Anda di halaman 1dari 6

LANDASAN TEORI SINGKAT PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN ANAK

1. DEFINISI
Pemeriksaan fisik adalah proses berkelanjutan yan di mulai secara wawancara,
terutama dengan menggunakan inspeksi atau observasi

2. TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK


Tujuan pemeriksaan fisik adalah memperoleh informasi yang akurat tentang keadaan
fisik pasien. Karena sifat alamiah bayi dan anak, urutan pemeriksaan tidak harus
menuruti sistematika yang lazim pada orang dewasa. Dalam pemeriksaan anak harus
memperhatikan kebutuhan perkembangan mental anak. Penggunaan perkembangan
mental dan kronologi umur sebagai kriteria utama dalam pengkajian tiap sistem tubuh
memudahkan / menyelesaikan dari beberapa tujuan, di antaranya:
a. Meminimalkan stress dan ansietas yang berhubungan dengan pengkajian pada
bagian-bagia tubuh yang berbeda.
b. Memelihara dan membina hubungan saling percaya antara perawat, anak dan
orang tua.
c. Memberikan perlindungan yang esensial pada hubungan antara orang tua – anak,
terutama dengan anak kecil.
d. Memaksimalkan keakuratan dan reabilitas hasil pengkajian.

3. KOMUNIKASI SEBELUM PEMERIKSAAN FISIK


a. Bicara dulu pada orang tua, tunjukkan bahwa kita akan membina hubungan yang
baik dengannya. Dengan demikian, anak akan melihat bahwa kita berbuat baik
terhadap orang tuanya.
b. Mulai kontak dengan anak dengan menceritakan sesuatu yang lucu.
c. Gunakan maianan sebagai titik masuk berbicara pada anak.
d. Apabila memungkinkan, ajukan pilihan pada anak tersebut tetang pemriksaan
yang diinginkan, sambil duduk di tempat tidur / dipangku oleh orang tua.
e. Pemeriksaan yang menimbulkan trauma dilakukan paling akhir.
f. Hindarkan pemeriksaan dengan menggunakan alat yang menimbulkan rasa takut,
misalnya termometer atau stetoskop yang terasa dingin.

4. HAL YANG PERLU DI PERHATIKAN


a. Posisi pada saat melakukan pemeriksaan fisik.
b. Umur pasien atau anak.
c. Persiapan anak.
d. Tingkat kesadaran anak.
e. Keadaan normal dan abnormalitas baik potensial / aktual sistem yang dikaji.
f. Sebelum melakukan pemeriksaan fisik perawat diharapkan mengerti dan
memahami sifat dan karakter anak pada (tiap-tiap tumbuh kembang).
g. Menjaga dan mempertahankan anak supaya kooperatif dalam pemeriksaan maka
sangat perlu dilakukan kerjasama orang tua, karena orang tua pemegang
keputusan utama dan orang yang paling dekat dengan anak.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLTEKKES KEMENKES PADANG
PRODI KEPERAWATAN SOLOK
Jln. Laing Tembok Jaya Kota Solok Telp/Faks. (0755) 20455

LEMBARAN PENILAIAN UJIAN PRAKTEK


JENIS KETERAMPILAN : PEMERIKSAAN FISIK BAYI/ANAK
TANGGAL :
NAMA MAHASISWA :
NIM :
NO NILAI HAL-HAL YANG HARUS DINILAI RASIONAL SKOR KET
1 Prinsip Pemeriksaan Bayi Baru Lahir:
1. Jelaskan prosedur pada orang tua
dan minta persetujuan tindakan
2. Cuci dan keringkan tangan, pakai
sarung tangan
3. Pastikan pencahayaan baik
4. periksa apakah bayi dalam keadaan
hangat, buka bagian yang akan
diperiksa.
5. periksa bayi secara sistematis

2 Peralatan dan Perlengkapan:


1. kapas, senter, termometer, stetoskop
2. selimut bayi
3. bengkok, timbangan bayi, pita ukur/
mettlin, pengukur panjang badan

Persiapan :
3 1. Jelaskan pada ibu dan keluarga
maksud dan tujuan dari pemeriksaan
2. Cuci tangan dengan sabun dibawah
air mengalir, keringkan dengan
handuk bersih.
3. memakai sarung tangan.
4. Letakkan bayi pada tempat yang
rata.

4 Prosedur Tindakan
Pengukuran Antropometri:
1. Penimbangan berat badan:
 Letakkan kain/ kertas pelindung dan
atur skala penimbangan ke titik nol
sebelum penimbangan.
 Hasil timbangan dikurangi berat alas
dan pembungkus bayi
 Bbnortrmal 2.500-3.500 gr, bila BB
≤ 2500 gr dikatakan BBLR, ≥ 3.500
gr dikatakan makrosomia.
2. Pengukuran panjang badan:
 Letakkan bayi ditempat yang datar .
ukur dari kepala sampai tumit,
dengan kaki/ badan bayi diluruskan.
PB normal 45-50 cm.
3. Ukur lingkar kepala:
 Ukur dari dahi kemudian melingkari
kepala kembali lagi ke dahi.
 LK normal 33-35 cm. Diameter
kepala ≤ 3 cm dari LD, Dikatakan
mikrosefalus, ≥ 3 cm dari LD,
dikatakan hidrosefalus.
4. Ukur lingkar dada
 Ukur dari daerah dada ke punggung
kembali ke dada, LD normal 30-33
cm.
Pemeriksaan Fisik
1. Kepala:
 Ukuran sutura dan fontanel,
moulding.
 Trauma kelahiran : caput
suksedaneum, sefal hematoma,
perdarahan subaponeurotik / fraktur
tulang tengkorak.
 Kelainan kongenital : anensefali,
mikrosefali, kraniotabes dsb.
2. Wajah: simetris/ tidak, sindrom down,
laserasi,
3. Mata:
 Goyangkan kepala perlahan supaya
mata bayi terbuka.
 Periksa jumlah, posisi atau letak
mata, strabismus.
 Glaukoma kongenital, katarak
kongenital, defek retina.
 Adanya sekret pada mata,
konjungtivitis, ephicantus melebur
kemungkinan bayi mengalami
sindrom sown.
4. Hidung:
 Bentuk dan lebar hidung, bernapas
dengan hidung, jika melalui mulut
harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas.
 Adanya secret, adanya pernafasan
cuping hidung.
5. Mulut:
 Bibir harus simetris, adanya bibir
sumbing, adanya gigi ranula,
keutuhan langit-langit.
 Adanya bercak putih pada gusi yang
biasanya terjadi akibatvepisteins
pearl.
 Lidah apakah membesar/ sering
bergerak.
6. Tellinga : periksa jumlah, bentuk dan
posisinya, adanya aurikel.
7. Leher:
 Kesimetrisan leher, pergerakannya
harus baik, adanya traujma leher.
 Adanya edema, pembesaran kelenjar
tyroid dan vena jugularis.
8. Klavikula : raba keutuhannya, periksa
kemungkinan adanya fraktur.
9. Tangan:
 Kedua lengan harus sama panjang
dan bebas bergerak, periksa jumlah
jari.
 Telapak tangan harus dapat terbuka,
periksa adanya paronisia pada kuku.
10. Dada:
 Kesimetrisan gerakan dada saat
bernafas:
 Normal 30-60x/menit, tanpa
adanya retraksi dada dan
suara merintih saat
ekspirasi.
 Jika BBL ≤ 2.500 gr/ usia
kehamilan ≤37 minggu.
Kemungkinan adanya
retraksi dada ringan.
 Jika pernafasan berhenti
beberapa detik secara
periodik, maka masih
dikatakan dalam batas
normal.
 Tarikan sternum atau interkostal
pada saat bernafas.
 Puting susu sudah terbentuk dengan
baik dan tampak simetris.
 Payudara dapat tampak membesar
tetapi ini normal.
 Denyut jantung bayi normal apabila
frekuensinya 100-160x/menit.
11. Abdomen: abdomen harus tampak bulat
dan bergerak secara bersamaan dengan
gerakan dada saat bernafas. Kaji adanya
pembengkakan.
12. genetalia:
 Bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm
dan lebar 1-1,3 cm. Periksa posisi
lubang uretra. Skrotum dipalpasi
untuk memeriksa jumlah testis ada
dua.
 Bayi perempuan labia mayora
menutupi labia minora, lubang uretra
terpisah dengan lubang vagina.
13. Anus dan Rectum:
 Periksa adanya kelainan atresia ani,
kaji posisinya.
14. Ekstermitas: kesimetrisan dan dapat
bergerak bebas.
15. jelaskan pada ibu atau keluarga tentang
hasil pemeriksaan
16. rapikan bayi
17. bereskan alat
18. cuci tangan dan lepas handschoen.
19. Lakukan pendokumentasian tindakan dan
hasil pemeriksaan.

Sikap:
5 1. melakukan tindakan dengan sistematis.
2. teliti, sopan dan sabar.
3. percaya diri.

Total

Solok, 2015
Penguji

( )

Anda mungkin juga menyukai