Anda di halaman 1dari 11

GAYA KEPEMIMPINAN

OTORITER DAN DEMOKRATIS


Tugas ini untuk memenuhi Mata Kuliah Manajemen Keperawatan

Disusun Oleh:
Nawang Anggraini 1912043
Agnes Ita Cyntia K 1912044

PROGRAM PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PATRIA HUSADA BLITAR
2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Gaya Kepemimpinan Otoriter
Dan Demokratis”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen
Keperawatan. Tujuan yang lebih khusus dari penulisan makalah ini ialah untuk menambah
pengetahuan tentang bagaimana kelebihan dan kekurangan masing-masing tipe kepemimpinan.
Kami menyampaikan rasa terima kasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas untuk
menulis makalah ini, serta kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.

Blitar, Oktober 2020

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Manajemen adalah suatu proses merancang dan memelihara suatu lingkungan dimana
orang-orang yang bekerja sama didalam suatu kelompok dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan seefisien mungkin (H. Weihrich dan H. Koontz dalam Suarli dan
Bahtiar, 2009). Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota
staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam,
2013). Fungsi manajemen keperawatan sejalan dengan fungsi manajemen secara umum
yaitu pengorganisasian, perencanaan, kepemimpinan, dan pengawasan (Suarli dan
Bahtiar, 2009).
Pemimpin adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya
mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai
tujuan organisasi. Sedangkan kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin dalam
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi (Hasibuan, 2014).
Dalam manajemen keperawatan, ada beberapa tingkatan manajemen antara lain
sebagai berikut : top manager, middle manager, dan nursing low manager. Kepala ruang
keperawatan merupakan bagian dari nursing low manager yang mempunyai peranan
penting dalam pelayanan di suatu bangsal atau ruangan. Kepala ruang keperawatan yang
merupakan bagian dari manajemen keperawatan berpihak kepada fungsi manajemen
keperawatan yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam rangka
untuk memajukan staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional (Nursalam, 2013).
Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang harus mampu dalam mengutarakan idea tau
gagasan, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini penting bagi pemimpin untuk dapat
mendorong maju bawahan, memberikan ataupun menerima bagi kemajuan organisasi
dan kepentingan bersama. Seorang pemimpin harus memberikan petunjuk-petunjuk,
mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan gagasan dan menerima saran-
saran. Kepala ruang harus memiliki kemampuan bekerja sama dengan orang-orang
dengan berbagai ragam sifatnya, sehingga mereka benar-benar dengan penuh kemauan
dan kesetiaan di bawah kepemimpinannya. Sebagai seorang pemimpin, kepala ruang
harus pandai mengadakan pendekatan terhadap orang-orang dan menghargai pendapat-
pendapat atau pandangan-pandangan orang lain. Sedangkan kemampuan teknis
diperlukan karena dengan memiliki kemampuan ini seorang pemimpin akan lebih mudah
mengadakan koreksi bila terjadi kesalahan pelaksanaan tugas bawahannya.
Gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan (Suarli dan
Bahtiar, 2009). Setiap kepala ruang keperawatan memiliki gaya kepimpinan bermacam-
macam dalam mempengaruhi perilaku bawahannya agar mau bekerja secara produktif
untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Ronald Lippith dan Rapiph K. White dalam
Nursalam (2013), terdapat tiga gaya kepemimpinan yaitu : gaya kepemimpinan otoriter,
gaya kepemimpinan demokrasi dan gaya kepemimpinan liberal.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis ?
2. Apa saja cirri-ciri dari gaya kepemimpinan otoriter dan deokratis ?
3. Sebutkan keuntungan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis ?
4. Sebutkan kekurangan gaya kepemimpinan otoriter dan demokratis ?

1.3. Tujuan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini untuk mengetahui dan memahami Gaya
Kepemimpinan Otoriter dan Gaya Kepemimpinan Demokratis.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kepemimpinan
2.1.1. Pengertian kepemimpinan
Adapun beberapa definisi/pengertian kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:769), kepemimpinan
adalah perihal pemimpin; cara memimpin.
b. Menurut Terry (2000:192), Kepemimpinan adalah keseluruhan
kegiatan/aktivitas untuk mempengaruhi kemauan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama.
c. Menurut samsudin (2010:287), Kepemimpinan adalah kemampuan
meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di
bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
2.1.2. Gaya kepemimpinan
Setiap pemimpin memiliki gayanya sendiri dalam memimpin kerja
bawahannya. Adapun beberapa gaya kepemimpinan sebagai berikut :
a. Menurut (Lippits dan K. White:2014 dalam www.academia.edu) terdapat
tiga gaya kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1. Gaya kepemimpinan otoriter ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a) Wewenang mutlak berada pada pimpinan
b) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
c) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
d) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
e) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
f) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
g) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan atau pendapat
h) Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif
i) Lebih banyak kritik daripada pujian
j) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa syarat
k) Pemimpin menuntut kesetiaan tanpa syarat
l) Cenderung adanya paksaan, ancaman dan hukuman
m) Kasar dalam bersikap
n) Tanggung jawab dalam keberhasilan organisasi hanya dipikul
oleh pimpinan

2. Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam


mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama utuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, berbagai kegiatan yang akan dilakukan
ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan. Gaya
kepemimpinan ini memiliki cirri-ciri sebagai berikut:
a) Wewenang pimpinan tidak mutlak
b) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
c) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
d) Komuikasi berlangsung timbale balik
e) Pengawasan dilakukan secara wajar
f) Prakarsa datang dari bawahan
g) Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan saran
dan pertimbangan
h) Tuga-tugas dari bawahan diberikan dengan lebih bersifat
permintaan daripada instruktif
i) Pujian dan kritik seimbang
j) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam
batas masing-masing
k) Pimpinan kesetiaan bawahan secara wajar
l) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan bertindak
m) Tercipta suasana saling percaya saling menghormati, dan saling
menghargai
n) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung secara
bersama-sama

3. Kepemimpinan gaya Liberal atau Laissez Faire adalah kemampuan


mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk mencapai
tujuan dengan cara berbagai kegiatan dan pelaksanaannya dilakukan
lebih banyak diserahkan kepada bawahan. Gaya kepemimpinan ini
bercirikan sebagai berikut:
a) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada bawahan
b) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
c) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
d) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh bawahan
e) Hamper tiada pengawasan terhadap tingkah laku
f) Prakarsa selalu berasal dari bawahan
g) Hampir tiada pengarahan dari pimpinan
h) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok
i) Kepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan kelompok
j) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perseorangan

2.1.3. kelebihan dan kekurangan tipe gaya kepemimpinan


a. Tipe Kepemimpinan Otoriter :
1. Kelebihan
Model kepemimpinan otoriter ini ada di pencapaian prestasinya.
Tidak ada satupun tembok yang mampu menghalangi langkah
pemimpin ini. Ketika dia memutuskan sesuatu tujuan, itu adalah
harga mati, tidak ada alas an, yang ada adalah hasil. Langkah-
langkahnya penuh perhitungan da sistematis, ketetapan serta
ketegasan dalam pembuatan keputusan dan bertindak sehingga untuk
sementara mungkin produktivitas dapat naik, keputusan dapat diambil
secara cepat dan mudah dilakukan pengawasan
2. Kekurangan
Suasana kaku, tegang, mencekam, menakutkan sehingga dapat
berakibat lebih lanjut timbulnya ketidak puasan. Merusak moral,
meniadakan inisiatif, menimbulkan permusuhan, agresivitas, keluhan,
absen, pindah dan tidak puas, pemimpin otoriter tidak menghendaki
rapat atau musyawarah, setiap perbedaan diantara anggota
kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau
pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah
diberikan inisiatif dan daya piker anggota sangat dibatasi, sehingga
tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya dan
pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti
mengontrol, apakah segala perintah yang telah diberikan ditaati atau
dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
b. Tipe Kepemimpinan Demokratis :
1. Kelebihan
a) Lebih memperhatikan bawahan untuk mencapai tujuan organisasi
b) Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan
keputusan diambil dengan dorongan dan bantuan dari pemimpin
c) Kegiatan-kegiatan yang didiskusikan, langkah-langkah umum
untuk tujuan kelompok dibuat, dan jika dibutuhkan petunjuk-
petunjuk teknis pemimpin menyarankan dua atau lebih
alternative prosedur yang dapat dipilih
d) Para anggota bebas bekerja dengan siapa saja yang mereka pilih
dan pembagian tugas ditentukan oleh kelompok
e) Menekankan dua hal yaitu bawahan dan tugas
f) Pemimpin adalah obyektif atau fact-minded dalam pujian dan
kecamannya dan mencoba menjadi seorang anggota kelompok
biasa dalam jiwa dan semangat tanpa melakukan banyak
pekerjaan.
2. Kekurangan
a) Proses pengambilan keputusan akan memakan waktu yang lebih
banyak
b) Sulitnya mencapai kesepakatan
BAB III
HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 TIPE KEPEMIMPINAN OTORITER


Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini,
pemimpin bertindak sebagai dictator terhadap anggota-anggota kelompoknya.
Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Batasan
kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang. Bawahan
hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti dan
menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran. Mereka
harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak. Pemimpin yang otoriter tidak
menghendaki rapat atau musyawarah. Setiap perbedaan diantara anggota
kelompoknya diartikan sebagai kelicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin
terhadap perintah atau instruksi yang telah diberikan. Inisiatif dan daya piker anggota
dibatasi, sehingga tidak diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
Pengawasan bagi pemimpin yang otoriter hanyalah berarti mengontrol, apakah segala
perintah yang telah diberikan ditaati atau dijalankan dengan baik oleh anggotanya.
Mereka melaksanakan inspeksi, mencari kesalahan dan meneliti orang-orang yang
dianggap tidak taat kepada pemimpin, kemudian orang-orang tersebut diancam
dengan hukuman, dipecat, dsb. Sebaliknya, orang-orang yang berlaku taan dan
menyenangkan pribadinya, dijadikan anak emas dan bahkan diberi penghargaan.
Kekuasaan berlebih ini dapat menimbulkan sikap menyerah tanpa kritik dan
kecenderungan untuk mengabaikan perintah dan tugas jika tidak ada pengawasan
langsung. Selain itu, dominasi yang berlebihan mudah menghidupkan oposisi atau
menimbulkan sifat apatis.

4.1 TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS


Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan berdasarkan demokrasi yang
pelaksanaannya disebut pemimpin partisipasi (partisipative leadership).
Kepemimpinan partisipasi adalah suatu cara pemimpin yang kekuatannya terletak
pada partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.
Bentuk kepemimpinan ini menempatkan manusia sebagai factor utama dan
terpenting. Setiap orang akan dihargai dan dihormati sebagai manusia yang memiliki
kemampuan, kemauan, pikiran, minat, perhatian dan pendapat yang berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu setiap orang harus dimanfaatkan dengan
mengikutsertakannya dalam semua kegiatan organisasi. Keikutsertaan itu disesuaikan
dengan posisinya yang masing-masing memiliki wewenang dan tanggung jawab bagi
tercapainya tujuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Rosyidi Kholid. (2013). Manajemen Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta : Trans Info
Medika

http://imaasmawiyah.blogspot.com/2013/06/tipe-tipe-kepemimpinan-kelebihan-dan.html,
diakses pada tanggal 02 juni 2013

https://kupdf.net/download/makalah-gaya-kepemimpinan-demokratis.pdf diakses pada


tanggal 4, 2019

Anda mungkin juga menyukai