PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Emesis Gravidarum pada kehamilan muda merupakan salah satu
komplikasi sebagai akibat langsung dalam kehamilan.Meskipun emesis bukan
merupakan faktor utama penyebab kematian ibu di Indonesia, tetapi kejadian
emesis cukup besar yaitu 60-80% primigravida dan 40-60% pada multigravida
dan satu diantara 1000 kehamilan mengalami gejala lebih berat,oleh karena itu
mual dan muntah tidak boleh di anggap ringan karena pada usia kehamilan
muda organ-organ vital janin terbentuk dan mengakibatkan terlambatnya
pertumbushan janin yang dikandungnya karena zat-zat besi yang seharusnya
diserap oleh janin terbuang bersama dengan terjadinya muntah( Proverawati,
2009).
Hiperemesis Gravidarum didefinisikan sebagai kejadian mual dan muntah
yang mengakibatkan penurunan berat badan lebih dari 5%, asupan cairan dan
nutrisi abnormal, ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, ketonuria serta
memiliki konsekuensi yang merugikan janin. Mual dan muntah merupakan
gangguan yang paling sering ditemui pada kehamilan tremister I, yaitu pada
minggu 1 sampai minggu ke 12 selama masa kehamilan (Runiari, 2010).
Menurut Sandven (2010) mengatakan bahwa Hiperemesis Gravidarum juga bisa
terjadi sebelum akhir minggu ke 22 kehamilan atau pada trimester II kehamilan.
Dampak dari Hiperemesis Gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan
wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,
berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir
(Runiari, 2010). Oleh karena itu dukungan keluarga sangat penting bagi ibu yang
sedang hamil. Terkadang ibu hamil dihadapkan pada rasa kecemasan dan
1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah pada karya tulis ini adalah bagaimana Asuhan
kebidanan pada Ny. “N” Gestasi 10 minggu 4 hari dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat II di Puskesmas Tinambung pada Tanggal 22-264 Februari
2019 ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II di Puskesmas Tinambung Kab.Polewali
Mandar tanggal dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
sesuai wewenang bidan.
5
2. Tujuan Khusus
a. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan pengkajian pada Ny
“N” dengan hiperemesis gravidarum tingkat II pada tanggal 22 s.d 24
Februari 2019
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menganalisan dan dinterpretasikan
untuk menentukan diagnose actual pada Ny “N” dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II pada tanggal 22 s.d 24 Februari 2019
c. Memperoleh pengalaman nyata dalam antisipasi kemungkinan timbulnya
diagnose/masalah potensial pada NY “N” dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II pada tanggal 22 s.d 24 Februari
d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan tindakan segera dan
kolaborasi pada Ny “N” dengan hiperemesis gravidarum tinggakat II
pada tanggal 22 s.d 24 Februari 2019
e. Memperoleh pengalaman nyata dalam rencana tidakan asuhan kebidanan
yang telah disusun pada Ny “N” dengan hiperemesis gravidarum tingkat
II pada tanggal 22 s.d 24 Februari 2019
f. Memperoleh pengalaman nyata dalam melaksanakan tindakan secara
langsung dari rencana tindakan yang telah disusun pada Ny “N” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II pada tanggal 22 s.d 24 Februari 2019
g. Memperoleh pengalaman nyata dalam mengevaluasi efektifitas tindakan
yang telah dilaksanakan pada Ny “N” dengan hiperemesis gravidarum
tingkat II tanggal 22 s.d 24 Februari 2019
h. Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan semua
temuan dan tindakan yang telah diberikan kepada Ny “N” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II pada tanggal 22 s.d 24 Februari 2019.
6
D. Ruang lingkup
1. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini
menggunakan cakupan pelayanan Asuhan Kebidanan Antenal Patologi pada
Ny “N” dengan hiperemesis gravidaum tingkat II di puskesmas tinambung
2. Tempat
Adapun tempat pengambilan kasus asuhan kebidanan yaitu di
Puskesmas Tinambung Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi
Barat
3. Waktu
Adapun waktu pengambilan kasus asuhan kebidanan yaitu pada tanggal
18 Februari sampai dengan 05 april 2019
E. Manfaat penulisan
Adapun manfaat penulisan kasus tersebut di atas adalah :
1. Manfaat ilmiah
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan utamanya bidan dalam
penanganan kasus khususnya yang berkaitan dengan hiperemesis
gravidarum
2. Manfaat Institusi
Sebagai bahan Referensi bagi instansi jurusan kebidanan untuk
penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya
3. Manfaat bagi penulis
Merupakan pengalaman yang sangat berharga untuk meningkatkan
kemampuan dalam penerapan menajemen asuhan kebidanan khususnya
hiperemesis gravidarum tingkat II.
7
3. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari kasus serta menginterpretasi data yang
berhubungan dengan klien,yang bersumber dari catatan buku status,seperti
catatan dokter,bidan,hasil laboratorium,serta diagnostic tes.
4. Diskusi
Penulis melakukan diskusi dengan tenaga kesahatan seperti dosen
pembimbing dan institusi untuk kelancaran penulis karya tulis ilmiah ini.
8
SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Ruang Lingkup
E. Manfaat Penulisan
F. Metode Memperoleh data
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan Kebidana
B. Teori Tentang Kehamilan
C. Tinjauan Tentang Hiperemesis
D. Teori Pendokumentasian
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Langkah I : Identifikasi data dasar
B. Langkah II : Identifikasi diagnose /masalah actual
C. Langkah III : Identifikasi diagnose / masalah potensial
D. Langkah IV : Tindakan segera / kolaborasi
E. Langkah V : Intervensi / Rencana tindakan
F. Langkah VI : Implementasi / Pelaksanaan
G. Langkah VII : Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
B. Pembahasan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Asuhan kebidanan
1. Pengertian
Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, masa persalinan, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana
(Rahmawati, 2012).
a) Pengertian Falsafah
Falsafah/Filsafat/Filosofi Secara harfiah berasal dari bahasa Yunani
yaitu Philein yang berarti cinta dan Sophos yang berarti hikmah.Jadi
makna dari filsafah adalah cinta pada kebijaksanaan.Falsafah bisa
diartikan juga sebagai ilmu yang mengkaji tentang akal budi mengenai
hakikat yang ada (Dwiana, 2011).
b) Pendapat Para Ahli
1) Filosofi adalah disiplin ilmu yang difokuskan pada pencarian
dasar-dasar dan penjelasan yang nyata (Chinn, 1991).
2) Filosofi adalah ungkapan seseorang tentang nilai, sikap dan
kepercayaan meskipun pada waktu yang lain ungkapan tersebut
9
10
f. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat, untuk itu maka
setiap wanita usia subur, ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak
mendapat pelayanan yang berkualitas.
5. PelayananKebidanan
Seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan
dalam sistem pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dalam rangka mewujudkan kesehatan dan masyarakat.
6. Praktek Kebidanan
Penerapan ilmu kebidanan dalam memberikan pelayanan / asuhan
kebidanan kepada klien dengan pendekatan manajemen kebidanan.
Manajemen Kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan
dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis Lingkup
praktik kebidanan meliputi asuhan mandiri / otonomi pada perempuan,
remaja putri, dan wanita dewasa sebelum, selama kehamilan dan
sesudahnya. Praktik kebidanan dilakukan dalam system pelayanaan
kesehatan yang berorientasi pada masyarakat, dokter, perawat, dan dokter
spesialis dipusat-pusat rujukan.
7. Asuhan Kebidanan
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada
individu pasien atau klien yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara:
a. Bertahap dan sistematis
b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan
Penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam
memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan/masalah
dalam bidang kesehatan ibu masa hamil,persalinan, nifas bayi stelah lahir
serta KB.
gejala ini bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga
panggul dan menekan kembali kandung kencing. (Nugroho dkk,
2014).
8) Konstipasi/Obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot usus menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormon steroid yang dapat menyebabkan kesulitan
buang air besar (Prawirohardjo, 2008).
b. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan pemberian ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara
tidak dapat dilepaskan dari pengaruh hormone saat kehamilan, yaitu
estrogen, progesterone, dan somatomamotrofin (Manuaba, 2012: 92).
Fungsi hormon mempersiapkan payudara untuk pemberian ASI
dijabarkan sebagai berikut:
1) Estrogen, berfungsi:
a) Menimbulkan hipertrofi sistem saluran payudara
b) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak semakin besar
c) Tekanan serat saraf akibat penimbunan lemak, air dan garam
menimbulkan rasa sakit pada payudara.
2) Progesteron, berfungsi:
a) Mempersiapkan asinus sehingga dapat berfungsi
b). Meningkatkan jumlah sel asinus
3) Somatomamotrofin, berfungsi:
a) Mempengaruhi sel asinus untuk membuat kasein, laktalbumin, dan
laktoglobulin
b) Penimbunan lemak disekitar alveolus payudara
c) Merangsang pengeluaran kolostrum pada kehamilan (Manuaba,
2012:92).
c. Sirkulasi Darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih
besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah
(hemodilusi). Sel darah merah semakin meningkat jumlahnya untuk
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel
darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga
terjadihemodilusi yang disertai anemia fisiologis (Manuaba, 2010: 93).
22
d. Sistem Respirasi
1) Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi
lain dari biasanya
2) Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena
memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin
3) Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%
4) Selain itu diafragma juga terdorong ke kranial yang menyebabkan
terjadi:
a) Hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada
menurun
b) Volume tidal meningkat
c) Volume residu paru (functional residual capacity) menurun
d) Kapasitas vital menurun
e). Lingkar dada wanita hamil agak membesar
f). Usia kehamilan lebih dari 32 minggu, uterus membesar, menekan
usus-usus dan mendesak diafragma sehingga menimbulkan rasa
sesak dan nafas pendek
g). Dengan kata lain, wanita hamil kadang mengeluh sesak dan
pendek nafas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah
diafragma akibat pembesaran rahim
h). Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan
menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti)
i). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial
akibat kongesti ini
j). Tekanan dan kualitas suara wanita hamil agak berubah
k). Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam. Yang lebih
menonjol adalah pernafasan dada. (Maryunani, 2010: 303-304).
23
e. Sistem Pencernaan
Seiring dengan makin membesarnya uterus, lambung, dan usus akan
tergeser. Perubahan yang nyata terjadi pada penurunan motilitas otot
polos pada traktus digestivus. Mual terjadi akibat penurunan asam
hidrokloroid dan penurunan motilitas, serta konstipasi akibat penurunan
motilitas usus besar. Gusi akan menjadi lebih hiperemis dan lunak
sehingga dengan trauma sedang saja bisa menyebabkan perdarahan.
Epulis selama kehamilan akan muncul. Hemorrhoid juga merupakan
suatu hal yang sering terjadi akibat konstipasi danpeningkatan tekanan
vena pada bagian bawah karena pembesaran uterus (Sulin, 2009: 185).
f. Sistem Perkemihan
Karena pengaruh desakan hamil muda dan turunnya kepala bayi
pada hamil tua, terjadi gangguan miksi dalam bentuk sering berkemih.
Desakan tersebut menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh.
Hemodilusi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga
pembentukan urine akan bertambah (Manuaba, 2010: 94).
1). Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanoporestimulate hormone lobus hipofisis
anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis. Hiperpigmentasi ini
terjadi pada gravidarum livide atau alba areola mammae, papilla
mammae,linea nigra, pipi (cloasma gravidarum). Setelah persalinan
hiperpigmentasi ini akan menghilang (Dewi, 2010: 57).
2).Metabolisme
Perubahan metabolisme terjadi pada kehamilan:
a) Metabolisme basal naik sebesar 15-20% dari semula, terutama
pada trimester 3
b) Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per
liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan
kebutuhan mineral yang dibutuhkan janin
24
2. Etiologi
b. Faktor psikologi
Hubungan faktor psokologi dengan kejadian hiperemesis
gravidarum belum jelas.Besar kemungkinan bahwa wanita yang
menolak hamil,takut kehilangan pekerjaan, keretakan hubungan
dengan suami dan sebagainya,diduga dapat menjadi faktor kejadian
hiperemesis gravidarum.Dengan perubahan suasana dan masuk rumah
sakit penderitanya dapat berkurang sampai menghilang (Manuaba
2010.hal 230)
c. Faktor alergi
Pada kehamilan ketika diduga terjadi invasi jaringan vili korialis
yang masuk dalam peredaran darah ibu, maka faktor alergi dianggap
dapat menyebabkan kejadian hiperemesis gravidarum (Manuaba
2010.hal.230)
d. Faktor endokrin
1). Diabetes mellitus
Selama trimester pertama kehamilan, kadar glukosa ibu
menurun dengan cepat dibawah kadar glukosa tidak hamil sampai
antara 55 sampai 56 mg/dl. Akibat menurn estrogen dan
progesterone,pancreas meningkat produksi insulin,yang
meningkatkan penggunaan glukosa .Pada saat yang
sama,penggunaan glukosa oleh janin meningkat, sehingga
menurunkan kadar glukosa ibu. Selain ini trimester pertama juga di
tandai dengan nausea, vomitus dan penurunan asupan makanan
sehingga kadar glukosa ibu semakin menurun.(Bobak 2004,h ;
702).
2). Gastritis
Penyakit gastritis sering terjadi pada kehamilan muda,dengan
dasar keluhan seperti mual,muntah-muntah,tidak ada nafsu
makan,nyeri didarah epigastrium dan sebagainya.Keluhan ini
hamper sama dengan gejala hiperemesis.Bila penyakit ini
30
3. Patofisiologi
Peningkatan hormone progsteron menybabkan otot polos pada system
gastrointestinal menglami relaksasi sehingga motilitas lambung meuru
dan pengosongan lambung melambat.Refluks esophagus,penurunan
motilitas lambung dan peningkatan sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah.Hal ini diperberat
dangan adanya penyebab lain berkaitan degan faktor
psikologis,spiritual,lingkungan dan sosial cultural.(Runiari 2010 )
Pencernaan serta absorsfi karborhidrad dan nutrisi yang lain tidak ade
kuat mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk memperthankan panas
dan energi tubuh. Jika tidak karbohidrat maka lemak digunakan untuk
menghasilkan energy, akitbatnya hasil pembakaran dari metabolism lemak
terdapat dlam darah dan urine ( terdapat atau kelebihan ketob dalam urine)
( Runiari 2010. Hal 11 ).
31
6) Tensi turun
7) Mulut kering dan kotor, pernapasan bau aseton
8) Mata cekung dan timbulnya ikterus menunjukkan adanya paya hati
(Wiknjosastro 2006.hal 277-278)
e. Diagnosis
Hiperemesis gravidarum diagnosis melalui Anamnesis: didapatkan
amenorea, hasil uji planotest positif, mual, dan muntah. Frekuensi mual dan
muntah terjadi terus menerus, menetap dan mengganggu aktivitas sehari-hari
ibu (Gunawan et al, 2011).
D. Teori Pendokumentasian
3) persalinan normal;
1) episiotomi;
7. Pasal 24
a. Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Bidan ditempat kerjanya,
akibat kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 harus
sesuai dengan kompetensi yang diperolehnya selama pelatihan.
43
44
b) Keramas 3 x seminggu
c) Gosok gigi 2 x sehari
d) Ganti pakaian setiap kali mandi
2). Selama hamil
a) Mandi 2 x sehari
b) Keramas 3 x seminggu
c) Gosok gigi 2 x sehari
d) Ganti pakaian setiap kali mandi
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum ibu tampak lemah
b. Kesadaran apatis
c. Tinggi badan :146 cm
d. Berat badan
1) Berat badan Sebelum hamil : 47 kg
2) Berat badan Sekarang : 45,3kg
e. Lila : 27 cm
f. Tanda-Tanda Vital :
1) Tekanan Darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 90 x/ menit
3) Pernafasan : 22 x/ menit
4) Suhu : 36,50C
g. Kepala
1) Penyebaran rambut merata dan kulit kepala nampak bersih
2) Tidak ada odema pada wajah
3) Mata cekung
4) Konjungtiva merah mudah dan sklera nampak ikterus
5) Tidak ada sekret dan polip
6) Tidak ada karies pada gigi
7) Bibir dan lidah kering dan kotor
47
h. Leher :
1) Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan kelenjar limfe
2) Tidak ada pembesaran kelenjar vena jugularis
i. Payudara :
1) Puting susu menonjol
2) Simetris kiri dan kanan
3) ASI (-)
4) Tidak teraba benjolan dan nyeri tekan
j. Abdomen :
1) Tidak ada luka bekas operasi
2) Belum nampak adanya pembesaran perut
3) Belum teraba bagian-bagian janin
4) DJJ belum terdengar
5) Tidak ada nyeri tekan
k. Ekstremitas :
1) Ekstremitas atas : Tidak ada odema dan kuku jari tangan
tidak pucat
2) Ektremitas bawah : Tidak ada varices atau odema pada tungkai
kuku bersih
l. Pemeriksaan penunjang
1) HB :-
2) Hasil pemeriksaan Urine Plano Test (+)
B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa / Masalah Aktual
Diagnosa : G1 P0 A0, gestasi 10 minggu 4 hari dengan hiperemesis gravidarum
tingkat II
1. G1P0A0
DS : - Kehamilan pertama dan tidak pernah keguguran, tidak pernah
melahirkan
- Sudah melakukan pemeriksaan 2 kali pada tanggal 21 Januari
2019 dan 06 Februari 2019
- Sudah memiliki buku KIA
48
e. Kesadaran apatis
f. Tanda-tanda vital :
1) Tekanan darah : 100/70 mmHg
2) Nadi : 90x/menit
3) Suhu : 36,5 oc
4) Pernapasan : 22x/menit
Analisa dan interpretasi data
Berdasarkan keluhan ibu berat badan sebelum hami 47 kg,nafsu
makan menuru, nyeri ulu hati, mual dan muntah setiap kali makan dan
minum sejak 1 hari yang lalu, muntah sudah 4 kali sejak tadi pagi ditandai
dengan kondisi ibu nampak lemah, mata nampak cekung, bibir dan lidah
kotor, berat badan mengalami penurunan selama hamil, kesadaran apatis,
dan tanda-tanda vital ,tekan darah 100/70 mmHg, nadi 90x/ menit, suhu
36,5oC, pernapasan 22x/ menit menunjukkan bahwa ibu dalam keadaan
hiperemesis gravidarum. (Nugraheny,2010).
tadi pagi, nafsu makan menrun ditandai dengan kesadaran menurun, nadi
cepat dan kecil 90x/ menit. Apabila tidak ditangani dengan cepat maka
akan memperburuk keadaan ibu dan jatuh pada hyperemesis gravidarum
tingkat III . (Rukiyah,2010)
2. Kriteria :
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal
1) Tekanan darah : systole : 100-130 mmHg
2) Tekanan darah diatole : 60-90 mmHg
3) Nadi : 80-100 kali permenit
4) Suhu : 36,5-37,5 0C
5) Pernapasan : 20-40 kali permenit
b. Mual dan muntah berkurang
1) Nafsu makan meningkat
2) Nyeri epigastrium berhenti
3) Mata tidak cekung
4) Berat badan bertambah
3. Intervensi
a. Berikan penjelasan tentang keadaan yang dialami klien
Rasional : Dengan penjelasan yang diberikan kepada klien,ibu akan
merasa senang dan merasa dirinya diperhatikan ,sehingga
kecemasan berkurang. (Mochtar 2009)
b. Observasi mual dan muntah setiap melakukan pemeriksaan tanda-
tanda vital
Rasional : Berkurangnya frekuensi jumlah muntah (cairan yang keluar)
menandakan kemajuan kondisi klien yang menggambarkan
reaksi positis terhadap perawatan dan pengobatan yang
diberikan. (Saifuddin 2012)
52
CATATAN PERKEMBANGAN
mmHg
Nadi : 84 x/ menit
Suhu :36,5 0C
Pernapasan :22 x/ menit
CATATAN PERKEMBANGAN
Objektif (O)
1. Keadaan umum ibu baik
2. Mata sudah tidak cekung
3. Nyeri ulu hati berkurang
4. Ibu makan sedikit tapi sering
Analisa (A)
Diagnosa
:G1P0A0, Gestasi 10 minggu 6 hari,
dengan hiperemesis
gravidarum tingkat II
Penatalaksanaan (P)
1. Mengobservasi keadaan ibu dan
tanda-tanda bital
Hasil :
a. Ibu sudah Nampak membaik
b. Ibu masih terkadang merasa
nyeri pada ulu hati
c. Tanda-tanda vital :
Tekana darah: 100/70 mmHg
Nadi : 84x / menit
Suhu : 36,5 %
60
Pernapasan : 20 x/ menit
2. Melakukan up infuse jam 09 : 20
Wita
Hasil : klien bersedia
3. Mengingatkan kepada klien untuk
lebih banyak istirahat
Hasil : Klien bersedia melaksanakan
yang di anjurkan
4. Menganjurkan ibu untuk
mengomsumsi makanan bergizi
seperti buah-buahan, dan sayuran
hijau
Hasil :Klien bersedia
melaksanakannya
5. Beritahu ibu untuk menghindari
makanan yang berminyak dan
berbau amis
Hasil : klien mengerti dan mau
melaksanakannya
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umun
Pada bab ini akan membahas tentang hubungan antara tinjauan pustaka
dan tinjauan kasus pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan
hiperemesis gravidarum tingkat II.Pembahasan ini di buat berdasarkan asuhan
yang nyata dengan pendekatan asuhan kebidanan. Untuk mengetahui adanya
kesenjangan maka penulis akan membahas berdasarkan tahapan proses asuhan
kebidanan sebagai berikut.
B. Pembahasan
Februari 2019 ditemukan tanda dan gejala ibu lemah, kesadaran apatis,
berat badan menurun ± 2 kg,tensi 100/70 mmHg, nadi 90x/I, suhu 37 oC,
mata cekung,sclera Nampak sedikit ikterus, lidah, bibir, kering dan
kotor,turgor kulit menururn, sehingga teori dan data yang telah ditemukan
terdapat persamaan. Dalam pengumpulan informasi ini penulis tidak
mendapatkan kesenjangan antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus.
Pada kasus hasil evaluasi keadaan janin dan ibu baik, di tandai dengan
tanda-tanda vital dalam batas normal, hiperemesis gravidarum tingkat II
dapat teratasi di tandai dengan mual dan muntah berkurang, nafsu makan
meningkat, nyeri epigastrium berhenti, mata tidak cekung, berat badan
bertambah, sehingga hiperemesis gravidarum tingkat III tidak terjadi.
8. Catatan perkembangan
Menurut Muufdilah (2009) metode SOAP merupakan catatan yang
bersifat sederhana,jelas,logis dan singkat.Prinsip dari metode SOAP ini
merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.
Pada saat evaluasi hari kedua ibu mengalami kemajuan dimana tanda-
tanda vital dalam batas normal,namun masih mual dan muntah, nafsu
makan masih kurang, nyeri ulu hati masih dirasakan, mata nampak cekung
dan ibu masih merasa cemas dan setelah hari ketiga keadan ibu sudah
membaik ditandai dengan ibu nampak ceria dan bersemangat,tanda-tanda
vital dalam batas normal, ibu tidak mual dan muntah, nafsu makan
membaik, nyeri ulu hati terkadang masih dirasakan, mata sudah tidak
cekung.
PENUTUP
A. Kesimpulan
67
68
B. Saran