Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap persalinan mempunyai hubungan dengan perdarahan, karena semua


persalinan baik pervaginam ataupun perabdominal (section cesarean) selalu disertai
perdarahan. Pada persalinan pervaginam perdarahan dapat terjadi sebelum, selama
ataupun sesudah persalinan. Suatu perdarahan dikatakan fisiologis apabila hilangnya
darah tidak melebihi 500 cc pada persalinan pervaginam dan tidak lebih dari 1000 cc
pada sectioncesarea. Perlu diingat bahwa perdarahan yang terlihat pada waktu
persalinan sebenarnya hanyalah setengah dari perdarahan yang sebenarnya.
Perdarahan postpartum merupakan salah satu masalah penting karena berhubungan
dengan kesehatan ibu yang dapat menyebabkan kematian. Walaupun angka kematian
maternal telah menurun dari tahun ketahun dengan adanya pemeriksaan dan
perawatan kehamilan, persalinan di rumah sakit serta adanya fasilitast ransfusi darah,
namun perdarahan masih tetap merupakan faktor utama dalam kematian ibu (Yasin et
al., 2021)

Menurut laporan WHO (2014) kematian ibu di dunia disebabkan oleh


perdarahan sebesar 30,3%, komplikasi persalinan 15,3%, infeksi 16,5%, aborsi yang
tidak aman 10,8%, tekanan darah tinggi saat kehamilan 27,1%, Angka kematian ibu
(AKI) di Indonesia masih sangat tinggi menurut Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia angka kematian ibu adalah 305 per 1.000 kelahiran hidup (Yasin et al.,
2021)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya mengalami
penurunan meski tidak signifikan. Tahun 2015 jumlah kematian ibu sebanyak 804
kasus. Tahun 2014 mengalami penurunan kembali sebanyak 748 kasus. Tahun 2016
sebanyak 790 kasus hipertensi (2,46% terhadap jumlah penduduk ≥ 18 tahun) dengan
jumlah kasus yang diperiksa sebanyak 8,029.245 orang, tersebar di 26 kabupaten/kota

dan hanya 1 kota yang tidak melaporkan kasus hipertensi yaitu kabupaten Bandung
Barat, Kasus tertinggi di Kota Cirebon (17,18%) dan terendah Kabupaten
Pangandaran (0,05%), sedangkan Kabupaten Cianjur dan kota bandung mencatat
jumlah yang diperiksa tetapi tidak ditemukan kasus hipertensi (R et al., 2021)

Preeklampsia adalah sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah


dan proteinuria yang muncul pada trimester kedua kehamilan. Preeklampsia ini
biasanya akan pulih diperiode postnatal. Preeklampsia bisa terjadi pada antenatal,
intranatal, postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar 10%, 3
– 4 % diantaranya mengalami preeklampsia, 5 % mengalami hipertensi dan 1 – 2 %
mengalami hipertesi kronik. Penyebab tertinggi angka kematian ibu dan janin adalah
disebabkan karena Preekampsia (R et al., 2021)

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum yaitu usia,


jumlah paritas, jarak antar kelahiran, riwayat persalinan dan kehamilan sebelumnya,
anemia, dan pengetahuan ibu terhadap tanda-tanda perdarahan postpartum. Faktor lain
yang berhubungan dengan perdarahan postpartum yaitu pada keadaan preeklamsia
berat dimana bisa ditemukan defek koagulasi dan volume darah ibu yang kecil yang
akan memperberat penyebab perdarahan postpartum (Windiany & Musdalifa, 2020)

Peran perawat sebagai pelaksana adalah memberikan asuhan keperawatan


untuk menjaga ibu dan bayi serta mencegah terjadinya komplikasi pasca persalinan.
Oleh sebab itu asuhan keperawatan ibu postpartum dengan preeklampsia dilakukan
dengan tujuan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat
diri sendiri sehingga membatu individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara
kesehatan dan kesejahteraan.
B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan pada klien postpartum dengan preeklampsia yang


di rawat di rumah sakit?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah:
1. Tujuan Umum
Meningkatkan keterampilan, kemampuan mengetahui dan menerapkan asuhan
keperawatan pada klien postpartum dengan preeklampsia yang di rawat di
rumah saki.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada klien postpartum dengan
preeklampsia yang di rawat di rumah sakit\
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan klien postpartum dengan
preeklampsia yang di rawat di rumah sakit
c. Mampu menyusun rencana tindakan asuhan keperawatan klien postpartum
dengan preeklampsia yang di rawat di rumah sakit
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana keperawatan
sesuai rencana keperawatan pada klien postpartum dengan preeklampsia
yang di rawat di rumah sakit
e. Mampu mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien postpartum dengan
preeklampsia yang di rawat di rumah sakit.
Daftar Pustaka
R, A. Y., Sari, D. Y., & Humaeroh, D. (2021). Hubungan Karakteristik Ibu Bersalin
dengan Preeklampsia Berat di RSU A Purwakarta Tahun 2020. Jurnal Ilmiah
Kesehatan, 16–26.
Windiany, E., & Musdalifa, M. (2020). Hubungan Karakteristik Ibu Inpartu Terhadap
Kejadian Perdarahan Postpartum Di Rsu Budi Kemuliaan Periode Tahun 2019.
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan), 7(2), 375–384.
https://doi.org/10.36743/medikes.v7i2.244
Yasin, Z., Hannan, M., & Wahyuni, E. (2021). Anemia berhubungan dengan
Perdarahan Post Partum. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan),
6(1), 13–18. https://doi.org/10.24929/jik.v6i1.1359

Anda mungkin juga menyukai