Anda di halaman 1dari 4

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR)

PEMASANGAN RESTRAINT

Dosen Pembimbing :

Ns. Sumitro Adi Putra, S.Kep.,M.Kes

Disusun Oleh :

Ayunda intan wahyuni

Tingkat 2A

JURUSAN D3 KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN RESTRAINT

A. PRINSIP DASAR:

Restrain adalah suatu metode/cara pembatasan/restriksi yang disengaja terhadap


gerakan/perilaku seseorang. Restrain dalam psikiatrik secara umum mengacu pada suatu
bentuk tindakan menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan ekstremitas
individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan memberikan keamanan fisik dan
psikologis individu.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENGIKAT KLIEN (RESTRAINT)


PADA TANGAN DAN KAKI

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu klien dalam proses
istirahat dan tidur.
Indikasi Klien yang memiliki gangguan istirahat-tidur.
Tujuan Membantu klien dalam proses istirahat-tidur.
Persiapan pasien Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
Persiapan Lingkungan yang tenang, pasang sketsel, kalau perlu matikan
Lingkungan lampu/pasang lampu tidur yang
redup.
1. Siapkan restrain sesuai jenis pengikatan yang akan dilakukan.
2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai:
a. Tujuan pemasangan restraint.
b. Perawatan yang akan diberikan.
c. Lama pemasangan.
3. Ajukan informed consent/nota persetujuan tindakan kepada
pasien/keluarga sebelum tindakan.
4. Tutup pintu/jendela/tirai antar tempat tidur.
5. Cuci tangan.
6. Atur ekstremitas pasien dalam posisi anatomis.
7. Lindungi bagian tulang yang menonjol menggunakan kapas atau
bantalan lembut lainnya.
8. Lakukan pengikatan pada pergelangan tangan atau kaki, dan pastikan
bahwa ikatan cukup longgar dengan cara menyisipkan 2 jari di sela-
sela restrain.
9. Buat ikatan/simpul yang nantinya mudah dilepas oleh perawat (bukan
ikatan mati).
10. Ikatkan ujung restraint pada bagian tempat tidur yang memudahkan
pasien untuk menggerakkan tangan dan kakinya, dan pastikan ikatan
tidak dapat dijangkau pasien.
11. Lepaskan restraint sekurang-kurangnya tiap 2 jam atau sesuai dengan
aturan rumah sakit dan kebutuhan pasien, serta gerak-gerakkan
pergelangan tangan.
12. Selama pengikatan, lakukan hal-hal berikut:
a. Periksa tanda-tanda penurunan sirkulasi atau gangguan integritas
kulit.
b. Setelah ikatan dilepas, lakukan latihan pergerakan sendi.
c. Observasi tanda-tanda gangguan sensori, yaitu: tidur yang
berlebihan, cemas, panik, dan halusinasi.
13. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
14. Catat/dokumentasikan hal-hal berikut:
a. Alasan pemasangan restraint.
b. Tindakan alternatif yang diberikan sebelum pemasangan waktu
pemasangan dan waktu pelepasan
c. Hasil pengkajian untuk setiap shift (termasuk hal-hal yang dikaji
dan hasilnya).
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.

Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan lain-laindan kenyamanan pasien setelah


tindakan.
2. Observasi tanda kegelisahan yang menyebabkan gangguan istirahat-
tidur.

Dokumentasi 1. Mencatat tindakan yang telah dilakukan (waktu pelaksanaan, hasil


tindakan, respon objektif dan subjektif).
2. Catat jenis minuman yang diberikan dan banyaknya minuman yang
diberikan.
3. Dokumentasi dicatat dengan jelas/mudah dibaca.
4. Dokumentasi ditandatangani dan diberi nama lengkap dan jelas.

Sumber 1. Asmadi. 2008. Teknik Procedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Medika Salemba
2. Azis Alimun. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba
3. Wahid, IM dan Nuruk, C. 2008. Kebutuhan Dasar Manusia, Teori
dan Aplikasi dalam Praktek.Jakarta: Salemba Medika.
4. Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses
dan Praktik. EGC, Kedokteran.

Anda mungkin juga menyukai