Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

KONSEP DASAR DAN ASUHAN KEPERAWATAN


PADA BAYI BARU LAHIR

Disusun guna untuk memenuhi tugas Keperawatan Maternitas Profesi Ners

Disusun oleh:
WARIH MAHARDINI
NIM. 202102040053

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN 2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR

A. Pengertian Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala melalui
vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42
minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7 dan tanpa cacat
bawaan.
Neonatus bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor yang
mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu maturasi, adaptasi
dan toleransi.

B. Etiologi Bayi Baru Lahir


1. His (Kontraksi otot rahim).
2. Kontraksi otot dinding perut.
3. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
4. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Fisiologi Bayi Baru Lahir


Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi
yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat
dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar
kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang
lain untuk memenuhinya.
Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernafasannya sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan
kadar gula yang cukup, mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode
adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini
berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran untuk beberapa sistem tubuh.
Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan
sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta
menggunakan glukosa.
1. Perubahan Sistem Pernapasan
Dua faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi:
a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim
yang merangsang pusat pernafasan di otak.
b. Tekanan terhadap rongga dada yang terjadi karena kompresi paru-paru
selama persalinan yang merangsang masuknya udara kedalam paru-paru
secara mekanis (Varney, 551-552).
Interaksi antara sistem pernafasan, kardiovaskuler dan susunan syaraf pusat
menimbulkan pernafasan yang teratur dan berkesinambungan serta denyut yang
diperlukan untuk kehidupan. Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi
untuk:
a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru.
b. Mengembangkan jaringan alveolus dalam paru-paru untuk pertama kali.
2. Perubahan dalam Sistem Peredaran Darah.
Setelah lahir darah bayi harus melewati paru untuk mengambil O2 dan
mengantarkannya ke jaringan. Untuk membuat sirkulasi yang baik guna
mendukung kehidupan luar rahim harus terjadi 2 perubahan besar :
a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung.
b. Penutupan ductus arteriosus antara arteri paru-paru dan aorta.
Oksigen menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tekanan dengan
cara mengurangi dan meningkatkan resistensinya hingga mengubah aliran darah.

D. Manifestasi Klinik Bayi Baru Lahir


1. Berat badan lahir 2500-4000 gram
2. Umur kehamilan 37-40 minggu
3. Bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap ASI dengan
baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
4. Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar dada 30-38
cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit,
pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala tumbuh
sempurna, kuku agak panjang dan lemas.
5. Nilai APGAR >7
6. Refleks-refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping).
7. Organ genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis
berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya labia
minora dan mayora.
8. Mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama berwarna hitam kecokelatan
(Dewi, 2010).

E. Pemeriksaan Penunjang Bayi Baru Lahir


1. pH tali pusat, tingkat 7,20 sampai 7,24 menunjukkan status praasidosis, tingkat
rendah menunjukkan gangguan asfiksia bermakna.
2. Hemoglobin mencapai 15 sampai 20 g. Hematokrit berkisar antara 43% sampai
61%.
3. Tes Coombs langsung pada daerah tali pusat menentukan adanya kompleks
antigen-antibodi pada membran sel darah merah yang menunjukkan kondisi
hemolitik.
4. Bilirubin Total sebanyak 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl 1 sampai
2 hari dan 12 mg/dl pada 3 sampai 5 hari.

F. Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir


1. Pencegahan Infeksi (PI)
2. Penilaian awal untuk memutuskan resusitasi pada bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak dilakukan
penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan tiga pertanyaan :
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami asfiksia sehingga
harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan lendir pada jalan napas bayi tidak
dilakukan secara rutin (Kementerian Kesehatan RI, 2013)
3. Pemotongan dan perawatan tali pusat.
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
5. Pencegahan kehilangan panas melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit
bayi dan ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
6. Pemberian salep mata/tetes mata.
7. Pencegahan perdarahan melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha
kiri 6 jam setelah lahir.
8. Pemberian imunisasi Hepatitis B (HB 0) dosis tunggal di paha kanan 1-2 jam
setelah penyuntikan vitamin K1.
9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL).
10. Pemberian ASI eksklusif.

G. Komplikasi Pada Bayi Baru Lahir


Komplikasi pada bayi baru lahir menurut Manuaba (2013) antara lain :
1. Kelainan kongenital (kelainan pertumbuhan struktur organ janin sejak saat
pembuahan).
2. Infeksi neonatorum.
3. Aspirasi pneumonisa.
4. Diare.
5. Tetanus neonatorum.
6. Ikterus neonatorum.
H. Pengkajian Fokus Pada Bayi Baru Lahir
1. Kesadaran dan reaksi terhadap sekeliling, perlu dikurangi rangsang terhadap
reaksi terhadap rayuan, rangsang sakit, atau suara keras yang mengejutkan atau
suara mainan.
2. Keaktifan.
Bayi normal melakukan gerakan-gerakan tangan yang simetris pada waktu
bangun. Adanya tremor pada bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah
normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur, kemungkinan gejala suatu
kelainan yang perlu dilakukan pada pemeriksaan lebih lanjut.
3. Simetris
Apakah secara keseluruhan badan seimbang, kepala, apakah terlihat simetris,
benjolan seperti tumor yang lunak di belakang atas yang menyebabkan kepala
tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses kelahiran, benjolan pada
kepala tersebut hanya terdapat di sebelah kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri
atau kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur kepala, pengukuran lingkar
kepala dapat ditunda sampai kondisi benjol (Capput sucsedeneum) di kepala
hilang dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi kembali pada
bentuknya semula.
4. Muka wajah
Bayi tampak ekspresi, mata perhatikan kesimetrisan antara mata kiri dan kanan,
perhatikan adanya tanda – tanda perdarahan.berupa bercak merah yang akan
menghilang dalam waktu 6 minggu.
5. Mulut
Penampilannya harus simetris, mulut tidak mencucu seperti mulut ikan, tidak ada
tanda kebiruan pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi normal, bila
terdapat secret yang berlebihan, kemungkinan adanya kelainan bawaan saluran
cerna.
6. Leher dada dan abdomen
Melihat adanya cedera akibat persalinan perhatikan ada tidaknya kelainan pada
pernafasan bayi, karena bayi biasanya ada pernafasan perut.
7. Punggung
Adanya benjolan, tumor atau tulang punggung dengan lekukan yang kurang
sempurna, bahu, tangan, sendi, tungkai, perlu perhatikan bentuk, gerakannya,
fraktur bila ekstermitas lunglai atau kurang gerak, varices.
8. Kulit dan kuku
Dalam keadaan normal kulit berwarna kemerahan, kadang–kadang didapatkan
kulit yang mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebuhan harus difikirkan
kemungkinan adanya kelainan, waspada timbulnya kulit yang warnanya tidak
rata (Cutis marmorata) ini dapat disebabkan karena temperatur dingin, telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit menjadi pucat dan
kuning, bercak– bercak besar biru yang sering terdapat di sekitar bokong
(Mongolian Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun.
9. Kelancaran menghisap dan pencernaan
Harus diperhatikan tinja dan kemih, diharapkan keluar dalam 24 jam pertama,
waspada bila terjadi perut yang tiba–tiba membesar, tanpa adanya keluarnya
tinja, disertai muntah dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera
konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk kemungkinan
Hirschprung/Congenital Megacolon.
10. Refleks
Reflek rooting, bayi menoleh kearah benda yang menyentuh pipi. Reflek isap,
terjadi apabila terdapat benda yang menyentuh bibir, yang disertai reflek
menelan. Reflek moro ialah timbulnya gerakan tangan yang simetris seperti
merangkul apabila kepala tiba–tiba digerakkan. Reflek mengeluarkan lidah
terjadi apabila diletakkan di dalam mulut, yang sering ditafsirkan bayi menolak
makanan atau minuman.
11. Berat badan
Sebaiknya tiap hari dipantau penurunan berat badan lebih dari 5% berat badan
waktu lahir, menunjukan kekurangan cairan.
I. Fokus Intervensi Pada Bayi Baru Lahir
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan nafas
a. Observasi adanya pernafasan cuping hidung, retraksi dada.
b. Observasi pernafasan mendengkur.
c. Auskultasi bunyi Krekels/Ronkhi.
d. Bersihkan jalan nafas (hisap nasofaring secara perlahan).
e. Observasi warna kulit terhadap sianosis.
f. Tempatkan bayi pada posisi Trendelenburg yang dimodifikasi pada sudut 10
derajat.
Rasional :
a. Pernafasan cuping hidung dan retraksi dada dapat memicu gagal nafas.
b. Bayi mendengkur apabila posisi tidur berada pada posisi yang tidak tepat.
c. Krekels/ronkhi merupakan bunyi nafas tidak normal.
d. Jalan nafas yang tersumbat dapat menyebabkan gagal nafas.
e. Bayi yang kekurangan O2 akan menimbulkan warna kebiru- biruan pada
tubuh bayi.
2. Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
a. Ukur suhu inti neonatus.
b. Pantau suhu kulit secara continue.
c. Atur suhu ruangan.
d. Keringkan kepala bayi dan tubuh kemudian pakaikan baju dan popok serta
dibedong dengan selimut hangat.
e. Anjurkan kepada Ibu untuk sering mendekap bayinya.
f. Kaji suhu tubuh bayi.
g. Berikan baby oil/minyak kayu putih kepada bayi (perut dan punggung)
setelah bayi dimandikan.
Rasional :
a. Suhu tubuh bayi normal (36- 37º C).
b. Menggunakan pakaian hangat/ selimut dapat mempertahankan suhu tubuh.
c. Dekapan ibu membuat bayi merasa lebih nyaman.
d. Baby oil dapat memberikan rasa hangat tehadap tubuh bayi.
3. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan.
a. Pantau tanda–tanda infeksi pada tali pusat.
b. Balut tali pusat dengan kassa kering.
c. Pertahankan penutup tali pusat tetap kering.
d. Observasi kulit dan tali pusat setiap hari untuk tanda–tanda kemerahan,
adanya cairan.
e. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
f. Ajarkan tekhnik mencuci tangan yang tepat pada Ibu sebelum
memegang/merawat bayi.
Rasional :
a. Tanda- tanda infeksi (tumor, rubor, kalor, dolor, fungsiolaesa).
b. Kassa kering menyerap cairan dan mempermudah proses pengeringan tali
pusat.
c. Mencuci tangan akan mengurangi kontaminasi bakteri.
d. Membantu untuk meminimalisasi kotaminasi bakteri.
J. Pathways Bayi Baru Lahir

BAYI BARU LAHIR

Perubahan Fisiologis

Sistem Respirasi Termoregulasi Pemotongan Tali Pusat

Hipoksia, Tekanan Adaptasi Hangat ke Jalan Masuk Bakteri


Rongga Dada Dingin Meningkatkan dan Kuman
Aktivitas Otot

Merangsang Syaraf
Pernafasan Bayi Menangis, RESIKO TINGGI
Menggigil INFEKSI

RESIKO TINGGI
POLA NAFAS RESIKO TINGGI Kegagalan
TIDAK EFEKTIF HIPOTERMI Peningkatan Suhu
DAFTAR PUSTAKA

DepKes RI. 2005. Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga.


Kusmiati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.
Manjoer, Arif dkk. 2003. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta : Media Aeusculapious.
Manuaba, Ida Bagus Gede. 2010. Ilmu Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.
Pantikawati, Ika dan Saryono. 2010. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan). Yogyakarta : Nuha
Medika.
Saifudin, Abdul Bari. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sudarti. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Sulisyawati, Ari dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarta : Salemba Medika.
Wiknjosastro, Gulardi Hanifa dkk. 2008. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai