Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN REFLEKSI KASUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Jiwa


PEMBIMBING
M. Syafwani., S.Kp., M.Kep., Sp. Jiwa
Rustafariningsih, S.Kep., Ns

Di Susun Oleh:
Khairunnisa
NPM. 1914901110086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2020/2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS

LAPORAN REFLEKSI KASUS

a. Deskripsi kejadian
Seorang klien berumur 39 tahun dengan masalah resiko perilaku kekerasan, klien
tersebut sering marah dan mengancam ingin memukul orang asing atau tetangga
sekitar.

Walaupun keadaan klien seperti dijelaskan diatas keluarga tetap menerima keadaan
klien. Tidak meninggalkan, menghina ataupun mengucilkan. Keluarga sangat ingin
klien bisa sembuh dan mendukung pengobatan yang sedang dijalani oleh klien.

b. Perasaan saat menghadapi kasus tersebut


Pada awalnya merasa takut menghadapi klien dengan gangguan perilaku kekerasan
namun keluarga klien tetap menemani dan memberi arahan menghadapi klien.
Mendapatkan dukungan dan melakukan asuhan keperawatan menjadi pengalaman
yang luar biasa menghadapi klien dengan gangguan jiwa.

c. Evaluasi: sisi negatif dan posistif dari kasus/kejadian


Sisi negatif
Pengalaman ini menurut saya tidak ada sisi negatif, karena sangat bermanfaat untuk
menambah ilmu terutama dalam asuhan keperawatan dengan gangguan jiwa. Ilmu
yang didapat tidak hanya merawat fisik namun juga psikososial dan jiwa.
Sisi positif
Selama melakukan asuhan keperawatan selain menambah ilmu juga menambah rasa
syukur karena masih diberikan kesehatan fisik maupun jiwa dan keluarga yang selalu
mendukung. Pengalaman ini juga mengajarkan rasa sabar dan menerima ketika ada
keluarga yang tidak sehat jiwanya.
d. Analisis :
a) Mengapa kasus tersebut menarik?
Karena kasus tersebut merupakan pengalaman yang baru terkait asuhan
keperawatan dengan klien yang mengalami resiko perilaku kekerasan dan
penerimaan yang dilakukan orang tua dan keluarga atas keadaan klien.
b) Mengapa bisa terjadi?
Hal tersebut terjadi karena rasa ingin tahu terkait proses asuhan keperawatan
dengan klien yang memiliki resiko perilaku kekerasan.
c) Bagaimana hubungannya dengan kompetensi ners?
Hubungannya agar Ners muda tanggap dan cermat serta siap dalam menghadapi
berbagai kasus seperti membantu dalam proses asuhan keperawatan jiwa.
d) Analisis dapat dilihat dari berbagai aspek seperti aspek etik, moral, budaya, sosial
ekonomi, komunikasi, hukum, kebijakan, dan lain-lain sesuai dengan kejadian
yang dihadapi.
Aspek sosial, etik, moral, dan komunikasi, karena kejadian tersebut
mempengaruhi respon sosial seorang tenaga perawat untuk lebih peduli terhadap
keadaan klien. Walaupun begitu tindakan pada klien dalam melakukan tindakan
keperawatan harus lebih dikuasai lagi agar bisa membantu dengan kompeten.

e. Kesimpulan dari kasus tersebut?


Seorang perawat dituntut untuk pandai, tanggap, peduli, dan cermat, bukan hanya
merawat klien dengan gangguan fisik namun juga dengan gangguan jiwa.

e) Action plan: seandainya ke depan kasus tersebut terjadi lagi, rencana apa yang akan
dilakukan.
Memberikan dukungan penuh kepada klien dan keluarga serta membantu proses
perawatan dengan lebih kompeten lagi.

Banjarmasin, 03 Oktober 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

M. Syafwani., S.Kp., M.Kep., Sp. Jiwa Rustafariningsih, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai