Anda di halaman 1dari 33

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia Kehamilan 10 Minggu dengan

Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong Kota


Ambon

Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan

Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II

Di Program Studi Kebidanan Ambon Politeknik Kesehatan Kemenkes Maluku

Oleh :

MARSYA NATHALIE HEUMASSE

NIM. PO7124019074

PRODI DIII KEBIDANAN AMBON

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN (PKK) II

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia Kehamilan 10 Minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Tingkat I di Wilayah Kerja Puskesmas Waihaong Kota
Ambon

DISETUJUI DAN DISAHKAN PADA

TANGGAL ….. OKTOBER 2021

MENYETUJUI

PEMBIMBING INTITUSI PEMBIMBINGLAHAN

SUSAN HATTU BOKI TUARITA

NIP : NIP:198511132009042002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Ny"D" Usia Kehamilan 10 Minggu dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I di

wilayah kerja Puskesmas Waihaong”.

Ucapan terima kasih dengan tulus dan penuh rasa hormat penulis sampaikan

kepada bidan diruangan KIA dan Ibu Pembimbing dari Intitusi yang telah membimbing

penulis selama 5 minggu dalam proses PKK II ini, dan setiap orang yang telah

mengorbankan waktu, dan pikiran dalam membantu serta membimbing penulis dalam

menyusun Laporan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II ini sampai akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan Praktik Klinik Kebidanan

II ini, masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis

harapkan guna penyempurnaan laporan dimasa yang akan datang.

Semoga Laporan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) II ini dapat bermanfaat bagi

pembaca, dan semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat-Nya

kepada kita semua.

Ambon, 15 Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Tujuan Penelitian................................................................................4
C. Manfaat Penelitian..............................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Hiperemesis Gravidarum......................................................6
B. Etiologi ..............................................................................................7
C. Patofisiologis .....................................................................................8
D. Diagnosis ..........................................................................................9
E. Gejala Dan Tingkat Hiperemesis Gravidarum....................................10
F. Penatalaksanaan ...............................................................................11
G. Dasar Hukum dan Kewenangan Asuhan Kebidanan Hiperemesis
Gravidarum........................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus...................................................................................14
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................27
B. Saran.................................................................................................29

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mual muntah berlebihan merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang

mempengaruhi status kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin (Syahril, 2018).

Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon esterogen

dan Hormon Chorionic Gonadotropin (HCG). Keadaan inilah yang disebut dengan

hiperemesis gravidarum (Kasrida, 2017).

Dampak dari hyperemesis gravidarum tidak hanya mengancam kehidupan

wanita, namun juga dapat menyebabkan efek samping pada janin seperti abortus,

berat bayi lahir rendah, kelahiran prematur, serta malformasi pada bayi baru lahir

oleh karena itu dukungn keluarga sangat penting bagi ibu yang sedang hamil.

Terkadang ibu hamil dihadapkan pada rasa kecemasan dan ketakutan akan

gangguan yang di hadapi pada masa kehamilannya (Sumardi, 2016).

Tingginya komplikasi hiperemesis gravidarum disebabkan adanya racun yang

berasal dari janin/kehamilan. Selain itu, adanya peningkatan kadar serum korionik

gonadotropin atau hormone estrogen dengan cepat di dalam darah ibu hamil

(Yossi, 2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Setiawati

(2016) hiperemesis gravidarum disebabkan keadaan hormon khoronik

gonadotropin dibentuk berlebihan.

Dampak hiperemesis gravidarum menyebabkan penurunan berat badan dan

dehidrasi. Pada kasus ini embrio atau janin dapat mati dan ibu meninggal akibat

perubahan metabolik yang menetap. Upaya pemerintah yang dilakukan untuk

mencegah terjadinya hiperemesis gravidarum yaitu dengan kunjungan Antenatal

v
Care (ANC) yang dilakukan paling sedikit 4 kali dan 10 T selama kehamilan (Putri,

2014).

Menurut world Health Organization (WHO) jumlah kejadian hyperemesis

gravidarum mencapai 12,5% dari jumlah seluruh kehamilan di dunia berdasarkan

hasil penelitian di Indonesia diperoleh data ibu dengan hyperemesis gravidarum

tahun mencpai 14,8% dari seluruh kehamilan sedangkan kejadian hyperemesis

gravidarum di Indonesia tahun 2015 adalah 1,5-3% dari wanita hamil keluhan mual

dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida satu

diantara seribu kehamilan gejala gejala ini menjadi lebih berat perasan mual ini di

sebabkan oleh karena meningkatnya kadar Hormone Chorionic Gonadotropin

(HCG) dalam serum perubahan fisiologi kenaikan hormone ini belum jelas (Depkes

RI,2017).

Sekitar 50-60% kehamilan disertai mual dan muntah dari 360 wanita hamil, 2%

diantaranya mengalami mual dan muntah dipagi hari dan sekitar 80% mual dan

muntah di sepanjang hari, kondisi ini biasanya bertahan dan mencapai puncak

pada usia kehamilan 9 minggu. Namun demikian, sekitar 18% kasus mual dan

muntah akan berlanjut sampai kelahiran ( Fauziah, 2016). Hiperemesis Gravidarum

jarang menyebabkan kematian. Tetapi angka kejadiannya masih cukup tinggi

Hampir 25% pasien hyperemesis gravidarum di rawat inap lebih sekali. Terkadang

kondisi Hiperemesis Gravidarum terus-menerus dan sulit sembuh membuat pasien

depresi. Pada kasus-kasus ekstrim, ibu-ibu hamil bahkan dapat merasa ingin

melakukan terminasi kehamilan (Oktavia, 2016).

Sedangkan peran masyarakat dalam mencegah terjadinya hiperemesis

gravidarum yaitu dengan mengetahui pentingnya seorang ibu hamil dalam

vi
menjalankan peran, fungsi serta tanggung jawab terutama dalam meningkatkan

pendidikan di awal kehamilan sebagai upaya mempersiapkan ibu agar memahami

pentingnya pemeliharaan kesehatan selama hamil (Maryunani, 2016). Selan itu,

seorang ibu hamil juga harus ikut berpatisipasi, kerjasama, dan memberi dukungan

terhadap pemerintah sebagai upaya peningkatan kesehatan ibu dan bayi.

Pada masa pandemi COVID-19 ini menjadi masalah untuk tenaga kesehatan

dan masyarakat, khususnya bagi ibu hiperemesis gravidarum yang mengalami

kendala pada kehamilan, karena pada masa lock down ini masyarakat diharapkan

untuk tetap dirumah saja, sehingga asuhan kebidanan yang diberikan untuk ibu

hiperemesis gravidarum berkurang, bidan tidak bisa memberikan kunjungan

rumah, atau melakukan kelas ibu untuk memberikan pelayanan. Untuk itu saran

untuk ibu yang sedang mengalami keluhan pada masa kehamilan untuk mencari

informasi seputar bagaimana cara untuk mengatasi mual dan muntah. Seperti

membaca informasi seputar hiperemesis gravidarum, ibu bisa mengandalkan social

media seperti facebook, twitter, instagram, google, maupun youtube untuk mencari

informasi yang berkaitan dengan apa yang sedang dirasakan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil

kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia Kehamilan 10

Minggu dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I di wilayah kerja Puskesmas

Waihaong ”.

vii
B. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Untuk menerapkan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia
Kehamilan 10 Minggu dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I di wilayah
kerja Puskesmas Waihaong tahun 2021, dengan menggunakan
pendokumentasian 7 langkah varney.
b. Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan “Asuhan

Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia Kehamilan 10 Minggu dengan

Hiperemesis gravidarum Tingkat I”

2) Menginterprestasikan Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny"D" Usia

Kehamilan 10 Minggu dengan Hiperemesis gravidarum Tingkat I meliputi

diagnosa kebidanan masalah kebutuhan ibu hamil dengan hyperemesis

gravidarum tingkat 1.

3) Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah pada ibu hamil pada

Ny.D dengan hyperemesis gravidarum tingkat 1.

4) Menetapkan kebutuhan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi, dengan

tenaga kesehatan lain serta rujukan pada ibu hamil pada Ny.D dengan

hyperemesis gravidarum tingkat 1.

5) Menyusun rencana Asuhan Kebidanan secara menyeluruh pada ibu hamil

pada Ny.D dengan hyperemesis gravidarum tingkat 1.

6) Melaksanakan perencanaan secara efisiensi dan aman pada ibu hamil

pada Ny.D dengan hyperemesis gravidarum tingkat 1.

7) Mengevaluasi pelaksanaan asuhan kebidanan kehamilan Ny.D dengan

hyperemesis gravidarum tingkat 1.

viii
C. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberi manfaat yaitu:

1) Bagi Institusi Pendidikan

Dapat memberikan masukan dalam system pendidikan terutama untuk materi

perkuliahan dan memberikan informasi bagi mahasiswa selanjutnya dalam

melakukan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis

Gravidarum.

2) Bagi Lahan Praktik

Meningkakatkan pelayanan kebidanan pada klien secara komprehensif hingga

klien dapat merasa puas dan senang atas pelayanan yang telah diberikan.

3) Bagi peneliti

Memberikan pengalaman secara nyata dan sebagian perbandingan teori dan

praktik dalam penerapan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum.

4) Bagi ibu

Memberikan pengetahuan kepada klien (ibu hamil) agar dapat lebih

memahami dan tahu mengenai tanda tanda bahaya kehamilan khususnya

Hiperemesis gravidarum dan diharapkan pada klien mampu melakukan

asuhan asuhan yang diberikan atau dianjurkan oleh petugas kesehatan.

ix
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

 Hiperemesis Gravidarum
A. Definisi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan

pada wanita hamil sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari dan

keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Biasanya terjadi

pada kehamilan trimester satu. Gejala tersebut kurang lebih terjadi 6

minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang

lebih 10 minggu.(Marmi, 2014). Hiperemesis Gravidarum adalah mual dan

muntah yang berlebihan pada ibu hamil, seorang ibu menderita

hyperemesis gravidarum jika seorang ibu memuntahkan segala yang

dimakan dan diminumnya hingga berat badan ibu sangat turun, turgor kulit

kurang diurese kurang dan timbul aseton dalam air kencing. (Kenneth,

2015).

Mual dan muntah merupakan hal yang umum terjadi pada awal

kehamilan (trimester I). Mual dan muntah biasanya terjadi pada pagi hari,

oleh karena disebut juga sebagai morning sickness, namun tidak menutup

kemungkinan juga terjadi pada siang dan malam hari. Defenisi yang umum

untuk Hiperemesis Gravidarum yaitu mual dan muntah lebih dari tiga kali

sehari dengan ketonuria (keton dalam urin) dan kehilangan berat badan

lebih dari 5 % berat badan sebelum hamil. (Kenneth, 2015). Mual dan

muntah yang terjadi pada wanita hamil trimester I dan trimester II dapat

berlangsung sampai 4 bulan yang dapat mengganggu keadaan umum ibu

x
hamil sehari-hari, kondisi ini disebut Hiperemesis Gravidarum. (kenneth,

2015)

B. Etiologi
Menurut Kenneth 2015, Penyebab Hiperemesis Gravidarum belum

diketahui secara pasti. Frekuensi kejadian 2/1000 kehamilan. Faktor

predisposisi yang dikemukakan :

a) Sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa, diabetes, dan kehamilan

ganda akibat peningkatan HCG.

b) Faktor organik karena masuknya villi khoriales dalam sirkulasi maternal dan

perubahan metabolik.

c) Faktor psikologi keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut

terhadap kehamilan dan persalinan, takut memikul tanggung jawab, dan

sebagainya.

d) Faktor endokrin lainnya hipertiroid, diabetes dan lain-lain.

Mual muntah yang berlebihan dan terjadi sepanjang hari sampai

mengganggu pekerjaan sehari-hari dan menyebabkan dehidrasi disebut

sebagai Hiperemesis Gravidarum. Hiperemesis Gravidarum lebih banyak terjadi

pada kehamilan Primigravida daripada Multigravida. (Kenneth,2015). Penyebab

Hiperemesis Gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak ada bukti bahwa

penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak ditemukan kelainan

biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi pada otak, jantung, hati

dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan vitamin serta zat-zat lain

akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan minum. (Kenneth, 2015)

xi
C. Patofisiologis
Hiperemesis Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah

pada hamil muda, bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan

tidak imbangnya elektrolit dengan alkosis hipokloremik. Faktor psikologis

merupakan faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Kekurangan kalium

sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah

frekuensi muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati. Disamping

dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit, dapat terjadi robekan

pada selaput lendir esofagus dan lambung, dengan akibat perdarahan

gastrointestinal. (Kenneth, 2015)

Perasaan mual diakibatkan oleh berbagai faktor, keluhan ini terjadi pada

trimester pertama. Penyusunan pada kebanyakan wanita hami, meskipun

demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan. Hiperemesis

Gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil muda,

bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan tidak imbangnya

elektolit dengan alkalosis hipokloremik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini

hanya terjadi pada sebagian kecil wanita, tetapi faktor psikologik merupakan

faktor utama, disamping pengaruh hormonal. Yang jelas, wanita yang sebelum

kehamilan sudah menderita lambung spastik dengan gejala tak suka makan

dan mual, akan mengalami Emesis Gravidarum yang lebih berat. (Fauziyah,

2012)

Hiperemesis Gravidarum ini dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi

lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan tertimbulnya asam

aseton asetik, asam hidroksi butirik, dan aseton dalam darah. Kekurangan

xii
cairan yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan

dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan plasma darah berkurang. Natrium

dan klorida darah turun, demikian pula klorda dalam urin. Selain itu, dehidrasi

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan berkurang.

Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke jaringan berkurang

pula dan tertimbunnya metabolik yang toksik. Kekurangan kalium sebagai

akibat muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal, menambah frekuensi

muntah-muntah yang lebih banyak, dapat merusak hati, disamping dehidrasi

dan kehilangan elektrolit, dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofagus

dan lambung (sindroma Mallry-weiss), dengan akibat perdarah intestinal. Pada

umumnya robekan ini berhenti sendiri, jarang sampai diperlukan transfusi atau

tindakan operatif. (Fauziyah, 2012).

D. Diagnosis
Adapun diagnosa yang menunjang bahwa terjadinya Hiperemesis

Gravidarum yaitu (Fauziyah, 2012) :

a) Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari menjadi

terganggu

b) Fungsi vital : nadi meningkat, tekanan darah menurun pada keadaan

berat, gangguan kesadaran

c) Fisik : dehidrasi, kulit pucat, berat badan menurun

d) Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan,

untuk mengetahui adanya kemungkinan kehamilan kembar ataupun

kehamilan anggur (Molahidatidosa)

xiii
e) Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, benda keton,

dan protein uria

E. Gejala dan Tingkat Hiperemesis Gravidarum


Kesepakatan batas muntah lebih dari 10 kali dan apabila keadaan

umum ibu terpengaruh maka disebut Hiperemesis :

a) Tingkat I : Ringan

- Mual muntah terus meneus menyebabkan penderita lemah. Tidak mau

makan, berat badan turun, rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar

100x/menit, tekanan darah turun, turgor kulit kurang, lidah kering, mata

cekung

b) Tingkat II : Sedang

- Mual dan muntah yang hebat menyebabkan keadaan umum penderita

lebih parah, lemah, apatis, turgor kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor,

nadi kecil dan cepat, suhu badan naik (dehidrasi), ikhterus ringan, berat

badan turun, mata cekung, tensi turun.

c) Tingkat III : Berat

- Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen sampai

koma, nadi kecil, halus dan cepat, dehidrasi hebat, suhu badan naik,

tensi turun sekali, ikhterus (Fadlun,2011)

xiv
F. Penatalaksanaan
1) Pencegahan dengan informasi dan edukasi tentang gaya hidup juga dapat

membantu mencegah stress dan istirahat dapat mengurangi muntah.

Penerangan bahwa kehamilan dan persalinan merupakan proses fisiologis.

Pencegahan lain yaitu tentang diit ibu hamil dan defekasi yang teratur.

2) Nasehat diit dianjurkan makan dengan porsi kecil tapi lebih sering, seperti

makanan yang menimbulkan mual dan muntah dihindari. Makanan harus

kaya akan karbohidrat dan rendah lemak dan asam. Makanan sering

memakan snack, kacang, dan biskuit.

3) Terapi obat menggunakan sedative ringan luminal 3x 30 mg (lumina,

stesolid, valium), vitamin (B1 & B6), anti muntah (mediamer B6,

Drammamin, avopreg, avomin, torecan, primperan), antasida, dan anti

mulas.

4) Nasehat pengobatan : banyak minum dan hindari minuman atau makanan

yang asam untuk mengurangi iritasi lambung.

5) Hiperemesis Gravidarum tingkat II dan III harus dirawat inap di Rumah Sakit

a. Istirahat baring.

b. Isolasi dan Therapi psikologik.

c. Penambahan cairan; berikan infus dekstrosa atau glukosa 5%-10%

sebanyak 2-3 liter dalam 24 jam

d. Observasi cairan yang masuk dan keluar dengan pemasangan kateter.

e. Observasi keadaan umum dan tanda vital.

f. Beri obat-obatan. ( Sarwono, 2014)

xv
G. Dasar Hukum dan Kewenangan Asuhan Kebidanan Hiperemesis
Gravidarum
Sebagai seorang Bidan dalam memberikan asuhan harus berdasarkan

aturan atau hukum yang berlaku, sehingga penyimpangan terhadap hukum

dapat dihindarkan dalam memberikan asuhan kebidanan dengan hiperemesis

gravidarum landasan hukum yang digunakan diantaranya :

1) KEPMENKES Nomor 900/MENKES/S/VII/2002 tentang Registrasi dan

Praktik Bidan. Tugas dan wewenang bidan terurai dalam bab V pasal 14 –

20 yang berbunyi “ Bidan dalam menjalankan praktiknya berwenang untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan kebidanan,

pelayanan KB, dan pelayanan Kesehatan Masyarakat. (Reni, 2013)

2) KEPMENKES RI No. 369/ MENKES/SK/2007 tentang Standar Profesi Bidan.

Ruang lingkup Pelayanan Kebidanan berfokus pada upaya pencegahan,

promosi kesehatan, pertolongan persalinan normal, deteksi komplikasi pada

ibu dan anak, melaksanakan tindakan asuhan sesuai dengan kewenangan

atau bantuan lain jika diperlukan, serta melaksanakan tindakan

kegawatdaruratan. (Reni, 2013)

3) Standar 16 : Standar Pelayanan Kebidanan

Sebagai seorang Bidan harus bisa mengenali secara tepat tanda dan

gejala perdarahan pada kehamilan, tujuan dari dilakukannya standar ini

adalah mengenali dan melakukan tindakan secara tepat dan cepat pada

perdarahan, serta melakukan pertolongan pertama dan melakukan rujukan

secara dini ke tempat yang memadai ( RS atau Puskesmas ).

xvi
4) PERMENKES NO 28 Tahun 2017 Pasal 19 Dalam memberikan pelayanan

kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Bidan berwenang

melakukan:

a. Episiotomi;

b. Pertolongan persalinan normal.

c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II.

d. Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan.

e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil.

f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas.

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum;

h. Penyuluhan dan konseling.

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil.

j. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran.

k. Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

xvii
BAB III

TINJAUAN KASUS

KEMENTRIAN KESEHATAN RIPOLITEKNIK KESEHATAN MALUKU


JURUSAN KEBIDANAN
Jl. Laksdya Leo wattimena, Negeri Lama – Ambon.KodePos : 97233
Telp. 0911 362943, 362947,362950,362951, 362952
Fax. 0911- 362949 e-mail : poltekkes_ambon06@yahoo.com

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL

NO. REGISTER : 0136/21

Tgl masuk : 29-9-2021

Diterima Oleh : Petugas

A. Pengkajian

1. Identitas/Biodata

Nama Klien : Ny.D Nama Suami : Tn.A

Umur : 19 Umur : 23

Kebangsaan : Indo Kebangsaan : Indo

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Supir angkot

Alamat Kantor :- Alamat kantor :-

Alamat Rumah : Talake Alamat Rumah : Talake

xviii
2. Anamnesa

Pada tanggal 29 september 2021 pukul 09:15

Oleh mahasiswa

a. Alasan kunjungan saat ini

 Kunjungan Pertama

b. Riwayat kehamilan ini :

G:III P:II A:0

1) Riwayat menstruasi

Hari pertama haid terakhir tanggal 15 juli 2021 pasti.

Banyaknya: 40 cc, siklus: 28 hari, teratur, konsistensi encer, warna:

merah terang

2) Tanda-tanda kehamilan (trimester I)

Hasil tes kehamilan

Tanggal 29 september 2021, Hasil positif (+)

3) Pergerakan fetus dirasakan

Rasa lelah : ketika ibu banyak berjalan dan bekerja

Mual dan muntah : di setiap pagi (morning sickness)

Nyeri perut : terasa kram di perut bagian bawah

c. Riwayat kehamilan yang lalu :

Jarak kehamilan: 1 tahun 8 bulan

Persalinan dengan tindakan : normal

Riwayat perdarahan pada persalinan atau pasca persalinan : 400 cc

Berat bayi <2,5 atau >4 kg : 3.500 gram

xix
d. Riwayat kesehatan

1) Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita (jika “Ya”, sejak

kapan)

Jantung : -

Tekanan darah tinggi: -

Hepar : -

Diabetes mellitus : -

Anemia berat : -

Penyakit hubungan seksual & HIV/AIDS : Non reaktif (-)

Campak : -

Malaria : Non reaktif (-)

Tuberculosis : Non reaktif

Gangguan mental : -

Operasi : -

Lain-lain : -

2) Perilaku Kesehatan

Penggunana alcohol/obat-obat sejenisnya : -

Obat-obat/jamu yang sering digunakan : -

Merokok, makan sirih : -

Iritasi vagina/ganti pakaian dalam : -

3) Pola kebiasaan sehari-hari

 Makan

- Sebelum hamil

Jenisnya : nasi, ikan, sayur

xx
Frekuensi : 2-3 kali makan besar

- Selama hamil

Jenisnya : Nasi, sayur, ikan, buah

Frekuensi : makan 3x sehari dengan porsi sedikit, ibu

tidak suka makan

Keluhan : ibu memuntahkan segala sesuatu setiap kali

makan

 Minum

- Sebelum hamil : jenisnya air putih, frekuensi: 8 gelas

sehari

- Selama hamil : jenisnya: air putih , frekuensi: 6 gelas

sehari

- Keluhan : ibu minum lebih sedikit dari sebelum hamil

 Eliminasi

- Sebelum hamil :

BAK : frekuensi: 3 kali/hari, warna kuning pucat , bau: -

BAB : konsistensi: lunak, frekuensi: 2 kali/hari

- Selama hamil :

BAK : frekuensi: 5 kali/hari, warna: kuning, bau: pesing

BAB : konsistensi: lunak frekuensi: 3 kali/hari

Keluhan: ibu mengeluh sering buang air kecil terus-

menerus

 Istirahat

- Sebelum hamil

xxi
Tidur siang : lamanya 3 jam

Tidur malam : lamanya 8 jam

- Selama hamil

- Tidur siang : lamanya 4 jam

- Tidur malam : lamanya 5 jam

Keluhan: ibu mengeluh susah tidur di malam hari

e. Riwayat sosial

1) Apakah kehamilan ini direncanakan/diinginkan? ya

2) Jenis kelamin yang diharapkan : laki-laki

3) Status perkawinan: menikah

4) Susunan keluarga yang tinggal serumah

No Jenis Umur/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan Ket.

kelamin tahun keluarga


1 Laki-laki 23 Suami SMA Supir angkot
2 Perempuan 19 Istri SMA IRT
3 Laki-laki 3 Anak ke 1 - -
4 Perempuan 1 Anak ke 2 - -

f. Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada penyakit turunan

3. Pemeriksaan

a. Keadaan umum: baik, kesadaran, compos mentis,

Keadaan emosional: baik

b. Tanda vital

Tekanan darah: 99/96 mmHg, Denyut nadi: 80 x/m

Suhu tubuh 37ºC pernapasan: 20 x/ m

c. Tinggi badan : 154 cm Berat badan : 44 kg

Berat badan sebelum hamil: 42 kg

xxii
Kenaikan berat badan selama hamil: 2 kg

LILA: 24 cm

d. Pemeriksaan fisik

1) Kepala Kebersihan: rambut hitam dan berketombe

2) Wajah Cloasma gravidarum : ada

Kelopak mata: tidak ada

Konjungtiva: merah mudah

Sclera: berwarna putih

3) Hidung Simetris: ya

Secret: sedikit

4) Telinga Simetris: kiri kanan

Secret: sedikit

5) Mulut dan gigi Bibir: kering, pecah-pecah

Lidah : -

Gusi : -

Gigi : ada ikterus

6) Leher Pembesaran kelenjar thyroid : tidak ada

Pemebesaran kelenjar getah bening : tidak ada

Pembesaran vena jugularis : tidak ada

7) Payudara Pembesaran: ya

Putting susu: menonjol

Kesimetrisan: ya

Benjolan/tumor: tidak ada

Rasa nyeri: ibu mengatakan sering mengalami

xxiii
Kebersihan: bersih

8) Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : lordosis

Nyeri pinggang : tidak ada

9) Ekstermitas atas dan bawah

Odema : tidak ada

Kekakuan sendi : tidak ada

Kemerahan : tidak ada

Varises : tidak ada

Reflex : Positif (+)

10) Abdomen

Bekas luka operasi: tidak ada

Pembesaran : tidak ada

Benjolan : tidak ada

Linea : tidak ada

Striae: tidak ada

Tinggi fundus uteri dan keadaan janin (kehamilan <20 minggu

menggunakan pita cm)

Leopold I : -

Leopold II : -

Leopold III : -

Leopold IV : -

Kontraksi : belum ada

Pergerakan : belum ada

xxiv
DJJ :-

Frekuensi : -

11) Genitalia

Perineum (luka parut) :

Vulva vagina warna: pink Luka: tidak ada

Fistula: tidak ada, Varises: tidak ada

Pengeluaran pervaginam: tidak ada, warna: tidak ada,

konsistensi: tidak ada, jumlah: tidak

ada

Kalenjar bartoline : pembengkakan: tidak ada, rasa nyeri: tidak

ada

Anus : haemoroid: tidak ada

12) Pengukuran panggul

Distansia spinarum : 23 cm

Distansia cristarum: 28 cm

Boudelogue: 18 cm

Lingkar panggul: 80 cm

4. Pemeriksaan Laboratorium

Darah : HB : 10,2 gr% ? Gol Darah : A

Urine protein: Non reaktif (-) Reduksi: Non reaktif

5. TT : belum dapat

FE : belum dapat

B. IDENTIFIKASI DIAGNOSA MASALAH DAN KEBUTUHAN

xxv
Diagnosa : GIII PII AO , Gestasi 10 minggu , intra uteri , hidup tunggal, ball (+),

Hiperemesis gravidarum.

Masalah,: Hiperemesis gravidarum tingkat 1

Kebutuhan : berdasarkan keadaan umum dan keadaan fisik ibu biasanya

dibutuhkan konseling lebih lanjut, support mental, terapi obat.

C. ANTISIPASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL

Masalah potensial : antisipasi terjadinya dehidrasi berat , kekurangan nutrisi

bagi ibu dan janin, hyperemesis gravidarum tingkat 1

D. TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI

Tindakan segera dilakukan apabila didapati ibu mengalami penurunan

kesadaran menjadi apatis, kemudian pada pemeriksaan fisik didapati nadi

cepat dan kecil lidah kering dan kotor, maka sedikit ikterik, aseton tercium

dalam hawa pernapasan. Selanjutnya pada pasien hyperemesis gravidarum

tingkat I kolaborasi dilakukan dalam hal pemberian obat-obatan dan vitamin.

 Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan

parenteral

 Perbaiki keadaan umum ibu terutama kebutuhan cairan dan elektrolit

serta nutrisi

E. INTERVENSI

Tanggal : 29-9-2021

Jam : 11:20

xxvi
Diagnosa : GIII PII A0 UK 10 minggu dengan hyperemesis gravidarum

Tingkat 1

1. Lakukan pendekatan pada ibu agar terjalin hubungan yang baik antar ibu

dengan petugas kesehatan R/ Hubungan yang baik antar ibu dan petugas

kesehatan dapat menimbulkan rasa saling percaya sehingga dapat

memberikan asuhan yang benar

2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital R/ Mengidentifikasi tanda-

tanda patologi yang muncul sehinggah cepat dalam melakukan tindakan

segera

3. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering R/ Ibu menerima anjuran

yang diberikan

4. Anjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur R/ Istirahat yang

cukup dan teratur dapat meningkatkan metabolik dalam tubuh dan dapat

meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tidak cepat lelah

5. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan batasi pengunjung.

M/ Keluarga dan ibu menerima anjuran yang diberikan

6. Anjurkan kepada keluarga untuk selalu menemani ibu M/ Keluarga

menerima anjuran yang diberikan

7. Anjurkan pada ibu untuk selalu menjaga personal hygine R/ Kuman dapat

menyebar disetiap tempat. Maka dengan personal hygine yang benar ibu

dapat terhindar dari infeksi

8. Kolaborasi dengan dokter R/ Pemberian obat pada pasien sesuai dengan

kebutuhan pasien

xxvii
9. Berikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu R/ Konseling dan

dukungan psikologi yang baik dapat membantu ibu untuk tidak terlalu

cemas dan bisa menerima keadaan ibu

10. Dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien

F. IMPLEMENTASI

Tanggal : 29-9-2021

Jam : 11:20

Diagnosa : GIII PII A0 UK 10 minggu dengan hyperemesis gravidarum

Tingkat 1

1. Membina Hubungan yang baik dengan pasien dengan melakukan

pendekatan pada ibu sebelum melakukan tindakan agar timbul rasa saling

percaya antara ibu dan petugas kesehatan sehinggah dapat memberikan

asuhan dengan lancar M/ Ibu senang dengan asuhan yang diberikan

2. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital setiap M/ Keadaan

umum : lemas, kesadaran : composmetis. TTV : TD :99/96 mmHg, suhu :

37 ºC, RR : 20 X/m, Nadi : 80x/m.

3. Menganjurkan ibu makan sedikit tapi sering seperti bangun pagi terlebih

dahulu makan roti, tidak boleh makan makanan yang berminyak, yang pedis

karena dapat merangsang mual muntah. M/ ibu menerima anjuran yang

diberikan dan bersedia melakukan.

4. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur, tidur

berbaring yang santai, tidak usah pikiran, istirahat siang 1-2 jam dan malam

xxviii
7-8 jam M/ Ibu menerima anjuran yang disampaikan untuk istirahat yang

cukup dan teratur yaitu siang 1-2 jam, 7-8 jam.

5. Menganjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan batasi

pengunjung karena jika banyak pengunjung maka dapat menganggu

kenyamanan ibu M/ keluarga dapat menerima anjuran yang diberikan dan

mau menjaga keamanan pasien.

6. Menganjurkan keluarga selalu menemani ibu, seperti saat ibu

membutuhkan bantuan maka keluarga selalu berada disampingnya M/

keluarga menerima anjuran yang diberikan

7. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine seperti, setelah

buang air kecil harus cebo yang arahnya dari depan ke belakang,

membersihkan diri dengan mandi, ganti pakyan luar, ganti pakyan dalam.

M/ Ibu menerima anjuran yang diberikan untuk menjaga personal hygine

8. Memberikan terapi obat , vitamin B6 (25 gram) 2x1 sehari, vitamin Bcom

(150 gram) 2x1 sehari.

9. Memberikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu seperti, memberi

semangat pada ibu dan memberi keyakinan bahwa mual dan muntah

merupakan gejala fisiologis pada kehamilan muda dan akan hilang pada

kehamilan 4 bulan. M/ Ibu menerima konseling dan dukungan psikologi

pada ibu

10. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan pada buku register dan status

pasien M/ Hasil pemeriksaan telah didokumentasikan pada buku register

dan status pasien.

xxix
G. EVALUASI

Tanggal : 29-9-2021

Jam : 11:20

Diagnosa : GIII PII A0 UK 10 minggu dengan hyperemesis gravidarum

Tingkat 1

1. Bina hubungan yang baik dengan pasien dengan melakukan pendekatan

pada ibu sebelum melakukan tindakan

2. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

3. Anjurkan ibu untuk sering makan walaupun sedikit

4. Anjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup dan teratur

5. Anjurkan keluarga untuk selalu menjaga keamanan dan batasi pengunjung

6. Anjurkan keluarga untuk selalu menemani ibu

7. Anjurkan ibu untuk selalu menjaga personal hygine

8. Berikan ondacentron, ranitidin, antisida

9. Berikan konseling dan dukungan psikologi pada ibu

10. Dokumentasi hasil pemeriksaan pada buku register dan status pasien

BAB IV

PENUTUP

xxx
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny. D dengan

hiperemesis gravidarum tingkat I di wilayah kerja Puskesmas Waihaong, maka penulis

dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

4.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi kehamilan yang harus segera

ditangani dengan baik melalui asuhan yang sistematis dan evidence based.

Asuhan kebidanan dengan pendekatan manajemen varney merupakan bentuk

asuhan yang sistematis. Pasien dapat merasakan manfaat dari asuhan yang

diberikan karena setiap langkah asuhan berdasarkan kebutuhan, bukan rutinitas

semata.

1) Pengkajian

Hasil pengkajian yang didapat melalui data subjektif dan objektif dapat

dilakukan dengan baik karena Ny. D kooperatif dengan petugas, sehingga

dapat disimpulkan Ny. D mengalami hiperemesis gravidarum grade I.

2) Interpretasi data

Pada langkah intepretasi data diagnosa kebidanan telah ditegakkan sesuai

teori, sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada

dilapangan. Masalah telah ditegakkan sesuai dengan teori, sehingga tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang ada dilapangan.

Interpretasi data yang diperoleh adalah Ny. D umur 19 tahun GIII PII A0,

Hamil 10 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I.

3) Diagnosa potensial

xxxi
Rumusan diagnosa potensial pada Ny. D adalah terjadinya hiperemesis

gravidarum.

4) Antisipasi masalah.

Dalam asuhan kebidanan ibu hamil perlu adanya tindakan segera dan

kolaborasi apabila terdapat kehamilan resiko tinggi, asuhan kebidanan yang

dilakukan dalam kehamilan patologi pada Ny. D sudah sesuai dengan

penanganan yang tepat yaitu Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

obat dan cairan parenteral dan Perbaiki keadaan umum ibu terutama

kebutuhan cairan dan elektrolit serta nutrisi

5) Perencanaan

Setelah ditegakan diagnosa kebidanan maka langkah selanjutnya dilakukan

rencana tindakan asuhan kebidanan kehamilan patologi pada Ny.D dengan

hiperemesis gravidarum grade I dengan dilakukannya pemberian terapi untuk

mengatasi mual dan muntah ibu.

6) Pelaksanaan

Pelaksanaan pada kasus ini sesuai dengan perencanaan yang dibuat

sehingga di sini tidak terdapat kesenjangan kesenjangan antara teori dan

kasus.

7) Evaluasi

Telah dilakukan evaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada Ny. D yang

sesuai dengan asuhan kebidanan, dimana ibu sudah mengerti dan mau

melaksanakan asuhan kebidanan yang telah diberikan.

4.2 Saran

xxxii
Berdasarkan kesimpulan bahwa konsep teori merupakan landasan

pelaksanaan praktek kebidanan, maka penulis mengajukan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi tenaga kesehatan

Diharapkan para petugas kesehatan khususnya bidan lebih meningkatkan

pelayanan asuhan kebidanan yaitu dengan memberikan terapi yang sesuai

dengan kebutuhan pasien khususnya ibu hamil dengan hiperemesis

gravidarum grade I, serta memberikan promosi kesehatan tentang

pencegahan hiperemesis gravidarum.

2. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil Lapororan Praktik Klinik (PKK) II ini dapat digunakan untuk

menambah referensi di perpustakaan dan bisa digunakan sebagai bahan

kepustakaan bagi yang membutuhkan asuhan kebidanan sebagai

perbandingan penanganan pada kasus hiperemesis gravidarum grade I.

3. Bagi pasien

Di harapkan klien melakukan pemeriksaan kehamilan atau ANC secara

teratur untuk mengetahui kondisi kesehatan ibu dan janin serta mengetahui

secara dini komplikasi yang terjadi selama kehamilan. Diharapkan klien

dapat segera memeriksakan dirinya ke tenaga kesehatan apabila terjadi

komplikasi pada kehamilannya.

xxxiii

Anda mungkin juga menyukai