Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KASUS INSTALASI GAWAT DARURAT

(IGD) PADA PASIEN TN. M DENGAN KASUS PERITONITIS

Diajukan untuk memenuhi tugas Stase Keperawatan Gawat Darurat


dan Keperawatan Kritis Holistik Islami
Dosen Pembimbing:
Ns. Riandi Alfiin, S.Kep.,M.Kep

Disusun Oleh:

Dimas Faisal Luthfi

Sobarudin 402021088

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
BANDUNG 2022
PRAKTEK PROFESI NERS
LEMBAR ASUHAN KEPERAWATAN IGD
No. RM 0 0 2 7 3 1

Nama:Tn.M
Tgl Lahir:26/04/1994

Umur :27 Thn *

Isi lengkap / tempelkan stiker

o Diantar polisi /
TRIAGE o Sendiri o Diantar keluarga o Rujukan
masy umum
o DOA
o Tanggal daftar o Jam datang
o Non Trauma / Trauma o Kecelakaan air o KLL(Jenis)
JENIS KASUS Bidang……………. o Kecelakaan kerja ……………......
04 Maret 2022 14:30 SURVEI PRIMER
o Gigitan binatang…….......... o Keracunan……. VS
o Kriminal o KRT ……………......
Keluhan Utama :
Nyeri Ulu Hati
Kronologis timbulnya keluhan :
Pasien datang ke IGD Rumah sakit Bhayangkara Sartika asih dengan keluhan nyeri ulu hati sejang 4 hari yang lalu, keluhan tidak disertai dengan mual (-), muntah(-),
nafsumakan menurun , Babhitam sejak tadi malam, BAK dalam batas normal , pasien sering meminum alkohol

KATEGORI MERAH KUNING HIJAU


TANDA VITAL
PEMERIKSAAN □ KATEGORI I □ KATEGORI II □ KATEGORI III □ KATEGORI IV □ KATEGORI V
JALAN NAFAS o Sumbatan total o Bebas
o Bebas o Bebas o Bebas
Air way o Sumbatan sebagian o Sumbatan sebagian
o Berhenti nafas/ o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) o Nafas spontan (+) Tanda Vital :
hipoventilasi o Distress pernafasan o Distress pernafasan o Distress pernafasan o Distress
o Distress pernafasan sedang (pernafasan sedang (pernafasan (-) pernafasan (-) TD : 100/60
berat ( pernafasan abdominal,retraksi abdominal, bicara o Dapat mmHg
PERNAFASAN abdominal, retraksi dada sedang (+), kulit pendek-pendek, berkomunikasi Nadi : 100 x/mnt
Breathing dada berat (+), sianosis pucat kulit kemerahan) baik (kalimat Napas: 21x/mnt
akut), sesak berat o Bicara hanya satu o Dapat penuh) Suhu : 36,8 ° C
o Tidak mampu kata berkomunikasi SaO2 : 99 %
berbicara baik (kalimat BB :55..Kg
o Frekwensi nafas penuh) Skala nyeri : 5 (0-10)
<10x/mnt
o Henti jantung o Nadi teraba o sirkulasi (+) o nadi teraba o nadi teraba
o Gangguan o Gangguan o gangguan o tanpa gangguan o tanpa gangguan
hemodinamik berat hemodinamik hemodinamik hemodinamik hemodinamik
(akral dingin,pucat, sedang(akral sedang(denyut nadi o denyut nadi o denyut nadi
kebiruan, perfusi dingin,pucat,kulit perifer teraba, kulit perifer teraba perifer teraba
SIRKULASI buruk) basah) pucat, akral hangat) o kulit pucat/ o kulit kemerahan,
Circulation o Perdarahan berat tidak o Takikardi moderat o takikardi ringan kemerahan, akral akral hangat
terkontrol o Kehilangan banyak o tanda dehidrasi hangat
o TD<80mmHg/ syok pd darah sedang (+)
bayi o Tanda dehidrasi berat
(+)
o bradikardi
KESADARAN o GCS<9 o GCS 9-12 o GCS >13 o GCS 15 o GCS 15 Riwayat Alergi
o Kejang sedang o Multiple trauma berat o Nyeri sedang-berat o Nyeri sedang o Nyeri ringan
berlangsung o Penurunan aktivitas (pasien dapat (pasien sadar nyeri, o Gejala klinis o Tidak
o Gangguan jiwa dengan berat (kontak mata menunjukkan letak kulit hangat ringan o Ya :
ancaman kekerasan (- nyeri, kulit tampak kemerahan, o Nyeri telinga tidak ..........................
yang segera ), tegangan otot pucat, memohon meminta analgesia) demam ..........................
menurun) analgesia) o Tenang, ada kontak o Sakit dengan .........................
o Kontak mata (-), o Kontak mata saat mata gejala ringan ..........................
nyeri hebat (+) dipanggil/ terganggu o Gangguan o Lebam post trauma
o Hemiparese o Gangguan neurovaskular ringan
mendadak neurovaskuler ringan (nadi teraba, o Kontrol luka Riwayat Penyakit
o Keracunan berat Dahulu :
sedang (nadi teraba, akral hangat, sensasi
o Gangguan psikiatri akral dingin, sensasi rasa(+) Tidak
TANDA LAIN berat rasa(+), pengisian pergerakan(+),
Disability o Nyeri dada pada kapiler normal) pengisian kapiler
serangan jantung o Muntah persisten normal)
o Riwayat kejang o Fraktur Identifikasi
o Fraktur/trauma o Benda asing Kelompok Pasien
sedang o Cedera kepala Khusus:………
o Lacerasi berat/Crush ringan …………………….
o Neonatus stabil o Nyeri dada …………………….
o Gangguan psikiatri o Cedera ektremitas …………………….
sedang ringan Kebutuhan Restrain
o Demam >40° C :
pada anak dan bayi o Ya
o Gangguan psikiatri o Tidak
ringan
RESPON TIME Segera < 10 menit 30 Menit 60 Menit 120 menit Petugas triage
OBSERVASI Ruang resusitasi Ruang resusitasi Ruang observasi biasa/ Ruang observasi biasa/ Poliklinik/ di atas
bedah non resusitasi bedah non resusitasi j.20.00 di ruang
triage
EMERGENCY True emergency True emergency True emergency True emergency False emergency Dimas
PENGKAJIAN PERAWAT
Respon Awal : □ Sadar □ Merespon suara □ Merespon nyeri □ Tidak ada respon
DOWN SCORE
0 1 2 Pupil : ( + / - )*
RR < 60 60 – 80 >80 Refleks cahaya : ( + / - )*
Retraksi (-) Ringan Berat Down □ Plegi □ ...................
Sianosis (-) Hilang dengan O2 Tidak hilang dengan O2 score : □ Parese □ Kanan/kiri*
...........
Jalan masuk udara Bilateral baik Penurunan udara masuk Tdk ada udara masuk GCS : 15
Grunting (-) Dengan Stetoskop Terdengar langsung E4 M6 V5

EKSPOSUR
□ Normal □ Jejas □ Fraktur □ Perdarahan □ Hematoma
□ Deformitas □ Luka .................................

Obstetri: □ Inpartu □ HIS + / - *, Frekuensi .............., Durasi .............. □ Nyeri tekan □ Perdarahan per vagina
GinekologiDokumentasi asuhan proses asesmen dilanjutkan pada lembar asesmen kebidanan
SKALA NYERI DEATH ON ARIVAL
Skor nyeri : DEWASA Tanda Kehidupan
□ Saat datang : 5 □ Denyut nadi ( - )
□ Pasca terapi : 4 □ Refleks cahaya ( - / - )
Tidak Nyeri Nyeri Ringan Nyeri Sedang Nyeri Hebat □ EKG asistole
Jenis Nyeri : Jam penentuan kematian :
□ Nyeri akut ...............................................
□ Nyeri kronis
Durasi : Lokasi :
Area dada
SKOR RISIKO JATUH ANAK RISIKO JATUH
Skor (Untuk pengisian skor, lihat
Kategori
0 1 2 halaman terakhir)
□ Senyum □ Meringis sesekali, wajah □ Sering mengerutkan kening konstan,
Face
mengerut rahang mengepal, dagu bergetar Skor : 0
Legs □ posisi normal atau santai □ Gelisah, tegang □ Menendang atau posisi kaki disusun
□ Berbaring tenang, posisi □ Menggeliat, gerakan bolak-balik, □ Melengkung, kaku, atau menyentak
Activity □ Tidak berisiko
normal, bergerak mudah tegang
□ Tidak ada teriakan □ Erangan atau merintih, sesekali □ Menangis terus, berteriak / isak
Cry
(terjaga atau tertidur) mengeluh tangis; sering mengeluh □ Risiko rendah /
□ Santai □ Diyakinkan dengan sesekali □ Sulit untuk menghibur atau memberi
Consolability menyentuh, memeluk, atau kenyamanan
sedang
distraksi dengan berbicara
TOTAL □ Risiko tinggi
0 : tidak nyeri, 1-3 : Ketidak-nyamanan, 4-6 : Nyeri moderat, 7-10 : Ketidak-nyamanan parah/sakit

ANTROPOMETRI
BB : 55 Kg TB : 160 cm IMT : 21,4Kg/m2 ( IMT = BB/TB2 )

ASESMEN SPIRITUAL
□ Agama kriste □ Baligh / Belum baligh / Halangan lain* Ibadah : Mandiri / dibantu *
Alasan
Bersuci : Wudhu / tayamum / Tidak tahu *□ Sholat : teratur / tidak teratur / tidak sholat * Berkerudung / Tidak *: tidak
berdirisholat : tidak
/ duduk tahu/ mampu/
/ berbaring * mau *

MASALAH KEPERAWATAN
Aktual/ Resiko*
□ Resiko syok ; cardiogenik /hipovolemik / sepsis / neurogenik □ Diare
/ anafilaksis □ Gangguan termoregulasi
□ Penurunan curah jantung □ Ikterik neonatus
□ Risiko penurunan curah jantung □ Risiko gangguan fungsi hati
□ Gangguan ventilasi spontan □ Risiko ketidakseimbangan elektrolit
□ Penurunan kapasistas adaptif intracranial □ Kekurangan volume cairan
□ Gangguan pertukaran gas □ Intoleransi aktivitas
□ Ketidakefektifan pola napas □ Risiko perdarahan
□ Intolerasni aktivitas □ Risiko disfungsi neurovascular perifer
□ Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah □ Penurunan perfusi perifer
□ Resiko ketidakstabilan tekanan darah □ Risiko penurunan perfusi jaringan : otak/ jantung/ ginjal/
□ Retensi Urine / Gangguan eliminasi urine periferal/ gastrointestinal/ placenta*
□ Nyeri akut/ Nyeri kronis/ Sindrom nyeri kronis/ Nyeri persalinan □ Distress spiritual/ Perilaku kekerasan/ Bunuh diri/ Cemas
*
Ket : □ beri ceklis bila dilakukan * pilih salah satu dan lingkari
Jam SURVEI SEKUNDER (Diisi oleh dokter) Isi
No. RM : lengka
Periksa:
□ Subjektif : ............................................................................ p/
18:00 Nama : ................................................... tempel
............................................................................................... kan
Tgl Lahir : .........../........................./..............
............................................................................................... stiker
Umur.............................................Bln/ Hr/ Thn *

□ Objektif Kondisi Umum


Kepala
Leher
Thorax
Nyeri di area bagian perut

Abdomen
Mual (-), muntah (-)

Ekstremitas

Pemeriksaan Penunjang :
Laboratorium :
Pemeriksaan swab antigen dilakukan
Keterangan gambar : dengan hasil negative

Radiologi :

□ Asesmen : KODE ICD :


Diagnosa Kerja : colic
abdomen + perotinitis
Diagnosa Banding :
□ Planing :
TINDAKAN EVALUASI
Jam Tindakan / Terapi Jam Keterangan
14.00 Melakukan swab anti-gen 14.12 Hasil swab negative
16.00 Pasien diberikan injek keterolak 16.45 Skala nyeri berkurang menjadi 4 (0-10)
cefriaxone ranitidine
17.30 Pemasangan kondom kateter

HASIL AKHIR
KEPUTUSAN Jam : 18.00 OBAT PULANG KONDISI AKHIR PASIEN
□ Rujuk Ke .............................................. □ Perbaikan □ Perburukan
□ Pulang □ Stabil □ Meninggal
□ Rawat inap, di ruangan zaitun □ Pulang paksa
□ Dinyatakan meninggal
□ Observasi
Alasan :
□ Indikasi medis SELESAI
DOKTER PERAWAT
PENANGANAN
□ Atas permintaan sendiri Tanggal : 04 maret 2022
□ Tempat penuh Jam : 18.00
(......................................) Dimas Faisal
Nama & tanda tangan

PENILAIAN RISIKO JATUH PADA PASIEN DEWASA DAN ANAK


SKALA MORSE HUMPTY DUMPTY
Informasi Tentang Risiko Jatuh Skor Parameter Kriteria Skor Kriteria Skor
Ya 25 < 3 tahun 4 Kelamin : Laki-laki 2
Riwayat jatuh dalam waktu 3 bulan sebab apapun
Tidak 0 3 – 7 tahun 3 Perempuan 1
Umur
Ya 15 8 – 13 tahun 2
Mempunyai diagnosis sekunder (> 2 diagnosa)
Tidak 0 14 – 18 tahun 1
□ Tidak ada/Bed rest / kursi roda /dibantu  0 □ Kelainan neurologi 4
□ Penopang, tongkat / walker Ya 15 □ Gangguan oksigenasi (pernapasan), 3
Diagnosis anemia, dehidrasi, anoreksia, sinkop, sakit
□ Berpegangan perabot 30
kepala
Ya 20 2
Memakai terapi heparin lock / Terpasang infus
Tidak 0 □ Kelainan fisik / kelainan psikis 1
□ Diagnosis lain
Cara berjalan / berpindah : □ Normal 0 Gangguan □ Tidak memahami keterbatasan 3
Kognitif
□ Lemah 10 □ Lupa keterbatasan 2
□ Terganggu 20 □ Orientasi terhadap kelemahan 1
Status Mental: □ Orientasi baik 0 Respon op □ Kurang dari 24 jam 3
/ sedasi
□ Disorientasi 15 □ Kurang dari 48 jam 2
Jumlah Total 25 □ Lebih dari 48 jam 1
Pengguna □ Obat sedatif, hipnotik, barbiturat, phenotiazin 3
Kriteria Penilaian Hasil an obat □ Salah satu obat diatas 2
Skor 0 – 24 Tidak berisiko □ Pengobatan lain 1
MORSE Skor 24 – 44 Risiko Rendah / sedang Jumlah Total
Skor ≥ 45 Risiko tinggi Tidak berisiko
Skor < 7 Risiko Rendah / sedang
HUMPTYSkor 7 – 11 Risiko tinggi
DUMPTY
Skor ≥ 12

Rujukan IMT Anak


Umur (th) 0-1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
L 15.0 14.5 14.0 13.5 13.5 13.5 13.5 13.5 14.0 14.0 14.5 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0
P 15.0 14.0 13.5 13.5 13.0 13.0 13.0 13.0 13.0 13.5 14.0 14.5 15.5 15.5 16.0 16.5 17.0 17.0

Keterangan :
Pasien kelompok khusus :
1. Kasus emergensi Pelayanan Resiko Tinggi
2. Pelayanan resusitasi 1. Pasien bayi
3. Penanganan penggunaan darah dan produk darah 2. Pasien anak-anak
4. Pasien yang menggunakan peralatan bantuan hidup dasar atau 3. Lanjut usia
yang koma 4. Defable
5. Penyakit yang menular dan yang penurunan daya tahan tubuh 5. Pasien dengan kelainan emosional / gangguan jiwa
6. Dialisis 6. Korban kekerasan / terlantar
7. Penggunaan restrain atau alat penghalang 7. Pasien dengan infeksi / penyakit menular
8. Pelayanan Resiko Tinggi 8. Pasien Napi, korban dan tersangka tindak pidana
RM 09.8
PRAKTEK PROFESI NERS No. RM:
KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Nama: ........................................................
Tgl Lahir: ............/........................../................
Umurhr/bln/th *

LEMBAR OBSERVASI / RESUSITASI

VITAL SIGN INTAKE OUT-PUT TINDAKAN RESUSITASI


TGL

NAMA &
PARAF
NADI ** INTAKE OUTPUT RJP *

SPO2

SHOCK
& EKG OBAT / CAIRAN /

DC
PUPIL
BAK / BAB Lain OKSIGEN / ETT /

GCS
TD S RR

CVP
JAM ADA/ Oral / NGT/
HR / Muntah / lain Ya Tidak
TDK Infus
NGT *** LAIN-LAIN

Penanggung jawab Resusitasi


( Ditandatangani oleh Leader / dokter jaga apabila dilakukan resusitasi jantung paru )
FORMAT MONITORING DAN CATATAN PERKEMBANGAN PASIENDI UNIT
GAWAT DARURAT

Nama pasien : Tn.M


Tanggal lahir : 26/04/1994
Umur/jenis kelamin : 27 tahun/ L
Diagnosis medis : Peritonitis

Hari/tanggal/jam masuk : Juma’t/ 04 Maret 2022 13:00


No Registrasi :
Format diisi sejak pasien masuk ruang triase sampai pindah dari IGD

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI TTD


JAM
CATATAN PERKEMBANGAN TINDAKAN Petugas

TRIASE : Kesadaran Compos Mentis, keringat SCORE :


banyak sekali, penapasan spontan
10:00 Kuning
(+), tidak ada sesak nafas, pasien
mual dan muntah sudah 3 kali, nyeri (Kategori 4)
ulu hati skala 4 (1-10)

RUANG Masuk ruangan observasi, pasien A: -


OBSV : mengeluh nyeri ulu hati
B:-
10:05 Memposisikan pasien
C : Dipasang akses IV
Mengobservasi TTV line untuk
memudahkan
TD: 100/70 mmHg N:
pemberianobatmelalui
80 x/mnt dengan rute
S: 36,8oC injeksi (NaCl 0,9% 20
gtt/mnt)
R: 20 x/mnt
Airway: pasien tidak ada sesak
Tindakan: posisikan pasien semi
fowler
Breathing: sianosis (-), retraksi
dinding dada (-), pernapasan
spontan (+), RR: 20x/mnt
Tindakan: Posisikan pasien semi
fowler
Circulation: akral teraba dingin,
suhu: 36,8oC, pasien mengeluh
mual disertai muntah sebanyak 2x
Tindakan: Dipasang IV line, cairan
infus 20 gtt/mnt

10:15 Pengambilan sampel darah Hb, Leuko, Ht,


trombosit, MCV.GDS,
Ureum, Kreatinin,
SGPT, SGOT,
Elektrolit

10:20 Melakukan pemeriksaan EKG Kesan normal

10:25 Melakukan pemasangan condom Pasien masih meringis


cateter, cefriaxone, kesakitan di area ulu
ranitidine,keterolac hati

10:30 Mengantar pasien rontgen Kesan RO Thorax AP


normal tidak ada
kelainan
10:50 Memberikan terapi medis sesuai Pasien tampak
order da resep obat: meringis kesakitan
Episan Suspensi 100 ml (1 sendok diarea perut
obat)
11:00 Observasi pasien selama 1 jam Pasien masih
sekali mengeluh nyeri ulu
hati, mual berkurang

12:00 Memberikan terapi non medis Pasien mengikuti


relaksasi nafas dalam anjuran dan pasien
tampak rileks
13:00 Pasien ditransfer keruangan rawat
inap
DX: S : Pasien mengeluh nyeri ulu hati, mual (+), muntah (+)
sebanyak 3 kali
1. Nyeri
Akut b.d O : Pasien tampak meringis kesakitan, tampak lemah, TD:
Keadaan 100/70 mmHg N: 80 x/mnt S: 36,8oC R: 20 x/mnt, skala nyeri
penyakit 4 (1-10)
(Cholic
A : Nyeri akut dan nausea belum teratasi
Abdomen)
P : Lanjutkan intervensi di ruang rawat inap sesuai advice
dokter DPJP
DISKUSI

DATA PEMBAHASAN REFERENSI


PERFORMANCE
AUSTRALASIAN
Triase: INDICATOR 1. The Open Public Health
TRIAGE SCALE TREATMENT ACUITY
THRESHOL Journal : Knowledge and
CATEGORY (Waktu Tunggu Maksimum)
Kategori 3karena D Practices of Triage Amongst
(Kategori)
pada kategori 3 jalan (Indikator Ambang Nurse Working in The
Kerja)
ATS 1 Segera 100%
napas asien bebas Emergency Departements of
tidak ada sumbatan, ATS 2 10 menit 80% Rural Hospitals in Limpopo
napas spontan, dapat
ATS 3 30 menit 75% Province, 2019.
berkomunikasi
dengan baik, nadi ATS 4 60 menit 70% 2. Guidelines on the
teraba, kulit pasien implementation of the
ATS 5 120 menit 70%
pucat, akral hangat, Australian Triage Scale in
GCS 15, nyeri sedang Triasemerupakan struktur dasar pasien yang datang dan dikategorikan kedalam kategori emergency departements
5 (0-10). Tenang da kelompok tertentu dengan menggunaan skala penilaian urgensi atau terstruktur. Triase juga (2000), Australian College
nada kontak mata, For Emergency Medicine
didefinisikan sebagai suatu prosedur penting didalam unit gawat darurat yang meliputi pemilihan
pasien mengeluhkan Last Revised July Version
pasien sesuai prioritas, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu pasien dan meningkatkan kualitas
nyeri dada. No.06
dalam perawatan pasien. Alokasi penempatan pasien yang kurang tepat diruang triase dapat
menimbulkan kerugian bagi pasien, termasuk perawatan pasien menjadi terganggu dan dapat
3. Mutarobin at al (2019)
meningkatkan angka kematian di UGD. Bagaimanapun hasilnya dipengaruhi oleh berbagai faktor,
Analisis Asuhan
seperti jenis sistem triase, efektivitas sistem dan pengetahuan serta keterampilan staff darurat di
Keperawatan Pasien
UGD.
Coronary Artery Disease
Urgensi ditentukan berdasarkan kondisi pasien dan digunakan untuk menentukan kecepatan
Pre Coronary Artery
intervensi yang diperlukan untuk mencapai hasil optimal. Tingkat urgensi adalah tingkat keparahan
Bypass Grafting. Jurnal
atau kompleksitas suatu penyakit atau cedera. Warna Triase : Unit Gawat Darurat di Australia dan Kesehatan Vol 13 (1)
New Zealand menggunakan berbagai Sistem Informasi UGD untuk menyediakan fungsi-fungsi
utama, seperti manajemen triase dan penilaian. Dengan menggunakan sistem ini, UGD dapat
memilih untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS menggunakan warna tertentu.
Merah (Kategori 1), Oranye (Kategori 2), Hijau (Kategori 3), Biru (Kategori 4) dan Putih (Kategori
5), umumnya digunakan oleh para UGD untuk mengidentifikasi setiap Kategori ATS, dan
direkomendasikan untuk menjadi standar warna yang digunakan di Australia dan New Zealand.
Namun, penunjukan warna hanya boleh digunakan sebagai tambahan untuk penunjukan numerik
yang mengidentifikasi setiap kategori triase.
RINGKASAN PREDIKTOR FISIOLOGIS DEWASA
TRIAGE LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL LEVEL
5 LEVEL 1 2 3 4 5
Airways Obstruksi/obst Bebas Bebas Bebas Bebas
ruksi partial
Breathing Respiratory Respiratory Respiratory Tidak terjadi Tidak terjadi
distress berat / distress sedang distress respiratory respiratory
tidak ada ringan distress distress
respirasi /
hipoventilasi
Circulatio Gangguan Gangguan Gangguan Tidak terjadi Tidak terjadi
n hemodinamik hemodinamik hemodinami gangguan gangguan
berat / tidak sedang k ringan hemodinami hemodinami
ada sirkulasi k k
Disability GCS < 9 GCS 9-12 GCS > 12 GCS 15 GCS 15

ATS adalah Australian Triage Scale, suatu penilaian triase melibatkan masalah yang muncul
dan penampilan umum pasien, dan dapat dikombinasikan dengan pengamatan fisiologi yang
bersangkutan. Tanda vital hanya diukur pada triase bila diperlukan untuk memperkirakan urgensi
atau jika waktu cukup. Setiap pasien yang diidentifikasi sebagai ATS kategori 1 dan 2 harus segera
dibawa ke tempat penilaian dan perawatan yang tepat. Di Australia triase dilakukan oleh staff yang
terlatih dan berpengalaman secara khusus.

Metode triase yang direkomendasikan :


1. pasien datang ke Triage (keamanan dari bahaya diatas segalanya)

2. Evaluasi cepat ( apakah pasien stabil)


3. kaji hal berikut : - keluhan utama, penampilan umum, airways, breathing, circulation,
disability (menggunakan skala AVPU)

4. membedakan prediktor dari hasil yang buruk dari data lain yang dikumpulkan

5. mengidentifikasi pasien yang memiliki bukti atau resiko tiggi

6. mengalokasikan staf untuk pasien, termasuk serah terima singkat (menetapkan kategori
ATS yang sesuai dalam menanggapi hasil penilaian data klinis)

7. lanjutkan alur perawatan pasien UGD

Pasien termasuk kategori 4 karena ditemukan data :

karena pada kategori 3 jalan napas asien bebas tidak ada sumbatan, napas spontan, dapat
berkomunikasi dengan baik, nadi teraba, kulit pasien pucat, akral hangat, GCS 15, nyeri sedang 5
(0-10). Tenang da nada kontak mata, pasien mengeluhkan nyeri dada. Dan pada pasien ada tanda-
tanda yang disebutkan pada kategori 3.

DATA PEMBAHASAN REFERENSI

Keadaan umum Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh infeksi atau kondisi aseptik pada Alwi japanesa , Asril
selaput organ perut (peritoneum). Lokasi peritonitis bisa terlokasir atau difus dan riwayat atau Zahari , Selfi Renita
lemah, kesadaran
kronik. Rusjadi pola kasus
CM, keluhan nyeri Peritonitis juga menjadi salah satuu penyebab tersering dari akut abdomen, akut abdomen peritonitis akut di bangsal
salah satu kegawatan abdomen yang dapat terjadi karena masalah non bedah. Peritonitis Bedah RSUP Dr. M.
dada sejak 4hari
tersebut disebabkan akibat suatu proses dari luar maupun dalam abdomen. Peritonitis Djamil Padang
yang lalu. Nyeri merupakan suatu kegawatdaruratan yang biasanya disertai dengan bakteremia atau sepsis, http//jurnal.fk.unand.ac.id
peritonitis akut sering dikaitakn dengan perforasi viksus (secondry peritonitis)
dirasakan seperti
intraabdominal, peritonitis peritonitis dikategorikan sebagai primary peritonitis.
terbakar, skala
Tanda gejala
nyeri 5 (0-10, nyeri
 Patogen
dirasakan saat
Terdpat banyak patogen yang menyebabkan peritonitis yaitu bakteri gram negatif, bakteri
beraktifitas dan gram positif, bakteri anaerob, dan fungsi.
berkurang saat  Pelforaasi peritonitis akut
istirahat Peradangan pada tratus gastrointesnital yang mengalami pelforasi, iskemik intesnatal,
peradangan panggul yang pelforasi dapat menyebabkan peritonitisyang bersikap akut.
 Pasca traumatis peritonitis
Trauma pada abdomen baik luka maupun akibat pukulan benda tumpul maupun tusukan
benda tajam dapat menyebabkan peradangan pada organ abdomen

Memberikan Keterolac adalah obat untuk meredakan nyeri dan peradangan obat ini serinng https://ejournal3.undip.ac.id
terapi injeksi : digunakan setalah oprasi atau prosedur medis yang bisa menyebabkan nyer, keterolac https://core.ac.uk
keterolac meruapakan oabat golongan antiinflmasi nonstroid (OAINS) yang memiliki bentuk sediaan
Cefriaxone tablet atau suntik.
ranitidine Cefriaxone merupakan obat antibiotik golongan sefalosporin yang bekerja dengan
cara mengahambat pertumbuhan bakteri atau membenuh bakteri.

Mengobservasi Monitoring tanda-tanda vital diperlukan untuk memantau keadaan umum pasien dan melihat Makani (2017)
tanda-tanda kefektifitasan dari pemberian diuretic serta mencegah adanya hipotensi sebagai efek samping Pola penggunaan Furosemid
vital dari pemberian diuretic. dan perubahan elektrolit pada
tekanan darah pasien gagal jantung di Rumah
100/60 mmHg, Sakit X Yogyakarta
nadi
100/menit,
pernapasan
211x/menit,
suhu
tubuh 36,9°C
Perumusan diagnosa Diagnosa yang muncul pertama yaitu nyeri akut, berdasarkan SDKI nyeri akut merupakan 1. SDKI, DPP & PPNI (2016).
keperawatan : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau Standar Diagnosis

fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang Keperawatan Indonesia:
- Nyeri akut
definisi dan indikator
berlangsung kurang dari 3 bulan.
diagnostik (Edisi 1). Jakarta:
Penyebab nyeri akut ini bisa berdasarkan: DPP PPNI

1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)

2. Agen pencedra kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

3. Agen pencidra fisik (mis. Abses, trauma, amputasi, terbakar, terpotong,


mengangkat berat,prosedur operasi,trauma, latihan fisik berlebihan

Intervensi keperawatan yang dapat diambil salah satunya yaitu manajemen nyeri:

1. Observasi

 lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri


 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
 Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
 Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
 Monitor efek samping penggunaan analgetik

2. Terapeutik

 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

3. Edukasi

 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai