Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny.

H DENGAN HIPERTENSI PADA


KEHAMILAN di duren sawit

TAHUN 2022

oleh:

SEPTIANA LIA WUMGGO

Nim: 220705020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
ABDI NUSANTARA JAKARTA
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. H DENGAN HIPERTENSI PADA


KEHAMILAN
TAHUN 2022

Telah disetujui, diperiksa, dan siap diujikan dihadapan Tim Penguji


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel
sperma sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya
janin, proses kehamilan normalnya berlangsung selama 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) terhitung dari hari pertama haid terakhir.
hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah menjadi
naik yaitu tekanan darah sistolik ≥140mmhg dan tekanan darah
diastoliknya ≥ 90mmhg karena gangguan pada pembuluh darah yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang di bawa oleh darah
terhambat sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkannya
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan
penyebab utama kematian ibu melahirkan, serta memiliki efek serius
lainnya saat melahirkan. Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari
semua kehamilan. Di Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan
hipertensi mencapai 6-10 %, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan
diperkirakan 240.000 disertai hipertensi setiap tahun. Hipertensi
merupakan faktor risiko stroke dan insidennya meningkat pada kehamilan
dimana 15% kematian ibu hamil di Amerika disebabkan oleh pendarahan
intraserebral
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa hipertensi merupakan
penyakit yang berbahaya, terutama apabila terjadi pada wanita yang
sedang hamil. Hal ini dapat menyebabkan kematian bagi ibu dan bagi
bayi yang akan dilahirkan. 2 Karena tidak ada gejala atau tanda khas
sebagai peringatan dini. Kementrian Kesehatan menjelsakan pula bahwa
AKI tahun 2019 diakibatkan oleh gangguan hipertensi sebanyak 33,07%,
perdarahan obstetrik 27,03%, komplikasi non obstetric 15,7%, komplikasi
obstetric lainnya 12,04%, infeksi pada kehamilan 6,06% dan penyebab
lainnya 4,81% (Kemenkes, 2019).
Persentase kematian ibu akibat Hipertensi dalam kehamilan pada
Tahun2020 21,5%. Tahun 2018 kematian ibu akibat Hipertensi dalam
kehamilan naik menjadi 24,7%, tahun 2019 terus meningkat menjadi
26,9% dan terakhir pada tahun 2020 persentase kematian ibu akibat
Hipertensi dalam kehamilan tercatat 25,1%. (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, tahun 2020)
Hipertensi merupakan faktor risiko utama peningkatan angka
kesakitan dan kematian karena penyakit kardiovaskular, serebrovaskular
dan gagal ginjal tahap akhir. Dengan kontrol tekanan darah akan
menurunkan insiden penyakit jantung koroner sebesar 20-25%, stroke 30-
35% dan payah jantung 50%. Hipertensi pada kehamilan sering terjadi
dan merupakan penyebab utama kematian ibu melahirkan, serta memiliki
efek serius lainnya saat melahirkan. Hipertensi pada kehamilan terjadi
pada 5% dari semua kehamilan. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke
dan insidennya meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu
hamil di Amerika disebabkan oleh pendarahan intraserebral. Kondisi ini
memerlukan strategi manajemen khusus agar hasilnya lebih bagus.
Hipertensi pada kehamilan mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin jika tidak dikelola
dengan baik (Karthikeyan, 2019).
Hipertensi yang diinduksi kehamilan dianggap sebagai komplikasi
obstetrik. Ada efek maternal merugikan yang signifikan, beberapa
menghasilkan morbiditas atau kematian maternal yang serius. Namun,
harus diingat bahwa kondisi ibu dengan abrupsio plasenta, gagal ginjal
akut, pendarahan intraserebral dan edema paru akan memiliki efek buruk
pada janin. Demi untuk keselamatan ibu perlu rencanauntuk melahirkan
janin lebih awal. Kelahiran dini ini akan menyelamatkan ibu namun
meningkatkan risiko pada bayi. Kesulitan dokter kandungan adalah
memutuskan apakah melanjutkan kehamilan atau segera melahirkan
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menganalisa kasus Asuhan Kebidanan kehamilan
pada Ny. H dengan hipertensi di puskesmas duren sawit Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subyektif dan
obyektif, asuhan kebidanan kehamilan ada Ny. H dengan hipetensi di
Puskesmas Duren Sawit Tahun 2022.
b. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa pada asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. H dengan hipertensi di Puskesmas Duren Sawit
Tahun 2022.
c. Mahasiswa mampu membuat rencana dan melakukan tindakan
asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. H dengan hipertensi di
Puskesmas Duren Sawit Tahun 2022.
d. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan
kehamilan pada Ny. H dengan hipertensi di Puskesmas Duren Sawit
Tahun 2022.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Kehamilan
1. kehamilan
kehamilan dimulai dengan proses bertemunya sel telur dan sel sperma
sehingga terjadi fertilisasi, dilanjutkan implantasi sampai lahirnya janin,
proses kehamilan normalnya berlangsung selama 280 hari (40 minggu
atau 9 bulan 7 hari) terhitung dari hari pertama haid terasakhir.
2. asuhan antenatal care
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk meastikan kesehatan ibu dan
tumbuh
b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan
sosial ibu juga bayi.
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat, ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal ingkin.
3. manfaat asuhan antenatal care
meningkatkan serta mempertahankan kesehatan ibu dan bayi.
Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi
dengan selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi
pada masa persalinan. Menurunkan jumlah kematian dan angka
kesakitan pada ibu
a) Pengukuran tinggi badan dan penimbangan berat badan
Pengukuran tinggi badan cukup dilakukan satu kali. Apabila tinggi
badan < 145 cm, maka faktor risiko panggul sempit, maka tidak
dapat melahirkan secara normal. Penimbangan berat badan
dilakukan setiap kali periksa sejak bulan ke-4 penambahan berat
badan paling sedikit 1 kg/bulan.
b) Pengukuran tekanan darah (tensi)
Tekanan darah normal 120/80 mmHg. Apabila tekanan darah 140/90
mmHg bisa menyebabkan faktor risiko hipertensi (tekanan darah
tinggi) dalam kehamilan.
c) Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Apabila <23,5 cm menunjukan ibu hamil menderita Kurang Energi
Kronis (KEK) dan berisiko melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR)
d) Pengukuran tinggi Rahim
berguna untuk melihat pertumbuhan janin apakah sesuai dengan
usia kehamilan.
e) Penentuan letak janin (presentasi janin) dan perhitungan denyut
jantung janin (DJJ) Apabila trimester III bagian bawah janin bukan
kepala atau kepala belum masuk panggul, kemungkinan ada
kelainan letak atau ada masalah lain. Apabila denyut jantung janin
kurang dari 120 kali/menit menunjukan ada tanda gawat janin, dan
segera dirujuk.
f) Penentuan status Imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
Pada Imunisasi Tetanus Toksoid ini harus dianjurkan oleh petugas
kesehatan untuk mencegah tetanus pada ibu dan bayi
g) Pemberian tablet tambah darah Ibu hamil awal kehamilan minum 1
tablet tambah darah setiap minimal selama 90 hari. Tablet tambah
darah diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa mual.
h) Tes laboratorium
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil
bila diperlukan
2) Tes hemoglobin, untuk mengetahui apakah ibu kekurangan
darah (Anemia)
3) Tes pemeriksaan urine (air kencing)
4) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria,
HIV, Sifilis, dan lain-lain.
i) konseling atau penjelasan
Tenaga kesehatan memberi penjelasan mengenai perawatan
kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, persalinan dan inisiasi
menyusui dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI eksklusif,
Keluarga Berencana, dan Imunisasi pada bayi. Penjelasan ini
diberikan secara bertahab setiap kunjungan ibu hamil.
j) Tata laksana atau mendapatkan pengobatan
Apabila ibu memiliki masalah kesehatan pada saat hamil
B. Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi pada kehamilan merupakan penyakit tidak menular penyebab
kematian maternal. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis
yang tidak ditularkan dari orang ke orang. PTM diantaranya adalah
hipertensi, diabetes, penyakit jantung, stroke, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK). PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di
dunia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, tampak
kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti hipertensi, diabetes,
stroke, dan penyakit sendi/rematik/encok. Fenomena ini diprediksi akan terus
berlanjut (Kemenkes RI, 2018)
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi dan merupakan penyebab utama
kematian ibu melahirkan,serta memiliki efek serius lainnya saat melahirkan.
Hipertensi pada kehamilan terjadi pada 5% dari semua kehamilan6. Di
Amerika Serikat angka kejadian kehamilan dengan hipertensi mencapai 6-10
%, dimana terdapat 4 juta wanita hamil dan diperkirakan 240.000 disertai
hipertensi setiap tahun. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke dan
insidennya meningkat pada kehamilan dimana 15% kematian ibu hamil di
Amerika disebabkan oleh pendarahan intraserebral.
Kondisi ini memerlukan strategi manajemen khusus agar hasilnya lebih
bagus. Hipertensi pada kehamilan mempengaruhi ibu dan janin, dan dapat
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan janin jika tidak dikelola
dengan baik. Hipertensi yang diinduksi kehamilan
dianggap sebagai komplikasi obstetrik. Ada efek maternal merugikan yang
signifikan, beberapa
menghasilkan morbiditas atau kematian maternal yang serius. Namun, harus
diingat bahwa kondisi ibu dengan abrupsio plasenta, gagal ginjal akut,
pendarahan intraserebral dan edema paru
akan memiliki efek buruk pada janin
C. klasifikasi hipertensi dalam kehamilan
menurutmalha et al.,(2018):
klasifikasi hipertensi dalam kehamilan terdiri dari:
1. Hipertensi Kronik
Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan.(Malha et al,2018)
2. Hipertensi Gestasional
hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah persalinan.
3. Preeklampsi ringan
Apabila tekanan darah ≥140/90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
4. Preeklampsi berat
Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu.
5. Eklampsi
preeklampsi yang ditandai kejang hingga ibu mengalami koma, dan
adanya tanda dan gejala
preeklampsia.(Malha et al, 2018)
D. Faktor resiko Hipertensi dalam kehamilan
Terhadap banyak faktor risiko untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan,
yang dapat dikelompokan dalam faktor resiko sebagai berikut, menurut
Prawirohardjo (2019) :
1) Primigravida
HDK pada primigravida, dipengaruhi tivin A. Aktivin A adalah suatu
glikoprotein yang termasuk dalm keluarga transfoming Growth Factor-β
sebuah kelompok protein yang mengontrol proliferasi dan diferensiasi sel dari
banyak system tubuh, terutama sistem imun. Perbedaan sistem imun dan
genetic pada tiap individu mampu mempengaruhi kejadian hipertensi dalam
kehamilan pada primigravida.
2) Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, diabetes
mellitus, bayi besar.
3) Umur < 18 tahun dan > 35 tahun.
4) Riwayat keluarga pernah preeklamsia/ eklamsia.
5) Penyakit-penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil.
6) Obesitas.
E. Etiologi Hipertensi Dalam Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan mencakup hipertensi karena kehamilan dan
hipertensi kronik, nyeri kepala, penglihatan kabur. Hipertensi yang
ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih
mungkin terjadi pada wanita yang Prawirohardjo (2010) :
1) Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya.
2) Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti
pada kehamilan kembar atau mola hidatidosa.
3) Mempunyai riwayat penyakit vaskuler.
4) Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi
dalam kehamilan.
Etiologi hipertensi kronik dapat dibagi menjadi :
1) Primer :
idiopatik 90% yaitu kondisi edis yang belum dapat terungkap jelas
penyebabnya.
2) Sekunder :
10%, yang berhubungan dengan penyakit ginjal, penyakit endokrin (Diabetes
Melitus), penyakit hipertensi dan vaskuler.
F. Faktor Predisposisi
Hipertensi dalam kehamilan dapat dipengaruhi oleh beberapa keadaan yaitu
lebih sering pada primigravida, patologi terjadi akibat implitasi sehingga
timbul iskemia plasenta yang diikuti sindrom inflamasi, resiko miningkat pada
masa plasenta besar diabetes melitus faktor herediter dan masalah vaskuler.
G. Penanganan Hipertensi Dalam kehamilan
Menurut Fadlun, (2019) penanganan hipertensi dalam
kehamilanada 2 yaitu non medis dan medis :
1) Non medis
a) Retriksi garam : tidak terbukti dapat mencegah terjadinya preeklamsia.
b) Suplementasi diet yang mengandung hal-hal berikut ini
(1) Minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya omega-
3.
(2) Antioksidan : vitamin C, vitamin E, β-carotene.
(3) Elemen logam berat : zinc, magnesium, kalsium.
c) Tirah baring tidak terbukti untuk mencegah terjadinya preeklampsia dan
mencegah persalinan preterm.
2) Medis
a) Diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya preeklampsia
bahkan memperberat hipovolemia.
b) Anti-hipertensi tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsia
c) Kalsium : 1500-2000 mg/hari.
d) Magnesium 365 mg/hari.
e) Zinc : 200 mg/ha
H. patofisiologi hipertensi pada ibu hamil
Penyebab hipertensi belum diketahui hingga kini belum diketahui dengan
jelas. Banyak teori telah dikemukakan tentang terjadinya hipertensi dalam
kehamilan, tetapi tidak ada teori satu pun teori yang dianggap mutlak benar.
Teori – teori yang sekarang banyak dianut adalah :
1) Teori kelainan vaskularisasi plasenta Pada hipertensi dalam kehamilan
tidak terjadi invasi sel-sel trophoblast pada lapisan otot arteri spiralis dan
jaringan sekitarnya. Lapisan otot arteri spiralis menjadi tetap kaku dan keras,
sehingga lumen arteri spirales tidak memungkinkan mengalami distensi dan
vasodilatasi. Akibatnya arteri spiralis relatif mengalami vasokonstriksi, dan
terjadi kegagalan “remodeling arteri spiralis”, sehingga aliran darah
uteroplasenta menurun, dan terjadilah hipoksia dan iskemia plasenta.
Diameter rata-rata arteri spiralis pada hamil normal : 500 mikron, sedang
pada preeclampsia rata-rata 200 mikron. Pada hamil normal vasodilatasi
lumen arteri spiralis dapat meningkatkan 10 kali aliran darah ke utero
plasenta

I. DAFTAR KETERLAMPILAN PRAKTEK PROFESI BIDAN

Lingkup Asuhan Tingkat


No Daftar Keterampilan
Kebidanan Kemampuan
Masa Kehamilan 1 Skrining masalah dan gangguan kesehatan 3
sebelum hamil
2 Pemeriksaan perkusi pada 4
Ekstremitas
3 Identifikasi status TT 4
4 Mengisi buku Kesehatan Ibu dan Anak 4
(KIA)
5 Pemeriksaan pada ibu hamil
6 Pemberian suplemen vitamin dan mineral 4
7 Identifikasi masalah gizi pada ibu hamil 3
8 Penentuan status gizi ibu hamil 4
9 Edukasi nutrisi pada ibu Hamil 4
10 Pemberian makanan tambahan pada ibu 4
hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
11 Memfasilitasi senam hamil 4
12 Konseling adaptasi kehamilan 4
13 Konseling Perencanaan Persalinan Dan 4
Pencegahan Komplikasi
14 Konseling Keluarga Berencana 4
15 Pemberian pendidikan kesehatan pada 4
perempuan, keluarga dan masyarakat
tentang perkembangan kehamilan, gejala
dan tanda bahaya serta tindakan yang
dilakukan ketika terdapat tanda bahaya
16 Pemberian pendidikan kesehatan pada Ibu 4
dan keluarga untuk persiapan persalinan
dan kelahiran.
17 Penggunaan Cardiotocography (CTG) 4
18 Interprestasi hasil Cardiotocography (CTG) 3
19 Amniosintesis 2
20 Edukasi hasil pemeriksaan 3
penunjang pada masa hamil.
21 Skrining kehamilan risiko Tinggi 4
22 Konseling pada ibu hamil yang Berisiko 3
23 KIE Tanda Bahaya Kehamilan 4
24 KIE Kehamilan Remaja 4
25 Identifikasi kehamilan dengan Kelainan 4
26 Tatalaksana awal pada ibu hamil dengan 3
Penyakit Sistemik
27 Tatalaksana pada ibu hamil dengan 3
penyakit infeksi
28 Tatalaksana pada kehamilan dengan 3
penyulit obstetrik (hiperemesis gravidarum,
hipertensi, infeksi)
29 Tatalaksana awal kasus kegawatdaruratan 3
pada kehamila (Kehamilan Ektopik
Terganggu,Mola Hidatidosa, Abortus
Imminen, Solutio Placenta, Placenta
Previa, preeklamsi, kejang, henti nafas,
penurunan kesadaran,
syok, henti jantung).
30 Skrining gangguan psikologis ibu hamil 3

31 Tatalaksana gangguan psikologis pada ibu 2


hamil
32 Tatalaksana awal kelainan letak, presentasi 3
dan kehamilan ganda
33 Tatalaksana tokolisis 3
34 Fasilitasi Kelas Ibu Hamil 4
35 Tata Laksana dengan korban kekerasan 3
fisik dan seksual.
Masa Pasca 36 Identifikasi masalah pasca keguguran 3
Keguguran 37 Memberikan konseling dan edukasi pada 4
asuhan pasca keguguran
38 Tata laksana awal kegawatdaruratan pada 3
pasca keguguran
39 Evakuasi sisa jaringan 2
40 Pemberian Medikamentosa 2
41 Pemantauan tanda bahaya pasca 4
keguguran
42 Layanan kontrasepsi pasca keguguran 4

Daftar Masalah Yang sering Muncul

Lingkup Asuhan
No. Daftar Masalah
Kebidanan
1 Masa Kehamilan 1) Terlambat haid
2) Muntah hebat pada kehamilan muda
3) Tidak nafsu makan
4) Sering pusing
5) Kaki bengkak pada kehamilan muda
6) Kaki dan wajah bengkak pada kehamilan
tua
7) Sulit BAB pada kehamilan tua
8) Anyang-anyangan pada kehamilan muda
9) Menolak imunisasi TT
10) BB tidak naik
11) Perut terlalu besar dibandingkan usia kehamilan
12) Gerakan janin kurang
13) IUD belum dilepas saat tes kehamilan +
14) Perut terlalu kecil dibanding usia kehamilan
15) Sering nyeri pinggang
16) Nyeri perut bagian bawah sampai keselangkangan
17) Mudah capek / lelah
18) Keram pada kaki
19) Tangan kesemutan
20) Sering naik asam lambung
21) Flek-flek pada kehamilan muda
22) Sakit punggung

23) Puting susu mengeluarkan cairan

24) Pendarahan

25) Keputihan

26) Sering Buang Air Kecil (BAK)

27) Rasa terbakar saat BAK

28) Sulit tidur

29) Sesak nafas


30) Sembelit

Lingkup Asuhan
No. Daftar Masalah
Kebidanan
31) Mulas
32) Payudara mengeras
33) Peningkatan berat janin lambat
34) Nyeri perut bagian bawah
35) Sesak nafas
36) Wasir
37) Sering sakit kepala
38) Dada terasa panas
39) Tidak bisa menahan kencing
40) Mimisan
41) Rasa gatal hebat
42) Adanya stretch mark
43) Sensitif
44) Nyeri perut
45) Penglihatan kabur
46) Kontraksi pada usia kehamilan muda
47) Panas pada lambung
48) Gusi mudah berdarah
49) Sering sendawa, buang angin
50) Sering kembung dan maag
51) Rasa kepanasan
52) Enggan berhubungan seks saat hamil
53) Gigi ngilu
54) Gigi berlubang
55) Hamil terdeteksi janin dengan kelainan (kelainan
kongenital, Down Syndrom, dll)
56) Hamil di usia tua
57) Hamil dengan riwayat pernah melakukan kuret
58) Nyeri perut hebat
59) Tidak menyukai bau-bauan tertentu
60) Pemeriksaan kehamilan rutin
61) Hanya ingin makan makanan tertentu
PMK No. 21 Tahun 2021
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan
Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil

Pasal 5

(1) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil dilakukan untuk


mempersiapkan perempuan dalam menjalani kehamilan dan
persalinan yang sehat dan selamat serta memperoleh bayi yang
sehat.
(2) Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan pada:
a. Remaja;
b. Calon pengantin; dan/atau
c. Pasangan usia subur.
(3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Pemeriksaan fisik;
b. Pemeriksaan penunjang;
c. Pemberian imunisasi;
d. Suplementasi gizi;
e. Konsultasi kesehatan; dan
f. Pelayanan kesehatan lainnya.
Pasal 6

(1) Pemeriksaan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)


huruf a paling sedikit meliputi:
a. Pemeriksaan tanda vital; dan
b. Pemeriksaan status gizi.
(2) Pemeriksaan status gizi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b harus dilakukan terutama untuk:
a. Menanggulangi masalah Kurang Energi Kronis (KEK); dan
b. Pemeriksaan status anemia.
Pasal 7
Pemeriksaan penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3)
huruf b merupakan pelayanan kesehatan yang dilakukan berdasarkan
indikasi medis, terdiri atas:

a. Pemeriksaan darah rutin;


b. Pemeriksaan darah yang dianjurkan;
c. Pemeriksaan penyakit menular seksual;
d. Pemeriksaan urin rutin; dan
e. Pemeriksaan penunjang lainnya.
Pas al 8

(1) Pemberian imunisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat


(3) huruf c dilakukan dalam upaya pencegahan dan perlindungan
terhadap penyakit Tetanus.
(2) Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan untuk mencapai status T5 hasil pemberian
imunisasi dasar dan lanjutan.
(3) Status T5 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan agar
wanita usia subur memiliki kekebalan penuh.
(4) Dalam hal status imunisasi belum mencapai status T5 saat
pemberian imunisasi dasar dan lanjutan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), pemberian imunisasi tetanus toxoid dapat dilakukan
saat yang bersangkutan menjadi calon pengantin.
(5) Ketentuan mengenai Pemberian imunisasi tetanus toxoid
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 9

(1) Pemberian suplementasi gizi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat


(3) huruf d bertujuan untuk pencegahan anemia gizi.
(2) Pemberian suplementasi gizi untuk pencegahan anemia gizi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk
pemberian edukasi gizi seimbang dan tablet tambah darah.
Pasal 10

(1) Konsultasi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat


(3) huruf e berupa pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi.
(2) Komunikasi, informasi, dan edukasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat diberikan oleh tenaga kesehatan dan tenaga
nonkesehatan.
(3) Tenaga nonkesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
meliputi guru usaha kesehatan sekolah, guru bimbingan dan
konseling, kader terlatih, konselor sebaya, dan petugas lain yang
terlatih.
(4) Komunikasi, informasi, dan edukasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) antara lain diberikan melalui ceramah tanya jawab,
kelompok diskusi terarah, dan diskusi interaktif dengan
menggunakan sarana dan media komunikasi, informasi, dan
edukasi.
Pasal 11

(5) Materi pemberian komunikasi informasi dan edukasi sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) dilakukan sesuai tahap
perkembangan mental dan kebutuhan.
(6) Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk remaja
meliputi :
a. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS);
b. Tumbuh kembang Anak Usia Sekolah dan Remaja;
c. Kesehatan reproduksi;
d. Imunisasi;
e. Kesehatan jiwa dan NAPZA;
f. Gizi;
g. Penyakit menular termasuk HIV dan AIDS;
h. Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat (PKHS);dan
i. Kesehatan intelegensia.
(7) Materi pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi untuk calon
pengantin dan pasangan usia subur (prakonsepsi) meliputi :
a. Informasi pranikah meliputi:
1. Kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidup;
2. Hak reproduksi;
3. Persiapan yang perlu dilakukan dalam persiapan pranikah; dan
4. Informasi lain yang diperlukan;
b. Informasi tentang keadilan dan kesetaraan gender dalam pernikahan
termasuk peran laki-laki dalam kesehatan.
(8) Persiapan pranikah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a
angka 3 antara lain persiapan fisik, persiapan gizi, status imunisasi
Tetanus Toxoid, dan menjaga kesehatan organ reproduksi,
Permenkes No. 28 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan
Pasal 18

Dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan, Bidan memiliki kewenangan


untuk memberikan:

a. pelayanan kesehatan ibu;

b. pelayanan kesehatan anak; dan

c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.

Pasal 19

(1) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18


huruf a diberikan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua
kehamilan.
(2) Pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi pelayanan :
a. konseling pada masa sebelum hamil;

b. antenatal pada kehamilan normal;

c. persalinan normal;

d. ibu nifas normal;

e. ibu menyusui; dan

f. konseling pada masa antara dua kehamilan.

(3) Dalam memberikan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana


dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang melakukan:
a. Episiotomi;
b. Pertolongan persalinan normal;
c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II;
d. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan;
e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil;
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas;
g. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu
eksklusif;
h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan
postpartum;
i. Penyuluhan dan konseling;
j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil; dan
k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.
Pasal 21

Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan


keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf c, Bidan
berwenang memberikan:

a. penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan


keluarga berencana; dan
pelayanan kontrasepsi oral, kondom, dan suntika
BAB III

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

KUNJUNGAN AWAL

No Reg :

Nama Pengkaji : septiana lia wungo

Hari/tanggal :

Waktu Pengkajian :

Tempat Pengkajian :

DATA SUBJEKTIF

1. Identitas
Jenis Istri Suami
Identitas

Nama Ny, d tn, a

Umur 32 tahun 34 tahun

Suku/bangsa Sunda Sunda

Agama islam islam

Pendidikan smp smp

Pekerjaan Ibu rumah tangga Karyawan swasta

Alamat rumah Jl, hj naman


Tlp
HP

Alamat kantor
Tlp
HP

2. Quick cek

N Hasil
Jenis Quick cek Keterangan
o Ya Tidak

1 Sakit kepala hebat √ tidak terllu


hebat

2 Gangguan penglihatan √

3 Pembengkakan pada wajah dan √


tangan

4 Nyeri abdomen (epigastrium) √

5 Mual dan muntah berlebihan √

6 Pergerakan janin tidak seperti biasa √


7 Pengeluaran pervaginam √

8 Demam √

3. Keluhan saat ini


 Keputihan : tidak ada keputihan
 Masalah atau kelainan pada kehamilan ini : ibu mengatakanl
merasa pusing
 Masalah atau keluhan lainnya :
4. Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT :
 Siklus haid :
 Taksiran waktu persalinan :
 Pemakaian obat dan jamu-jamuan :
 Kekhawatiran yang berkaitan dengan kehamilan :
5. Riwayat obstetrik
Tangg Riwayat
N Tempat Jenis Penolon Penyul Ke
al UK JK BB PB Menyus
o Partus Partus g it t
Partus ui

6. Riwayat kesehatan
Hasil

No Jenis Tidak Keterangan


Ada
ada

1 Jantung
2 Hipertensi

3 DM

4 Asma

5 Hepatitis

6 IMS/HIV

7 TBC

8 Ginjal kronis

9 Malaria

10 Epilepsi

11 Kejiwaan

12 Kelainan kongenital

13 Alergi obat /makanan

14 Kecelakaan

15 Tranfusi darah

 Riwayat imunisasi TT :
TT I :
TT II :
TT III :
TT IV :
TT V :
 Golongan darah :
7. Riwayat kontrasepsi
 Kontrasepsi yang pernah digunakan :
 Kontrasepsi terakhir sebelum hamil :
 Keluhan dalam penggunaan kontrasepsi :
8. Riwayat sosial ekonomi
 Usia pertama
menikah: ..............................................................................
 Status perkawinan: ..................................................................................
 Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan dan kesiapan persalinan:
 Dukungan keluarga : .................................................................................
 Pengambil keputusan dalam
keluarga: ......................................................
 Kebiasaan/pola makan dan minum:
- Makan: Frekuensi : ........................, porsi : ...................................
Menu : ..............................................................................................
.....
Nafsu
makan : ....................................................................................
- Minum : ........................................................................................
 Kondisi rumah: .........................................................................................
 Kebiasaan merokok, obat-obatan dan
alkohol: ..........................................
 Beban kerja dan aktivitas sehari-hari: ...............................................
 Seksualitas: frekuensi : .............................................
keluhan : .................
 Kekerasan dalam rumah tangga: ..........................................................
 Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk
persalinan: .................................................................................................
.......................................
 Keinginan ibu memberikan ASI eksklusif:................................................
...................................................................................................................

Rencana ibu memberikan ASI: ............................................................

DATA OBJEKTIF

1. Kesadaran :
2. Keadaan umum :
3. Keadaan emosional :
4. TB : ............ cm BB : ............. kg IMT : ................
5. TTV
Tekanan darah : .............. mmHg Nadi: .............x/menit
Respirasi : ..............x/menit Suhu : ............°C
6. Head to toe
 Wajah : ................................................................................
 Kepala dan rambut : ................................................................................
 Mata: simetris : ya/tidak, konjungtiva :..........., sklera : ...................
 Hidung : ................................................................................
 Mulut : ...............................................................................
 Telinga : ...............................................................................
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening : ya/tidak,
Pembesaran kelenjar thyroid :
ya.tidak
 Payudara : ...............................................................................
 Abdomen
Bekas luka operasi :
TFU :
Leopold I :
Leopold II :
Leopold III :
Leopold IV :
DJJ :
 Ekstremitas atas dan bawah :
 Anogenital:
- Tukak/luka :
- varises :
- kelenjar scene :
- kelenjar bartholin :
- haemoroid :

 CVAT: nyeri ketuk : kanan ................. kiri ....................


 Refleks patella : kanan ................. kiri ....................
7. Pemeriksaan penunjang
 HB : ................. gr%
 Golongan darah ABO dan Rhesus : ......................
 HIV : ......................
 Rapid test (K/P) : ......................

ANALISIS

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

PENATALAKSANAAN

.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pembahasan
Pre-eklampsia/eklampsia dapat terjadi karena faktor genetik. Bila
seseorang memiliki riwayat keluarga pre-eklampsia/eklampsia maka
dia mempunyai risiko lebih besar mengalami pre-eklampsia/eklampsia
saat kehamilan (Ward and Lindheimer. Pre-eklampsia disebabkan
oleh adanya plasenta atau respons ibu terhadap plasenta. Plasenta
yang buruk adalah faktor predisposisi kuat yang mempengaruhi ibu,
terkait dengan sinyal inflamasi (tergantung pada gen janin) dan juga
sifat respons ibu (tergantung pada gen ibu) (Karthikeyan, 2017).
Pada kehamilan normal, arteri spiral uteri invasiv ke dalam
trofoblas, menyebabkan peningkatan aliran darah dengan lancar
untuk kebutuhan oksigen dan nutrisi janin. Pada pre-eklampsia, terjadi
gangguan sehingga aliran darah tidak lancar dan terjadi gangguan
pada plasenta. Peningkatan sFlt1 (lihat Gambar) menyebabkan
plasenta memproduksi free vascular endothelial growth factor (VEGF)
dan penurunan placental growth factor (PlGF). Selanjutnya
menyebabkan disfungsi endotel pada pembuluh ibu mengakibatkan
penyakit multiorgan : hypertension, glomerular dysfunction,
proteinuria, brain edema, liver edema, coagulation abnormalities
(Malha et al, 2018).
Terdapat dua teori pre-eklampsia, vaskular (iskemia-reperfusi
yang menghasilkan stres oksidatif dan penyakit vaskular) dan
kekebalan tubuh (maladaptasi kekebalan ibu-ayah, yaitu reaksi
alloimun maternal yang dipicu oleh penolakan terhadap allograft janin)
yang dicurigai bertanggung jawab terhadap preeklampsia. Etio-
patofisiologi pre-eklampsia sangat kompleks dan melibatkan beragam
faktor seperti predisposisi genetik, gangguan pada renin-
angiotensinaldosteron, disfungsi endotelium ibu, koagulopati
maternal, sitokinin, faktor pertumbuhan, dan sebagainya. Hipertensi
sebagai penyebab utama gagal jantung selain itu dapat menyebabkan
penyakit ginjal, diabetes, peripheral vascular disease, retinopathy, dan
stroke (Ferdinand and Kountz, 2018).
BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Hipertensi pada kehamilan sering terjadi (6-10 %) dan
meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas pada ibu, janin dan
perinatal. Preeklampsia/eklampsia dan hipertensi berat pada
kehamilan risikonya lebih besar. Hipertensi pada kehamilan dapat
digolongkan menjadi pre-eklampsia/ eklampsia, hipertensi kronis pada
kehamilan, hipertensi kronis disertai preeklampsia, dan hipertensi
gestational.
Pengobatan hipertensi pada kehamilan dengan menggunakan
obat antihipertensi ternyata tidak mengurangi atau meningkatkan
risiko kematian ibu, proteinuria, efek samping, operasi caesar,
kematian neonatal, kelahiran prematur, atau bayi lahir kecil. Penelitian
mengenai obat antihipertensi pada kehamilan masih sedikit.
5.2 Saran
Obat yang direkomendasikan adalah labetalol, nifedipin dan
methyldopa sebagai first line terapi. Penatalaksanaan hipertensi pada
kehamilan memerlukan pendekatan multidisiplin dari dokter obsetri,
internis, nefrologis dan anestesi. Hipertensi pada kehamilan memiliki
tingkat kekambuhan yang tinggi pada kehamilan berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

A.L., et al., 2016. Clinical risk factors for preeclamsia determined in


early pregnancy: systemic review and meta-analysis of large
cohort studies. BMJ. Vol 353: i1753.
Bacalcium Channel Nanda International. (2018). Diagnosa Kebidanan
2018-2020. EGC: Jakarta.
Blocker Exposure in Late Pregnancy and the Risk of Neonatal
Seizures. Obstetrics & Gynecology. Vol 126 (2): 271.
Bilano, V.L., Ota, E., Ganchimeg, T., et al., 2014. Risk factors of
preeclampsia/eclampsia and its adverse outcomes in low- and
middle-income countries: a who secondary analysis. PLOS ONE.
Vol 9 (3): e91198.
Cluver, C., Novikova, N., Koopmans, C.M., et al., 2017. Planned early
delivery versus expectant management for hypertensive disorder
from 34 weeks gestation to term. Cochrane Database of Systemic
Review. Vol 1.
Collins, R., Yusuf, S., Peto, R., 1985. Overview of randomised trials of
diuretics in pregnancy. Br Med J (Clin Res Ed). Vol 290 (6461):
17-23.
English, F.A., Kenny, L.C., and McCarthy, F.P., 2015. Risk factors and
effective management of preeclampsia. Integrated Blood Pressure
Control. Vol 8: 7- 12.
Hoeltzenbein et al., 2017. Pregnancy Outcome After First Trimester
Use of Methyldopa. Hypertension. Vol 70 (1): 201-8.
Kaplan, N.M. and Rose, D., 2010. Prehypertension and borderline
hypertension. http://www.uptodate.com/store.
Kaplan, N.M., 2015. Primary hypertension: pathogenesis in: Kaplan,
N., Rose, B., Bakris, G.L., Sheridan, A.M., Kaplan’s Clinical
Hypertension, 11th ed Linppincol William & Willkins Phylladephia.
Pp: 50-121.
Kario, 2018. Central Sympathetic Agents and Direct Vasodilators in
Hypertension: A Companion to Braunwald's Heart Disease (Third
Edition) Ch 26. Elsevier.
Karthikeyan, V.J., 2015. Hypertension in pregnancy; in Nadar, S. and
Lip, G.Y.H., Hypertension, Ch. 22, 2nd Ed. Oxford Cardiology
Library. Oxford.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2018. Profil Kesehatan
Indonesia Tahun 2017. Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia., 2017. Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.01.07/Menkes/659/2017 Tentang
Formularium Nasional. Diberlakukan Tahun 2018. Kemenkes RI.
Khan, K., Zamora, J., Lamont, R.F., et al., 2010. Safety
concerns for the use of calcium channel blockers in pregnancy for the
treatment of spontaneous preterm labour and hypertension: a
systematic review and meta-regression analysis. The Journal of
Maternal-Fetal & Neonatal Medicine. Vol 23 (9): 1030-8.
Khosravi, S., Dabiran, S., Lotfi, M., et al., 2014. Study of the
prevalence of hypertension and complications of hypertensive
disorders in pregnancy. Open Journal of Preventive Medicine. Vol
4: 860-7.
Leeman, L., Dresang, L.T., and Fontaine, P., 2016. Hypertensive
disorder of pregnancy. American Family Physicians. Vol 93 (2):
121-7.
Leslie, D. and Collins, R.E., 2016. Hypertension in pregnancy. BJA
Education. Vol 16 (1): 33-7.
https://doi.org/10.1093/bjaceaccp/mkv020.
Lowe, S.A., Bowyer, L., Lust, K., et al., 2014. The SOMANZ guideline
for the management of hypertensive disorders of pregnancy.
SOMANZ.
Malha et al., 2018. Hypertension in Pregnancy in Hypertension: A
Companion to Braunwald's Heart Disease (Third Edition) Ch 39.
Elsevier.
National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE), 2018.
Hypertension in pregnancy: the management of hypertensive disorder
during pregnancy. Royal College of Obstetricians and
Gynaecologists. London.

Anda mungkin juga menyukai