Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

DI RUANG INTENSIF WANITA


RSJ SAMBANG LIHUM BANJARMASIN

OLEH:
MAKIAH
1814901210161

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
TAHUN AKADEMIK 2019
LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

A. Pengertian
Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas
yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar
belakang budaya, ketidakmampuan merespon stimulus internal dan eksternal
melalui proses iteraksi atau informasi secara akurat (Yosep, 2009).
Waham adalah suatu keyakinan yang dipertahankan secara kuat terus-menerus,
tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (Budi Anna Keliat, 2006).

B. Klasifikasi
Waham terbagi 5 kategori yaitu:
1. Waham agama
Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan berulang-
ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Waham kebesaran
Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau
kelebihan yang berbeda dengan orang lain, diucapkan berulang-ulang tetapi
tidak sesuai dengan kenyataan.
3. Waham curiga
Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan
atau mencederai dirinya diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
4. Waham somatic
Keyakinan bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang
penyakit, diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
5. Waham nihilistic
Keyakinan bahwa seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,
diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.
C. Rentang respon

Sumber: Fitria, 2011

D. Faktor predisposisi
1. Faktor Perkembangan
Hambatan perkembangan akan mengganggu hubungan interpersonal
seseorang. Hal ini dapat meningkatkan stress dan ansietas yang berakhir
dengan gangguan persepsi, klien menekan perasaannya sehingga
pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif.
2. Faktor Sosial Budaya
Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat menyebabkan
timbulnya waham.
3. Faktor Psikologis
Hubungan yang tidak harmonis, peranganda/bertentangan, dapat
menimbulkan ansietas dan berakhir dengan pengingkaran terhadap
kenyataan.
4. Faktor Biologis
Waham diyakini terjadi karena adanya atrofi otak, pembesaran ventrikel
diotak, atau perubahan pada sel kortik dan limbik.

E. Faktor presipitasi
Faktor-faktor yang dapat mencetuskan perilaku kekerasan sering kali
berkaitan dengan (Yosep, 2009):
1. Faktor Sosial Budaya
Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang berarti
atau diasingkan dari kelompok.
2. Faktor Biokimia
Dopamine, noreepineprin, dan zat halusinogen lainya diduga dapat
menjadi penyebab waham pada seseorang.
3. Faktor Psikologis
Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk
mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk
menghindari kenyataan yang menyenangkan.

F. Manifestasi klinis/tanda gejala


1. Kognitif :
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata.
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya.
c. Sulit berfikir realita.
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif:
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b. Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial:
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
G. Patways

H. Proses keperawatan
1. Pengkajian
a. Kerusakan komunikasi : verbal
Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang

b. Perubahan isi pikir : waham


Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama,
kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
1) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
2) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau
apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau
kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar
tubuhnya?
5) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
6) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol
oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
7) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat
membaca pikirannya?
Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan,
merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat
waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien
tegang, mudah tersinggung.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b. Kerusakan komunikasi : verbal
c. Perubahan isi pikir : waham
3. Rencana Tindakan Keperawatan

Tanggal Dx Perencanaan Intervensi


Tujuan Kriteria hasil
05/09/ Waham Pasien Setelah…kali SP 1 p
2019 mampu pertemuan/lebih 1. Mengidentifikasi tanda
mampu hubungan saling dan gejala waham
menyebutkan percaya dapat dibina: 2. Bantu orientasi realita:
panggil nama, orientasi
tanda dan 1. Pasien mampu
waktu, orang dan
gejala nyaman dalam orientasi tempat/ lingkungan.
realita 3. Diskusikan kebutuhan
2. Pasien mampu yang tidak terpenuhi.
melakukan yg 4. Bantu klien memenuhi
tidak terpenuhi kebutuhan realistis.
3. Pasien mampu 5. Masukkan dalam jadwal
kegiatan harian
memenuhi
pemenuhan kebutuhan
kebutuhan realitas
Pasien dapat Setelah…kali SP 2 p
melakukan pertemuan/lebih 1. Evaluasi kegiatan
kemampuan hubungan saling pemenuhan kebutuhan
yang dimiliki percaya dapat dibina: klien dan berikan
pujian.
untuk 1. Pasien mampu
2. Diskusikan kemampuan
dilaksanakan menyebutkan yang dimiliki.
kegiatan dan 3. Latih kemampuan yang
aspek positif dipilih, berikan pujian
2. Pasien mampu 4. Masukkan pada jadwal
melakukan kegiatan pemenuhan
kegiatan positif dan kegiatan yang telah
dilatih
yang dimiliki
Pasien dapat Setelah…kali Sp 3 p
merencanakan pertemuan/lebih 1. Evaluasi kegiatan
kegiatan hubungan saling pemenuhan kebutuhan
sesuai dengan percaya dapat dibina: klien dan berikan
pujian.
kemampuan 1. Klien mampu
2. Jelaskan tentang 6
yang dimiliki melakukan benar obat yang
kegiatan dalam diminum dan tanyakan
kegiatan harian manfaatnya
2. Klie mampu 3. Masukkan pada jadwal
menjelaskan 6 kegiatan pemenuhan
benar obat dan kegiatan yang telah
dilatih
Pasien dapat Setelah…kali SP 4
melakukan pertemuan/lebih 1. Evaluasi kegiatan
kegiatan hubungan saling pemenuhan kebutuhan
sesuai rencana percaya dapat dibina: klien, kegiatan 1,2 dan
3 dan berikan pujian.
yang dibuat. 1. Pasien mampu
2. Diskusikan kebutuhan
memilih aspek lain dan cara
positif yang memnuhinya
dimiliki lainnya 3. Diskusikan kemampuan
2. Pasien mampu yang dimiliki dan
melakukan memilih yang akan
kegiatan positif dilatih
4. Masukkan pada jadwal
lainnya
kegiatan pemenuhan
dan kegiatan yang telah
dilatih dan minum obat
Pasien dapat Setelah…kali SP 5
melakukan pertemuan/lebih 1. Evaluasi kegiatan
kegiatan hubungan saling pemenuhan kebutuhan
sesuai rencana percaya dapat dibina: klien, kegiatan 1,2 dan 3
dan berikan pujian.
yang dibuat 1. Pasien mampu
2. Niali kemampuan yang
secara melakukan telah mandri
mandiri dan kegiatan yang 3. Nilai apakah frekuensi
harga diri positif munculnya waham
klien 2. Pasien mampu berkurang. Apakah
meningkat melakukan waham terkontrol
kegiatan secara
mandiri
3. Pasien mampu
mengontrol
waham

I. Strategi Pelaksanaan Tindakan


SP Pada Pasien SP Pada Keluarga
Sp 1 Sp 1
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala 1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
waham keluarga dalam merawat pasien
2. Bantu orientasi realita: panggil nama, 2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
orientasi waktu, orang dan tempat/ waham, dan jenis waham yang dialami
lingkungan. pasien beserta proses terjadinya
3. Diskusikan kebutuhan yang tidak 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
terpenuhi. waham
4. Bantu klien memenuhi kebutuhan 4. Latih cara mengetahui kebutuhan klien
realistis. dan mengetahui kemampuan klien.
5. Masukkan dalam jadwal kegiatan harian 5. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
pemenuhan kebutuhan dan memberi pujian.
SP 2 SP 2
5. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebutuhan klien dan berikan pujian. membimbing klien, berikan pujian
6. Diskusikan kemampuan yang dimiliki. 2. Latih cara memenuhi kebutuhan klien
7. Latih kemampuan yang dipilih, berikan 3. Latih cara melatih kemampuan yang
pujian dimiliki klien
8. Masukkan pada jadwal kegiatan 4. Anjurkan membantu klien sesuai jadwal
pemenuhan dan kegiatan yang telah dan beri pujian
dilatih
SP 3 SP 3
4. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Membantu keluarga membuat jadual
kebutuhan klien dan berikan pujian. aktivitas di rumah termasuk minum obat
5. Jelaskan tentang 6 benar obat yang 2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa
diminum dan tanyakan manfaatnya dijangkau keluarga
6. Masukkan pada jadwal kegiatan 3. Anjurkan membantu klien jadwal dan
pemenuhan dan kegiatan yang telah memberikan pujian
dilatih
SP 4 SP 4
5. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebutuhan klien, kegiatan 1,2 dan 3 dan membimbing klien melaksanan kegiatan
berikan pujian. yang telah dilatih dan minum obat,
6. Diskusikan kebutuhan lain dan cara berikan pujian
memnuhinya 2. Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda
7. Diskusikan kemampuan yang dimiliki kambuh dan rujukan
dan memilih yang akan dilatih 3. Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal
8. Masukkan pada jadwal kegiatan dan memberikan pujian
pemenuhan dan kegiatan yang telah
dilatih dan minum obat
SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan pemenuhan 1. Evaluasi kegiatan keluarga dalam
kebutuhan klien, kegiatan 1,2 dan 3 dan membimbing pasien memenuhi
berikan pujian. kebutuhan klien, membimbing klien
2. Niali kemampuan yang telah mandri melaksakan kegiatan yangtelah dilatih
3. Nilai apakah frekuensi munculnya dan minum obat, berikan pujian
waham berkurang. Apakah waham 2. Nilai kemmapuan keluarga merawat
terkontrol klien
3. Nialai kemampuan klien melakukan
kontrol ke RSJ/ PKM
J. Daftar pustaka

Keliat B. A, (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta:


EGC.

Fitria, Nita. (2011). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan LAPORAN


PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaKusumawati dan Hartono.
(2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.

Stuart dan Sundeen. (2005). Buku Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

Yosep, iyus. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi. Bandung: Refika


Aditama.
Banjarmasin, September 2019

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai