Anda di halaman 1dari 22

JOBSHEET

Nama Mahasiswa : Venni Alvionita

Npm : 41215005

Hari/Tanggal/Jam : Sabtu, 25 Februari 2017

Topik Keterampilan : Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Unit : MK. Asuhan Neonatus Bayi Baru lahir

Tempat Pengkajian : BPS SRI INDRAYANI, SST

Objek Prilaku Siswa : Setelah mempelajari praktek pemeriksaan fisik bayi baru lahir ini,
diharapkan mahasiswa mampu :

1. Menyiapkan perlengkapan dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan


fisik bayi baru lahir dengan benar
2. Melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir secara sistematis
3. Mendeteksi secara dini adanya kelainan dan masalah pada bayi baru lahir
4. Melakukan pendokumentasian
Metode :
Alat Bantu Ngajar : 1. Jobsheet
2. Daftar Tilik
3. Pasien
Dosen Pembimbing : Arum Dwi Anjani, SST, M.Biomed
Daftar Pustaka :

Referensi Bobak. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedukteran EGC. Jakarta. 2005.

hal 384403

Johnson, Ruth. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2005. hal. 263-273

Henderson, Christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2006. hal 385-390

Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. hal. 136-138

Saifuddin, Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002. hal. N30-N34
DASAR TEORI

1. Tujuan Pembelajaran

Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sesuai dengan prosedur.

2. Dasar Teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam rangkaian
pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai dasar dalam
menentukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam melakukan pemeriksaan ini
sebaiknya bayi dalam keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah
kehilangan panas. Tujuan pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan
umum bayi, menentukan status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam
kehidupan ekstrauteri, dan mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.

3. Petunjuk dan keselamatan kerja


a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik
b. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
c. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
d. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan
dengan baik
e. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman

4. Alat dan bahan


a. Manikin bayi
b. Selimut bayi
c. Pakaian bayi
d. Timbangan bayi
e. Alas dan baki
f. Bengkok
g. Bak instrumen
h. Stetoskop
i. Handschoon 1 pasang
j. Midline
k. Kom tutup berisi kapas DTT
l. Termometer
m. Jam tangan / Stopwatch
n. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
o. Baskom berisi klorin 0,5% 16. Lampu sorot

5. Prosedur Pelaksanaan
a. Persiapan
- Lakukan konseling dan informed consent
- Siapkan peralatan, bahan dan perlengkapan yang akan digunakan serta susun
atau letakkan secara ergomestric
- Siapkan lingkungan untuk menjaga privasi klien
- Beritahu ibu tentang tindakan yang dilakukan
- Perhatikan tindakan pemeriksaan fisik

b. Langkah-langkah

NO LANGKAH GAMBAR

1. Melakukan inform consent :


memberi tahu dan menjelaskan
pada ibu atau keluarga tentang
tujuan dan prosedur tindakan
yang akan dilakukan
2. Menyiapkan alat dan bahan
secara Ergonomis (memastikan
kelengkapan alat)

3.. Mencuci tangan dengan sabun


di bawah air mengalir,
keringkan dengan handuk
bersih, lalu menggunakan
sarung tangan bersi

4. Menjaga suhu bayi dan


lingkungan dalam keadaan sehat
:
a. Gunakan lampu sorot
untuk menghangatkan
bayi (jarak lampu sorot
dengan bayi + 60 cm
b. AC dan kipas angin
tidak boleh dihidupka
5. Meletakkan bayi pada tempat
yang rata/tempat tidur
(upayakan tampat untuk
pemeriksaan aman, menghindari
bayi terjatuh), dan atur posisi
bayi dalam keadaan telentang

PENGUKURAN ANTOPOMETRI

6. Melakukan penimbangan (berat


badan) :
a. Letakan kain atau kertas
pelindung dan atur skala
timbangan ke titik nol
sebelum penimbangan
b. Hasil timbangan
dikurangi dengan berat
alas dan pembungkus
bayi
c. Normal: 2500-4000
gram
7. Melakukan pengukuran panjang
badan :
a. Letakan bayi di tempat
yang datar
b. Ukur panjang bayi
menggunakan alat
pengikur panjang badan
dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi
diluruskan
c. Normal: 49-50 cm

8. Mengukur lingkar kepala :


Cara :
a.Mengukur kepala pada
diameter terbesar yaitu
frontali- oksipitalis
b.Jika terdapat caput
suksedanium, dapat
dilakukan hari ke-2 atau ke-3
c.Normal: 33-35 cm
9. Mengukur lingkar dada :
a. Pengukuran dilakukan
dari daerah dada ke
punggung kembali ke
dada (pengukuran
dilakukan melalui
kedua putting susu)
b. Normal: 30-38 c

PEMERIKSAAN TANDA VITAL

10. Pemeriksaan suhu bayi :


a. Dilakukan di aksila, 5-10
menit
b. Suhu normal bayi 36,5-37,20
C
11. Pemantauan denyut jantung bayi
:
a. Memperhatikan keteraturan
denyut jantung bayi, hitung
frekuensinya selama 1 menit
penuh
b. Denyut jantung normal 120-
160 x/m

12. Pemantauan pernafasan bayi :


a. Menghitung pernafasan
bayi selama 1 menit
penuh
b. b.Memantau adanya
apnu dan dengarkan
suara nafas
c. Memperhatikan tarikan
dada bayi
d. Pernafas normal = 40-60
x/mnt

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


13. Melakukan pemeriksaan kepala:
a. Raba sepanjang garis
sutura dan fontanel,
apakah ukuran dan
tampilannya normal
b. Fontanel anterior haru
diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat
prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan
yang terlalu kecil terjadi
pada mikrosefali
c. Periksa adanya tauma
kelahiran misalnya;
caput suksedaneum,
cephal hematoma,
perdarahan
subaponeurotik/fraktur
tulang tengkorak
d. Perhatikan adanya
kelainan kongenital
seperti: anensefali,
mikrosefali
14. Melakukan pemeriksaan mata
a. Periksa jumlah, posisi
atau letak mata
b. Periksa adanya
strabismus yaitu
koordinasi mata yang\
belum sempurna
c. Periksa adanya
glaukoma kongenital,
mulanya akan tampak
sebagai pembesaran
kemudian sebagai
kekeruhan pada kornea
d. Periksa adanya trauma
seperti palpebra,
perdarahan konjungtiva
atau retina
e. Periksa adanya sekret
pada mata,
konjungtivitis oleh
kuman gonokokus dapat
menjadi panoftalmia dan
menyebabkan kebutaan
f. Periksa keadaan sclera,
apakah nampak gejala
icterus atau tidak
g. Kaji eyeblink reflex:
refleks gerakan seperti
menutup dan
mengejapkan mata, jika
bayi terkena sinar atau
hembusan angin,
matanya akan
menutupatau dia akan
mengerjapkan matanya
15. Memeriksa telinga :
a. Periksa dan pastikan
jumlah, bentuk dan
posisinya (simetris atau
tidak)
b. Pada bayi cukup bulan,
tulang rawan sudah
matang - Daun telinga
harus berbentuk
sempurna dengan
lengkungan yang jelas
di bagian atas
c. Perhatikan letak daun
telinga, daun telinga
yang letaknya rendah
(low set ears) terdapat
pada bayi
yangmengalami sindrom
tertentu (Pierrerobin)
16. Periksa hidung :
a. Kaji bentuk dan lebar
hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm
b. Bayi harus bernapas
dengan hidung, jika
melalui mulut harus
diperhatikan
kemungkinan ada
obstruksi jalan napas
akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang
hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke
nasofaring
c. Periksa adanya sekret
mukopurulen yang
terkadang berdarah , hal
ini kemungkinan adanya
sifilis congenital
d. Periksa adanya
pernapasa cuping
hidung, jika cuping
hidung mengembang
menunjukkan adanya
gangguan pernapasan
17. Melakukan pemeriksaan bibir
dan mulut :
a. Kaji bentuk bibir apakah
simetris atau tidak
b. Perhatikan daerah
langit-langit mulut dan
bibir jika ada bibir
sumbing
c. Perhatikan jika ada
bercak putih pada gusi
maupun palatum
d. Kaji reflex rooting
(mencari putting susu),
reflex
sucking/menghisap dan
reflex swallowing
/menelan
18. Melakukan pemeriksaan leher :
a. Leher bayi biasanya
pendek dan harus
diperiksa
kesimetrisannya
c. Pergerakannya harus
baik, jika terdapat
keterbatasan pergerakan
kemungkinan ada
kelainan tulang leher
d. Periksa adanya trauma
leher yang dapat
menyebabkan kerusakan
pada fleksus brakhialis
e. Lakukan perabaan untuk
mengidentifikasi adanya
pembengkakan/pembesa
ran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
19.. Melakukan periksa dada :
a. Periksa kesimetrisan
gerakan dada saat
bernapas, pernapasan
yang normal dinding
dada dan abdomen
bergerak secara
bersamaan, tarikan
sternum atau interkostal
pada saat bernapas perlu
diperhatikan
b. Pada bayi cukup bulan,
puting susu sudah
terbentuk dengan baik
dan tampak simetris, cek
pengeluarannya
c. Payudara dapat tampak
membesar tetapi ini
normal
20. Memeriksa bahu, lengan, tangan
:
a. Kedua lengan harus
sama panjang, periksa
dengan cara meluruskan
kedua lengan ke bawah
b. Periksa jumlah jari,
perhatikan
adanyapolidaktili atau
sidaktili
c. Telapak tangan harus
dapat terbuka, garis
tangan yang hanya satu
buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom,
seperti trisomi 21
d. Periksa adanya paronisia
pada kuku yang dapat
terinfeksi atau tercabut
sehingga menimbulkan
luka dan perdarahan
e. Kaji refleks moro dan
kemungkinan adanya
fraktur: bayi akan
mengembangkan
tanganya ke samping dan
melebarkan jari-jarinya
kemudian menarik
tangannya kembali
dengan cepat seperti
ingin memeluk
seseorang - Kaji refleks
palmar
grasping/menggenggam:
timbul bila kita
mengoreskan jari
melalui bagian dalam
atau meletakkan jari kita
pada telapak tangan
bayi, jari-jari bayi akan
melingkar ke dalam
seolah memegangi suatu
benda dengan kuat
21. Memeriksa abdomen :
a. Amati tali pusat: pada
tali pusat, terdapat 2
arteri dan 1 vena
b. Observasi pergerakan
abdomen, abdomen
tampak bulat dan
bergerak serentak
dengan pergerakan dada
sat bernafas
c. Raba abdomen untuk
memeriksa adanya
massa
d. Melihat dan meraba
bentuk abdomen : raba
apakah ada massa
abnormal, bentuk perut
sangat cekung
kemungkinan terdapat
hernia diafragmatika,
bentuk abdomen yang
membuncit
kemungkinan karena
hepato
e. splenomegali atau tumor
lainnya
22. Memeriksa genetalia
Bayi laki-laki :
a. Pada bayi laki-laki
panjang penis 3-4 cm
dan lebar 1-1,3 cm
b. Periksa posisi lubang
uretra (normal berada
pada ujung penis),
prepusium tidak boleh
ditarik karena akan
menyebabkan fimosis
c. Skrortum harus dipalpasi
untuk memastikan
jumlah testis ada dua
(bayi cukup bulan testis
sudah turun di skrotum)
Bayi perempuan :
a. Pada bayi cukup bulan
labia mayora telah
menutupi labia minora
b. Pastikan lubang uretra
terpisah dengan lubang
vagina – Terkadang
tampak adanya sekret
berwarna putih atau
berdarah dari vagina, hal
ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu
(withdrawl bedding)
23. Memeriksa tungkai dan kaki :
a. Periksa kesimetrisan
tungkai dan kaki
b. Periksa panjang kedua
kaki dengan meluruskan
keduanya dan
bandingkan, juga hitung
jumlah jari-jari kaki
c. Kedua tungkai harus
dapat bergerak bebas,
kuraknya gerakan
berkaitan dengan adanya
trauma, misalnya fraktur,
kerusakan neurologis
d. Mengkaji refleks
Babinski : dengan
mengusap/menekan
bagian menonjol dari
dasar jari di telapak kaki
bayi keatas dan jari-jari
membuka
24. Periksa spinal/punggung :
a. Periksa spina dengan
cara menelungkupkan
bayi, cari adanya tanda-
tanda abnormalitas
seperti spina bifida,
pembengkakan, lesung
atau bercak kecil
berambut yang dapat
menunjukkan adanya
abdormalitas medula
spinalis atau kolumna
vertebra
24. Periksa anus dan rectum :
a. Periksa adanya kelainan
atresia ani, kaji
posisinya
b. Mekonium secara
umum keluar pada 24
jam pertama, jika
sampai 48 jam
belumkeluar
kemungkinan adanya
mekonium plug
syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran
pencernaan
25. Memeriksa kulit :
a. Perhatikan kondisi kulit
bayi : warna, ruam,
pembengkakan, tanda-
tanda infeksi
b. Periksa adanya bercak
atau tanda lahir
c. Perhatikan adanya
vernik kaseosa
d. Perhatikan adanya
lanugo, jumlah yang
banyak terdapat pada
bayi kurang bulan
26. Menjelaskan pada orang tua
hasil pemeriksaan dan
memberinya konseling

27. Merapihkan bayi dan


memberikan pada keluarganya
kembali
28. Membereskan alat dan bahan
yang telah digunakan

29. Melepas sarung tangan, lalu


mencuci tangan dengan sabun
dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
30. Melakukan dokumentasi
tindakan yang telah dilakukan

Anda mungkin juga menyukai