Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

NUTRISI PADA PASIEN POST KEMOTERAPI DI RUANG POLI KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDUL SJAHRANIE SAMARINDA

Oleh:
KELOMPOK 1
Ayu Atika Putri
Erni Susanti
Risfi Ariyanti
Yayuk Vidiati
Susiyanti Uwen
Yustina Waisong

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA


PROGRAM STUDI PROFESI NERS TAHUN AKADEMIK
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang prevalensinya semakin tahun semakin
meningkat. Salah satu pengobatan kanker adalah kemoterapi yang bertujuan
membunuh sel-sel kanker dengan obat melalui oral atau langsung masuk ke dalam
darah/parenteral, tapi sayangnya sel-sel yang normal pun ikut rusak dengan obat
kemo tersebut. Tubuh yang dimasuki obat kemo bereaksi dengan berbagai gejala
diantaranya kelainan dari mulut, esophagus, lambung, gastrointestinal sebagai
berikut mulut terasa sakit, kehilangan cita rasa, mual, muntah, diare, perut penuh,
kebiasaan buang air besar berubah, dan lain-lain. Sebagian besar pasien merasa
tidak nyaman selama menjalani kemoterapi yang menyebabkan problem asupan
makanan menjadi berkurang.
Selain pelayanan pengobatan yang diberikan oleh dokter, tenaga kesehatan
lain juga berperan dalam membantu pasien diantaranya menginformasikan
pengaturan pola makan yang baik akan mengurangi keluhan pasien dan
memperbaiki keadaan umum sehingga memperlancar pengobatan kemoterapi.
Tujuan mengatur makanan dan minuman (Diet) pada pasien kanker adalah
membuat status gizi optimal dengan cara: Memberikan makanan seimbang sesuai
dengan kebutuhan zat gizi dan daya terima pasien, mencegah penurunan berat
badan serta mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
Mencegah kanker lebih baik dari pada mengobati yaitu dengan mengontrol
faktor risiko yang dapat dikontrol diantaranya merubah gaya hidup dengan pola
makan yang baik dan seimbang, menjaga IMT, olah raga, dan lain-lain. Terapi diet
kanker dengan kemoterapi disesuaikan dengan kondisi pasien, yang bertujuan
optimalisasi status gizi. Cukup energi, protein, vitamin dan mineral, lemak tidak
berlebihan. Porsi kecil tapi sering, bentuk makanan sesuai kemampuan.
Kemoterapi merupakan pengobatan yang efektif dalam mengatasi kanker dan
menghilangkan gejala-gejala kanker. Pengaturan diet yang baik hendaknya tidak
membatasi pasien untuk mendapatkan kemoterapi kembali. Sehingga diperlukan
informasi untuk mengatur diet kemoterapi tersebut, untuk itu maka diadakanlah
penyuluhan kesehatan mengenai diet kemoterapi.
Nutrisi merupakan pross pengambilan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh.
Proses ini mencakup 3 tahap, yaitu tahap memasukkan makanan atau minuman ke
dalam tubuh, tahap pemecahan makanan ata minuman menjadi unsur gizi, dan tahap
pendistribusian zat gizi tersebut melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh, dimana
makanan tersebut di sajikan bahan bakar untuk berbagai keperluan tubuh. Pada
pasien kanker yang mendapat kemoterapi, perlu asupan nutrisi yang
mengandung cukup nutrien: vitamin, mineral, protein, karbohidrat lemak dan air
(Sutandyo, 2007).

II. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang
”Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Post Kemoterapi”
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
sasaran diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian dari nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
2. Menjelaskan tujuan nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
3. Menjelaskan manfaat nutrisi pada Pasien Post kemoterapi
4. Menjelaskan Jenis-Jenis Nutrisi pada Paisen Post Kemoterapi
BAB II
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Kemoterapi
Kemoterapi adalah pengobatan yang menggunakan obat keras (beracun/kimia)
untuk merusak atau membunuh sel-sel yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi
digunakan untu mengobati penyakit kanker. Tujuannya adalah untuk mengurangi
jumlah sel-sel kanker atau mengurangi ukuran tumor.
Berbagai jenis obat kemoterapi dapat digunakan secara tunggal atau
dikombinasikan bersama obat lain seperti antibiotik untuk mengatasi infeksi yang
mungkin terjadi. Sisi buruknya, terdapat banyak efek samping di dalam kemoterapi,
mulai dari yang ringan hingga berat.
B. Cara Kerja Obat Kemoterapi
Tubuh kita memproduksi sel baru untuk menggantikan sel-sel yang sudah mati
atau rusak. Proses ini dilakukan secara teratur dan seimbang. Sedangkan sel-sel
kanker tidak memiliki keteraturan, proses reproduksi (pembelahan dan
pertumbuhan) sel kanker diluar kendali, akan semakin banyak sel kanker yang
diproduksi dan selanjutnya menempati lebih banyak tempat dan ruang, sampai
akhirnya mendorong keluar ruang yang ditempati oleh sel-sel tubuh normal.
Disinilah diperlukan kemoterapi, obat kemoterapi akan mengganggu kemampuan
sel kanker untuk membelah dan berkembang biak.
C. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan.
Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir
pengobatan
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu
ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare
disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi.
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat
kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat
tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada
otot.
7. Efek pada darah
Beberapa jenis obat kemoterapi dapat mempengaruhi kerja sumsum tulang yang
merupakan pabrik pembuat sel darah, sehingga jumlah sel darah menurun. Yang
paling sering adalah penurunan sel darah putih (leokosit). Penurunan sel darah
terjadi pada setiap kemoterapi dan tes darah akan dilaksanakan sebelum
kemoterapi berikutnya untuk memastikan jumlah sel darah telah kembali
normal. Penurunan jumlah sel darah dapat mengakibatkan:
a. Mudah terkena infeksi
Hal ini disebabkan oleh Karena jumlah leokosit turun, karena leokosit
adalah sel darah yang berfungsi untuk perlindungan terhadap infeksi. Ada
beberapa obat yang bisa meningkatkan jumlah leokosit.
b. Perdarahan
Keping darah (trombosit) berperan pada proses pembekuan darah.
Penurunan jumlah trombosit mengakibatkan perdarahan sulit berhenti,
lebam, bercak merah di kulit.
c. Anemia
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah yang ditandai oleh
penurunan Hb (hemoglobin). Karena Hb letaknya di dalam sel darah merah.
Akibat anemia adalah seorang menjadi merasa lemah, mudah lelah dan
tampak pucat.
8. Kulit dapat menjadi kering dan berubah warna
Lebih sensitive terhadap matahari. Kuku tumbuh lebih lambat dan terdapat garis
putih melintang.

D. Tujuan Kemoterapi
a. Terapi adjuvan: kemoterapi yang diberikan sesudah operasi, dapat sendiri
atau bersamaan dengan radiasi, dan bertujuan untuk membunuh sel
yang telah bermestase.
b. Terapi neoadjuvan: kemoterapi yang diberikan sebelum operasi
untuk mengecilkan massa tumor , biasanya dikombinasi dengan radioterapi.
c. Kemoterapi primer: digunakan sendiri dalam penatalaksanaan tumor,
yang kemungkinan kecil untuk diobati, dan kemoterapi hanya
digunakan untuk mengontrol gejalanya.
d. Kemoterapi induksi: digunakan sebagai terapi pertama dari beberapa
berikutnya.
e. Kemoterapi kombinasi: menggunakan 2 atau lebih agen kemoterapi.

E. Sifat kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi utama maupun terapi
tambahan. Sebagai terapi utama, kemoterapi dapat diberikan bagi kanker-
kanker yang kemosensitif, seperti leukemia, limfoma maligna, koriokarsinoma,
kanker paru oat cell, sarkoma ewing, dll, maupun bagi kanker yang
telah menyebar jauh (umumnya stadium IV) untuk tujuan paliatif, seperti
karsinoma payudara, serviks, paru-paru, kulit, mulut, dll.
Sebagai terapi adjuvan kanker lokal atau lokoregional (seperti
mammae, serviks, kolon, lambung, paru-paru), kemoterapi umumnya diberikan
pascaoperasi dan pascaradioterapi untuk kanker yang kemoresponsif.
Pemberian kemoterapi adjuvan didasarkan pada kenyataan bahwa pasien
kanker yang kelihatan telah bebas kanker, setelah beberapa bulan atau tahun,
akan kembali mengalami kanker (residif) atau metastasis kanker. Ini
menunjukkan bahwa sel kanker mikroskopik masih hidup di dalam lapangan
operasi atau sudah ada metastasis jauh subklinis sewaktu pasien menjalani
operasi atau radioterapi. Kemoterapi adjuvan ternyata mampu mengurangi
frekuensi kanker residif atau metastasis (Rasjidi, 2013).

F. Kontraindikasi kemoterapi
Terdapat dua kontraindikasi penggunaan kemoterapi, yakni
kontraindikasi mutlak/absolut dan relatif. Kontraindikasi absolut kemoterapi
meliputi kanker stadium terminal, hamil trimester pertama (kecuali akan
digugurkan), septikemia, dan koma. Kontraindikasi relatif kemoterapi
meliputi usia lanjut (terutama penderita tumor yang lambat bertumbuh dan
kurang sensitif), status tampilan yang sangat buruk, gangguan berat fungsi
organ vital (contoh hati, ginjal, jantung, sumsum tulang), demensia, pasien
tidak mampu mengunjungi kilinik secara teratur, pasien tidak kooperatif,
tumor resisten terhadap obat, dan tidak ada fasilitas penunjang yang
memadai (Rasjidi, 2013).

G. Farmakologi kemoterapi
Prinsip farmakologi umum harus diketahui di dalam memilih
dan memakai antikanker, termasuk mekanisme kerja, absorpsi, distribusi
metabolism dan ekskresi. Faktor-faktor ini dapat memengaruhi efektivitas
dan/atau oksisitas kemoterapi, dan penting di dalam pengembangan kombinasi
obat (Rasjidi, 2013). Cara pemberian memengaruhi pemilihan obat. Pemilihan
cara pemberian bergantung kepada kelarutan, keperluan aktivasi obat, toleransi
jaringan setempat, kemampuan psien, dan pajanan obat yang optimal terhadap
tumor (area under the concertration time curve (AUC) untuk obat dan
metabolik aktif). Efektivitas tiap obat kemoterapi bergantung kepada AUC
yang optimal terhadap lokasi tumor. Jadwal kemoterapi perlu diperhatikan ,
kemoterapi berikutnya diberikan ketika sel atau jaringan normal pulih
sementara sel tumor belum pulih. Kemoterapi tunggal masih memungkinkan
sel tumor tumbuh. Interval antar seri pengobatan juga perlu diperhatikan, bila
terlalu pendek, sel normal belum pulih, sementara bila terlalu panjang sel
tumor sudah berkembang lagi (Rasjidi,2013).
Teknik pemberian kemoterapi kebanyakan melalui intravena dan ada obat
- obat yang bisa diberikan secara oral dan intrathekal, sedang pemberian
secara intra arterial perlu alat khusus untuk menekan cairan kemoterapi
memasuki aliran darah. Ada lagi cara perfusi dimana aliran darah tungkai
bawah misalnya dipindahkan melewati alat jantung-paru seperti pada
operasi jantung terbuka, aliran vena tungkai masuk ke alat jantung-paru, diberi
oksigen dan kemoterapi di dalam alat tersebut, lalu darah dimasukkan kembali
melalui arteri. Ada pula yang ditanamkan ke dalam jaringan subkutan,
sehingga bila ingin memberikan kemoterapi berkali-kali tidak perlu
memasukkan jarum setiap kali (Pisi Lukkitto,2010).

H. Definisi nutrisi
Tubuh memerlukan nutrisi untuk kegiatan kelangsungan hidup.
Nutrisi yang diperlukan tubuh adalah nutrien yang terdapat dalam
makanan karena mengandung nutrien esensial bagi kelangsungan
metabolisme sel tubuh. Nutrien esensial yang diperlukan antara lain
karbohidrat, protein, lemak, dan vitamin. Proses pencernaan dan penyerapan
nutrien esensial tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan kerja organ
system pencernaan (Astuti, 2010).
Nutrisi merupakan proses pengambilan dan penggunaan zat gizi
oleh tubuh. Proses ini mencakup 3 tahap, yaitu tahap memasukkan
makanan atau minuman ke dalam tubuh, tahap pemecahan makanan atau
minimum menjadi unsur gizi, dan tahap pendistribusian zat gizi tersebut
melalui sirkulasi darah ke seluruh tubuh, dimana makanan tersebut disajikan
bahan bakar untuk berbagai keperluan tubuh. Pada pasien kanker yang
mendapat kemoterapi, perlu asupan nutrisi yang mengandung cukup nutrien:
vitamin, mineral, protein, karbohidrat lemak dan air (Sutandyo, 2007).

I. Faktor faktor yang mempengaruhi nutrisi


a) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat
mempengaruhi pola konsumsi makanan. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam
memahami kebutuhan nutrisi.
b) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis makanan tertentu juga
mempengaruhi status nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe yang
merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan
makanan yang layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap
bahwa makanan tersebut dapat merendahkan derajat mereka.
c) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan
dapat mengakibatkan kurangnya nutrisi. Misalnya, dibeberapa daerah
terdapat larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja.
Padahal, makanan tersebut sumber vitamin yang sangat baik. Adapula
larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap dapat
mengakibatkan cacingan.
d) Kesukaan
Kesukaan yang berlebih terhadap suatu jenis makanan dapat
mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak
memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup. Misalnya
mengkonsumsi makanan cepat saji (junk food). Makanan ini tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
e) Ekonomi
Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status nutrisi karena
penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.
Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi
biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan
dengan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

J. Jenis jenis nutrisi


a. Karbohidrat
Karbohidrat tersusun atas karbon, hidrogen, dan oksigen.
Karbohidrat dikelompokkan menjadi karbohidrat sederhana dan
kompleks. Karbohidrat sederhana tersususun atas gula sederhana, dan
karbohidrat tersusun lebih dari dua unit gula sederhana di dalam satu
molekul.
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi utama tubuh,
karbohidrat juga memberikan rasa manis pada makanan terutama
monosakarida dan disakarida. Karbohidrat juga berperan dalam
menghemat penggunaan protein, mencegah terjadinya oksidasi
lemak yang tidak sempurna, membantu mengeluarkan feses dengan
mengatur peristaltik usus dan memberikan bentuk pada feses. Bentuk
karbohidrat yaitu monosakarida, disakarida, polisakarida.
b. Protein
Protein bagian penyusun tubuh yang paling besar setelah air. Seperlima
bagian dari tubuh terdiri dari protein. Separuh jumlah protein terdapat
dalam otot, seperlima di dalam tulang, dan tulang rawan, sepersepuluh di
dalam kulit, dan selebihnya dalam jaringan lain dan cairan tubuh. Unsur
utama protein yakni nitrogen sebanyak 16% berat protein, yang tidak ada
pada ikatan karbohidrat dan lemak. Protein juga dapat mengandung unsur
fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Protein juga memiliki fungsi membangun
dan memelihara sel-sel dan jaringan tubuh, membentuk ikatan-ikatan
esensial tubuh, mengatur keseimbangan air, memelihara netralitas tubuh
yang bertibdak sebagai buffer, pembentukan antibody, mengangkut zat-zat
gizi, dan sebagai sumber energi.
c. Lemak
Lemak berfungsi sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial, alat
pengangkut vitamin yang larut dalam lemak, menghemat penggunaan
protein, dapat memberikan rasa kenyang dan kelezatan, sebagai pelumas,
menjaga suhu tubuh, dan melindungi organ tubuh. Kebutuhan lemak yang
dianjurkan WHO (1990) menganjurkan konsumsi lemak sebanya 15-30%
kebutuhan energi total yang dianggap baik untuk kesehatan. Di antara
lemak yang dikonsumsi sehari dianjurkan paling banyak 10% dari
kebutuhan energi total berasal dari lemak jenuh, dan 3-7% dari lemak
tidak jenuh ganda. Sumber utama lemak yaitu minyak tumbuh-tumbuhan
seperti minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah, kacang kedelai, jagung,
,mentega, margarine, dan lemak hewan. Sumber lemak lainnya yaitu
kacang-kacangan, biji-bijian, daging, krim, susu, dan kuning telur serta
makanan yang dimasak dengan lemak atau minyak.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutukan dalam
jumlah sangat kecil dan tidak dibentuk oleh tubuh. Vitamin berfungsi ikut
berperan dalam beberapa tahap reaksi metabolisme energy, pertumbuhan,
dan pemeliharaan tubuh, umumnya sebagai koenzim atau bagian dari
enzim. Sebagian besar vitamin sebagai koenzim berbentuk apoenzim,
dimana vitamin berikatan dengan protein.
Kelompok vitamin:
1. Larut dalam lemak:vitamin A, D, E dan K
2. Larut dalam air:vitamin B, dan C
e. Mineral
Mineral merupakan bagian dari tubuh da memegang peranan penting
dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ
maupun fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral digolongkan ke dalam
mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh lebih darin 100 mg sehari, sedangkan mineral mikro
dibutuhkan kurang dari 100 mg sehari. Fungsi umum mineral adalah
sebagai bahan pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh, memelihara
keseimbangan asam dan basa di dalam tubuh, mengatalisis reaksi yang
bertalian dengan pemecahan karbohidrat, lemak, protein dan lemak .

K. 4 Efek kanker pada status nutrisi


1. Diare
a. Makan makanan (sup, pisang) dan minuman untuk mengganti
cairan serta elektrolit yang hilang.
b. Hindari makanan berminyak, minuman panas atau dingin dan
kafein.
c. Hindari makanan tinggi serat terutama kacang kering dan sayuran
(brokoli, kubis).
d. Makan makanan tinggi protein.
e. Asupan cairan ditingkatkan.
f. Batasi susu sampai 2 gelas per hari atau hindari susu dan produk
susu sampai penyebab ditemukan.
g. Obat diare diberikan
2. Kembung
a. Makan dan minum secara perlahan.
b. Turunkan asupan serat.
c. Makan makanan porsi kecil dengan frekuensi sering.
d. Hindari makanan yang dapat memproduksi gas.
e. Olahraga secara teratur bila memungkinkan.
f. Batasi makanan yang mengandung laktosa bila tidak dapat
ditoleransi.
3. Konstipasi
a. Makan makanan yang mengandung serat, direkomendasikan
asupan serat 25-35 gram per hari.
b. Minum 8-10 gelas per hari.
c. Melakukan aktivitas fisik seperti berjalan dan berolahraga secara
teratur.
d. Jika telah terjadi konstipasi, lanjutkan makan makanan tinggi serat
dan minum air yang cukup, menjaga aktivitas fisik dan berikan
medikasi.
4. Luka pada mulut
a. Makan makanan lunak yang mudah dikunyah dan ditelan seperti
buah yang lunak (pisang, melon, pir, keju, kentang yang lunak).
b. Makan makanan yang mengandung tinggi kalori/protein.
c. Hindari makanan yang asin, asam dan pedas
5. Dehidrasi
a. Minum 8-12 gelas per hari, dapat berupa air putih, susu atau
makanan yang mengandung air yang cukup seperti pudding, es
krim.
b. Batasi minuman yang mengandung kafein seperti soda, kopi, teh.
c. Gunakan obat untuk mengurangi mual muntah.
6. Mulut kering
a. Meningkatkan asupan cairan.
b. Memilih makanan yang lunak.
c. Permen dapat digunakan sebagai stimulasi pengeluaran saliva.
d. Hindari alkohol dan rokok.

L. Tujuan Terapi Nutrisi


Tujuan terapi nutrisi pada pasien kemoterapi antara lain:
o Memperbaiki kekurangan nutrisi atau mencegah malnutrisi
o Mencegah komplikasi dan efek samping yang berhubungan dengan nutrisi
o Mencegah berkurangnya massa otot, tulang, darah, organ dan massa tubuh
yang lain
o Memberikan kekuatan dan energi bagi tubuh
o Mencegah terkena infeksi
o Membantu penyembuhan dan meningkatkan kualitas hidup
Efek kanker pada status nutrisi dibagi menjadi dua yaitu, efek sistemik dan efek
lokal. Efek sistemik di antaranya adalah anoreksia, defisiensi vitamin A, B,C,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hiperkalsemia, sindrom ketidakpatenan sekresi
hormon antidiuretik, imunokompeten. Efek lokal diantaranya adalah kerusakan
pencernaan (mengunyah, menelan, obstruksi, distensi, dan peristaltis), nyeri, fisura usus,
malabsorpsi (Otto, 2005).
Kemoterapi pada pasien kanker lebih ke makanan yang ringan, makanan sedikit
minyak, makan lebih banyak buah, beberapa kali makan untuk menghindari kekenyangan,
bisa digunakan obat kumur sebelum makan, cobalah untuk duduk dan makan sesuatu dan
minum banyak air, setengah jam kemudian berbaring, anggota keluarga menemani dan
mendorong pasien untuk makan. Secara fisik lemah setelah kemoterapi, harus memilih
bergizi dan mudah untuk mencerna makanan, seperti beras lembut, bubur, roti, ikan, telur,
ayam, sup, kentang, pisang, selai. Sering makan, olah raga yang tepat, gunakan yoghurt
sebagai pengganti susu, untuk menghindari perut kembung. Jahe juga dapat digunakan
untuk merangsang nafsu makan, mengunyah jahe efek antiemetik. Setelah kemoterapi
kanker tidak tepat untuk makan makanan, seperti daging babi, daging anjing, ayam, angsa,
soba, makan makanan pedas, makanan yang digoreng, dan panggangan.
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Pokok Bahasan
Nutris pada Pasien Post Kemoterapi.
a. Sub Pokok Bahasan
Jenis Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi.
b. Waktu
30 menit.
c. Sasaran
Pasien dan Keluarga yang melakukan control di Poli Kebidanan.
d. Hari/Tanggal
23 Agustus 2019
e. Tempat
Ruang Poli Kandungan, RSUD Abdul Sjahranie Samarinda.
f. Pelaksana
Mahasiswa Profesi Keperawatan STIKES Wiyata Husada Samarinda.
g. Tujuan Instruksional Umum
Setelah Penkes ini diharapkan klien mengetahui dan mampu mengatur nutrisi pada
post kemoterapi
h. Tujuan instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penkes ini, klien diharapkan:
1) Mengerti Nutrisi post kemoterapi.
2) Memahami Nutrisi post kemoterapi.
3) Mampu mengatur jenis makanan/nutrisi post kemoterapi.

2. Materi
a. Pengertian Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
b. Tujuan Nutrisi pada Pasien Post Kemoterapi
c. Jenis – Jenis Nutrisi post kemoterapi
3. Metode
a. Ceramah
b. Tanya-jawab

4. Media
a. LCD
b. Laptop
c. Leaflet

5. Struktur Organisasi
Penanggung Jawab : Seluruh Mahasiswa kelompok I
a. Leader : Risfi Ariyanti
b. Co. Leader : Erni Susanti
c. Moderator : Ayu Atika Putri
d. Fasilitator : Yayuk Vidiati
e. Observer : Susiyanti Uwen dan Yustina Waisong

6. Kegiatan Belajar
Waktu Tahap Respon
5 menit Orientasi: a. Menjawab salam
a. Mengucapkan salam b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri c. Audiens ingat dengan kontrak
c. Mengingatkan kontrak d. Audiens mengerti maksud dan tujuan
d. Menjelaskan maksud dan tujuan e. Audiens siap / bersedia
e. Menanyakan kesediaaan f. Memberitahu apa yang sudah dan belum
f. Apersepsi (menanyakan apa yang sudah dan diketahui
belum diketahui audiens)
15 menit Kerja : Menyimak
a. Menjelaskan pengertian Kemoterapi Mengajukan pertanyaan
b. Menjelaskan pentingnya diet Kemoterapi Mendengarkan
c. Menjelaskan jenis makanan untuk pasien
Kemoterapi
10 menit Terminasi : Mendengarkan
a. Melakukan evaluasi Menjawab salam
b. Memberikan kesimpulan
c. Membuat rencana tindak lanjut
d. Memberikan salam penutup

7. Evaluasi
a. Evaluasi proses
 75 % peserta datang tepat waktu
 Peserta memperhatikan penjelasan penyaji
 Peserta aktif bertanya dan memberikan pendapat
 Media digunakan secara aktif
b. Evaluasi hasil
 Menyebutkan kembali pengertian pengertian nutrisi pada pasien kemoterapi
 Menyebutkan tujuan pemberian nutrisi pada pasien post kemoterapi
 Menyebutkan kembali jenis-jenis nutrisi post kemoterapi
8. Setting tempat

L
F M

P P P P

F F F
P P P P

O
Keterangan :
L : Leader
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer
P : Peserta
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta: FK UI
http://roohit.com/http://ebookfkunsyiah.wordpress.com/2008/09/04/cara-kerja-sitostatika-
dan-efek-sampingnya/
Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 volume 2, EGC,
Jakarta
Firmansyah, M.A. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi Kemoterapi. Cermin Dunia
Kedokteran.2010. 37 : 249-50
Halo Cipto (Maret 2012-PKRS) http://www.rscm.co.id/index.php? bhs=in&id= ASU0000001
Oleh : Triyani Kresnawan, DCN, MKes, Instalasi Gizi RSCM

Anda mungkin juga menyukai