi
lama kelamaan kakinya semakin membengkak. Klien tidak segera melakukan
perawatan ke fasilitas kesehatan karena keterbatasan biaya. Pada saat
pengkajian terdapat luka pada tumit kaki kanan klien. Terdapat pus dan
kematian jaringan (gangren) pada luka dan kedalaman luka 3 cm berdiameter 3
cm.
B. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut
Perasaan saya saat menghadapi kasus ini saya merasa prihatin karena dari
seluruh penderita ulkus dikaki bisa sampai memerlukan amputasi. Bahkan
setelah hasil perawatan luka bagus, angka kekambuhan diperkirakan sekitar
66% dan resiko amputasi menjadi meningkat sampai 12%.
C. Evaluasi: sisi negatif dan positif dari kasus/kejadian
Negatif :
Klien menjadi sulit berakivitas karena lukanya, terjadi kerusakan integritas
jaringan dan gangguan citra tubuh
Positif :
Dengan terjadinya kasus ini, klien menjadi lebih menjaga kesehatannya, klien
menjadi ingin mengubah pola hidupnya agar tidak terjadi lagi penyakit yang
lainnya.
D. Analisis:
a. Mengapa kasus tersebut menarik?
Kasus ini menarik karena apabila lukanya tidak semakin membaik maka
akan dilakukan amputasi. Jika amputasi dilakukan maka kondisi psikologis
klien mungkin akan terganggu dan klien akan menarik diri dari lingkungan.
Maka hal terpenting yang harus dilakukan perawat adalah melakukan
perawatan luka sebaik mungkin agar lukanya membaik dan amputasi tidak
perlu dilakukan.
b. Mengapa bisa terjadi?
Kasus ini terjadi karena klien kurang menjaga pola hidup sehat, klien tidak
pernah check up rutin ke fasilitas kesehatan sehingga diabetesnya tidak
terkontrol.
c. Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners?
Dengan adanya penyakit ini, ners harus mampu melakukan perawatan
lukanya, melakukan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga agar
bisa lebih menjaga pola hidup sehat dan tidak terjadi lagi penyakit yang
sama maupun komplikasi penyakit lainnya. Perawat memberikan motivasi
dan dukungan psikososial agar klien bisa menerima keadaannya. Ulkus
diabetikum dapat terjadi karena kurangnya sensasi proteksi pada periferal
neuropati. Neuropati perifer yang terjadi pada 60% penderita diabetes
merupakan resiko terbesar terjadinya ulkus kaki. Untuk mengetahui
penurunan sensorik dapat dilakukan dengan berbagai macam test skrinning,
diharapkan profesi ners dapat melakukan pemeriksaan untuk mencegah
terjadinya ulkus.
E. Kesimpulan dari kasus tersebut?
Kasus ini terjadi karena trauma pada kaki klien sehingga menyebabkan ulkus
pada kaki karena klien mempunyai riwayat diabetes melitus. Penyakit ini harus
segera ditangani agar luka klien tidak bertambah parah. Perawat harus mampu
melakukan perawatan luka dan pencegahan kekambuhan apabila lukanya
semakin membaik.
F. Action plan:
Ulkus kaki pada pasien diabetes harus mendapatkan perawatan untuk
mengurangi resiko infeksi dan amputasi, memperbaiki fungsi dan kualitas
hidup, serta mengurangi biaya pemeliharaan kesehatan.
Yang dilakukan perawat adalah melakukan penyuluhan tentang perawatan luka
kepada kelurga dan tentang nutrisi serta melakukan perawtan luka yang baik
agar mencegah tejadinya infeksi

Anda mungkin juga menyukai