Anda di halaman 1dari 7

Pemeriksaan fisik pada BBL

HAND OUT

MATA KULIAH : Asuhan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita


TOPIK : Asuhan pada bayi baru lahir
SUB TOPIK : Pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir
Waktu : 25 menit
Dosen Pengajar : Wulan Damayanti

OBJEK PERILAKU SISWA

Tanpa melihat hand out mahasiswa mampu menjelaskan pengertian, tujuan,


langkah-langkah pemeriksaan, tanda bahaya dalam pemeriksaan fisik bayi baru
lahir dengan baik .

Sumber pustaka

1. Bennet & Brown.Myles Textbook for Midwifery.Hal : 583-584, 869-886


2. Varney.1997.Varney’s Midwifery.Hal : 505-514, 603-628
3. PUSDIKNAKES – WHO – JHPIEGO.2003.Panduan Pengajaran Asuhan
Kebidanan, Buku 5 asuhan Bayi Baru Lahir.Hal : 11-17
4. Saifuddin, Abdul Bari. 2004. Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta. YBP-SP. Hal: N 30-N 36
5. Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 2003. Diagnosis fisis pada anak.
Edisi ke-2. CV Sagung seto. Jakarta
6. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan. cetakan I.
EGC.Jakarta
7. Kusmiyati,Yuni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik
kebidanan.fitramaya.Yogyakarta

Pendahuluan

Asuhan pada bayi baru lahir harus diketahui dan dilaksanakan dengan
trampil. Sebelum melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir bermasalah atau
dengan risiko tinggi, harus diketahui terlebih dahulu tentang asuhan bayi baru
lahir normal. Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah
lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke
ekstra uterine.
Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan
dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak


kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi
tampak tidak sehat.

Materi

I. ASUHAN BAYI BARU LAHIR


Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu
untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap
untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan

II. PEMERIKSAAN FISIK


Kegiatan ini merupakan pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang
bertujuan untuk memastikan normalitas & mendeteksi adanya
penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan
apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi
tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau
bayi tampak tidak sehat.

a. Prosedur
1. Jelaskan pada ibu dan keluarga maksud dan tujuan dilakukan
pemeriksaan
2. Lakukan anamnesa riwayat dari ibu meliputi faktor genetik, faktor
lingkungan, sosial,faktor ibu (maternal),faktor perinatal, intranatal,
dan neonatal
3. Susun alat secara ergonomis
4. Cuci tangan menggunakan sabun dibawah air mengalir, keringkan
dengan handuk bersih
5. Memakai sarung tangan
6. Letakkan bayi pada tempat yang rata

b. Peralatan dan perlengkapan


1. kapas
2. senter
3. termometer
4. stetoskop
5. selimut bayi
6. bengkok
7. timbangan bayi
8. pita ukur/metlin
9. pengukur panjang badan

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

c. Pengukuran anthopometri
1. Penimbangan berat badan
Letakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala penimbangan
ke titik nol sebelum penimbangan. Hasil timbangan dikurangi berat
alas dan pembungkus bayi

2. Pengukuran panjang badan


Letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari
kepala sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur
harus terbuat dari bahan yang tidak lentur.

3. Ukur lingkar kepala


Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala
kembali lagi ke dahi.

4. ukur lingkar dada


ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)

d. Pemeriksaan menyeluruh
1. Kepala
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan
tampilannya normal atau tidak. Sutura yang berjarak lebar
mengindikasikan bayi preterm.
Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum,
sefal hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang
tengkorak
Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti ; anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dan sebagainya

2. Wajah
wajah harus tampak simetris. Terkadang wajah bayi tampak
asimetris hal ini dikarenakan posisi bayi di intrauteri. Perhatikan
kelainan wajah yang khas seperti sindrom down atau sindrom piere
robin. Perhatikan juga kelainan wajah akibat trauma lahir seperti
laserasi, paresi N.fasialis

3. Mata
Goyangkan kepala bayi secara perlahan-lahan supaya mata
bayi terbuka.
Periksa jumlah, posisi atau letak mata
Perksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata yang belum
sempurna
Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya akan tampak
sebagai pembesaran kemudian sebagai kekeruhan pada kornea
Katarak kongenital akan mudah terlihat yaitu pupil berwarna
putih. Pupil harus tampak bulat. Terkadang ditemukan bentuk

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

seperti lubang kunci (kolobama) yang dapat mengindikasikan


adanya defek retina
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis oleh kuman
gonokokus dapat menjadi panoftalmia dan menyebabkan
kebutaan
Apabila ditemukan epichantus melebar kemungkinan bayi
mengalami sindrom down

4. Hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya
harus lebih dari 2,5 cm.
Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui mulut harus
diperhatikan kemungkinan ada obstruksi jalan napas akarena
atresia koana bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah hal ini kemungkinan adanya sifilis kongenital
Perksa adanya pernapasa cuping hidung, jika cuping hidung
mengembang menunjukkan adanya gangguan pernapasan

5. Mulut
Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris.
Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya palsi wajah. Mulut
yang kecil menunjukkan mikrognatia
Periksa adanya bibir sumbing, adanya gigi atau ranula (kista
lunak yang berasal dari dasar mulut)
Periksa keutuhan langit-langit, terutama pada persambungan
antara palatum keras dan lunak
Perhatika adanya bercak putih pada gusi atau palatum yang
biasanya terjadi akibatvEpistein’s pearl atau gigi
Periksa lidah apakah membesar atau sering bergerak. Bayi
dengan edema otak atau tekanan intrakranial meninggi
seringkali lidahnya keluar masuk (tanda foote)

6. Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya
Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang
Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan lengkungan
yang jelas dibagia atas
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang letaknya
rendah (low set ears) terdapat pada bayi yangmengalami
sindrom tertentu (Pierre-robin)
Perhatikan adanya kulit tambahan atau aurikel hal ini dapat
berhubungan dengan abnormalitas ginjal

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

7. Leher
Leher bayibiasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya. Pergerakannya harus baik. Jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada kelainan tulang
leher
Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan
kerusakan pad fleksus brakhialis
Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan.periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
Adanya lipata kulit yang berlebihan di bagian belakang leher
menunjukkan adanya kemungkinan trisomi 21.

8. Klavikula
Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama
pada bayi yang lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu.
Periksa kemungkinan adanya fraktur

9. Tangan
Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan cara
meluruskan kedua lengan ke bawah
Kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang
kemungkinan adanya kerusakan neurologis atau fraktur
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya polidaktili atau sidaktili
Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya
satu buah berkaitan dengan abnormaltas kromosom, seperti
trisomi 21
Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat terinfeksi atau
tercabut sehingga menimbulkan luka dan perdarahan

10. Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak
simetris kemungkinan bayi mengalami pneumotoraks, paresis
diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan yang normal
dinding dada dan abdomen bergerak secara bersamaan.Tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu diperhatikan
Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan
baik dan tampak simetris
Payudara dapat tampak membesar tetapi ini normal

11. Abdomen
Abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan
dengan gerakan dada saat bernapas. Kaji adanya
pembengkakan
Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika
Abdomen yang membuncit kemungkinan karena hepato-
splenomegali atau tumor lainnya

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

Jika perut kembung kemungkinan adanya enterokolitis vesikalis,


omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten

12. Genetalia
Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3
cm.Periksa posisi lubang uretra. Prepusium tidak boleh ditarik
karena akan menyebabkan fimosis
Periksa adanya hipospadia dan epispadia
Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada
dua
Pada bayi perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia
minora
Lubang uretra terpisah dengan lubang vagina
Terkadang tampak adanya sekret yang berdarah dari vagina,
hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl
bedding)

13. Anus dan Rektum


Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinya
Mekonium secara umum keluar pada 24 jam pertama, jika sampai
48 jam belumkeluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

14. Tungkai
Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki. Periksa panjang kedua
kaki dengan meluruskan keduanya dan bandingkan
Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas. Kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya trauma, misalnya fraktur, kerusakan
neurologis.
Periksa adanya polidaktili atau sidaktili padajari kaki

15. Spinal
Periksa psina dengan cara menelungkupkan bayi, cari adanya
tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida, pembengkakan,
lesung atau bercak kecil berambut yang dapat menunjukkan
adanya abdormalitas medula spinalis atau kolumna vertebra

16. Kulit
Perhatikan kondisi kuli bayi.
Periksa adanya ruam dan bercak atau tanda lahir
Periksa adanya pembekakan
Perhatinan adanya vernik kaseosa
Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada
bayi kurang bulan

Wulan Damayanti
Pemeriksaan fisik pada BBL

Kesimpulan

Pemeriksaan fisik merupakan pengkajian yang dilakukan oleh


bidan atau tenaga kesehatan lain yang bertujuan untuk memastikan
normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari normal.
Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan
apa yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi
tidak kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau
bayi tampak tidak sehat.
Dalam pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir ini dibutuhkan alat-
alat yang lengkap kemudian dalam melakukan pemeriksaan dilakukan
secara sistematis mulai kepala sampai kaki untuk menunjang keakuratan
pemeriksaan.

Evaluasi

ESSAY

1. Jelaskan pengertian Asuhan pada Bayi Baru lahir ?


2. Jelaskan tujuan dilakukannya pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir ?
3. Sebutkan alat-alat yang dibutuhkan dalam pemeriksaan fisik pada Bayi
Baru Lahir ?
4. Sebutkan langkah-langkah pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir ?
5. Sebutkan prosedur yang harus dilakukan tenaga kesehatan sebelum
melakukan pemeriksaan fisik pada Bayi Baru Lahir ?

Wulan Damayanti

Anda mungkin juga menyukai