Oleh:
KELOMPOK 1
Ayu Atika Putri
Erni Susanti
Risfi Ariyanti
Yayuk Vidiati
Susiyanti Uwen
Yustina Waisong
I. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang prevalensinya semakin tahun semakin
meningkat. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan
membunuh sel-sel kanker dengan obat melalui oral atau langsung masuk ke dalam
darah/parenteral, tapi sayangnya sel-sel yang normal pun ikut rusak dengan obat
kemo tersebut. Tubuh yang dimasuki obat kemo bereaksi dengan berbagai gejala
diantaranya kelainan dari mulut, esophagus, lambung, gastrointestinal sebagai
berikut mulut terasa sakit, kehilangan cita rasa, mual, muntah, diare, perut penuh,
kebiasaan buang air besar berubah, dan lain-lain. Sebagian besar pasien merasa
tidak nyaman selama menjalani kemoterapi yang menyebabkan problem asupan
makanan menjadi berkurang.
Selain pelayanan pengobatan yang diberikan oleh dokter, tenaga kesehatan
lain juga berperan dalam membantu pasien diantaranya menginformasikan
pengaturan pola makan yang baik akan mengurangi keluhan pasien dan
memperbaiki keadaan umum sehingga memperlancar pengobatan kemoterapi.
Tujuan mengatur makanan dan minuman (Diet) pada pasien kanker adalah
membuat status gizi optimal dengan cara: Memberikan makanan seimbang sesuai
dengan kebutuhan zat gizi dan daya terima pasien, mencegah penurunan berat
badan serta mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
Mencegah kanker lebih baik dari pada mengobati yaitu dengan mengontrol
faktor risiko yang dapat dikontrol diantaranya merubah gaya hidup dengan pola
makan yang baik dan seimbang, menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain. Terapi diet
kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien, yang bertujuan
optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral, lemak tidak
berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai kemampuan.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang efektif dalam mengatasi kanker dan
menghilangkan gejala-gejala kanker. Pengaturan diet yang baik hendaknya tidak
membatasi pasien untuk mendapatkan kemoterapi kembali. Sehingga diperlukan
informasi untuk mengatur diet kemoterapi tersebut, untuk itu maka diadakanlah
penyuluhan kesehatan mengenai diet kemoterapi.
Nutrisi merupakan pross pengambilan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh.
Proses ini mencakup 3 tahap, yaitu tahap memasukkan makanan atau minuman ke
dalam tubuh, tahap pemecahan makanan ata minuman menjadi unsur gizi, dan tahap
pendistribusian zat gizi tersebut melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh, dimana
makanan tersebut di sajikan bahan bakar untuk berbagai keperluan tubuh. Pada
pasien kanker yang mendapat kemoterapi, perlu asupan nutrisi yang
mengandung cukup nutrien: vitamin, mineral, protein, karbohidrat lemak dan air
(Sutandyo, 2007).
II. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang
”Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Post Kemoterapi”
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
sasaran diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
2. Menjelaskan tujuan nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
3. Menjelaskan manfaat nutrisi pada Pasien Post kemoterapi
4. Menjelaskan Jenis-Jenis Nutrisi pada Paisen Post Kemoterapi
BAB II
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia)
untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi
digunakan untu mengobati penyakit kanker. Tujuannya adalah untuk mengurangi
jumlah sel-sel kanker atau mengurangi ukuran tumor.
Berbagai jenis obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan bersama obat lain seperti antibiotik untuk mengatasi infeksi yang
mungkin terjadi. Sisi buruknya, terdapat banyak efek samping di dalam kemoterapi,
mulai dari yang ringan hingga berat.
B. Cara Kerja Obat Kemoterapi
Tubuh kita memproduksi sel baru untuk menggantikan sel-sel yang sudah mati
atau rusak. Proses ini dilakukan secara teratur dan seimbang. Sedangkan sel-sel
kanker tidak memiliki keteraturan, proses reproduksi (pembelahan dan
pertumbuhan) sel kanker diluar kendali, akan semakin banyak sel kanker yang
diproduksi dan selanjutnya menempati lebih banyak tempat dan ruang, sampai
akhirnya mendorong keluar ruang yang ditempati oleh sel-sel tubuh normal.
Disinilah diperlukan kemoterapi, obat kemoterapi akan mengganggu kemampuan
sel kanker untuk membelah dan berkembang biak.
C. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan.
Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir
pengobatan
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu
ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare
disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat
kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada
otot.
7. Efek pada darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang
merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang
paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah
terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum
kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali
normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit
adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada
beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti,
lebam, bercak merah di kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan
tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis
putih melintang.
D. Tujuan Kemoterapi
a. Terapi adjuvan: kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri
atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel
yang telah bermestase.
b. Terapi neoadjuvan: kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
untuk mengecilkan massa tumor , biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
c. Kemoterapi primer: digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor,
yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi hanya
digunakan untuk mengontrol gejalanya.
d. Kemoterapi induksi: digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa
berikutnya.
e. Kemoterapi kombinasi: menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.
E. Sifat kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi utama maupun terapi
tambahan. Sebagai terapi utama, kemoterapi dapat diberikan bagi kanker-
kanker yang kemosensitif, seperti leukemia, limfoma maligna, koriokarsinoma,
kanker paru oat cell, sarkoma ewing, dll, maupun bagi kanker yang
telah menyebar jauh (umumnya stadium IV) untuk tujuan paliatif, seperti
karsinoma payudara, serviks, paru-paru, kulit, mulut, dll.
Sebagai terapi adjuvan kanker lokal atau lokoregional (seperti
mammae, serviks, kolon, lambung, paru-paru), kemoterapi umumnya diberikan
pascaoperasi dan pascaradioterapi untuk kanker yang kemoresponsif.
Pemberian kemoterapi adjuvan didasarkan pada kenyataan bahwa pasien
kanker yang kelihatan telah bebas kanker, setelah beberapa bulan atau tahun,
akan kembali mengalami kanker (residif) atau metastasis kanker. Ini
menunjukkan bahwa sel kanker mikroskopik masih hidup di dalam lapangan
operasi atau sudah ada metastasis jauh subklinis sewaktu pasien menjalani
operasi atau radioterapi. Kemoterapi adjuvan ternyata mampu mengurangi
frekuensi kanker residif atau metastasis (Rasjidi, 2013).
F. Kontraindikasi kemoterapi
Terdapat dua kontraindikasi penggunaan kemoterapi, yakni
kontraindikasi mutlak/absolut dan relatif. Kontraindikasi absolut kemoterapi
meliputi kanker stadium terminal, hamil trimester pertama (kecuali akan
digugurkan), septikemia, dan koma. Kontraindikasi relatif kemoterapi
meliputi usia lanjut (terutama penderita tumor yang lambat bertumbuh dan
kurang sensitif), status tampilan yang sangat buruk, gangguan berat fungsi
organ vital (contoh hati, ginjal, jantung, sumsum tulang), demensia, pasien
tidak mampu mengunjungi kilinik secara teratur, pasien tidak kooperatif,
tumor resisten terhadap obat, dan tidak ada fasilitas penunjang yang
memadai (Rasjidi, 2013).
G. Farmakologi kemoterapi
Prinsip farmakologi umum harus diketahui di dalam memilih
dan memakai antikanker, termasuk mekanisme kerja, absorpsi, distribusi
metabolism dan ekskresi. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi efektivitas
dan/atau oksisitas kemoterapi, dan penting di dalam pengembangan kombinasi
obat (Rasjidi, 2013). Cara pemberian memengaruhi pemilihan obat. Pemilihan
cara pemberian bergantung kepada kelarutan, keperluan aktivasi obat, toleransi
jaringan setempat, kemampuan psien, dan pajanan obat yang optimal terhadap
tumor (area under the concertration time curve (AUC) untuk obat dan
metabolik aktif). Efektivitas tiap obat kemoterapi bergantung kepada AUC
yang optimal terhadap lokasi tumor. Jadwal kemoterapi perlu diperhatikan ,
kemoterapi berikutnya diberikan ketika sel atau jaringan normal pulih
sementara sel tumor belum pulih. Kemoterapi tunggal masih memungkinkan
sel tumor tumbuh. Interval antar seri pengobatan juga perlu diperhatikan, bila
terlalu pendek, sel normal belum pulih, sementara bila terlalu panjang sel
tumor sudah berkembang lagi (Rasjidi,2013).
Teknik pemberian kemoterapi kebanyakan melalui intravena dan ada obat
- obat yang bisa diberikan secara oral dan intrathekal, sedang pemberian
secara intra arterial perlu alat khusus untuk menekan cairan kemoterapi
memasuki aliran darah. Ada lagi cara perfusi dimana aliran darah tungkai
bawah misalnya dipindahkan melewati alat jantung-paru seperti pada
operasi jantung terbuka, aliran vena tungkai masuk ke alat jantung-paru, diberi
oksigen dan kemoterapi di dalam alat tersebut, lalu darah dimasukkan kembali
melalui arteri. Ada pula yang ditanamkan ke dalam jaringan subkutan,
sehingga bila ingin memberikan kemoterapi berkali-kali tidak perlu
memasukkan jarum setiap kali (Pisi Lukkitto,2010).
H. Definisi nutrisi
Tubuh memerlukan nutrisi untuk kegiatan kelangsungan hidup.
Nutrisi yang diperlukan tubuh adalah nutrien yang terdapat dalam
makanan karena mengandung nutrien esensial bagi kelangsungan
metabolisme sel tubuh. Nutrien esensial yang diperlukan antara lain
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Proses pencernaan dan penyerapan
nutrien esensial tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan kerja organ
system pencernaan (Astuti, 2010).
Nutrisi merupakan proses pengambilan dan penggunaan zat gizi
oleh tubuh. Proses ini mencakup 3 tahap, yaitu tahap memasukkan
makanan atau minuman ke dalam tubuh, tahap pemecahan makanan atau
minimum menjadi unsur gizi, dan tahap pendistribusian zat gizi tersebut
melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh, dimana makanan tersebut disajikan
bahan bakar untuk berbagai keperluan tubuh. Pada pasien kanker yang
mendapat kemoterapi, perlu asupan nutrisi yang mengandung cukup nutrien:
vitamin, mineral, protein, karbohidrat lemak dan air (Sutandyo, 2007).
1. Pokok Bahasan
Nutris pada Pasien Post Kemoterapi.
a. Sub Pokok Bahasan
Jenis Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi.
b. Waktu
30 menit.
c. Sasaran
Pasien dan Keluarga yang melakukan control di Poli Kebidanan.
d. Hari/Tanggal
23 Agustus 2019
e. Tempat
Ruang Poli Kandungan, RSUD Abdul Sjahranie Samarinda.
f. Pelaksana
Mahasiswa Profesi Keperawatan STIKES Wiyata Husada Samarinda.
g. Tujuan Instruksional Umum
Setelah Penkes ini diharapkan klien mengetahui dan mampu mengatur nutrisi pada
post kemoterapi
h. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penkes ini, klien diharapkan:
1) Mengerti Nutrisi post kemoterapi.
2) Memahami Nutrisi post kemoterapi.
3) Mampu mengatur jenis makanan/nutrisi post kemoterapi.
2. Materi
a. Pengertian Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
b. Tujuan Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
c. Jenis – Jenis Nutrisi post kemoterapi
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya-jawab
4. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Leaflet
5. Struktur Organisasi
Penanggung Jawab : Seluruh Mahasiswa kelompok I
a. Leader : Risfi Ariyanti
b. Co. Leader : Erni Susanti
c. Moderator : Ayu Atika Putri
d. Fasilitator : Yayuk Vidiati
e. Observer : Susiyanti Uwen dan Yustina Waisong
6. Kegiatan Belajar
Waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi: a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Audiens ingat dengan kontrak
c. Mengingatkan kontrak d. Audiens mengerti maksud dan tujuan
d. Menjelaskan maksud dan tujuan e. Audiens siap / bersedia
e. Menanyakan kesediaaan f. Memberitahu apa yang sudah dan belum
f. Apersepsi (menanyakan apa yang sudah dan diketahui
belum diketahui audiens)
15 menit Kerja : Menyimak
a. Menjelaskan pengertian Kemoterapi Mengajukan pertanyaan
b. Menjelaskan pentingnya diet Kemoterapi Mendengarkan
c. Menjelaskan jenis makanan untuk pasien
Kemoterapi
10 menit Terminasi : Mendengarkan
a. Melakukan evaluasi Menjawab salam
b. Memberikan kesimpulan
c. Membuat rencana tindak lanjut
d. Memberikan salam penutup
7. Evaluasi
a. Evaluasi proses
75 % peserta datang tepat waktu
Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
Peserta aktif bertanya dan memberikan pendapat
Media digunakan secara aktif
b. Evaluasi hasil
Menyebutkan kembali pengertian pengertian nutrisi pada pasien kemoterapi
Menyebutkan tujuan pemberian nutrisi pada pasien post kemoterapi
Menyebutkan kembali jenis-jenis nutrisi post kemoterapi
8. Setting tempat
L
F M
P P P P
F F F
P P P P
O
Keterangan :
L : Leader
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer
P : Peserta
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK UI
http://roohit.com/http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/04/cara-kerja-sitostatika-
dan-efek-sampingnya/
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC,
Jakarta
Firmansyah, M.A. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi Kemoterapi. Cermin Dunia
Kedokteran.2010. 37 : 249-50
Halo Cipto (Maret 2012-PKRS) http://www.rscm.co.id/index.php? bhs=in&id= ASU0000001
Oleh : Triyani Kresnawan, DCN, MKes, Instalasi Gizi RSCM