Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL KLINIK

STASE KEPERAWATAN DASAR PROFESI

KELOMPOK :1A.8
RUANG : ALEXANDRI LT. 4 (RUBY)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
BANJARMASIN, 2019
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN PROFESI NERS

TUTORIAL KLINIK SESI I

Tanggal Pengkajian : 09 Oktober 2019.


Jam :12.00 WITA.

Data Pasien
- Nama ( inisial ) :Ny.M.
- Usia / tanggallahir :43 Tahun/01 Juli 1976.
- Jeniskelamin :Perempuan.
- Alamat :Jl.Berangas.
- Suku / bangsa :Banjar/Indonesia.
- Status pernikahan :Menikah.
- Agama / keyakinan :Islam.
- Pekerjaan / sumberpenghasilan :Ibu rumah tangga.
- Diagnosa medic :Stroke Haemoragic.
- No. medical record :43.XX.XX
- Tanggalmasuk : 07 Oktober 2019.

I. KELUHAN UTAMA
Keluarga klien mengatakan klien sesak napas dan mengeluhkan kesulitan BAK

II. RIWAYAT KESEHATAN


1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit saat bangun tidur pada pagi hari
klien tidak bisa menggerakan ekstremitas atas dan bawah sebelah kanan sehingga
keluarga membawa klien ke rumah sakit, keluarga klien juga mengatakan sebelum
dibawa ke rumah sakit klien mengalami sesak napas dan mengeluh kesulitan BAK.

2. Riwayat kesehatan terdahulu


Keluarga klien mengatakan klien menderita Hipertensi sejak 2 tahun yang lalu,
sebelumnya klien tidak pernah dirawat di rumah sakit.

3. Riwayat kesehatan keluarga


Keluarga klien mengatakan orangtua klien juga memiliki penyakit hipertensi dan
migrain
III. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Sebelum masuk ke rumah sakit klien menjalin hubungan yang baik dengan tetangga sekitar
rumah. Setelah masuk ke rumah sakit klien tampak pendiam, kadang-kadang berbicara akan
tetapi tidak dapat dimengerti, hubungan klien dengan keluarga cukup baik, hubungan klien
dengan tenaga medis cukup baik. Keluarga klien berharap kondisi klien lekas pulih agar
bisa lekas pulang ke rumah.

IV. RIWAYAT SPIRITUAL


Klien beragama islam, sebelum masuk ke rumah sakit klien melakukan sholat 5 waktu, dan
selama di rumah sakit klien tidak bisa melakukan sholat 5 waktu. Keluarga selalu
mendoakan untuk kesembuhan klien.

V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum Klien
Klien tampak lemah dan gelisah. Tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS :
E(4) bisa membuka mata spontan, V(3) mengucapkan kata-kata yang tidak jelas , M(5)
melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi rangsang nyeri. Saat
dikaji klien hanya berbaring di tempat tidur.

2. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 140/100mmHg
Nadi : 142x/m
Respirasi : 36x/m
Suhu : 36,6 ̊C
SpO2 : 94%
Tinggi badan : 140 cm
Berat badan : 38 kg

3. Sistem Pernafasan
Hidung: hidung klien terlihat simetris, ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
polip. tidak ada sinus.
Leher: Berdasarkan hasil pengkajian terdapat pembesaran kelenjar tiroid pada
bagian leher kiri, tidak ada jejas pada bagian leher, tidak ada tekanan vena jugularis

Dada:
Inspeksi, Keadaan dada cukup bersih, tidak ada lesi, bentuk dada simetris,
pergerakan dinding dada simetris, klien menggunakan otot bantu nafas, pola nafas
klien sedikit cepat 36x/menit, SPO2 94%. Payudara klien tampak simetris, puting
payudara nampak masuk kedalam, kulit gelap disekitar puting susu. Perkusi, Hasil
perkusi paru terdengar hipersonor. Perkusi jantung terdengar pekak/datar.
Auskultasi, Hasil auskultasi terdengar suara wheezing.
Sirkulasi perfusi darah ke perifer normal, warna ujung jari normal tidak ada
clubbing finger, dan CRT < 2 detik.

2. Sistem Kardiovaskuler
Bibir pasien tidak sianosis, dan capillary refilling time klien < 2 detik, Bunyi jantung S1
(lub) S2 (dub) tunggal. Tidak terdengar bising aorta, murmur ataupun gallop.

3. Sistem Pencernaan
Berdasarkan hasil inspeksi, mulut terlihat tidak bersih, mukosa bibir kering, tidak ada
perdarahan dan peradangan, fungsi mengunyah dan menelan baik, klien tidak
menggunakan gigi palsu. Pada bagian bibir tidak ada palatoskizis, klien mampu
menggerakkan lidah. Gaster klien tidak gembung dan didapatkan peristaltik usus
12x/menit. Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan umum abdomen baik, pergerakan nafas
normal, tidak ditemui adanya benjolan, warna kulit kuning langsat. Berdasarkan hasil
palpasi, tidak ditemui adanya massa dan asites. Berdasarkan hasil perkusi bunyi gaster
timpani. Kondisi spinkter ani pada anus klien normal karena klien mengatakan ada
gangguan saat melakukan BAB.

4. Sistem Indra
Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan mata terlihat kotor, bentuk mata kiri dan kanan
simetris, sklera tidak ikterik. Tidak terdapat peradangan. Konjungtiva tidak anemis.
Fungsi penglihatan baik. Lapang pandang baik. Tidak menggunakan alat bantu
penglihatan. Berdasarkan hasil inspeksi, keadaan hidung klien kotor, bentuk simetris
antara kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada sinus, tidak ada perdarahan, tidak ada
peradangan, dan fungsi penciuman baik. Terdapat cuping hidung. Berdasarkan hasil
inspeksi, keadaan telinga normal dan simetris antara kiri dan kanan, terlihat adanya
kotoran telinga, dan bagian telinga kurang bersih. Fungsi pendengaran kurang baik
ditandai dengan klien mendengar suara perawat dengan ditepuk bahunya.

5. Sistem Saraf
a. Fungsi cerebral
Status mental : orientasi dan daya ingat buruk. Kesadaran klien apatis yang dapat
dilihat dari GCS : E(4) bisa membuka mata spontan, V(4) berkomunikasi tidak jelas,
M(5) mampu mengangkat tangan ketika diberikan rangsangan nyeri.
b. Fungsi kranial
Saat pengkajian didapatkan masalah pada saraf kranial VIII (Vestibulocochlearis)
yang berhubungan dengan pendengaran, X (Vagus) yang berhubungan dengan adanya
gangguan menelan

c. Fungsi motorik
terganggu, tampak kelemahan pada ektremitas atas dan bawah sebelah kanan

. 2 5
1 5

6. Sistem Muskuloskeletal
- Kepala : bentuk kepala sedikit lebih besar
- Vertebrae : bentuk normal, bisa digerakan, ekstremitas atas dan bawah
sebelaj kiri mengalami kelemahan.
- Bahu : normal
- Tangan : normal
- Skala aktivitas : 4 (total care semua aktivitas dibantu).

7. Sistem Integumen
- Rambut : berwarna hitam dan sedikit beruban, terdapat banyak ketombe.
- Kulit : berwarna kuning langsat dan terlihat kering.
- Kuku : tampak panjang dan ujung kuku bewarna hitam
8. Sistem Endokrin
Terdapat kelenjar tiroid dileher, tidak ada masalah pada sistem endokrin.

9. Sistem Perkemihan
Keadaan kandung kemih klien membesar, teraba keras, dan sakit saat ditekan, perut klien
tidak kembung dan tidak terpasang kateter.

10. Sistem Reproduksi


Klien berjenis kelamin perempuan, di daerah genitalia tampak kotor, klien menopouse
sejak ±8 tahun yang lalu, klien tidak terpasang Kateterisasi urin. Tidak terdapat
hemorodi di anus.

11. Sistem Imun


- Alergi : tidak ada alergi
- Immunisasi : tidak lengkap.
- Penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca : tidak ada.
- Riwayat transfusi dan reaksi : tidak ada.
VI. AKTIVITAS SEHARI-HARI
A. Kebutuhan nutrisi
Di rumah : Keluarga klien mengatakan selama di rumah makan 3 kali sehari, minum air
putih biasanya 5 gelas perhari dan tidak ada pantangan makan dan minum. Klien makan
sendiri dan selalu menghabiskan porsi makan yang diberikan.
Di RS : Selama di RS klien makan bubur 3 kali sehari hanya 1-2 sendok makan, dan
minum air putih hanya 2 gelas dalam sehari.

B. Kebutuhan cairan
Di rumah : Klien mengatakan selama dirumah klien minum air putih dan teh manis.
Di RS : Selama di RS klien hanya diberikan air putih

C. Kebutuhan eliminasi (BAK & BAB)


Di rumah : Keluarga klien mengatakan selama di rumah BAB dan BAK mandiri dan
normal, frekuensi BAB ± 2x sehari pagi hari teratur dan BAK 4-5x sehari. Tidak ada
kesulitan saat BAB dan BAK.
Di RS : Selama di RS klien kesulitan BAB, sejak dirawat sampai dengan hari ke 13
dirawat belum bisa BAB. BAK normal, frekuensi BAK ± 500ml terlihat pada urine bag
yang terpasang pada klien. Urine berwarna kuning bening

D. Kebutuhan istirahat tidur


Di rumah : Keluarga klien mengatakan selama di rumah klien beraktivitas normal dan
mandiri, sehari-hari klien menjadi ibu rumah tangga, dan tidak ada gangguan saat
beristirahat. Klien tidur malam hari selama 8 jam.
Di RS : Klien hanya beristirahat di tempat tidur, tidak ada melakukan aktivitas lain, dan
ada gangguan saat beristirahat, klien tidur malam hanya 5 jam.

E. Kebutuhan olahraga
Di rumah : Klien mengatakan selama dirumah tidak pernah olahraga
Di RS : Klien tidak melakukan olahraga saat berada di RS tetapi klien diajarkan room
aktif dan pasif untuk melatih kekuatan-kekuatan otot

F. Rokok/alkohol dan obat-obatan


Di rumah : Klien mengatakan tidak merokok ataupun minum alkohol saat strees, klien
tidak kecanduan terhadap kopi
Di RS : Klien tidak ada merokok ataupun minuman alkohol selama dirawat di RS tetapi
kadang-kadang klien diberikan obat tidur

G. Personal hygiene
Di rumah : Keluarga klien mengatakan selama di rumah klien mandi 2x sehari, mencuci
rambut dan gosok gigi setiap hari, terkadang mengunting kuku setiap minggu.
Di RS : Selama di RS klien tidak dapat mandi, kadang-kadang hanya diseka dan tidak
gosok gigi.

H. Aktivitas/mobilitas fisik
Di rumah : Klien mengatakan selama di rumah beraktivitas normal dan mandiri, sehari-
hari klien memasak untuk keluarga dan tidak ada gangguan saat beraktivitas.
Di RS : Klien hanya beristirahat di tempat tidur, tidak ada melakukan aktivitas lain, dan
ada gangguan saat beristirahat yaitu disebabkan karena ruangan bercampur dengan
pasien lain.
Skala aktivitas klien 3 (memerlukan bantuan / pengawasan / bimbingan sederhana)

VII. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


Tanggal Pemeriksaan: 14 Oktober 2019
1. Pemeriksaan Thorax : Cardiomegali, Struma substernal
2. Pemeriksaan EKG : Sinus tachycardi
3. Pemeriksaan CT-Scan : Infark Subakut cortex subcortex lobus frontoparietalis sinistra.
Struma
4. Pemeriksaan Laboraturium
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL SATUAN
Darah Rutin
1. WBC (Leukosit) 25.6 4.8 – 10.8 10^3/uL
2. Eritrosit 3.68 4.2 – 5.4 10^6/uL
3. HB (Hemoglobin) 10.1 12 – 16 g/dL
4. HCT (Hematokrit) 30.7 37 – 47 %
5. MCV 83.4 79 – 99 fL
6. MCH 27.4 27 – 31 pg
7. MCHC 32.9 33 – 37 g/dL
8. PLT (Trombosit) 462 150 – 450 10^3/uL
9. RDW 15.0 11.5 – 14.5 %
10 PDW 10.6 9 – 17 fL
.
11. MPV 9.1 9 – 13 fL
12 P-LCR 19.1 13 – 43 %
. NEUT% 89 50 – 70 %
13 LYMPH% 5 25 – 40 %
. MXD% 7 25 – 30 %
14 NEUT# 22.7 2 – 7.7 10^3/uL
. LYMPH# 1.2 0.8 – 4 10^3/uL
15 MXD# 1.7 2 – 7.7 10^3/uL
.
16
.
17
18
.
VIII. THERAPY SAAT INI

Nama Komposisi Golongan Indikasi dan Dosis Cara


Obat Obat Kontraindikasi Pemberia
n
Inf.Nacl Mmol/100m Elektrolit Indkasi : 20tpm IV
l Mengembalikan 500ml
Na = 154 keseimbangan
mEq/L elektrolit pada
CI = 154 keadaan dehidrasi
mEq/l dan syok
Kemasan hipovolemik
500ml
Kontraindikasi :
a. Hipernatremi
b. Kelainan ginjal
c. Kerusakan sel hati
d. Asidosis laktat

Piraceta Piracetam Kelompok 2x1 IV


m obat Indikasi : 1mg
nootropik Gejala-gejala
dan involusi yang
neurotonik/ berhubungan dengan
neurotropik usia lanjut seperti
kemunduran daya
pikir, astenia,
gangguan adaptasi,
reaksi psikomotorik
yang terganggu

Kontraindikasi :
a. Penderita dengan
insufisiensi ginjal
yang berat (bersihan
kreatinin < 20
mL/menit).
b. Penderita yang
hipersensitif
terhadap piracetam
atau derivat
pirolidon lainnya.
c. Penderita dengan
perdarahan serebral

Mecobal Mecobalami Vitamin dan Indikasi : 2x1 IV


amin n neurotropik Mecobalamin dapat 500mcg/ml
digunakan untuk
mengobati kondisi
berikut :
a. mengobati
difesiensi vitamin
B12, yang juga
berarti dapat
mengobati beberapa
penyakit yag
disebabkan oleh
kekurangan B12
b. mengobati
penyakit anemia
megaloblastik yang
disebabkan oleh
kekurangan B12
c. mengobati
neuropati perifer
(nyeri atau kebas
akibat kerusakan
saraf tepi)

Kontraindikasi :
Aman digunakan
sesuai dosis yang
dianjurkan

Clopido Clopidogrel Obat Indikasi : 1x1 PO


grel antiplatelet Mengurangi kejadian 75 mg
ateroklerosis (infark
miokrad, stroke dan
kematian vaskular)
pada pasien dengan
ateroklerosis yang
ditandai dengan
stroke yang belum
lama terjadi

Kontraindikasi :
Hiersensitif, pasien
dengan riwayat
pendarahan
Indikasi :Antibiotik
untuk mengatasi
infeksi bakteri

Kasus Tutorial

Ny. I umur 45 tahun masuk rumah sakit Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin 6 hari yang lalu
yaitu pada tanggal 03 Oktober 2019 diagnosa medis Stroke Non Hemoragik. Pada saat
pengkajian didapatkan pasien terpasang cairan NaCl pada lengan kanan, dan menggunakan
oksigenasi nassal canul, pasien tampak gelisah, lemah dan nampak kotor, kesadaran

2 5
1 5
composmentis, bicara tidak jelas. TTV : TD 160/100 mmHg, RR 36x/menit, N 119x/menit.
Keluarga klien mengeluh klien tidak pernah BAB sejak awal masuk rumah sakit, klien juga
terdapat kelemahan pada ekstermitas atas dan bawah sebelah kiri, pada bagian leher terdapat
pembesaran. Skala otot
PROBLEM HYPOTESIS MECHANISM MORE INFO DON’T KNOW LEARNING
ISSUE
Data fokus Masalah dan diagnosa Diagnosa Keperawatan Data tambahan Daftar pertanyaan dan Topik – topik
DS: keperawatan Diagnosa jawaban keilmuan
1. Ketidakefektifan Pertanyaan
Data fokus diagnosa 1 keperawatan 1 berdarsarkan
 Keluarga klien DS: pola napas
kasus:
1. Kenapa skala otot
mengatakan klien  Pola napas
2. Defisit perawatan ekstremitas atas dan bawah
mengeluh sesak  Keluarga klien mengatakan klien abnormal 1. Diagnosa
diri sebelah kanan berbeda?
napas mengeluh sesak napas keperawatan
DO:  Perubahan ekskursi
3. Ketidakseimbanga 2. Klien mengalami
Keluarga dada 2. Promosi
n nutrisi : kurang dari sesak napas dan ada
mengatakan klien  Suara napas wheezing kesehatan
kebutuhan tubuh sumbatan jalan napas, yang
sulit makan Diagnosa
 Jantung normal mana yang lebih dahulu 3. Sistem
4. Hambatan keperawatan 2
Keluarga ditangani antara SNH dan 2 persyarafan
mobilitas fisik
mengatakan kaki  Klien tampak gelisah  Ketidakmampuan keluhan tersebut? (SNH)
kanan klien tidak 5. Nyeri kronis b.d mandi dan
 Terdapat retraksi dinding dada 3. Bagaimana peran
bisa digerakkan agen cedera biologis berpakaian
Diagnosa keperawatan: perawat terhadap keluarga

Keluarga Ketidakefektifan pola napas  Ketidakmampuan Ny. I yang tidak


6. Konstipasi
mengatakan klien mengakses kamar memeriksakan penyakit

tampak gelisah Data fokus diagnosa 2 7. Ketidakefektifan mandi tiroid Ny. I?


DS: - bersihan jalan napas
Keluarga  Ketidakmampuan 4. Bagaimana peran
DO:
mengatakan klien  Kepala tampak kotor 8. Hambatan mengeringkan perawat dalam defisit
mengeluh nyeri Diagnosa keperawatan: komunikasi verbal badan perawat diri klien karena
leher Defisit perawatan diri penyakit SNH yang
Pathway dan Skala Nyeri  Ketidakmampuan membuat klien tidak bisa
 Keluarga klien (Terlampir) membersihkan bergerak sendiri?
Data fokus diagnosa 3
mengatakan klien tubuh
DS:
tidak BAB sejak 4 5. Bagaimana
hari yang lalu  Keluarga mengatakan klien sulit Diagnosa penanganan dari perawat
makan keperawatan 3 untuk klien yang tidak bisa
 Keluarga klien BAB sejak 4 hari?
DO:
mengatakan klien  Membran mukosa
batuk berdahak  Klien terlihat tidak mengahabiskan kering Jawaban
makanannya
 Keluarga klien  Enggan makan 1. Karena posisi
Diagnosa keperawatan:
mengatakan klien ekstremitas bawah terjauh
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang
sulit tidur pada  Kelemahan tonus
dari kebutuhan tubuh dari jantung dan tidak ada
malam hari otot
latihan pergerakan.
Data fokus diagnosa 4
DO: Diagnosa 2. Yang lebih terdahulu
DS:
keperawatan 4 ditangani tergantung pada
 Suara napas keluhan utama.
 Keluarga mengatakan kaki kanan
wheezing  Gerakan tidak
klien tidak bisa digerakkan
teratur atau tidak 3. Anjurkan keluarga
DO:
 Jantung normal terkoordinasi pasien untuk segera
 Ektremitas atas dan bawah sebelah memeriksakan kesehatan
 Klien tampak  Hambatan anggota keluarganya. Pada
kanan tampak mengalami
gelisah kemampuan gerak saat di rumah sakit perawat
kelemahan
antara posisis memeriksa klien dan
 Terdapat retraksi  Terjadi atrofi pada tungkai telengkup dan berikan pengetahuan
dinding dada telemtang kepada keluarga mengenai
 Kaki kanan klien tampak bengkok
 Kepala penyakit klien serta lakukan
Diagnosa asuhan keperawatan.
tampak kotor  Skala otot ekstremitas kanan atas 3;
keperawatan 5
ekstremitas kanan bawah 1;
 Klien terlihat tidak 4. Ajarkan keluarga
ekstremitas kiri atas 5; ekstremitas  Perilaku melindungi
mengahabiskan untuk melakukan seka.
kiri bawah 5
makanannya  Perubahan
Diagnosa Keperawatam: 5. Kaji penyebab BAB,
Hambatan mobilitas fisik kemampuan untuk hitung input dan output,
 Ektremitas atas
Data fokus diagnosa 5 meneruskan dan lakukan rangsang
dan bawah sebelah
DS: aktivitas BAB.
kanan tampak
sebelumnya
mengalami
Keluarga mengatakan klien tampak
kelemahan
gelisah Diagnosa

 Terjadi atrofi pada keperawatan 6


 Keluarga mengatakan klien
tungkai
mengeluh nyeri leher  Penampilan tidak
DO:
 Kaki kanan klien khas
tampak bengkok  Teraba perbesaran kelenjar tiroid
 Perubahan pola
 Skala otot  Teraba nyeri tekan pada leher aktivitas
ekstremitas kanan Diagnosa keperawatan:
 Tidak dapat makan
atas 3; ekstremitas Nyeri kronis b.d agen cedera biologis
kanan bawah 1;
Diagnosa
ekstremitas kiri Data fokus diagnosa 6
keperawatan 7
atas 5; ekstremitas DS:
kiri bawah 5
 Kesulitan
 Keluarga klien mengatakan klien
verbalisasi
 Teraba perbesaran tidak BAB sejak 4 hari yang lalu
kelenjar tiroid DO:
 Sputum berlebih

 Teraba nyeri tekan  Klien tidak terlihat BAB


 gelisah
pada leher Diagnosa keperawatan:
Konstipasi
 Klien tidak terlihat Diagnosa

BAB keperawatan 8
Data fokus diagnosa 7
DS:  Tidak ada kontak
 Klien tampak
batuk disertai mata
 Keluarga klien mengatakan klien
berdahak
batuk berdahak  Kesulitan
DO:
 Klien tampak tidak memahami
bisa  Klien tampak batuk disertai komunikasi
berbicara/berbicar berdahak
 Ketidaktepatan kata
a terbata – bata Diagnosa keperawatan:
Ketidakefektifan bersihan jalan napas
 Ketidakmampuan
 Klien tampak
ekspresi wajah
terjaga pada Data fokus diagnosa 8
malam hari DS: -  Sulit bicara
DO:
 Sulit
 Klien tampak tidak bisa mengekspresikan
berbicara/berbicara terbata – bata tubuh
Diagnosa keperawatan:
Hambatan komunikasi verbal Diagnosa
keperawatan 9
Data fokus diagnosa 9
DS:  Terjaga tanpa
penyebab
 Keluarga klien mengatakan klien
sulit tidur pada malam hari  Kesulitan memulai
tidur
DO:
 Kesulitan
 Klien tampak terjaga pada malam mempertahankan
hari tetap tidur
Diagnosa keperawatan:
Gangguan pola tidur
MECHANISME

Skala Nyeri
TUTORIAL KLINIK SESI II

PROBLEM SOLVING
No Diagnosa Nursing Outcome Nursing Intervention Rasional
1. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Management 1. jalan nafas yang paten dapat
nafas keperawatan Ketidakefektifan pola memberikan kebutuhan oksigen di
1) Buka jalan nafas (chin lift atau jaw semua jaringan tubuh secara
nafas thrust). adekuat.
klien teratasi dengan 2) Posisikan klien untuk 2. posisi semifowler membantu klien
kriteria hasil: memaksimalkan ventilasi. memaksimalkan ventilasi sehingga
1. Mendemonstrasikan peningkatan 3) Identifikasi klien perlunya kebutuhan oksigen terpenuhi
ventilasi dan oksigenasi yang dipasangkan alat bantu pernafasan. melalui proses pernafasan.
4) Lakukan fisioterapi dada bila perlu. 3. alat bantu pernafasan membantu
adekuat
Mandiri. organ pernafasan memenuhi
2. Memelihara kebersihan paru paru
dan bebas dari tanda tanda distress 5) Auskultasi suara nafas, catat adanya kebutuhan oksigen sehingga
suara tambahan. oksigen yang diperlukan tubuh
pernafasan
6) Berikan bronkodilator bila perlu. tercukupi.
3. Mendemonstrasikan batuk efektif
7) Monitor respirasi dan status Oksigen 4. fisioterapi dada dapat memudahkan
dan suara nafas yang bersih, tidak . klien dalam mengeluarkan secret
ada sianosis dan dyspneu (mampu yang sulit dikeluarkan secara
mengeluar kan sputum, mampu mandiri
bernafas dengan mudah, tidak ada 5. memastikan suara nafas vesikuler
pursedlips). 6. bronkodilator dapat
memvasodilatasi saluran pernafasan
4. Tanda tanda vital dalam rentang
sehingga jalan nafas paten dan
normal kebutuhan oksigen terpenuhi.
Status neurologis dalam batas normal 7. penurunan saturasi oksigen dapat
menunjukkan perubahan status
kesehatan klien yang dapat
mengakibatkan terjadinya hipoksia.
2. Defisit perawatan diri; Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1) Kaji kemampuan pasien untuk 1. Mengkaji kemampuan pasien untuk
Mandi pasien dan keluarga mampu merawat melakukan perawatan diri. melakukan perawatan diri
diri sendiri. 2) Ganti pakaian yang kotor dengan memudahkan intervensi selanjutnya.
Kriteria Hasil: yang bersih. 2. Mengganti pakaian melindungi
1. Klien tampak bersih dan segar. 3) Berikan pujian pada pasien tentang pasien dari kuman dan
2. Klien mampu melakukan kebersihannya. meningkatkan rasa nyaman.
perawatan diri secara mandiri atau 4) Bimbing keluarga pasien 3. Memberikan pujian membuat pasien
dengan bantuan memandikan / menyeka pasien. merasa tersanjung dan lebih
kooperatif dalam kebersihan.
4. Membimbing keluarga dan pasien
agar keterampilan dapat diterapkan.

3. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi


nutrisi kurang dari keperawatan Ketidakseimbangan 1) Tentukan status gizi pasien dan
kebutuhan tubuh nutrisi teratasi dengan kriteria kemampuan pasien untuk memenuhi 1. Untuk mengetahui kekurangan
1. Terjadi peningkatan berat badan kebutuhan gizi nutrisi pasien
sesuai batasan waktu 2) Identifikasi adanya alergi atau 2. Agar dapat dilakukan intervensi
2. Peningkatan status nutrsi intoleransi makanan yang dimiliki dalam pemberian makanan atau
3. Toleransi terhadap diet yang pasien obat-obatan pada pasien
dibutuhkan 3) Tentukan apa yang menjadi preferensi 3. Dengan pengetahuan yang baik
4. Mempertahankan massa tubuh dan makanan bagi pasien tentang nutrisi akan meningkatkan
berat badan dalam batas normal 4) Tentukan jumlah kalori dan jenis pemenuhan nutrisi
5. Melaporkan keadekuatan tingkat nutrisi yang dibutuhkan untuk 4. Membantu dalam mengidentifikasi
energy memenuhi persyratan gizi malnutris protein-protein,
5) Berikan pilihan makanan sambil khususnya apabila berat badan
menawarkan bimbingan terhdap kurang dari normal
pilihan atau makanan yang lebih 5. Untuk dapat meningkatkan nafsu
sehat, jika diperlukan makan
6) Ciptakan lingkungan yang optimal 6. Membuat waktu makan lebih
pada saat mengonsumsi makanan menyenangkan, yang dapat
(misalnya, bersih, berventilasi, santai, meningkatkan nafsu makan
dan benar dari bau yang menyengat) 7. Menyarankan kebiasaan untuk
menjaga kebersihan mulut sebelum
7) Lakukanatau bantu pasien terkait dan sesudah makan
dengan perawatan mulut sebelum 8. Untuk memudahkan proses makan
makan 9. Untuk meningkatkan selera makan
8) Bantu pasien membuka kemasan pasien
makanan, memotong makanan, dan 10. Dokumentasikan masukan oral
makan, jika perlu selama 24 jam , riwayat makanan,
9) Anjurkan keluarga untuk membawa jumlah kalori dengan tepat
makanan favorit pasien sementara 11. Jelaskan pentingnya makanan bagi
berada di rumah sakit atau fasilitas proses penyembuhan
perawatan, yang sesuai
10) Monitor kalori dan asupan makanan
11) Monitor kecenderungan terjadinya
penurunan dan kenaikan berat badan

4. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1) Ubah posisi klien tiap 2 jam. 1) Menurunkan resiko terjadinyai
fisik klien mampu melaksanakan aktivitas 2) Ajarkan klien untuk melakukan skemia jaringan akibat sirkulasi
fisik sesuai dengan kemampuannya. latihan gerak aktif pada ekstrimitas darah yang jelek pada daerah yang
Kriteria hasil : yang tidak sakit. tertekan.
1. Tidak terjadi kontraktur sendi. 3) Lakukan gerak pasif pada ekstrimitas 2) Gerakan aktif memberikan massa,
2. Bertambahnya kekuatan otot. yang sakit. tonus dan kekuatan otot serta
3. Klien menunjukkan tindakan 4) Berikan papan kaki pada ekstrimitas memperbaiki fungsi jantung dan
untuk meningkatkan mobilitas. dalam posisi fungsionalnya. pernapasan.
5) Tinggikan kepala dan tangan. 3) Otot volunteer akan kehilangan
6) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi tonus dan kekuatannya bila tidak
untuk latihan fisik klien. dilatih untuk digerakkan.

5. Nyeri kronis Setelah dilakukan tindakan 1) Manajemen nyeri : 1. Intensitas, karakter, waktu
keperawatan klien mampu : 2) Administrasi analgetik : terjadinya, durasi faktor yang
1. Menurunkan level nyaeri - Kaji pengalaman klien ketika memperberat dan yang mengurangi
2. Mengontrol nyeri berhadapan dengan nyeri untuk nyeri harus dikaji dan di
3. Meningkatkan rasa nyaman pertama kali, jika memungkinkan dokumentasikan pada saat setelah
Dengan KH klien mampu : lakukan intervensi untuk evaluasi awal
1. Mengukur nyerinya dengan menurunkan nyeri 2. Perhatian mungkin memberikan
menggunakan skala nyeri, - Anjurkan klien untuk efek terhadap perasaan klien untuk
menetapkan tujuan untuk menggambarkan pengalamam yang melaporkan tentang nyeri dan
penurunan nyeri yang telah lalu mengenai nyeri dan penggunaan analgetik
diharapkan dan membuat metode yang digunakan untuk 3. Intensitas dari nyeri dan ketidak
rencana kegiatan untuk menangani nyerinya, termasuk nyamanan harus dikaji dan
mengelola nyerinya pengalaman tentang efek samping, didokumentasikan setelah prosedur
2. Mendiskripsikan tentang rencana tipe koping respon, dan bagaimana yang menyebabkan nyeri dengan
pengelolaan nyeri baik ia mengekspresikan nyeri beberapa hal baru tentang nyeri dan
farmakologis maupun non 3) Mendeskripsikan tentang efek yang interval dari nyeri
farmakologis termasuk merugikan dari nyeri yang tidak 4. Untuk menolong merencanakan
mengenali keuntungan dan tertahankan perawatan nyeri, penggunakan obat-
kerugian pengelolaan nyeri - Anjurkan klien untuk obatan yang lalu
menggunakan obat dan non obat melaporkan tentang lokasi,
3. Mendemontrasikan kemampuan intensitas dan kualitas dari
untuk tenang, beristirahat nyeri ketika sedang mengalami
4. Menerima keadaan yang sedang nyeri
dialami dan mampu beraktifitas - Minta klien untuk melakukan
dengan minimal terjadinya nyeri pengelolaan tingkat nyeri,
waktu, pencetus, pengobatan
dan perawatan dan tindakan
yang lain yang dapat
mengurangi nyeri
4) Tentukan penggunaan obat yang
dibutuhkan klien

6. Konstipasi Setelah dilakukan tindakan Observasi : Untuk dapat mengetahui


keperawatan Konstipasi teratasi Observasi Tanda-tanda vital tingkatmkekurangan kandungan Hb,
dengan kriteria albumin, dan glukosa dalam darah.
1. Klien mampu melakukan defekasi Mandiri:
secara teratur 1-2x sehari 1) Tentukan pola defekasi bagi klien
2. Konstitensi feses lembut dan latih klien untuk menjalankannya 1. Untuk mengembalikan keteraturan
3. Eliminasi feses tanpa mengejan 2) Atur waktu yang tepat untuk defekasi pola defekasi klien
berlebih klien seperti sesudah makan 2. Untuk memfasilitasi refleks
defekasi
3) Berikan cakupan nutrisi berserat 3. Nutrisi serat tinggi untuk
sesuai dengan indikasi melancarkan eliminasi fekal
4) Berikan cairan jika tidak 4. Untuk melunakkan eliminasi feses
kontraindikasi 2-3 liter per hari 5. Untuk melunakkan feses
Kolaborasi:
5) Pemberian laksatif atau enema sesuai
indikasi

7. Ketidakefektifan setelah diberikan asuhan keperawatan Airway Suction Airway Suction


bersihan jalan nafas diharapkan jalan nafas klien paten.
Kriteria hasil : 6) Pastikan kebutuhan oral/trakeal 1. memastikan dengan benar apa
suction. yang menjadi kebutuhan klien.
1. Mendemonstrasikan batuk efektif 7) Auskultasi suara nafas sebelum dan 2. mengetahui perbedaan suara nafas
dan suara nafas yang bersih, tidak sesudah suctioning. sebelum dan sesudah berikan
ada sianosis dan dyspneu. 8) Informasikan pada keluarga dan suction.
2. Menunjukkan jalan nafas yang klien tentang suctioning. 3. informed concent sangat
paten (klien tidak merasa tercekik, 9) Berikan O2 dengan menggunakan diperlukan dalam komunikasi
irama dan frekuensi pernafasan nasal untuk memfasilitasi suction terapeutik karena dengan informasi
dalam rentang normal, tidak ada nasotracheal. yang jelas dan tepat, maka klien
suara nafas abnormal). 10) Monitor status oksigen klien dan keluarga dapat mengambil
3. Mampu mengidentifikasi dan 11) Gunakan alat yang steril setiap keputusan atas tindakan yang akan
mencegah faktor yang dapat melakukan tindakan. diberikan pada klien.
menghambat jalan nafas. Airway Management 4. mengcegah terjadinya kekurangan
oksigen selama suction
1) Buka jalan nafas (chin lift atau jaw berlangsung.
thrust). 5. penurunan status oksigen
2) Posisikan klien untuk memaksimalkan mengindikasikan klien mengalami
ventilasi. kekurangan oksigen yang dapat
3) Identifikasi klien perlunya menyebabkan terjadinya hipoksia.
dipasangkan alat bantu pernafasan. 6. mencegah terjadinya infeksi.
4) Lakukan fisioterapi dada bila perlu.
5) Auskultasi suara nafas, catat adanya Airway Management
suara tambahan. 1. jalan nafas yang paten dapat
6) Berikan bronkodilator bila perlu. memberikan kebutuhan oksigen di
7) Monitor respirasi dan status O2 . semua jaringan tubuh secara
adekuat.
2. posisi semifowler membantu klien
memaksimalkan ventilasi sehingga
kebutuhan oksigen terpenuhi
melalui proses pernafasan.
3. alat bantu pernafasan membantu
organ pernafasan memenuhi
kebutuhan oksigen sehingga
oksigen yang diperlukan tubuh
tercukupi.
4. fisioterapi dada dapat
memudahkan klien dalam
mengeluarkan secret yang sulit
dikeluarkan secara mandiri.
5. memastikan suara nafas vesikuler
6. bronkodilator dapat
memvasodilatasi saluran
pernafasan sehingga jalan nafas
paten dan kebutuhan oksigen
terpenuhi.
7. penurunan saturasi oksigen dapat
menunjukkan perubahan status
kesehatan klien yang dapat
mengakibatkan terjadinya
hipoksia.
8. Hambatan komunikasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1) Berikan metode alternative 1. Memenuhi kebutuhan komunikasi
verbal proses komunikasi klien dapat komunikasi, misal dengan Bahasa sesuai dengan kemampuan klien.
berfungsi secara optimal isarat. 2. Mencegah rasa putus asa dan
Kriteria hasil : 2) Antisipasi setiap kebutuhan klien saat ketergantungan pada orang lain.
1. Terciptanya suatu komunikasi berkomunikasi. 3. Mengurangi kecemasan dan
dimana kebutuhan klien dapat 3) Bicaralah dengan klien secara pelan kebingungan pada saat komunikasi.
dipenuhi dan gunakan pertanyaan yang 4. Mengurangi isolasi social dan
2. Klien mampu merespon setiap jawabannya “ya” atau “tidak”. meningkatkan komunikasi yang
berkomunikasi secara verbal 4) Anjurkan kepada keluarga untuk tetap efektif.
maupun isarat. berkomunikasi dengan klien. 5. Memberi semangat pada klien agar
5) Hargai kemampuan klien dalam lebih sering melakukan komunikasi.
berkomunikasi. 6. Melatih klien belajar bicara secara
6) Kolaborasi dengan fisioterapis untuk mandiri dengan baik dan benar.
latihan bicara.
Daftar Pustaka
Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic- Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction Publishing.
Batticaca, Fransisca B. (2012). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Butcher HK, Bulechek GM, Dochtermen JM, Wagner CM. (2018). Nursing Interventions
Classification (NIC) Edisi 7. UK : Elsavier Global Rights.
Herdman TH & Kamitsuru S. (2018). NANDA-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020 Edisi 11. Jakarta: EGC.
Huda A, Kusuma H. (2016). Asuhan Keperawatan Praktis Edisi Revisi Jilid 3. Jogja :
Mediaction.
Moorhed, Sue, Swanson, Elizabeth, Johnson, Marion and L. Maas, Meridean. 2018. Nursing
Outcomes Classifications (NOC). 6th Edition. Singapore: Elsevier Inc.
Muttaqin, Arif. (2011). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.

Banjarmasin, 28 Oktober 2019

Perseptor Akademik

Dewi Kartika Wulandari, Ns., M. Kep

Anda mungkin juga menyukai