Anda di halaman 1dari 18

RESUME KASUS HARIAN INSTALASI GAWAT DARURAT PASIEN

Ny. I DENGAN HIPOGLIKEMI

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat dan


Keperawatan Kritis
Dosen Pembimbing:
Santy Sanusi,M.Kep

Disusun oleh:
Muhammad Dzikri Akbar Rizal
402021065

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2022
PRAKTEK PROFESI NERS
LEMBAR ASUHAN KEPERAWATAN IGD
No. RM 0 0 1 2 3 4

Nama Ny. I
Tgl Lahir 28 /Maret / 1972
Umur : 50 tahun

Isi lengkap / tempelkan stiker

o Diantar polisi /
TRIAGE o Sendiri  Diantar keluarga o Rujukan…………. o DOA
masy umum
o Tanggal daftar o Jam datang
 Non Trauma / Trauma o Kecelakaan air o KLL(Jenis)
JENIS KASUS Bidang……………. o Kecelakaan kerja ……………......
13 APR 2022 17.00 SURVEI PRIMER
o Gigitan binatang…….......... o Keracunan……. VS
o Kriminal o KRT ……………......
Keluhan Utama :
Pasien datang dengan penurunan kesadaran
Kronologis timbulnya keluhan :
1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengalami penurunan nafsu makan. Penurunan nafsu makan terjadi saat bulan puasa. Keluarga pasien mengatakan beberapa hari
kebelakang ini pasien memang susah untuk makan, ditambah pasien saat ini sedang rutin minum obat penurun gula darah. Keluarga pasien juga mengatakan pasien memiliki
riwayat DM 1 tahun yang lalu. 1 hari SMRS klien seperti kebingungan, dan keesokan harinya klien mengalami penurunan kesadaran

KATEGORI MERAH KUNING HIJAU


TANDA VITAL
PEMERIKSAAN  KATEGORI I □ KATEGORI II □ KATEGORI III □ KATEGORI IV □ KATEGORI V
JALAN NAFAS o Sumbatan total o Bebas
o Bebas o Bebas o Bebas
Air way o Sumbatan sebagian o Sumbatan sebagian
o Berhenti nafas/ o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) Tanda Vital :
hipoventilasi o Distress pernafasan o Distress pernafasan o Distress pernafasan o Distress
o Distress pernafasan sedang (pernafasan sedang (pernafasan (-) pernafasan (-) TD: 160/70 mmHg
PERNAFASAN berat ( pernafasan abdominal,retraksi abdominal, bicara o Dapat o Dapat
Breathing abdominal, retraksi dada sedang (+), kulit pendek-pendek, berkomunikasi baik berkomunikasi Nadi: 112 x/mnt
dada berat (+), sianosis pucat kulit kemerahan) (kalimat penuh) baik (kalimat
akut), sesak berat o Bicara hanya satu penuh) Napas: 24x/mnt
kata
 Tidak mampu berbicara Suhu : 35,8° C
o Frekwensi nafas
<10x/mnt SaO2 : 95%
o Henti jantung o Nadi teraba o sirkulasi (+) o nadi teraba o nadi teraba
BB : 53 Kg
 Gangguan o Gangguan o gangguan o tanpa gangguan o tanpa gangguan
hemodinamik berat (akral hemodinamik hemodinamik hemodinamik hemodinamik
Skala nyeri : …………
dingin,pucat, kebiruan, sedang(akral sedang(denyut nadi o denyut nadi perifer o denyut nadi perifer
perfusi buruk) dingin,pucat,kulit perifer teraba, kulit teraba teraba
SIRKULASI o Perdarahan berat tidak basah) pucat, akral hangat) o kulit pucat/ o kulit kemerahan,
Circulation terkontrol o Takikardi moderat o takikardi ringan kemerahan, akral akral hangat
o TD<80mmHg/ syok pd o Kehilangan banyak o tanda dehidrasi hangat
bayi darah sedang (+)
o Tanda dehidrasi berat
(+)
o bradikardi
KESADARAN  GCS<9 o GCS 9-12 o GCS >13 o GCS 15 o GCS 15 Riwayat Alergi
o Kejang sedang o Multiple trauma berat o Nyeri sedang-berat o Nyeri sedang o Nyeri ringan
berlangsung o Penurunan aktivitas (pasien dapat (pasien sadar nyeri, o Gejala klinis  Tidak
o Gangguan jiwa dengan berat (kontak mata (- menunjukkan letak kulit hangat ringan o Ya :
ancaman kekerasan ), tegangan otot nyeri, kulit tampak kemerahan, o Nyeri telinga tidak ..........................
yang segera menurun) pucat, memohon meminta analgesia) demam ..........................
o Kontak mata (-), analgesia) o Tenang, ada kontak o Sakit dengan .........................
nyeri hebat (+) o Kontak mata saat mata gejala ringan ..........................
o Hemiparese dipanggil/ terganggu o Gangguan o Lebam post trauma
mendadak o Gangguan neurovaskular ringan
Riwayat Penyakit
o Keracunan berat neurovaskuler ringan (nadi teraba, o Kontrol luka
Dahulu :
o Gangguan psikiatri sedang (nadi teraba, akral hangat, sensasi Pasien mempunyai
berat akral dingin, sensasi rasa(+) riwayat penyakit
TANDA LAIN o Nyeri dada pada rasa(+), pengisian pergerakan(+), DM
Disability serangan jantung kapiler↓) pengisian kapiler
o Muntah persisten normal)
o Riwayat kejang o Fraktur Identifikasi
o Fraktur/trauma o Benda asing Kelompok Pasien
sedang o Cedera kepala Khusus:………
o Lacerasi berat/Crush ringan …………………….
o Neonatus stabil o Nyeri dada …………………….
o Gangguan psikiatri o Cedera ektremitas …………………….
sedang ringan Kebutuhan Restrain
o Demam >40° C :
pada anak dan bayi o Ya
o Gangguan psikiatri  Tidak
ringan
RESPON TIME  Segera < 10 menit 30 menit 60 menit 120 menit Petugas triage
Poliklinik/ di atas
Ruang observasi biasa/ Ruang observasi biasa/
OBSERVASI  Ruang resusitasi Ruang resusitasi j.20.00 di ruang
bedah non resusitasi bedah non resusitasi
triage

EMERGENCY True emergency True emergency True emergency True emergency False emergency (Dzikri)
Nama&tandatangan
PENGKAJIAN PERAWAT
Respon Awal : Sadar □ Merespon suara □ Merespon nyeri  Tidak ada respon
DOWN SCORE
0 1 2 Pupil : ( + / - )*
RR < 60 60 – 80 >80 Refleks cahaya : ( + / - )*
Retraksi (-) Ringan Berat Down □ Plegi □ ...................
score :
Sianosis (-) Hilang dengan O2 Tidak hilang dengan O2 □ Parese □ Kanan/kiri*
...........
Jalan masuk udara Bilateral baik Penurunan udara masuk Tdk ada udara masuk GCS :
Grunting (-) Dengan Stetoskop Terdengar langsung E M V

EKSPOSUR
 Normal □ Jejas □ Fraktur □ Perdarahan □ Hematoma
□ Deformitas □ Luka .................................

Obstetri : □ Inpartu □ HIS + / - *, Frekuensi .............., Durasi .............. □ Nyeri tekan □ Perdarahan per vagina
Ginekologi Dokumentasi asuhan proses asesmen dilanjutkan pada lembar asesmen kebidanan

SKALA NYERI DEATH ON ARIVAL


Skor nyeri : DEWASA Tanda Kehidupan
□ Saat datang : ......... □ Denyut nadi ( - )
□ Pasca terapi : ........ □ Refleks cahaya ( - / - )
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Hebat □ EKG asistole
Jenis Nyeri : Jam penentuan kematian :
□ Nyeri akut ...............................................
□ Nyeri kronis
Durasi : Lokasi :
SKOR RRISIKO JATUH ANAK RISIKO JATUH
Skor (Untuk pengisian skor, lihat
Kategori
0 1 2 halaman terakhir)
□ Senyum □ Meringis sesekali, wajah □ Sering mengerutkan kening konstan,
Face
mengerut rahang mengepal, dagu bergetar Skor :
Legs □ posisi normal atau santai □ Gelisah, tegang □ Menendang atau posisi kaki disusun .................................
□ Berbaring tenang, posisi □ Menggeliat, gerakan bolak-balik, □ Melengkung, kaku, atau menyentak
Activity
normal, bergerak mudah tegang
□ Tidak ada teriakan □ Erangan atau merintih, sesekali □ Menangis terus, berteriak / isak □ Tidak berisiko
Cry
(terjaga atau tertidur) mengeluh tangis; sering mengeluh
□ Santai □ Diyakinkan dengan sesekali □ Sulit untuk menghibur atau memberi □ Risiko rendah /
Consolability menyentuh, memeluk, atau kenyamanan sedang
distraksi dengan berbicara
TOTAL
0 : tidak nyeri, 1-3 : Ketidak-nyamanan, 4-6 : Nyeri moderat, 7-10 : Ketidak-nyamanan parah/sakit
□ Risiko tinggi

ANTROPOMETRI
BB : 53 Kg TB : 150 cm IMT : 17,6 Kg/m2 ( IMT = BB/TB2 )

ASESMEN SPIRITUAL
□ Agama Islam □ Baligh / Belum baligh / Halangan lain ...................... * □ Ibadah : Mandiri / dibantu *
□ Bersuci : Wudhu / tayamum / Tidak tahu * □ Sholat : teratur / tidak teratur / tidak sholat * □ Alasan tidak sholat : tidak tahu/
□ Berkerudung / Tidak * : berdiri / duduk / berbaring * mampu/ mau *

MASALAH KEPERAWATAN
Aktual/ Resiko*
□ Resiko syok ; cardiogenik /hipovolemik / sepsis / neurogenik / □ Diare
anafilaksis □ Gangguan termoregulasi
□ Penurunan curah jantung □ Ikterik neonatus
□ Risiko penurunan curah jantung □ Risiko gangguan fungsi hati
□ Gangguan ventilasi spontan □ Risiko ketidakseimbangan elektrolit
□ Penurunan kapasistas adaptif intracranial □ Kekurangan volume cairan
□ Gangguan pertukaran gas □ Intoleransi aktivitas
□ Ketidakefektifan pola napas □ Risiko perdarahan
□ Intolerasni aktivitas □ Risiko disfungsi neurovascular perifer
 Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah □ Penurunan perfusi perifer
□ Resiko ketidakstabilan tekanan darah
□ Retensi Urine / Gangguan eliminasi urine □ Risiko penurunan perfusi jaringan : otak/ jantung/ ginjal/
□ Nyeri akut/ Nyeri kronis/ Sindrom nyeri kronis/ Nyeri persalinan periferal/ gastrointestinal/ placenta*
* □ Distress spiritual/ Perilaku kekerasan/ Bunuh diri/ Cemas

Ket : □ beri ceklis bila dilakukan * pilih salah satu dan lingkari
Jam SURVEI SEKUNDER (Diisi oleh dokter) Isi
No. RM lengkap
Periksa:
Subjektif : 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien mengalami penurunan : /
nafsu makan. Penurunan nafsu makan terjadi saat bulan puasa. Keluarga pasien
mengatakan beberapa hari kebelakang ini pasien memang susah untuk makan, Nama : ...................................................
ditambah pasien saat ini sedang rutin minum obat penurun gula darah. Keluarga
Tgl Lahir : .........../........................./..............
pasien juga mengatakan pasien memiliki riwayat DM 1 tahun yang lalu. 1 hari SMRS
klien seperti kebingungan, dan keesokan harinya klien mengalami penurunan Umur ............................Bln/ Hr/ Thn *
kesadaran tempelkan stiker
:
□ Objektif Kondisi Umum
Kepala : Kepala simetris, rambut bersih, kedua mata simetris, pupil isokor, sklera tidak
ikterik, konjungtiva ananemis
Leher : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kesulitan menelan, tidak ada peningkatan JPV
Thorax
Dada simetris, tidak terdapat otot bantu
napas tambahan, suara perkusi resonan,
suara napas vesikuler

Abdomen

Bentuk simetris, warna kulit merata, bising usus 8x/menit


Ekstremitas
Tidak ada edema, kekuatan otot tangan dan kaki 5 5
Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium :
Hb: 11
Leukosit: 9400
Trombosit 230000
Keterangan gambar : Hematokrit: 37
GDS: 15
Radiologi :

□ Asesmen : KODE ICD :


Diagnosa Kerja : Hipoglikemi
Diagnosa Banding :

□ Planing :
TINDAKAN EVALUASI
Jam Tindakan / Terapi Jam Keterangan
17.00 Pasien datang kemudian masuk ruang resusitasi
17.10 Melakukan pengkajian 17.10 Klien tidak sadar tidak memberikan respon
17.15 Obs TTV 17.15 TD: 160/80 mmHg N: 112x/mnt RR: 24x/mnt S: 35,8
17.20 Melakukan pengecekan GDS 17.20 GDS pasien 15
17.25 Memberikan O2 5L nasal kanul 17.25 Pasien belum dapat memberikan respon apapun
17.30 Melakukan pemeriksaan darah rutin 17.45 Hb: 11 Leukosit: 9400 Trombosit: 23000 Hematokrit: 37
17.35 Memberikan terapi obat injek D40 50ml Setelah diberikan D40 dan cairan infus D10 pasien sudah
17.40 Memberikan cairan infus D10 20gtt/menit 17.55 mulai sadar dan mengatakan lemas

HASIL AKHIR
KEPUTUSAN Jam : 20.00 OBAT PULANG KONDISI AKHIR PASIEN
□ Rujuk Ke ..............................................  Perbaikan □ Perburukan
□ Pulang, kontrol ke Poli ......................... □ Stabil □ Meninggal
 Rawat inap, di ...................................... □ Pulang paksa
□ Dinyatakan meninggal
□ Observasi
Alasan :
 Indikasi medis SELESAI PENANGANAN DOKTER PERAWAT/BIDAN
□ Atas permintaan sendiri Tanggal : 13 April 2022
□ Tempat penuh Jam : 20.00
(......................................) (Dzikri)
Nama & tanda tangan Nama & tanda tangan
PENILAIAN RISIKO JATUH PADA PASIEN DEWASA DAN ANAK
SKALA MORSE HUMPTY DUMPTY
Informasi Tentang Risiko Jatuh Skor Parameter Kriteria Skor Kriteria Skor
Ya 25 < 3 tahun 4 Kelamin : Laki-laki 2
Riwayat jatuh dalam waktu 3 bulan sebab apapun
Tidak 0 3 – 7 tahun 3 Perempuan 1
Umur
Ya 15 8 – 13 tahun 2
Mempunyai diagnosis sekunder (> 2 diagnosa)
Tidak 0 14 – 18 tahun 1
□ Tidak ada/Bed rest / kursi roda /dibantu 0 □ Kelainan neurologi 4
□ Penopang, tongkat / walker Ya 15 □ Gangguan oksigenasi (pernapasan), anemia, 3
dehidrasi, anoreksia, sinkop, sakit kepala
□ Berpegangan perabot 30 Diagnosis
Ya 20 □ Kelainan fisik / kelainan psikis 2
Memakai terapi heparin lock / Terpasang infus
Tidak 0 □ Diagnosis lain 1
Cara berjalan / berpindah : □ Normal 0 Gangguan □ Tidak memahami keterbatasan 3
Kognitif □ Lupa keterbatasan
□ Lemah 10 2
□ Terganggu 20 □ Orientasi terhadap kelemahan 1
Status Mental: □ Orientasi baik 0 Respon op □ Kurang dari 24 jam 3
/ sedasi □ Kurang dari 48 jam
□ Disorientasi 15 2
Jumlah Total 30 □ Lebih dari 48 jam 1
Pengguna □ Obat sedatif, hipnotik, barbiturat, phenotiazin 3
Kriteria Penilaian Hasil an obat □ Salah satu obat diatas 2
Skor 0 – 24 Tidak berisiko □ Pengobatan lain 1
MORSE Skor 24 – 44 Risiko Rendah / sedang Jumlah Total
Skor ≥ 45 Risiko tinggi
Skor < 7 Tidak berisiko
HUMPTY Skor 7 – 11 Risiko Rendah / sedang
DUMPTY
Skor ≥ 12 Risiko tinggi

Rujukan IMT Anak


Umur (th) 0-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
L 15.0 14.5 14.0 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 14.0 14.0 14.5 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0
P 15.0 14.0 13.5 13.5 13.0 13.0 13.0 13.0 13.0 13.5 14.0 14.5 15.5 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0

Keterangan :
Pasien kelompok khusus :
1. Kasus emergensi Pelayanan Resiko Tinggi
2. Pelayanan resusitasi 1. Pasien bayi
3. Penanganan penggunaan darah dan produk darah 2. Pasien anak-anak
4. Pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup dasar atau 3. Lanjut usia
yang koma 4. Defable
5. Penyakit yang menular dan yang penurunan daya tahan tubuh 5. Pasien dengan kelainan emosional / gangguan jiwa
6. Dialisis 6. Korban kekerasan / terlantar
7. Penggunaan restrain atau alat penghalang 7. Pasien dengan infeksi / penyakit menular
8. Pelayanan Resiko Tinggi 8. Pasien Napi, korban dan tersangka tindak pidana
RM 09.8
PRAKTEK PROFESI NERS
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT No. RM :

Nama : ........................................................
Tgl Lahir : ............/........................../................
Umur : .......................................hr/bln/th *

LEMBAR OBSERVASI / RESUSITASI

VITAL SIGN INTAKE OUT-PUT TINDAKAN RESUSITASI

NAMA &
TGL

PARAF
SHOCK
INTAKE OUTPUT RJP *

SPO2
NADI ** OBAT / CAIRAN /
& EKG

DC
PUPIL
BAK / BAB Lain

GCS

CVP
JAM TD ADA/ S RR Oral / NGT/ OKSIGEN / ETT /
HR / Muntah / lain Ya Tidak
TDK Infus
NGT ***
LAIN-LAIN

Penanggung jawab Resusitasi


( Ditandatangani oleh Leader / dokter jaga apabila dilakukan resusitasi jantung paru )
FORMAT MONITORING DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN
DI UNIT GAWAT DARURAT

Nama pasien : Ny. I


Tanggal lahir : 28 Maret 1972
Umur/jenis kelamin : 50 Tahun L / P
Diagnosis medis : Hipoglikemi
Hari/tanggal/jam masuk : rabu/13 april 2022/17.00
No Registrasi : 001234
Format diisi sejak pasien masuk ruang triase sampai pindah dari IGD
IMPLEMENTASI DAN CATATAN TTD
JAM EVALUASI TINDAKAN
PERKEMBANGAN Petugas
TRIASE : Pasien datang ke IGD kemudian dimasukan SCORE :
ke ruang resusitasi karena penurunan
17.00 kesadaran ATS 1

RUANG OBSV  17.00 pasien datang kemudian Pada saat masuk IGD pasien
: dimasukan ke ruang resusitasi mengalami penurunan
 17.10 melakukan pengkajian kesadaran. Pengecekan GDS
 17.15 mengobservasi TTV dilakukan dan didapatkan
 17.20 melakukan pengecekan GDS hasil 15mg/dL. TD: 160/80 N:
(15mg/dL) 85 RR: 24 S: 35,8 SPO: 95%
 17.25 memberikan O2 5L nasal kanul
 17.30 melakukan pemeriksaan darah
rutin
 17.35 memberikan terapi injek D40
50ml
 17.40 memberikan cairan infus D10
20gtt

DX S : klien mengatakan tidak menyadari bahwa pasien telah kehilangan


kesadaran
Ketidakstabilan
kadar gula O : pasien tampak sudah sadar dan mulai memberikan respon tetapi masih
darah tampak bingung, GDS 60mg/dL
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi, Obs TTV
Data Pembahasan Sumber
Pukul 17.00 Pada saat proses pemilihan pasien di IGD menggunakan Triase ATS The Open Public Health
Pasien datang ke IGD dan di (Australian Triage Scale) Journal : Knowledge
bawa ke ruang resusitasi ATS Category Treatment Acuity Performance and
(Waktu tunggu Indicator Practices of Triage
maksimum) (indikator Amongst Nurse
kerja) Working in The
ambang Emergency
ATS 1 Segera 100% Departements of Rural
ATS 2 10 menit 80% Hospitals in Limpopo
ATS 3 30 menit 75% Province, 2019.
ATS 4 60 menit 70%
https://www.halodoc.com/
ATS 5 120 menit 70% kesehatan/penurunan-
kesadaran
Triase merupakan struktur dasar pasien yang datang dan dikategorikan
kedalam kategori kelompok tertenu dengan menggunaan skala penilaian
urgensi atau terstruktur. Triase juga didefinisikan sebagai suatu prosedur
penting didalam unit gawat darurat yang meliputi pemilihan pasien sesuai
prioritas, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu pasien dan
meningkatkan kualitas dalam perawatan pasien. Alokasi penempatan
pasien yang kurang tepat diruang triase dapat menimbulkan kerugian bagi
pasien, termasuk perawatan pasien menjadi terganggu dan dapat
meningkatkan angka kematian di IGD. Bagaimanapun hasilnya
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis sistem triase, efektivitas
sistem dan pengetahuan serta keterampilan staff darurat di IGD.

Pembahasan Kasus :
Pasien termasuk kategori 1 karena ditemukan data :
Pasien masuk ke IGD dengan penurunan kesadaran dan tidak
memberikan respon apapun ketika diberikan rangsangan berupa cubitan.
Kemudian pasien dibawa ke ruang resusitasi dan diberikan serangkaian
tindakan untuk memulihkan kesadaran pasien.
Penurunan kesadaran adalah kondisi saat kesadaran menurun sebagai
akibat berbagai macam gangguan atau penyakit. Gangguan tersebut
akhirnya mengacaukan fungsi reticular activating system secara langsung
maupun tidak langsung yang menyebabkan orang tersebut tidak sadar.
Pada kasus, pasien mengalami hipoglikemi atau kekurangan gula dalam
darah dengan hasil 15mg/dL, dimana dula dalam darah berfungsi untuk
meningkatkan energi bagi tubuh.
Pukul 17.10 Definisi hipoglikemi Sukmadani. M. 2020.
Pasien dilakukan anamesa. Hipoglikemia merupakan salah satu risiko mayor yang sering diderita Hipoglikemia pada
Hasil anamnesa pasien pasien DM. Hipoglikemia merupakan efek samping yang paling umum
perempuan usia 50 tahun dari penggunaan insulin dan sulfonilurea terkait mekanisme aksi dari obat pasien diabetes melitus.
dengan penurunan kesadaran tersebut
dan tidak dapat memberikan
respon apapun ketika Hipoglikemia merupakan suatu keadaan penurunan konsentrasi
diberikan rangsangan berupa glukosa serum dengan atau tanpa adanya gejala sistem autonom dan
cubitan. neuroglikopenia. Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar
glukosa darah
Etiologi
Hipoglikemia ditemukan sebagai barier utama dalam mencapai
kepuasan jangka panjang kontrol glikemik dan menjadi komplikasi yang
ditakuti dari terapi DM Komplikasi akut dan kronis dari hipoglikemia
dapat mengganggu kehidupan, seperti interaksi sosial, tidur, aktivitas seks,
mengemudi, olahraga, dan aktivitas lainnya.
Tanda dan gejala
Gejala dan tanda hipoglikemia tidaklah spesifik antar individu.
Hipoglikemia dapat ditegakkan dengan adanya Whipple’s Triad. Gejala
hipoglikemia dikategorikan menjadi neuroglikopenia, yaitu gejala yang
berhubungan langsung terhadap otak apabila terjadi kekurangan glukosa
darah. Otak sangat bergantung terhadap suplai yang berkelanjutan dari
glukosa darah sebagai bahan bakar metabolisme dan support kognitif. Jika
level glukosa darah menurun maka disfungsi kognitif tidak bisa
terelakkan. Gejala hipoglikemia kedua, adalah autonom, yaitu gejala yang
terjadi sebagai akibat dari aktivasi sistem simpato-adrenal sehingga terjadi
perubahan persepsi fisiologi.
Pembahasan Kasus:
Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran
dan tidak dapat memberikan respon apapun ketika diberikan rangsangan
berupa cubitan. Penurunan kesadaran pada pasien disebabkan oleh akibat
gula dalam darah pasien rendah dengan nilai 15mg/dL. Otak sangat
bergantung terhadap suplai yang berkelanjutan dari glukosa darah sebagai
bahan bakar metabolisme dan support kognitif.
17.15 Pembahasan kasus : Sukmadani. M. 2020.
Pasien dilakukan Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung Hipoglikemia pada
pemeriksaan fisik dan TTV keseluruh tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak pasien diabetes melitus.
dengan hasil : akan lepas dari faktor pemompaan dan volume darah yang dipompakan.
TD : 160/80 mmHg Pada kasus tersebut Tekanan darah pasien cenderung tinggi karena tubuh
N : 85x/mnt berupaya untuk menstabilkan kembali tubuh pasien dimana otak
R : 24x/mnt memerlukan oksigen dalam darah agar pasien tidak mengalami hipoksia
S ; 35,8 C yang pada akhirnya pasien akan tersadar kembali
SPO2 95%
Mekanisme frekuensi nadi meningkat
Sistem simpatis akan merespon jika ada kekurangan oksigen, maka
akan mengirimkan sinyal motorik ke pembuluh darah dan ke jantung. Pada
pembuluh darah akan menyebabkan kontriksi pembuluh darah khususnya
vena sehingga terjadi peningkatan denyut nadi. Pada jantung pompa
jantung akan meningkat sehingga jantung mengalami kompensasi.
17.20 pasien dilakukan pengecekan gula darah bertujuan untuk mencegah Sukmadani. M. 2020.
Melakukan pengecekanrisiko hipoglikemi, dimana hipoglikemi adalah komplikasi mayor pada Hipoglikemia pada
GDS dengan hasil 15mm/dLpenyakit DM yang berakibat pada penurunan fungsi tubuh seperti salah pasien diabetes melitus.
satunya penurunan kesadaran
Pembahasan kasus
Pasien dengan penurunan kesadaran dimana kadar glukosa dalam darah
menjadi rendah. Akibatnya Otak tidak mendapatkan bahan bakar
metabolisme dan support kognitif dari glukosa.
17.25 Hypoglikemia dapat menyebabkan berkurangnya oksigen dalam Setyorini. D. 2018.
Melakukan pemberian O2 darah dan oksigen akan berkurang lagi karena untuk pembentukan glukosa Terapi oksigen terhadap
pada pasien sebagai kompensasi tubuh untuk memenuhi kebutuhan glukosa dalam kesadaran pada pasien
darah yang dipergunakan untuk mensuplai otak dalam melakukan hypoglikemia pada saat
aktivitasnya. Oleh karena itu pemberian terapi O2 penting untuk transportasi
memenuhi kebutuhan otak dan metabolime pembentukan glukosa
sehingga kesadaran akan meningkat.
17.30 Pada pasien DMT 2 tidak dijumpai hubungan bermakna antara rerata Gita. C. 2016.
Melakukan pemeriksaan Gambaran hematologi
gula darah dengan kadar hemoglobin, kadar hematokrit, kadar eritrosit, rutin dan hubungannya
darah rutin
dan kadar trombosit namun terdapat hubungan bermakna antara rerata gula dengan rerata gula
darah pada pasien
darah dan leukosit. diabetes melitus tipe 2 di
Poliklinik Endokrin
Pembahasan kasus RSUP Prof. Dr. R. D.
Pasien dilakukan cek darah rutin untuk melihat apakah terdapat Kandou Manado

ketidaknormalan atau tidak dengan hasil semua dalam rentang normal


termasuk Hb, leukosit, eritrosit, hematokrit, dan trombosit

17.35 dan 17.40 Berdasarkan klasifikasi hipoglikemi pada pasien, ditemukan bahwa Sukmadani. M. 2020.
Memberikan terapi injek D40 Hipoglikemia pada
pasien mengalami hipoglikemi berat. Untuk itu ada terapi yang perlu
50ml dan memberikan cairan pasien diabetes melitus.
infus D10 20gtt diberikan untuk mengatasi permasalahan pada pasien yang mengalami
penurunan kesadaran antara lain dengan memberikan terapi injek
Dekstrosa40 sebanyak 50CC (jika kadar glukosa belum naik signifikan,
diberikan dekstrosa 40% sebanyak 25 cc), diikuti dengan infus D5% atau
10%.
Diagnosa keperawatan yang Pada pasien dengan penurunan kesadaran abibat dari rendahnya glukosa
muncul dalam darah/hipoglikemia yang ditandai dengan kadar glukosa dalam
Ketidakstabilan kadar glukosa darah kurang dari 40mg/dl, maka dapat ditegakan diagnosa keperawatan
darah berhubungan dengan ketidakstabilan kadar glukosa dalam darah b.d gangguan glukosa darah
gangguan glukosa darah puasa puasa yang memiliki definisi variasi kadar glukosa darah naik/turun dari
rentang normal

Anda mungkin juga menyukai