Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

MAKP CASE MANAGER

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Oleh:

Fitri Dwi Pratiwi 1912041


Sri Widyayantiningsih 1912042
Nawang Anggraini 1912043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR
2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul “Makalah Managemen Keperawatan MAKP Case Manager”
yang diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata – kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Blitar, Oktober 2020

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk
bersikap professional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan di bidang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan
yang berkualitas dan professional tersebut adalah pengembangan model praktek
keperawatan professional yang memungkinkan perawat professional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan tersebut. Dengan model praktek keperawatan professional, perawat dapat
memahami tugas dan tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar
Rumah Sakit.
Implementasi model praktek keperawatan professional harus ditunjang
dengan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang memadai. Banyak metode
praktek keperawatan yang telah dikembangkan selama ini, yang meliputi
keperawatan fungsional, keperawatan tim, keperawatan primer, praktik bersama, dan
manajemen kasus. Setiap unit keperawatan mempunyai upaya untuk menyeleksi
model yang paling tepat berdasarkan kesesuaian antara ketenagaan, sarana dan
prasarana, dan kebijakan Rumah Sakit. Kategori pasien didasarkan atas, tingkat
pelayanan keperawatan yang dibutuhkan pasien., usia, diagnosa atau masalah
kesehatan yang dialami pasien dan terapi yang dilakukan. (Bron, 1987)
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh
pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan
perkembangan iptek, maka metode system pemberian asuhan keperawatan harus
efektif dan efisien. Ada beberapa metode system pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Menurut Grant dan Massey (1997) dan Marquis dan Huston (1998)
ada empat model pemberian asuhan keperawatan yaitu model fungsional, model
kasus, model tim, dan model primer.

1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mengerti dan memahami tentang manajemen keperawatan MAKP
Case Manager
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang nursing case management.
2. Mahasiswa mengerti dan memahami tentang patient focus care.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Nursing Case Management


a. Pengertian Model
Model praktik keperawatan professional (MPKP) merupakan pengelolaan
stuktur dan proses pemberian asuhan keperawatan pada tingkat ruang rawat sehingga
memungkinkan pemberian asuhan keperawatan professional. Peningkatan MAKP
dapat menggambarkan usaha berbagai Negara utuk memajukan kualitas asuhan
keperawatan dan lingkungan kerja perawat (Sitorus & Panjaitan, 2011).
Manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary nursing.
Dalam model ini asuhan keperawatan dilaksanakan bedasarkan pandangan, bahwa
untuk penyelesaian kasus keperawatan secara tuntas berdasarkan berbagai sumber
daya yang ada. Metode manajemen kasus keperawatan adalah bentuk pemberian
asuhan keperawatan dan manajemen sumber – sumber terkait yang memungkinkan
adanya manajemen yang strategis dari cost dan quality oleh seorang perawat untuk
suatu episode penyakit hingga perawatan lanjut. Pengembangan metode ini
didasarkan pada bukti – bukti bahwa manajemen kasus dapat mengurangi pelayanan
yang terpisah – pisah dan duplikasi.
Di sisi lain, metode kasus keperawatan ini akan memberikan kesempatan
untuk komunikasi di antara perawat, dokter dan tim kesehatan lain, efisien dalam
manajemen perawatan melalui monitoring, koordinasi dan intervensi. Dalam
manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai case manager
untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk ke Rumah Sakit hingga pasien
tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case manager, perawat
memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan, pelaksanaan, koordinasi
dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, dalam memberikan asuhan
keperawatan dengan metode manajemen kasus, case manajer senantiasa
mempertimbangkan dua rangkaian dari quality – cost – access dan consumers –
providers – funders.

b. Tujuan metode case manajemen


1. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan sesuai
dengan standar.
2. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin.
3. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin.
4. Efisiensi biaya.
5. Memfasilitasi secara berkesinambungan asuhan keperawatan melalui kolaborasi
dengan tim lainnya.
6. Pengembangan profesionalisme dan kepuasan kerja.
7. Memfasilitasi alih ilmu pengetahuan.

c. Kerangka kerja manajemen kasus


1. Pasien masuk melalui “agency kesehatan”, manager mempunyai kewenangan dan
tanggung jawab dalam perencanaan sampai dengan evaluasi pada episode tertentu
tanpa membedakan pasien itu berasal dari unit mana.
2. Dalam manajemen kasu menggunakan dua cara, yaitu:
- Case Management Plan (CMP): merupakan perencanaan bersama dari masing –
masing profesi kesehatan.
- Critical Path Diagram (CPD): merupakan penjabaran dari CMP dan ada target
waktunya.
3. Manager mengevaluasi perkembangan pasien setiap hari, yang mengacu pada
tujuan asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Bentuk spesifik dari manajemen
kasus ini tergantung dari karakteristik tatanan asuhan keperawatan.

d. Kekurangan dan kelebihan manajemen kasus


1. Kekurangan
- Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh.
- Membutuhkan banyak tenaga.
- Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan.
- Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat penanggung
jawab klien bertugas.
2. Kelebihan
- Kebutuhan pasien terpenuhi.
- Pasien merasa puas.
- Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat.
- Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
e. Metode kasus setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien saat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift, dan tidak
ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasanya diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti:
isolasi, intensive care (perawatan intensif). Kelebihannya adalah perawat lebih
memahami kasus per kasus, system evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya adalah belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab, perlu
tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama.

Kepala Ruang

Staf Perawat Staf Perawat Staf Perawat

Pasien/klien Pasien/klien Pasien/klien

2.2 Patient Focus Care


a. Pengertian Patient Focus Care
Patient focus care yaitu pengorganisasian/asuhan keperawatan dimana perawat
mampu memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek keperawatan yang
dibutuhkan. Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada seorang pasien secara
menyeluruh untuk mengetahui apa yang harus dilakukan pada pasien dengan baik,
sehingga metode ini sesuai jika digunakan untuk ruangan ICU.
b. Kelebihan dan kekurangan patient focus
1. Kekurangan:
- Pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan dimana perawat harus mampu
memberikan asuhan keperawatan mencakup seluruh aspek keperawatan yang
dibutuhkan.
2. Kelebihan:
- Sederhana dan langsung
- Garis pertanggungjawaban yang jelas
- Kebutuhan pasien cepat terpenuhi.
- Memudahkan perencanaan tugas.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Model manajemen kasus merupakan generasi kedua dari model primary
nursing. Beberapa ahli seperti dalam Marquis dan Hutson berpendapat tentang
model manajemen kasus yang berinti bahwa manajemen kasus dibuat bersamaan
dengan adanya pelayanan kesehatan dan berfokus pada klien.
Dalam manajemen kasus keperawatan, seorang perawat akan bertugas sebagai
case manager untuk seorang (mungkin lebih) pasien, sejak masuk Rumah Sakit
hingga pasien tersebut selesai dari masa perawatan dan pengobatan. Sebagai case
manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk perencanaan,
pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi. Untuk mencapai tujuan yan diharapkan,
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan metode manajemen kasus, case
manager senantiasa mempertimbangkan dua rangkaian dari quality-cost-access dan
consumers-providers-funders.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.

http://nissa-uchil.blogspot.co.id/2014-4-model-keperawatan [diakses pada tanggal 14


Oktober 2019]

Anda mungkin juga menyukai