Anda di halaman 1dari 2

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA


JURUSAN KEPERAWATAN
JL. Letjend. Sutoyo Mojosongo Surakarta 57127
Telp. 0271-853869 - Fax. 0271-856928

STANDAR OPERASIONALPROSEDUR
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
DEFINISI Adalah sebuah suatu tindakan memeriksa tubuh pasien yang dilakukan oleh perawat untuk menemukan
tanda klinis dan kelainan-kelainan pada bayi ketika dilahirkan yang akan di dokumentasikan dalam catatan
keperawatan pasien khususnya pada bayi baru lahir.
TUJUAN 1. Untuk menentukan status kesehatan klien
2. Mengidentifikasi masalah
3. Mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
4. Untuk untuk mengenal dan menemukan kelainan yang perlu mendapat tindakan segera.
5. Untuk menentukan data objektif dari riwayat keperawatan klien.
INDIKASI Bayi baru lahir
KEBIJAKAN ISO 9001 : 2008
Standar akademik
PETUGAS Dosen
DOKUMEN YG 1. Handscoon
DIPERLUKAN 2. Tissue dalam tempatnya
3. Senter
4. Termometer
5. Stetoskop
6. Tong spatel
7. Selimut bayi
8. Bengkok
9. Timbangan bayi
10. Selimut bayi
11. Pita ukur/metlin
12. Pengukur panjang badan

PROSEDUR 1. Mengidentifikasi indikasi tindakan


2.Melakukan interaksi terapeutik: menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3.Menyiapkan alat
4.Mencuci tangan
5.Lakukan penilaian apgar Score dengan cara menjumlahkan hasil penilaian tanda, seperti laju jantung,
kemampuan bernafas, kekuatan tonus otot, kemampuan refleks dan warna kulit.
6.Tentukan hasil penilaian,
7.Lakukan Penimbangan berat badan dengan meletakkan kain atau kertas pelindung dan atur skala
penimbangan ke titik nol sebelum penimbangan.
8.Lakukan Pengukuran panjang badan, letakkan bayi di tempat yang datar. Ukur panjang badan dari kepala
sampai tumit dengan kaki/badan bayi diluruskan. Alat ukur harus terbuat dari bahan yang tidak lentur
9.Lakukan pengukuran lingkar kepala. Pengukuran dilakukan dari dahi kemudian melingkari kepala kembali
lagi ke dahi
10. Lakukan pengukuran lingkar dada. Ukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke dada
(pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu).
11. Lakukan Inspeksi pada daerah kepala. Raba sepanjang garis sutura dan fontanel ,apakah ukuran dan
tampilannya normal.
12. Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.dan kelainan pada kepala
13. Periksa wajah bayi, simetris atau tidak, kelainan wajah yang khas seperti sindrom down dan trauma
lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis
14. Lakukan inspeksi daerah mata apakah ada strabismus, glaukoma kongenital, Katarak kongenital,
perdarahan konjungtiva atau retina, konjungtivitis dan kebersihan mata.
15. Periksa bentuk dan lebar hidung : pada bayi cukup bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm, adanya
sekret yang mukopurulen yang terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital dan
pernafasan cuping hidung
16. Perhatikan mulut bayi, bibir harus berbentuk dan simetris. Ketidaksimetrisan bibir menunjukkan adanya
palsi wajah, periksa juga adanya ada/tidaknya bibir sumbing, gigi yang tumbuh atau ranula
17. Periksa telinga dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya dalam keadaan normal. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang mengalami sindrom tertentu. Bunyikan bel atau
suara, apabila terjadi refleks terkejut maka pendengarannya baik, apabila tidak terjadi refleks maka
kemungkinan terjadi gangguan pendengaran.
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
JL. Letjend. Sutoyo Mojosongo Surakarta 57127
Telp. 0271-853869 - Fax. 0271-856928

18. Periksa adanya trauma leher yang dapat menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis. Lakukan
perabaan untuk mengidentifikasi adanya pembengkakan. Periksa adanya pembesaran kelenjar tyroid
dan vena jugularis. Raba seluruh klavikula untuk memastikan keutuhannya terutama pada bayi yang
lahir dengan presentasi bokong atau distosia bahu. Periksa kemungkinan adanya fraktur.
19. Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas. Apabila tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotoraks, paresis diafragma atau hernia diafragmatika. Pernapasan bayi yang normal dinding
dada dan abdomen bergerak secara bersamaan. Perhatikan tarikan sternum atau interkostal pada saat
bernapas. Frekuensi pernapasan bayi normal antara 40-60 kali permenit.
20. Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah terbentuk dengan baik dan tampak simetris. Payudara dapat
tampak membesar tetapi ini normal. lakukan palpasi pada daerah dada, untuk menentukan ada
tidaknya fraktur klavikula dengan cara meraba ictus cordis dengan menentukan posisi jantung. Lakukan
Auskultasi paru dan jantung dengan menggunakan stetoskop untuk menlai frekuensi dan suara
napa/jantung. Secara normal frekuensi denyut jantung antara 120-160 x / menit.
21. Kaji bentuk abdomen, abdomen harus tampak bulat dan bergerak secara bersamaan dengan gerakan
dada saat bernapas. Lakukan pemeriksaan pada tali pusat bertujuan untuk menilai ada tidaknya
kelainan pada tali pusat dan seperti, ada tidaknya vena dan arteri, tali simpul pada tali pusat dan lain-
lain. Jika perut sangat cekung kemungkinan terdapat hernia diafragmatika. Abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau tumor lainnya. Jika perut kembung kemungkinan
adanya enterokolitis vesikalis, omfalokel atau ductus omfaloentriskus persisten. Lakukan Auskultasi
adanya bising Usus.
22. Kaji pergerakan eksterimitas, kedua lengan harus bebas bergerak, jika gerakan kurang kemungkinan
adanya kerusakan neurologis atau fraktur. Periksa jumlah jari, untuk menilai adanya sindaktili atau
polidaktili. Periksa telapak tangan : telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan yang hanya satu
buah berkaitan dengan abnormalitas kromosom, seperti trisomi 21
23. Periksa punggung dan tulang belakang, dengan menelungkupkan bayi : apakah ada spinabifida,
pembengkakan, lesung daan kelainan lainnya
24. Periksa genetalia : Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar 1-1,3 cm.Periksa posisi lubang
uretra. Prepusium tidak boleh ditarik karena akan menyebabkan fimosis. Periksa adanya hipospadia
dan epispadia
Skrotum harus dipalpasi untuk memastikan jumlah testis ada dua dan telah masuk disrotum. Pada bayi
perempuan cukup bulan labia mayora menutupi labia minora. Terkadang tampak adanya sekret yang
berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
25. Periksa adanya kelainan atresia ani , kaji posisinyaMekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belum keluar kemungkinan adanya mekonium plug syndrom, megakolon
atau obstruksi saluran pencernaan
26. Periksa kulit bayi, apakah ada ruam, pembengkaan, dan bercak atau tanda lahir.
27. Perhatikan adanya vernik kaseosa ( zat yang bersifat seperti lemak berfungsi sebagai pelumas atau
sebagai isolasi panas yang akan menutupi bayi cukup bulan).Perhatikan adanya lanugo(rambut halus
yang terdapat pada punggung bayi) jumlah yang banyak terdapat pada bayi kurang bulan daripada bayi
cukup bulan.
28. Periksa reflek-reflek bayi : berkedip, tonikneck, babynski, moro, menggenggam, rotting, megisap,
29. Membereskan alat
30. Mencuci tangan
31. Mendokumentasikan informasi yang relevan
32. Mendemontrasikan kemampuan menghubungkan antara teori ke dlm praktek
UNIT TERKAIT 1. Pengajaran
2. Penunjang
REFERENSI 1. Pilliteri, Adele, (2003), Maternal and Child Health Nursing: Care of The Childbearing & Childrearing
Family, 4th, edition, Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins
2. Bobak Jensen, Zalar, (2005), Keperawatan Maternitas, Edisi 4, EGC, Jakarta
3. Farrer, H, (2001), Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta
4. Hamilton, P., Mary,(1995), Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, Jakarta, ECG
5. Lowdermilk, D.L. & Perry Shannon E, (2003), Maternity Nursing, 6th edition, St. Louis, Mosby.

Anda mungkin juga menyukai