DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH :
PRODI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas Kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang keperawatan
maternitas.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang keperawatan maternitas ini dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.
Pekanbaru, 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................
A. Latar belakang...........................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................
C. Tujuan.......................................................................................................................................
D. Manfaat penulisan.....................................................................................................................
E. Metode Penulisan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................................
A. Konsep Dasar Penyakit.............................................................................................
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.........................................................................
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................................................................
B. Saran.........................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Definisi
Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung telur) yang paling sering
ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa menyebar ke bagian lain,
panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem pembuluh darah menyebar ke
hati dan paru-paru. (Wingo, 1995). Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun
ovarium yaitu sel epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat
berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak
dapat dikatakan sebagai kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak
terkendali. (Apotik Online dan Media Informasi Obat-Penyakit. Hal.2 di akses tgl 20-7-2009).
Kanker indung telur atau kita sebut dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari
sel-sel ovarium atau indung telur. (Sofyan, 2006)
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit diketahui gejalanya
sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut.
Kebanyakan kanker ovarium ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of
conservative surgeri in ovarian cancer 2005)
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab
kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price, 2005;1297)
Kanker ovarium memiliki 4 stadium yaitu :
(Smeltzer, 2001;1570)
a. Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium
b. Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
perluasan pelvis
c. Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal positif
d. Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium dengan
metastasis jauh
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kanker indung telur atau kita sebut
dengan kanker ovarium, adalah kanker yang berasal dari sel-sel ovarium atau indung telur.
dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami
pertumbuhan tidak normal, cepat dan tidak terkendali.
2. Epidemiologi
Kanker ovarium adalah kanker yang membuat frustasi bagi pasien dan pemberi pelayanan
kesehatan karena awitannya yang tersembunyi dan tidak adanya gejala peringatan adalah
penyeab mengapa penyakit ini telah mencapai tahap lanjut ketika didiagnosa. Kejadian
merupakan penyebab kematian utama di antara malignan si ginekologis. Penyakit ini mempunyai
angka kejadian sekitar 13,8 wanita per 100.000. Sayang sekali, sekitar 75% dari kasus dideteksi
pada tahap lanjut. Amatlah sulit untuk mendiagnosa dan adalah unik sehingga kemungkinan
kondisi ini merupakan awal dari banyak kanker primer dan mungkin menjadi tempat metastase
dari kanker lainnya. Kondisi ini membawa angka kematian 14.500 setiap tahunnya dan
merupakan penyebab prevalen keenam dari kematian akibat kanker pada wanita ( Wingo et. al. ,
1995 ). Sebagian kasus mengenai wanita usia 50 – 59 tahun. Insidens tertingginya adala di
negara – negara industri, kecuali Jepang yang insidennya paling rendah.
Wanita dengan kanker ovarium mempunyai resiko mengidap kanker payudara tiga sampai
empat kali lipat dan wanita dengan kanker payudara mempunyai resiko yang meningkat terhadap
kanker ovarium. Tidak ada faktor penyebab definitif yang telah ditetapkan, tetapi kontraseptif
oral tampak memberikan efek protektif. Hereditas dapat berperan dalam menimbulkan penyakit
ini, dan banyak dokter menyarankan pemeriksaan pelvis bimanual bagi wanita yang mempunyai
satu atau dua orang saudara dengan kanker ovarium. Meskipun dengan pemeriksaan yangn
cermat, tumor ovarium biasanya terdapat jauh di dalam dan sulit untuk dideteksi. Belum ada
skrinng dini yang tersedia saat ini, meskipun penanda tumor sedang dalam penelitian. Sonogram
transvaginal dan pengujian antigen Ca-125 sangat membantu pada mereka yang beresiko tinggi
untuk mengalami kondisi ini. Akhir – akhir ini, antigen yang berkaitan dengan tumor membantu
dalam perawatn tindak lanjut setelah didiagnosis dan pengobatan, tetapi tidak pada skrining
umum dini.
Faktor – faktor resiko termasuk diet tinggi lemak, merokok, alkohol, penggunaan bedak talk
perineal, riwayat kanker payudara, kanker kolon, kanker endometrium, dan riwayat keluarga
dengan kanker payudara atau ovarium. Nulipara, infertilitas, dan tak-ovulasi adalah faktor –
faktor resiko. Angka kelangungan hidup tergantung pada tahap mana kanker didiagnosis. Lebih
dari 80% kanker ovarium epitelial ditemukan pada wanita pascamenopause. Usia 62 tahun
adalah usia di mana kanker ovarium epitelial paling sering ditemui. Kanker ovarium epitelial
jarang ditemukan pada usia kurang dari 45 tahun. Pada wanita premenopause hanya 7% tumor
ovarium epitelial yang ganas.
Di RSCM Jakarta antara tahun 1989-1992 ditemukan 1.726 kasus kanker ginekologi, di
antaranya 13,6% adalah kanker ovarium. Umumnya (72%) adalah kanker ovarium epitelial yang
datang dalam stadium lanjut, sedangkan stadium I-II (42,5%). Mortalitas karena kanker ovarium
adalah 22,6% dari 327 kematian kanker ginekologi.
3. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium yaitu :
a. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk penyembuhan
luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
Ada beberapa faktor resiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker ovarium yaitu:
a. Diet tinggi lemak
b. Merokok
c. Alkohol
d. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
e. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
f. Nulipara
g. Infertilitas
h. Menstruasi dini
i. Wanita diatas usia 50 – 75 tahun
j. Wanita yang memiliki anak > 35 tahun
k. Ras kaucasia > Afrika-Amerika
l. Kontrasepsi oral
m. Berawal dari hyperplasia endometrium yang berkembang menjadi
karsinoma.
n. Menarche dini
4. Patofisiologi
Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormone dan kegagalan
pembentukan salah satu hormone tersebut bisa mempengaruhi fungsi ovarium. Ovarium tidak
akan berfungsi secara normal jika tubuh wanita tidak menghasilkan hormone hipofisa dalam
jumlah yang tepat. Fungsi ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel
yang terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal mengalami
pematangan dan gagal melepaskan sel telur, terbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium
karena itu terbentuk kista di dalam ovarium. Setiap hari, ovarium normal akan membentuk
beberapa kista kecil yang disebut Folikel de Graff. Pada pertengahan siklus, folikel dominan
dengan diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang rupture akan
menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
ditengah-tengah. Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis
dan pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-mula akan
membesar kemudian secara gradual akan mengecil selama kehamilan.
Kanker ovarium bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel-sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel
ini mengikuti sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga implantasi dan pertumbuhan keganasan
selanjutnya dapat timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke
ovarium juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan
kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur
intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala yang spesifik. Gejala tidak pasti yang akan
muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis, sering berkemih dan disuria dan
perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang
dan konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder
akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen, beberapa tumor
menghasilkan testosterone dan menyebabkan virilasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen
dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor , ruptur atau torsi ovarium. Namun
tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis rutin.
5. Pathway
Terlampir
6. Klasifikasi
Lebih dari 30 neoplasma ovarium telah diidentifikasi. Tumor ovarium dikelompokkan dalam
3 kategori (Price, 2005;1297) besar yaitu :
a. Tumor-tumor epitel
Tumor-tumor epitel menyebabkan 60% dari semua neoplasma ovarium dan diklasifikasikan
sebagai neoplasma jinak, perbatasan ganas
b. Tumor stroma gonad
c. Tumor-tumor sel germinal
Terdapat tiga ketegori utama tumor sel germinal yaitu : tumor jinak (kista dermoid), tumor
ganas (bagian dari kista dermoid), tumor sel germinal primitive ganas (sel embrionik dan
ekstraembrionik)
Dua pertiga persen kanker ovarium adalah tumor sel germinal primitive ganas. Penting
untuk mendiagnosis jenis tumor dengan tepat.
12. Penatalaksanaan
Adapun tindakan yang dilakukan pada penanganan kanker ovarium antara lain:
(Smeltzer, 2001;1570)
a. Intervensi bedah untuk kanker ovarium adalah histerektomi abdominal total
dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium serta omentum (salpingo-oofarektomi bilateral
dan omentektomi) adalah prosedur standar unruk penyakit tahap dini
b. Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif,
dapat dilakukan setelah pembedahan
c. Kemoterapi dengan preparat tunggal atau multiple tetapi biasanya termasuk
sisplantin, sikofosfamid, atau karboplatin juga digunakan
d. Paklitaksel (Taxol) merupakan preparat yang berasal dari pohon cemara
pasifik, bekerja dengan menyebabkan mikrotubulus di dalam sel-sel untuk berkumpul dan
mencegah pemecahan struktur yang mirip benang ini. Secara umum, sel-sel tidak dapat berfungsi
ketika mereka terlilit dengan mikrotubulus dan mereka tidak dapat membelah diri. Karena
medikasi ini sering menyebabkan leucopenia, pasien juga harus minum G-CSF (factor granulosit
koloni stimulating)
e. Pengambilan cairan asites dengan parasintesis tidak dianjurkan pada
penderita dengan asites yang disertai massa pelvis, karena dapat menyebabkan pecahnya dinding
kista akibat bagian yang diduga asites ternyata kista yang memenuhi rongga perut. Pengeluaran
cairan asites hanya dibenarkan apabila penderita mengeluh sesak akibat desakan pada diafragma.
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang akurat
dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan pasien,
mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)
a. Dasar data pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri,
ansietas, berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi.
2) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
3) Integritas ego
Gejala: Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi
stres (misal merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan
religius/spiritual). Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat,
pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
4) Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada
defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih sering
berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
8) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
9) Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat
kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks multipel,
aktivasi seksual dini, herpes genital.
11) Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan
dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi atau tanggung
jawab peran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kanker ovarium adalah salah satu kanker ginekologi yang paling sering dan penyebab
kematian kelima akibat kanker pada perempuan. (Price, 2005;1297). Faktor penyebab dari
kanker ovarium Faktor lingkungan, Faktor endokrin, Faktor genetic. Kanker ovarium memiliki 5
stadium yaitu : (Smeltzer, 2001;1570)
1. Stadium I : Pertumbuhan kanker terbatas pada ovarium
2. Stadium II : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
perluasan pelvis
3. Stadium III : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua ovarium dengan
metastasis diluar pelvis atau nodus inguinal atau retroperitoneal positif
4. Stadium IV : Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium dengan
metastasis jauh
Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun dan 1 dari
70 wanita menderita kanker ovarium. Kanker Ovarium adalah tumor ganas pada ovarium
(indung telur). Kanker ovarium paling sering ditemukan pada wanita yang berusia 50-70 tahun
dan 1 dari 70 wanita menderita kanker ovarium. Faktor resiko tejadinya kanker ovarium yaitu
obat kesuburan, pernah menderita kanker payudara, riwayat keluarga yang menderita kanker
payudara dan/atau kanker ovarium, riwayat keluarga yang menderita kanker kolon, paru-paru,
prostat dan rahim.
B. SARAN
Saran bagi para wanita menyadari tanda – tanda kemungkinan terjadinya kanker ovarium
sangat diperlukan, karena lebih baik mencegah dari pada mengobati. Tanda-tanda kanker
ovarium yaitu meliputi, perut kembung, nyeri pada panggul atau perut, kesulitan makan atau
cepat merasa kenyang, gangguan kemih dan bertambahnya ukuran perut. Jika wanita mengalami
beberapa gejala penting di atas setiap hari selama dua sampai tiga minggu, dianjurkan untuk
segera melakukan konsultasi dengan dokter. Dan selain itu, diet kaya buah dan sayuran,
berolahraga secara teratur, menjaga berat tubuh normal dan mengelola stres adalah salah satu
solusi dalam membantu mengurangi risiko kanker ovarium.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Jakarta : EGC
Manuaba, I Gede Bagus. 2004. Kapita Selekta Kedokteran dan KB. Jakarta : EGC
NANDA. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005 - 2006 Definisi dan
Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika
Wilkinson M. Judith, dkk. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta : EGC