Anda di halaman 1dari 52

DETEKSI DINI ,KOMPLIKASI

PADA BAYI BARAU LAHIR DAN


NEONATUS

DOSEN MK : LAORINA REGEL


PENGERTIAN
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan
dimana bayi baru lahir dengan umur kehamilan
37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan
presentasi kepala secara spontan tanpa
gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan
dan teratur,berat badan antara gram.
Deteksi dini merupakan upaya awal untuk
mengenali atau menandai suatu gejala atau ciri-
ciri yang ada pada anak dalam tahapan
perkembangannya terkait adanya resiko.
TUJUAN
1. untuk menghimpun informasi atau data-
data mengenai situasi dan kondisi
perkembangan bayi
2. Proses awal untuk menandai suatu gejala
yang ada pada bayi
3. Upaya untuk mengetahui jenis
kebutuhan bayi
 DETEKSI DINI
Menggunakan :
A. APGAR SCORE
Nilai Apgar adalah suatu cara praktis untuk menilai
keadaan bayi baru lahir. Ada 5 kriteria yang dinilai
untuk menentukan skor apgar ini. Untuk memudahkan
APGAR
 Appearance,
 Pulse,
 Grimace,
 Activity,
 Respiration
 B. PEMERIKSAAN FISIK
1. KEPALA
 Raba sepanjang garis sutura dan fontanel,apakah ukuran
dan tampilannya normal. Perhatikan ukuran dan
ketegangannya.
 Periksa adanya tauma kelahiran misalnya;
caputsuksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak. Perhatikan
adanya kelainan kongenital seperti ;anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya (Bennet &
Brown, 1999)
APGAR SCORE
Kapan dilakukan ?
1 menit pertama menentukan diagnosa

5 menit pertama menentukan diagnosa dan


tindakan
Normal : nilai 7-10
Asfiksia sedang : 4-6
Asfiksia berat : 0-3
APGAR SCORE
TANDA 0 1 2

WARNA KULIT BIRU/PUCAT TUBUH MERAH/ SELURUH TUBUH


(APERANCE) DISELURUH EKSTREMITAS KEMERAHAN
TUBUH BIRU
DENYUT TIDAK < 100X/M > 100 X/M
JANTUNG TERDENGAR
( PULSE)
TONUS OTOT TIDAK ADA SEDIKIT REAKSI PEREGERAK
( GIRMANCE) REAKSI AKTIF

REFLEKSI TDK ADA GERAK MERINGIS BERSIN, BATUK


( AKTIVITY)
PERNAPASAN TIDAK ADA PERNAPASAN MENANGIS KUAT
( RESPIRATORY) LEMAH ,
MERINTIH
2. WAJAH

WAJAH Wajah harus tampak simetris.


Perhatikan kelainan wajah yang khas
seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat
trauma lahir seperti laserasi.
3. MATA
Periksa jumlah, posisi atau letak mata,
konjungtiva, sklera . 5. Mulut
Perhatikan
4. HIDUNG mulut bayi,
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi bibir harus
cukup bulan lebarnya harus lebih dari berbentuk dan
2,5cm. Bayi harus bernapas dengan simetris.
hidung, jika melalui mulut harus Periksa lidah
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi apakah
jalan nafas, fraktur tulang hidung atau membesar atau
ensefalokel yang menonjol ke sering
nasofaring. bergerak.

 
6. TELINGA : 7. LEHER
Periksa dan  Leher bayi biasanya pendek
pastikan jumlah, dan harus diperiksa
bentuk dan kesimetrisannya
posisinya. Pada bayi .
cukup bulan, tulang  Jika terdapat keterbatasan
rawan sudah matang. pergerakan kemungkinan
Daun telinga harus ada kelainan tulang leher.
berbentuk sempurna Periksa adanya trauma leher
dengan lengkungan yang dapat menyebabkan
yang jelas dibagian kerusakan pad fleksus
atas. Perhatikan letak brakhialis. Lakukan perabaan
daun telinga. untuk mengidentifikasi
adanya pembengkakan.
Periksa adanya pembesaran
kelenjar tyroid dan vena
jugularis
 8. KLAVIKULA
Raba seluruh klavikula  9.TANGAN
untuk memastikan Kedua lengan harus
keutuhannya terutama sama panjang, periksa
pada bayi yang lahir dengan cara meluruskan
dengan presentasi kedua lengan ke bawah.
bokong atau distosia Kedua lengan harus
bahu. Periksa bebas bergerak, jika
kemungkinan adanya gerakan kurang
fraktur. kemungkinan adanya
kerusakan neurologis atau
fraktur. Periksa jumlah
jari. Perhatikan adanya
polidaktili atau sidaktili
10. DADA 11. ABDOMEN
Periksa kesimetrisan  Abdomen harus tampak
gerakan dada saat bulat dan bergerak secara
bersamaan dengan gerakan
bernapas
dada saat bernapas.
Apabila tidak simetris  Kaji adanya pembengkakan.
kemungkinan bayi Jika perut sangat cekung
mengalami pneumotoraks, kemungkinan terdapat hernia
paresis diafragma atau Diafragmatika. Abdomen
hernia diafragmatika. yang membuncit
Pernapasan yang normal kemungkinan karena
dinding dada dan abdomen hepatosplenomegali atau
tumor lainnya. Jika perut
bergerak secara kembung kemungkinan
bersamaan. adanya enterokolitis
vesikalis. (Lodermik,Jensen
2005)
2. GENETALIA
 Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm
dan lebar 1-1,3cm. Periksa posisi lubang
uretra. Periksa adanya hipospadia dan
epispadia. Skrortum harus dipalpasi untuk
memastikan jumlah testis ada dua
 Pada bayi perempuan cukup bulan labia
mayora menutupi labia minora. Lubang
uretra terpisah dengan lubang vagina.
Terkadang tampak adanya sekret yang
berdarah dari vagina, hal ini disebabkan
oleh pengaruh hormon ibu(withdrawl
bedding) (Lodermik, Jensen2005)
. ANUS DAN REKTUM
Periksa adanya kelainan atresia ani ,
kaji posisinya. Mekonium secara
umum keluar pada 24jam pertama,
jika sampai 48 jam belum keluar
kemungkinan adanya mekonium plug
syndrom, megakolon atau obstruksi
saluran pencernaan
13. TUNGKAI
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki
Periksa panjang kedua kaki dengan
meluruskan keduanya dan bandingkan.
Kedua tungkai harus dapat bergerak
bebas.Kurangnya gerakan berkaitan
dengan adanya trauma, misalnya fraktur,
kerusakan neurologis.
14. SPINAL
Periksa spinal dengan cara
menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung
atau bercak kecil berambut yang
dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau
kolumna vertebra (Lodermik, Jensen
2005)
15. KULIT
Perhatikan kondisi kuli bayi
Periksa adanya ruam dan bercak atau
tanda Lahir. Periksa adanya pembekakan.
Perhatinan adanya vernik kaseosa.
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada bayi kurang bulan
TANDA BAHAYA PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA

1. Tidak mau minum/ muntah


2 Kejang
3 Demam
4. Mengantuk/ letargi
5. Pernapasan < 20x/m ( apnoe) atau > 60x/m
6 Merintih
7 Tarikan dinding dada
8. Kulit Kuning
9. Sianosis
10. Diare
1. MUNTAH
Pengertian Muntah:
Pengeluaran isi
lambung secara
paksa dng
kekuatan,atau
pengeluaran isi
lambung secara
eksplusif dng
bantuan kontraksi
otot –otot perut
Penyebab Muntah :

1. Penyebab muntah ditinjau dari sifat muntah adalah:


2. Keluar cairan terus menerus, kemungkinan disebabkan
oleh obstruksi oesofagus
3. Muntah proyektil kemungkinan disebabkan oleh stenosis
pylorus
4. Muntah hijau kekuningan ,kemungkinan disebabkan oleh
obstruksi dibawah ampula vateri
5. Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan
disebabkan oleh tekanan intra cranial tinggi atau obstruksi
usus.
Penyebab muntah ditinjau dari waktunya:
1. Pada masa neonatus. Kelainan kongenotal saluran
pencernaan, paralisis palatum,atresia esophagus, kalasia,
akalasia, iritasi pada lambung (mekoneum, amnion, darah)
2. Setelah masa neonatus. Pada masa ini penyebab muntah
makin banyak dan makin sulit. Faktor yang predisposisi
adalah:
a. Faktor psikologis , ( stres pada anak )
b. Faktor infeksi, appendicitis, peritonitis, adnexitis, hepatitis
dan infeksi traktus akut
c. Faktor lain: invaginasi, kelainan intra cranial, kelainan
endokrin, reflex.
Muntah dalam kondisi aman:
 Tidak demam
 Anak masih mau makan dan minum
 Masih bisa diajak main
 Anak masih berespon dengan baik
 Tidak ada darah dan cairan empedu
( kehijauan ) pd muntah anak
Tanda-tanda Muntah:
1. Keluar bahan muntahan lewat mulut
2. Dapat terjadi kehilangan cairan ( dehidrasi ) dng gejala ,mulut
kering, menangis tp tdk menegelurkan air mata , tidak kencing
3. Kehilangan nafsu makan dan menolak makanan
4. Muntah lebih dari 3 kali dalam 24 jam , atau berlangsung lebih
dari 3 hari dan demam
5. Muntah dan diare secara bersamaan tubuh lemas
6. Kulit pucat dan dingin, atau membiru
7. Pernapasan cepat atau lambat
8. Nyeri akut pada perut ( anak yg sdh bisa merasakan )
9. Adanya pembengkakan pada perut ( kembung )
10. Muntah nercampur darah atau cairan empedu ( warna muntah
kehijauan )
TATALAKSANA MUNTAH
1. Jika bayi muntah cepat miringkan tubuhnya
atau diangkat kebelakng seperti disendawakan
agar muntah tidak masuk kesaluran pernapasan
2. Jangan memberi obat anti muntah krn kita tdk
tahu penyebab yang pasti
3. Menjaga keseimbangan cairan dengan tetap ASI
diberikan dan anak diberikan sendawa setiap
selesai menyusui
4. Segera rujuk
2. KEJANG

Definisi kejang adalah :


depolarisasi berlebihan sel-
sel neuron otak, yang
mengakibatkan perubahan
yang bersifat paroksismal
fungsi neuron (perilaku,
fungsi motorik dan otonom)
dengan atau tanpa
perubahan
Indikasi :
Kejang pada neonatus berbeda dari
kejang pada bayi, anak maupun orang
dewasa demikian pula manifestasi kejang
pada bayi prematur berbeda dibandingkan
bayi cukup bulan, kejang pd anak
penyakit yg dengan gejala demam dan
sekitar 10 % anak- anak mengalami kejang
disebabkan oleh karena epilepsi
PENYEBAB KEJANG
Penyebab Bayi <3 Bayi > 3 hari prematur Cukup
hari bulan
Ensefalopati hipoksia-iskemik + +++ +++
Perdarahan intra cranial + + ++ +
Infeksi intrakranial + + ++ ++
Gangguan perkembangan otak + + ++ ++
Hypoglicemia + + +
Hyphocalsemia + + + +
Kelainan Metabolik + +
Sindrom epilepsy + + +
GEJALA KEJANG :
Gejala tergantung jenis
penyakit :
1. Kejang fokal berupa
kejang motorik atau
umum
2. Kejang tonik-klonik
3. Kejang tonik
4. Kejang klonik
5. Kejang mioklonik
6. Kejang atonik
 Kejang fokal : gejala  Kejang klonik :
motorik dan sensorik terdapat kontraksi
termasuk gerakan kuat otot secara ritmik
dari kepala dan mata ( kontraksi otot yg
kesalah satu sisi hebat ) , hilangnya
 Kejang Tonik : gejala kesadaran
peningkatan tonus  Kejang mioklonik,
atau kekakuan dan kejang yg ditandai
kelumpuhan , dan dng adanya kejutan
kurangnya gerakan atau kontraksi
selama kejang
PENATALAKSANA
1. Mengatasi kejang secepat mungkin
 Semua pakaian ketat dibuka
 Kepala dimiringkan ( mencegah aspirasi)
 Pemebebasan jalan nafas
 Pemberian oksigen ( kolaborasi )
 Pencegahan tergigitnya lidah ( spatel atau sendok yg sdh di
balutkan kain bersih , pemberian kompres untuk menurunkan
suhu atau anti peretika
2. Kolaborasi pengobatan kejang
3. Mencarai dan mengobati penyebab kejang
3. IKTRUS
Pengertian , adalah :
Warana kuning yang tewrlihta pada sclera
mata selaput lendir , kulit dan organ lain
Iktrus diakibatkan karena penumpukan
bilirubin
( hasil penguraian sel darah merah dalam
darah )
KLASIFIKASI

1. Iktrus fisiologi = timbul pd hari 2-3 dan


tdk mempunyai dasar pathologis
2. Iktrus pathologi= 24 jam pertama,
peningkatan bilirubin 5 mg% pd neo
kurang bulan, 12,5 pd neo cukup bulan
3. Kern ikturs,berhubungan dalam darah
serum
GEJALA

a. Sclera mata , puncak


hidung,mulut, dada, perut dan
ekstremtas kuning
b. Letargi
c. Kemampuan mengisap kurang
d. Kejang
PENATALAKSAAN
a. Perawatan incubator ( 33-35⁰ c)
b. Nutrisi yg adekuat ( ASI diteruskan )
c. Terapi sinar matahari 10-15 menit
( 07.00-09.00)
d. Terapi sinar
e. Transfusi tukar
4. LETARGI
a. Adalah penurunan kesadaran pd bayi atau
anak
b. Dng gejala kurang aktif,lemah , hilang nafsu
makan
c. Kurang mau menyusu
d. Merupakan gejala dari suatu penyakit
e. Penanganan sesuai kasus
5. DEMAM ( FIBRIS)

Pengertian :
Adalah suhu tubuh diatas normal
( suhu normal 36.5-37.5⁰c) yg
disebbkan oleh kelainan dalam
otak , toksin, penyakit2 bakteri ,
virus, tumor otak atau dehidrasi
GEJALA DAN PENANGANAN
a. Peningkatan suhu > 37.5⁰c
b. Letakan bayi dlm suhu lingkungan 25-28⁰c
c. Lepaskan sebagaian pakaian agar mudah
melakukan pemantauan
d. Periksa suhu aksiler setiap jam samapai suhu
menjadi normal
e. Nutrisi ( ASI diteruskan ) yg adekuat
f. Bila ada dehidrasi tangani dehidrasi
g. Periksa kadar glucose , < 45 mg/dl ( 2,6 mmol/l)
tangani hipoglicemi Tangani sesuai kasus
h. Rujuk
7.DIARE PADA NEONATUS ,BAYI DAN
BALITA
Diare 
adalah penyakit pencernaan yang ditandai dengan
perubahan bentuk atau konsistensi tinja menjadi
melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari biasanya.
( 3-4 x /H) Penyakit ini salah satunya umum
terjadi pada anak-anak, terutama bayi usia di
bawah lima tahun (balita).
PENYEBAB DIARE
1. Non-infeksi, di antaranya meliputi: Alergi atau
intoleransi terhadap makanan tertentu
2. Efek samping obat tertentu Keracunan makanan
( basi, beracun, alergi)
3. Adanya penyakit ( infeksi bakteri, virus, parasit )
4. Gangguan psikologis ( rasa takut cemas )
GEJALA DIARE
1. Muntah-muntah lebih dari 4
x /hari
10. Tidak mau menyusu
2. BB menurun
11. . Mulut kering
3. Lesu
12. Tidak mengeluarkan air
4. Turgor kulit berkurang
mata saat menangis
5. Pd bayi ubun2 besar menjadi
cekung 13. .Buang air kecil lebih
sedikit dari biasanya atau
6. Tinja berwarna hitam atau
justru tidak berkemih sama
putih,
sekali
7. BAB berdarah atau bernanah
14 .Kulit terlihat lebih kering
8. Rewel dan tampak kesakitan
15. Terlihat sangat lemas dan
9. Demam
sering mengantuk
PENANGANAN DIARE
1. Memberikan ASI dan cairan elektrolit
Pemberian cairan rehidrasi oral, parenteral
Bayi berusia di bawah 6 bulan yang mengalami diare dapat
diatasi dengan pemberian ASI lebih sering. ( ASI
mengandung nutrisi yang diperlukan untuk menggantikan
cairan dan nutrisi yang hilang selama BAB) Selain itu, ASI
juga mengandung antibodi yang dapat membantu bayi
melawan bakteri atau virus penyebab diare. Pada bayi
berusia di atas 6 bulan, pemberian ASI boleh dilanjutkan
sambil diselingi pemberian cairan rehidrasi oral, seperti 
oralit atau pedialit, setiap kali ia BAB dan muntah.
2. Memberikan suplemen zinc
Suplemen zinc dapat diberikan untuk mengatasi diare
pada balita. Menurut WHO dan IDAI, bayi yang
mengalami diare akut dapat diberikan
suplemen zinc selama 10–14 hari.
Dosis pemberian suplemen zinc pada bayi berusia di
bawah 6 bulan adalah sekitar 10 mg per hari,
sedangkan pada balita 20 mg per hari.
3. Pemeberian Cairan dan Pengobatan dengan tindakan
kolaborasi
8. FREKWENSI NAFAS <20X/M DAN >60 X/M

Pernafasan Norma :
Neonatus : 30-40x /m
1-6 bulan : 30-50x / m
6-12 bulan : 24- 46x/m
1-4 tahun : 20-390x/m
4-6 tahun : 20 -25x/m
6-12 tahun : 16- 20 x/m
PENYEBAB FREKWENSI TIDAK
NORMAL
1. Penyakit dengan gangguan
pernafasan ( infeksi saluran
pernafasan ( pneumoni, Bronkiolitis
, asma )
2. Hipoksia, hipo/hiperglicemia,
hiperbilirubinemia, anemia, infeksi
pencernaan,kelainan bawaan )
GEJALA
1. Sesak
2. Sulit bernafas
3. Turunya kemampuan respons
4. Sianotis
5. Nafas berbunyi ( mengi)
6. Pernpasan cepat/lambat
PENANGANAN

1.Pembebasan jalan nafas ,Posisi anak duduk


tegak , Bayi dengan bantuan orang tua atau
kepala tempat tidur ditinggikan
2.Hindari dehidrasi ( mempertahankan cairan
dan elektrolit yg adekuat )
3.Pencegahan hipotermia
4.Pertahankan kenyamanan anak
5.Lingkungan yg bebas asap rokok
6.Pemberian oksigen ( kolaborasi )
7.Observasi TTV setiap jam
8.Rujuk bila perlu
9. MERINTIH

Bayi belum bisa mengungkapkan apa


yg dirasakan , dan apabila bayi
merintih terus –menerus meski sudah
mendapat ASI , atau sudah ditimang ,
harus diwaspadai segera kolaborasi
melihat penyebab bayi merintih dan
ditangani sesuai kebutuhan
10. SINOSIS SENTRAL

Sianosis sentral adalah warna biru pada


bibir, kulit dan lidah , menandakan tidak
cukup oksigen dalam darah
Penyebab :
penyakit ganguan pernafasan( asfiksia
pneumoni, asma)
Penanganan:
Penanganan by dengan asfiksia , rujukan
TARIKAN DINDING DADA YANG KUAT
Tarikan dinding dada ( retraksi dinding dada adalah
salah satu gejala pada anak dengan penyakit
ganguan pernapasan ) yg sering terjadi pd by
dengan aspeksia atau dengan pneumoni

Penanganan
Pembebasan jalan nafas dengan mengatur posisi
bayi ( Ekstensi ) , pemebrian oksigen , kolaborasi
pengobatan faktor pencetus , merujuk

Anda mungkin juga menyukai